4.1.2 Visi,BMisi,BdanBTujuan a.BVisiB
BBBBBB“BRumahBsakitBdenganBpelayananBprimaBdanBkomprehensifB”B
Hakekat yang terkandung dalam visi tersebut adalah suatu tekad untuk memberikan pelayanan medis yang terbaik kepada masyarakat yang dituangkan
dalam pengertian Pelayanan Prima, sedangkan pengertian Komprehensif adalah Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Sibuhuan mampu memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Padang Lawas dan sekitarnya secara menyeluruh.
b.BMisiB
1. Melaksanakan pelayanan medis secara professional, terjangkau, etis kepada masyarakat tanpa membedakan bangsa, suku, status sosial ekonomi dan
kepercayaan.B
2. Menjadikan rumah sakit sebagai tempat berlindung, upaya kesehatan yang aman dan nyaman yang berazaskan pada Patient Safety dimana pasien
mendapatkan kepuasan pelayanan.B
Penjabaran dari pengertian Misi tersebut adalah sebagai berikut : a. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit merupakan pelayanan yang mempunyai
ruang lingkup yang luas, yaitu sebagai pelayanan jasa yang padat karya, padat modal serta padat teknologi. Pelayanan Kesehatan yang diberikan bersifat
paripurna, yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara serasi dan terpadu, yang diberikan kepada
seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang suku, status sosial ekonomi maupun golongan serta agamakepercayaan yang di anut.
Universitas Sumatera Utara
b. Kemajuan teknologi di bidang kedokteran sulit dibendung, disamping adanya perubahan pola penularan dan penyebaran penyakit transisi Epidemiologi,
tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat serta berbagai perubahan yang terjadi sebagai dampak pembangunan di kabupaten Padang
Lawas. Pencapaian mutu pelayanan sesuai etika dan standar profesi didukung pengembangan sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang menghasilkan personil yang bersih, berwibawa, bermoral dan profesional di bidangnya bermuara pada peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dalam rangka mewujudkan rumah sakit sebagai tempat berlindung yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, sehingga
masyarakat mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
c.BBTujuanB
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Padang Lawas dan sekitarnya dengan memberikan pelayanan prima dan paripurna.
2. Meningkatkan mutu dan mempertahankan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
3. Mengurangi angka kesakitan dan kematian. 4. Menjadikan Rumah Sakit sebagai pusat rujukan untuk wilayah Padang lawas
dan sekitarnya.
B B
B B
Universitas Sumatera Utara
4.2BBKarakterisitkBPenderitaBStroke 4.2.1BBSosiodemografiB
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut.
1. UmurBdanBJenisBKelaminB TabelB 4.1B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB
BerdasarkanB UmurB danB JenisB KelaminB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B
UmurBTahunB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBJenisBKelaminB
Laki-lakiB PerempuanB
TotalB
fBBBBBBBBBBBBBB fBBBBBBBBBBBBBBBB
fBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
45 45-54
55-64 ≥65
6 5,7 14 13,3
23 21,9 15 14,3
7 6,7 7 6,7
21 20,0 12 11,4
13 12,4 21 20,0
44 41,9 27 25,7
BBBBBTotalB 58BBBBBBBBB55,2B
47BBBBBBBBBBBB44,8B 105BBBBBBBB100B
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 tertinggi pada
kelompok umur 55-64 tahun laki-laki sebesar 21,9 dan perempuan 20 dan terendah pada kelompok umur 45 tahun laki-laki 5,7 dan perempuan 6,7.
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penderita stroke laki-laki sebesar 55,2 dan perempuan 44,8.
