Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM BAB I : Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

8

2.5 Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Terutang

Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 dua belas bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, Penulis ingin mengetahui beberapa masalah berikut : 1 Tata cara perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor pada kantor SAMSAT Perdagangan Kabupaten Simalungun 2 Sanksi Administrasi dan denda yang dikenakan pada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor 3 Persyaratan yang perlu dilengkapi Wajib Pajak dalam Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan pengajuaan judul kepada Ketua Program studi Diploma III Administasi Perpajakan, penentuan judul, persetujuan judul Universitas Sumatera Utara 9 oleh Ketua Program studi Diploma III Administasi Perpajakan, menyusun proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, seminar proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, persetujuan proposal Praktik Kerja lapangan Mandiri, penentuan dosen pembimbing oleh Ketua Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan, konsultasi dengan dosen pembimbing, serta membuat surat izin Praktik Kerja Lapangan Mandiri ke instansi yang dituju.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti undang-undang, buku-buku pajak, dan literatur lain yang berhubungan dengan objek PKLM.

3. Observasi Lapangan

Dilakukan pengamatan langsung SAMSAT Perdagangan Kabupaten Simalungun mengenai objek studi khususnya tatacara pembayaran pajak kendaraan bermotor.

4. Pengumpulan Data

a. Data Primer Bersumber dari pihak yang mengetahui tentang Pajak Kendaraan Bermotor khususnya pada kantor SAMSAT Perdagangan Kabupaten Simalungun. b. Data Sekunder Bersumber dari buku-buku tentang perpajakan , serta buku-buku lain yang berhubungan dengan pajak daerah. Universitas Sumatera Utara 10

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Interview

Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang diteliti.

2. Daftar Observasi Observation Guide

Yaitu penulis terjun langsung ke lapangan dengan melihat, mendengarkan, dan meneliti secara langsung, tujuannya adalah untuk memperoleh sumber data yang diperlukan.

3. Daftar Dokumentasi Optional Guide

Yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai tata cara peaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM BAB I :

PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan. Universitas Sumatera Utara 11 BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM Pada bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek lokasi PKLM BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM Pada bab ini penulis menguraikan ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan lain- lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis akan membahas dan menganalisa kemudian mengadakan evaluasi serta interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilapangan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB II Universitas Sumatera Utara 12 GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan Sekretariat sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 102IIGSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No.137IIGSU berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974 No.Finmat 715374, makam terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975 No. KUPD 31243 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 143IIGSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976, yang mulai berlaku 31 Maret 1976. Setelah Otonomi Daerah, tugas pokok dan fungsi Dinas pendapatan Daerah diatur pada Perda Provinsi Universitas Sumatera Utara 13 Sumatera Utara No.3 Tahun 2001 tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Sk Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 060.254.K tahun 2002. SAMSAT merupakan singkatan dari ‘ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap” adalah gabungan tiga instansi yang mempunyai tuga dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek dana yaitu kendaraan bermotor yang berdomisili daerah Provinsi Sumatera Utara. Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama Samsat yaitu: 1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA. 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi. 3. Departemen Keuangan yaitu : PT. Persero Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara. Berdirinya Kantor Bersama Samsat merupakan tindak lanjut Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri Menhankam, Menkeu, Menteri Dalam Negeri yang membentuk kerja sama dengan system baru yang disebut Sistem Administrasi manunggal Satu Atap Online Under Room Operation dengan tujuan sebagai berikut : 1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat pemilik Kendaraan Bermotor yang berdomisisli di Provinsi Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan dari sector PKB dan penerimaan dari sektor BBN-KB. Universitas Sumatera Utara 14 3. Meningkatkan pendapatan Provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Sumatera Utara yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Provinsi Sumatera Utara. 4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor. Adapun wilayah kerja pelayanan SAMSAT Se-Sumatera Utara yaitu: 1. SAMSAT Medan Utara 2. SAMSAT Medan Selatan 3. SAMSAT Binjai 4. SAMSAT Stabat 5. SAMSAT Lubuk Pakam 6. SAMSAT Tebing Tinggi 7. SAMSAT Kabanjahe 8. SAMSAT Tanjung Balai 9. SAMSAT Sidikalang 10. SAMSAT Kisaran 11. SAMSAT Rantau Prapat 12. SAMSAT Pematang Siantar 13. SAMSAT Balige 14. SAMSAT Tarutung 15. SAMSAT Nias 16. SAMSAT Sibolga Universitas Sumatera Utara 15 17. SAMSAT Padang Sidimpuan 18. SAMSAT Panyabungan 19. SAMSAT Pangkalan Brandan 20. SAMSAT Kota Pinang 21. SAMSAT Sibuhuan 22. SAMSAT Serdang Bedagai 23. SAMSAT Aek Kanopan 24. SAMSAT Barus 25. SAMSAT Natal 26. SAMSAT Gunung Tua 27. SAMSAT Perdagangan 28. SAMSAT Pangururan 29. SAMSAT Salak 30. SAMSAT Lima Puluh 31. SAMSAT Dolok Sanggul 32. SAMSAT Teluk Dalam 33. SAMSAT Gerai Marelan 34. SAMSAT Gerai Indrapura 35. SAMSAT Gerai Perbaungan 36. SAMSAT dan SIM CORNER Sun Plaza Medan 37. SAMSAT CORNER Plaza Medan Fair Universitas Sumatera Utara 16

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara