Gambaran Umum Perusahaan 1. HASIL PENELITIAN

31

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan Bank BCA Tbk Pada tahun 1955 NV Perseroan Dagang dan Industry Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia BCA. Pada tanggal 21 Febuari 1957 BCA mulai beroperasi dan berkantor pusat di Jakarta. Pada tahun 1970an BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa. Pada tahun 1980an BCA memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan Tahapan BCA. Pada tahun 1990an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine. Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA. Pada tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami bank rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken Over BTO dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, suatu institusi Universitas Sumatera Utara pemerintah. Pada tahun 1999 proses rekapitalisasi BCA selesai, dimana Pemerintah Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8 saham BCA sebagai hasil pertukaran dengan bantuan likuiditas Bank Indonesia. Dalam proses rekapitalisasi tersebut, kredit pihak terkait dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Pada tahun 2000 BPPN melakukan divestasi sebanyak 22,5 dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana IPO, sehingga kepemilikan BPPN menjadi 70,3. Pada tahun 2001, Penawaran Publik Kedua Secondary Public Offering 10 dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkrang menjadi 60,3. Pada tahun 2002 Farindo Investment Mauritius Limited mengambil alih 51 total saham BCA melalui proses tender strategic private placement. Pada tahun 2004 BPPN melakukan divestasi atas 1,4 saham BCA kepada investor domestic melalui penawaran terbatas. Pada tahun 2005 Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelelolaan Aset PPA melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham BCA sebesar 5,02. Pada periode 2000 an ini BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet banking klik BCA, mobile banking m-BCA, EDCBZZ, dan lain-lain. Pada tahun 2007 BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap. BCA meluncurkan kartu prabayar, Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi. Pada tahun 2008-2009 BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. BCA telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna Universitas Sumatera Utara memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional. BCA membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual. Pada tahun 2010-2013 BCA memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi umum dan sekuritas. Di tahun 2013, BCA menambah kepemilikan efektif dari 25 menjadi 100 pada perusahaan asuransi umum, PT Asuransi Umum BCA sebelumnya bernama PT Central Sejahtera Insurance dan dikenal juga sebagai BCA Insurance. BCA memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui pengembangan produk dan layanan yang inovatif, diantaranya aplikasi mobile banking untuk smartphone terkini, layanan penyelesaian pembayaran melalui e-commerce, dan mengembangkan konsep baru Electronic Banking Center yang melengkapi ATM Center dengan tambahan fitur-fitur yang didukung teknologi terkini. Guna meningkatkan keandalan layanan perbankannya, BCA telah menyelesaikan pembangunan Disaster Recovery Center DRC di Surabaya yang berfungsi sebagai disaster recovery backup data center yang terintegrasi dengan dua mirroring data center. DRC yang baru menggantikan DRC yang sebelumnya berlokasi di Singapura. Pada tahun 2014 BCA menyempurnakan Electronic Banking Center dengan konsep dan branding baru MyBCA yang dilengkapi dengan layanan video conference HaloBCA dan video banking. Pada Januari 2014, BCA menyelesaikan pembelian saham PT Central Santosa Finance CS Finance, anak usaha yang bergerak di pembiayaan sepeda motor, sehingga kepemilikan saham BCA terhadap CS Finance secara efektif meningkat dari 25 menjadi 70. BCA memperoleh izin untuk mrmberikan layanan asuransi jiwa melalui PT Asuransi Jiwa BCA BCA Life yang beroperasi di bawah entitas anak BCA, yaitu BCA Sekuritas. BCA menyalurkan kredit Universitas Sumatera Utara dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian guna mendukung kebutuhan pendanaan nasabah dimasa ketidakpastian ekonomi dan politik. Pada tahun 2015 BCA senantiasa mengembangkan layanan perbankan transaksi melalui penyempurnaan layanan cash management menggunakan internet banking platform, KlikBCA integrated Business Solution. BCA mengembangkan jaringan ATM berbasis Cash Recycling Machine guna meningkatkan efisiensi operasional jangka panjang. BCA meluncurkan produk “Sakuku”, electronic wallet dan platform transaksi finansial berbasis aplikasi. BCA memperkuat permodalan tiga anak usahanya yaitu, BCA Syariah, BCA Insurance, dan BCA Life, untuk mendukung pengembangan usaha di masa-masa mendatang dan sejalan dengan ketentuan regulator. 4.1.2. Budaya Perusahaan Bank BCA Tbk Budaya Perusahaan terdiri dari Visi, Misi, dan Tata Nilai BCA. Adapun Visi, Misi, dan Tata Nilai BCA sebagai berikut: 1. Visi BCA Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. 2. Misi BCA a. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan. b. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan pelayanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah. c. Meningkatkan nilai franchise dan nilai stakeholder BCA. Universitas Sumatera Utara 3. Tata Nilai BCA a. Fokus pada Nasabah Customer Focus Memahami, mendalami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara terbaik. b. Integritas Integrity Jujur, tulus, dan lurus. Nasabah memilih Bank yang dipercaya, Kepercayaan dibangun melalui tindakan yang mencerminkan integritas