Universitas Sumatera Utara
TabelB 4.2B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB SosiodemografiB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B No.B
SosiodemografiB fB
B 2.B
SukuB B
Mandailing 96
91,4 B
Jawa 9
8,6
TotalB 105B
100B 3.B
PendidikanBB B
Tidak tamat SD 19
18,1 B
SD 23
21,9 B
SLTP 22
21,0 B
SLTA 27
25,7 B
PT 6
5,7 B
Tidak tercatat 8
7,6
TotalB 105B
100B 4.B
PekerjaanB B
PNS 12
11,4 B
Wiraswasta 20
19,1 B
Ibu Rumah Tangga 28
10,5 B
Petani 54
51,4 B
Tidak tercatat 8
7,6
TotalB 105B
100B 6.B
StatusBPerkawinanB B
Kawin 64
61,0 B
Janda 20
19,0 B
Duda 13
12,4 B
Tidak tercatat 8
7,6
TotalB 105B
100B
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa proporsi tertinggi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015
berdasarkan suku adalah Mandailing sebesar 91,4 sedangkan suku Jawa sebesar
8,6.BPendidikan tertinggi adalah SLTA sebesar 25,7 dan terendah perguruan
tinggi sebesar 5,7. Berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah petani sebesar 51,4 dan terendah
bekerja sebagai ibu rumah tangga sebesar 11,4, dan berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah berstatus kawin sebesar 61 dan terendah berstatus
duda sebesar 12,4.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2BB FaktorBRisikoBB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
TabelB 4.3B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB B B FaktorB RisikoB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B FaktorBRisikoB
fB B
Hipertensi 47
44,8 Diabetes Melitus DM
20 19,1
Penyakit Jantung Koroner PJK 8
7,6 Hiperkolesterolemia
1 Faktor Risiko 12
18 11,4
17,1
BBBBTotalB 105B
100BB B
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan
faktor risiko tertinggi adalah hipertensi sebesar 44,8, kemudian disebabkan oleh diabetes melitus sebesar 19,1 dan terendah adalah penyakit jantung koroner
PJK sebesar 7,6.
4.2.3B OnsetBSeranganB B
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan onset serangan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
TabelB 4.4B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB OnsetB SeranganB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B OnsetBSeranganB
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBfB BBBBBBBBBBBBBBBB
≤6 jamB 73
69,5
6 jamB
32 30,5
TotalB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB105B
BBBBBBBB100B B
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan
onset serangan tertinggi adalah ≤6 jam sebesar 89,5 dan terendah 6 jam
sebesar 10,5.B 4.2.4B JenisBSeranganBStrokeB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan jenis serangan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
TabelB 4.5B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB JenisB SeranganB StrokeB diB RSUD.B SibuhuanB
KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B JenisBSeranganBStrokeB
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBfB BBBBBB
Serangan stroke awal 102
97,1 Serangan stroke berulang 3
2,9
BBTotalB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB105B
100B
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan jenis
serangan stroke tertinggi adalah serangan stroke awal sebesar 97,1, sedangkan serangan stroke berulang sebesar 2,9.
4.2.5BPemeriksaanBCTBScan B
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan pemeriksaan CT Scan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
TabelB 4.6B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB yangB BelumBSudahBMelakukanBPemeriksaanBCTBScan diBRumahBSakitB
LainB yangB TercatatB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB PadangB LawasBTahunB2014-2015B
PemeriksaanBCTBScanB BBBBBBBBBBBBBBBBBBfB
B BelumB
73 69,5
SudahB 32
30,5
TotalB BBBBBB105B
100B B
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan yang
sudah melakukan pemeriksaan CT Scan di rumah lain sebesar 30,5 sedangkan
yang belum melakukan pemeriksaan CT Scan terdapat 69,5.B 4.2.6BB TipeBStrokeBB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan tipe stroke dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
TabelB 4.7B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB TipeB StrokeB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B TipeBStrokeB
BBBBfB B
Hemoragik 14
13,3 Iskemik
72 68,6
Tidak tercatat 19
18,1
TotalB BB105B
100B B
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015
berdasarkan tipe stroke tertinggi adalah iskemik sebesar 68,6, sedangkan tipe stroke hemoragik sebesar 13,3.
Universitas Sumatera Utara
4.2.7B LetakBKelumpuhanBB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan letak kelumpuhan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
TabelB 4.8B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB LetakB KelumpuhanB diB RSUD.B SibuhuanB
KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B LetakBKelumpuhanB
BBBBBBBBfB BBBBBBBBBBBBBBB
Hemiparesis Sinistra 34
32,4 Hemiparesis Dextra
Hemiparesis Duplex 56
15 53,3
14,3
BBBBBBBBTotalB BBBBBB105B
100B B
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan letak
kelumpuhan tertinggi adalah hemiparesis dextra sebesar 53,3, kemudian diikuti oleh hemiparesis sinistra sebesar 32,4 dan terendah hemiparesis duplex sebesar
14,3.
4.2.8B LamaBRawatanBB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan lama rawatan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
TabelB 4.9B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB LamaB RawatanB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B LamaBRawatanB
BBBBBBBfB BBBBBBBBBBBBBB
≤7 hari 7 hari
97 8
92,4 7,6
TotalB BBBBBB105B
100B
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan lama
Universitas Sumatera Utara
rawatan tertinggi adalah yang dirawat selama ≤7 hari sebesar 92,4 sedangkan yang dirawat selama 7 hari sebesar 7,6.
4.2.9B SumberBBiayaBB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
TabelB 4.10B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB SumberB BiayaB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B SumberBBiayaB
BBBBBBBfB BBBBBBB
BPJS 91
86,7 Non BPJS
14 13,3
TotalB BBBBB105B
100B
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan
sumber biaya yang digunakan untuk berobat tertinggi adalah memakai BPJS sebesar 86,7, sedangkan non BPJS terdapat 13,3.
4.2.10BKeadaanBSewaktuBPulangBB
Proporsi penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
TabelB4.11B DistribusiB ProporsiB PenderitaB StrokeB yangB DirawatB InapB BerdasarkanB KeadaanB SewaktuB PulangB diB RSUD.B SibuhuanB
KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B KeadaanBSewaktuBPulangB
BBBBBBBBBBfB BBBBBBBBBB
RujukB 56
53,4 Pulang berobat jalan PBJ
PAPS
Meninggal duniaB
31 2
16 29,5
1,9 15,2
TotalB BBBBBBBB105B
BBBBBBBBBB100B B
B B
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 berdasarkan
keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah dirujuk sebesar 53,4, diikuti pulang berobat jalan PBJ sebesar 29,5, meninggal dunia sebesar 15,2 dan pulang
atas permintaan sendiri PAPS sebesar 1,9. Case Fatality Rate CFR stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-
2015 adalah 15,24.
4.3BAnalisaBStatistikB 4.3.1BUmurBBerdasarkanBFaktorBRisikoBB
Proporsi umur berdasarkan faktor risiko pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TabelB 4.12B DistribusiB ProporsiB UmurB BerdasarkanB FaktorB RisikoB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB PadangB LawasB
TahunB2014-2015B UmurBTahunB
B FaktorBRisikoB
BBBHTB BDMB
BBPJKB BBBHKB
B1BFRB fB
B fB B
fB B fB
B fB
B 55B
16 34,0 9 45,0 2 25,0 5
41,7 2 11,1
≥55B 31 66,0 11 55,0 6 75,0
7 58,3 16 88,9
BBBBBBBTotalB 47B 100B 20B 100B
8B 100B 12B
100B 18B 100B BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBpB=B0,206B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke dengan faktor risiko hipertensi lebih tinggi pada kelompok umur ≥55 tahun
sebesar 66, sedangkan pada kelompok umur 55 tahun sebesar 34. Begitu juga dengan faktor risiko diabetes mellitus DM, penyakit jantung koroner PJK,
dan hiperkolesterolemia lebih tinggi pada kelompok umur ≥55 tahun dibandingkan umur 55 tahun.
Berdasarkan hasil uji CSi-Square diperoleh p=0,206 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan faktor risiko.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2BBJenisBKelaminBBerdasarkanBFaktorBRisiko
Proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor risiko pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat berikut ini.
TabelB 4.13B DistribusiB ProporsiB JenisB KelaminB BerdasarkanB FaktorB RisikoB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB PadangB
LawasBTahunB2014-2015 B JenisB
KelaminB FaktorBRisikoB
BBBHTB BDMB
BBPJKB BBBHKB
B1BFRB B
fB B fB B
fB B
fB B
fB B
Laki-lakiB 23 48,9 12 60,0 6
75,0 5 41,7 12
66,7
PerempuanB 24 51,1 8 40,0 2 25,0 7
58,3 6 33,3
BBBBTotalB 47B 100B
20B 100B 8B 100B 12B 100B 18B
100B pB=B0,400B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke dengan faktor risiko hipertensi dan hiperkolesterolemia lebih tinggi pada
perempuan, masing-masing sebesar 51,1 dan 58,3, sedangkan diabetes melitus DM dan penyakit jantung koroner PJK lebih tinggi pada laki-laki masing-
masing sebesar 60 dan 75, begitu juga yang disebabkan oleh 1 faktor risiko tinggi pada penderita stroke laki-laki sebesar 66,7.
Berdasarkan hasil uji CSi-Square diperoleh p=0,400 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor risiko.
1.3.3 PemeriksaanBCTBScanBBerdasarkanBJenisBSeranganBStrokeB
Proporsi pemeriksaan CT Scan berdasarkan jenis serangan stroke pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
TabelB 4.14B DistribusiB ProporsiB PemeriksaanB CTB ScanB BerdasarkanB JenisB SeranganB StrokeB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB
KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B PemeriksaanB
CTBScanB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBJenisBSeranganBStrokeB
SeranganBstrokeBawalB SeranganBstrokeBberulangBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
fBBBBBBBBBBB fBBBBBBBBBBBBB
Belum Sudah
73 71,6 29 28,4
0 0 3 100
BBBBBBBBBTotalB 102BBBBBB100BBBBBBBBBBBBBBBBB
3BBBBBBBBBBB100B pB=B0,026B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang mengalami serangan stroke awal terdapat 71,6 yang belum melakukan
pemeriksaan CT Scan, sedangkan yang sudah melakukan pemeriksaan CT Scan sebesar 28,4. Kemudian proporsi penderita stroke yang mengalami serangan
stroke berulang semuanya sudah pernah melakukan pemeriksaan CT Scan di rumah sakit lain.
Berdasarkan hasil Exact FisSer diperoleh p=0,026 p0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi pemeriksaan CT Scan berdasarkan jenis serangan stroke.
4.3.4BFaktorBRisikoBBerdasarkanBTipeBStroke
Proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015 berikut ini.
TabelB4.15BDistribusiBProporsiBFaktorBRisikoBBerdasarkanBTipeBStrokeByangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB PadangB LawasB
TahunB2014-2015 FaktoBRisikoB
TipeBStrokeB BBBBBBBBBBBBBBBBBHemoragikB
IskemikB TidakBtercatatB
BBBBBBBBBBBBBBBBBfBBBBBBBBBBB fBBBBBBBBBBBB
fBBBBBBBBBBBB
HT 6 43 DM 3 21,4
PJK 1 7,1 Hiperkolesterolemia 1 7,1
1 FR 3 21,4 31 43
16 22,2 4 5,6
9 12,5 12 16,7
10 52,6 1 5,3
3 15,8 2 10,5
3 15,8
BBBBBBBTotalBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB14BBBBBBBB100B 72BBBBBBBB100B
19BBBBBBBB100B p=1,000B
Universitas Sumatera Utara
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi faktor risiko tertinggi penderita stroke hemoragik adalah hipertensi sebesar 43 dan terendah
disebabkan oleh DM dan PJK sebesar 7,1. Begitu juga dengan penderita stroke isekemik dimana proporsi faktor risiko tertinggi adalah hipertensi sebesar 43
dan terendah disebabkan oleh PJK sebesar 5,6.B
Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 8 sel 53,3 yang nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov-
Smirnov, diperoleh p=1,000 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan faktor risiko berdasarkan tipe stroke.
4.3.5BBOnsetBSeranganBBerdasarkanBTipeBStroke
Proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
TabelB 4.16B DistribusiB ProporsiB OnsetB SeranganB BerdasarkanB TipeB StrokeBB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB PadangB LawasB
TahunB2014-2015B OnsetBBSeranganB
B TipeBStrokeB
HemoragikB IskemikB
TidakBTercatatB fBBBBBBBBBBBBBBB fBBBBBBBBBBBBBB
fBBBBBBBBBBBBBBBB
≤ 6 jam 6 jam
13 92,9 1 7,1
63 87,5 9 12,5
18 94,7 1 5,3
BBTotalB 14BBBBBBBBBBB100BBBBBBBBBBBBBBBB
72BBBBBBBBBB100B 19BBBBBBBBBBBBB100B
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBpB=B0,662B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik yang mengalami onset serangan tertinggi adalah ≤6 jam sebesar 92,9
sedangkan yang mengalami onset serangan 6 jam terdapat 7,1. Begitu juga dengan penderita stroke iskemik onset serangan tertinggi adalah ≤6 jam sebesar
87,5 sedangkan yang mengalami onset serangan 6 jam terdapat 12,5.
Universitas Sumatera Utara
Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel 33,3 yang nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan uji penggabungan sel,
diperoleh nilai p=0,662 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke.
4.3.6BBOnsetBSeranganBBerdasarkanBLetakBKelumpuhan
Proporsi onset serangan berdasarkan letak kelumpuhan pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
TabelB 4.17B DistribusiB ProporsiB OnsetB SeranganB BerdasarkanB LetakB KelumpuhanB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB
KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015 OnsetB
SeranganB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBLetakBKelumpuhanB
HemiparesisB SinistraB
HemiparesisB DextraB
HemiparesisB DuplexB
fBBBBBBBBB fBBBBBBBBB
fBBBBBBBB
≤ 6 jam 6 jam
31 91,2 3 8,8
51 91,1 5 8,9
12 80,0 3 20,0
BBTotalB 34BBBBBB100BBBBBBBBBBBB 56BBBBBB100B
15BBBBB100B pB=B0,986B
B B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa dari 34 orang penderita stroke yang menderita hemiparesis sinistra terdapat 91,2 yang mengalami onset
serangan ≤6 jam dan 8,8 mengalami onset serangan 6 jam. Kemudian dari 56
orang penderita stroke yang menderita hemiparesis dextra terdapat 91,1 yang
mengalami onset serangan ≤6 jam dan 8,9mengalami onset serangan 6 jam.
Selanjutnya dari 15 orang penderita stroke yang menderita hemiparesis duplex
terdapat 80 yang mengalami onset serangan ≤6 jam dan 20 mengalami onset serangan 6 jam.B
Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel 33,3 yang nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov-
Universitas Sumatera Utara
Smirnov diperoleh p=0,986 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan onset serangan berdasarkan letak kelumpuhan.
4.3.7BBTipeBStrokeBBerdasarkanBLetakBKelumpuhan
Proporsi tipe stroke berdasarkan letak kelumpuhan pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
TabelB4.18BDistribusiBProporsiBTipeBStrokeBBerdasarkanBLetakBKelumpuhanB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB PadangB
LawasBTahunB2014-2015B TipeBStrokeB
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBLetakBKelumpuhanB HemiparesisB
SinistraB HemiparesisB
DextraB HemiparesisB
DuplexB
fBBBBBBBBB fBBBBBBBBB
fBBBBBBBB
Hemoragik Iskemik
Tidak tercatat 5 14,7
20 58,8 9 26,5
8 14,2 38 67,9
10 17,9 1 6,7
14 93,3 0 0
TotalB 34BBBBB100BBBBBBBBBBBBBBBB56BBBBB100B
15BBBB100B p=1,000BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
B B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi tertinggi dari penderita stroke yang menderita hemiparesis sinistra adalah penderita stroke
dengan tipe iskemik sebesar 58,8, sedangkan penderita stroke hemoragik sebesar 14, . Begitu juga dengan proporsi tertinggi dari penderita stroke yang
menderita hemiparesis dextra dan hemiparesis duplex adalah penderita stroke dengan tipe iskemik masing-masing sebesar 67,9 dan 93,3.
Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel 33,3 yang nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov-
Smirnov, diperoleh p=1,000 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan tipe stroke berdasarkan letak kelumpuhan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.8BBLamaBrawatanBBerdasarkanBTipeBStrokeB
Lama rawatan berdasarkan tipe stroke pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TabelB 4.19BLamaBRawatanBBerdasarkanBTipeBStrokeB yangBDirawatBInapB diB RSUD.BSibuhuanBKabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B
LamaBRawatanB B
TipeBStrokeB HemoragikB
IskemikB TidakBTercatatB
B fBBBBBBBBBBB
fBBBBBBBBBBBBBB fBBBBBBBBBBBBBB
≤7 hari 7 hari
14 100 0 0
65 90,3 7 9,7
18 94,7 1 5,3
BBBBBBBBTotalB 14BBBBBBBB100BBBBBBBBBBBBBBBB
72BBBBBBBBBB100B 19BBBBBBBBBB100B
pB=B0,998B B
B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi tertinggi lama rawatan penderita stroke hemoragik yang dirawat inap adalah ≤7 hari 100.
Begitu juga dengan lama rawatan penderita stroke iskemik tertinggi adalah ≤7 hari sebesar 90,3, sedangkan lama rawatan 7 hari sebesar 9,7.
Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel 33,3 yang
nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov- Smirnov, diperoleh p=0,998 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan lama
rawatan berdasarkan tipe stroke.
4.3.9BOnsetBSeranganBBerdasarkanBKeadaanBSewaktuBPulang
Proporsi onset serangan berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun
2014-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
TabelB 4.20B DistribusiB ProporsiB OnsetB SeranganB BerdasarkanB KeadaanB SewaktuB B PulangB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB
KabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B B
BBOnsetB SeranganB
B BBBBBBBBBBBBBBBBBBKeadaanBSewaktuBPulangB
RujukB PBJB
PAPSB MeninggalB
fBBBBB fBBBBB
fBBBBB fBBBBBBBBB
≤6 jam 6 jam
52 92,9 4 7,1
27 87,1 4 12,9
2 100 0 0
13 81,3 3 18,7
BBBBBBBBBBTotalB 56BB100B
31BBBB100BBBBBBBBBBBBBBB 2BBBB100B
16BBBB100B pB=B0,871B
BBBBBBBBBBBBBBBBBBB
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi onset serangan dari penderita stroke yang dirujuk ke rumah sakit lain tertinggi adalah yang
mengalami onset serangan ≤6 jam sebesar 92,9 sedangkan yang mengalami onset serangan 6 jam sebesar 7,1. Begitu juga dengan proporsi onset serangan
dari penderita stroke yang pulang berobat jalan PBJ, pulang atas permintaan sendiri PAPS dan meninggal dunia tertinggi adalah yang mengalami onset
serangan ≤6 jam masing-masing sebesar 87,1, 100 dan 81,3. Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel 50 yang
nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan Kolmogorov-Smirnov diperoleh p=0,871 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan onset serangan
berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
4.3.10BTipeBStrokeBBerdasarkanBKeadaanBSewaktuBPulang
Proporsi tipe stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
TabelB 4.21BDistribusiBProporsiB TipeB StrokeB BerdasarkanBKeadaanB SewaktuBB PulangB yangB DirawatB InapB diB RSUD.B SibuhuanB KabupatenB
PadangBLawasBTahunB2014-2015B TipeBTipeBStrokeB
B BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBKeadaanBSewaktuBPulangB
RujukB PBJB
BBBBPAPSB B MeninggalB
fBBBBB fBBBBB
fBBBBB fBBBBBBBBB
Hemoragik Iskemik
Tidak tercatat 1 1,8
37 66,1 18 32,1
0 0 30 96,8
1 3,2 0 0
2 100 0 0
13 81,3 3 18,7
0 0
BBBBBTotalB 56B100B
31BBB100BBBBBBBBBBBBBBB 2BBBB100B
16BBBB100B p=1,000B
Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa proporsi tertinggi tipe stroke dari penderita stroke yang dirujuk adalah penderita stroke iskemik sebesar
66,1. Begitu juga dengan penderita stroke yang pulang berobat jalan PBJ dan pulang atas permintaan sendiri PAPS tertinggi adalah penderita stroke iskemik
masing-masing sebesar 96,8 dan 100. Lain halnya dengan penderita stroke yang pulang dalam keadaan meninggal dunia tertinggi adalah penderita stroke
hemoragik sebesar 81,3. Uji CSi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 6 sel 50 yang
nilai expected-nya kurang dari 5. Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov- Smirnov, diperoleh p=0,001 p0,05 yang berarti ada perbedaan tipe stroke
berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
Universitas Sumatera Utara
67
BABB5B PEMBAHASANB
B 5.1BBKarakteristikBPenderitaBStrokeB
5.1.1BBSosiodemografiB
Distribusi proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD.Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015 berdasarkan sosiodemografi adalah
sebagai berikut.
a. UmurBdanBJenisBKelaminB
B GambarB5.1BDiagramBBarBDistribusiBProporsiBPenderitaBStrokeByangBDirawatB
InapB BerdasarkanB UmurB danB JenisB KelaminB diB RSUD.B SibuhuanBKabupatenBPadangBLawasBTahunB2014-2015B
B
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2015 tertinggi
pada kelompok umur 55-64 tahun laki-laki sebesar 21,9 dan perempuan 20 dan terendah pada kelompok umur 45 tahun laki-laki 5,7 dan perempuan
6,7. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penderita stroke laki-laki sebesar 55,2 dan perempuan 44,8.
Berdasarkan penelitian di atas, penderita stroke berdasarkan kelompok umur lebih banyak pada kelompok umur 55-64 tahun, dan berdasarkan jenis
5,7 13,3
21,9 14,3
6,7 6,7
20 11,4
30 20
10 10
20 30
45 45-54
55-64 ≥ 65
ProporsiB U
m ur
BT ah
un JenisBKelamin
Perempuan Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
kelamin lebih banyak terjadi pada laki-laki 55,2 dibandingkan pada perempuan 44,8.
Umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang, dalam studi epidemiologi umur merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak
penyakit yang ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh umur. Peningkatan frekuensi stroke seiring dengan peningkatan umur
berhubungan dengan proses penuaan, dimana semua organ tubuh mengalami kemunduran fungsi termasuk pembuluh darah otak. Pembuluh darah menjadi
tidak elastis terutama bagian endotel yang mengalami penebalan bagian intima, sehingga mengakibatkan lumen pembuluh darah semakin sempit dan berdampak
pada penurunan aliran darah otak Noor, N., 2008. Menurut Lumbantobing 2004 yang menyimpulkan bahwa usia merupakan faktor risiko penting bagi
semua jenis stroke. Insiden stroke meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kejadian stroke dapat menyerang bahkan pada usia muda sekalipun, dalam hal ini usia yang paling
muda adalah 40 tahun. Kejadian stroke berarti bukan satu-satunya disebabkan oleh faktor usia, akan tetapi berhubungan dengan gaya hidup, aktivitas fisik dan
pola makan seseorang yang dapat menimbulkan berbagai faktor risiko terjadinya stroke. Seperti yang sudah dijelaskan di latar belakang, kabupaten Padang Lawas
adalah daerah yang sedang dalam pembangunan setelah adanya pemekaran, oleh karena itu banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam hal pembangunan
maupun perubahan gaya hidup masyarakat. Hal ini bisa menjadi pencetus berbagai faktor risiko terjadinya stroke.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Siti Hardiyanti 2015 di RSUD. Daya Kota Makassar yang mendapatkan penderita stroke pada
kelompok umur 45-64 tahun sebesar 56,2. Begitu juga dengan penelitian Nastiti 2012 di Rumah Sakit Krakatau Medika tahun 2011 dengan desain yang sama
yaitu case serses memperoleh proporsi penderita stroke yang dirawat inap terbanyak pada kelompok umur 51-65 tahun sebesar 49.
Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa kejadian stroke diamati lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan, hal ini
disebabkan laki-laki memiliki kebiasaan hidup yang merupakan faktor risiko terjadinya stroke, diantaranya adalah kebiasaan merokok. Lain halnya dengan
perempuan yang dipengaruhi oleh beberapa hormon termasuk hormon estrogen yang dapat meningkatkan kadar Hsgh Denssty Lspoprotesn HDL sehingga
mampu melindungi perempuan dari hipertensi dan komplikasinya termasuk penebalan dinding pembuluh darah atau aterosklerosis sebagai faktor risiko
terjadinya stroke, setelah mencapai usia menopause, jumlah hormon estrogen secara alamiah akan berkurang. Dengan perkataan lain, walau lebih jarang terkena
stroke, pada umumnya wanita terserang pada usia lebih tua sehingga kemungkinan risiko meninggal lebih besar terjadi pada wanita Junaidi, I., 2004.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Faisal Budi 2013 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo yang mendapatkan penderita stroke terbanyak
adalah laki-laki 51,2. Hal yang sama juga didapatkan oleh Rau dan Koto 2012 dalam penelitiannya di RSUD. Undata Palu menunjukkan bahwa pasien
stroke rawat inap terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki 52,9. Namun pada penelitian lain didapatkan bahwa angka kejadian stroke pada perempuan
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 52 orang perempuan 54,2 dan 44 orang laki-laki 45,8 Sastri, S., Safrita, Y., Dinata, C.A., 2012. Begitu
juga dengan penelitian Siti Hardiyanti 2015 di RSUD Daya Makassar yang mendapatkan penderita stroke lebih banyak berjenis kelamin perempuan sebesar
52. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terlihat perbedaan proporsi yang berarti antara penderita laki-laki dengan perempuan.
b. SukuB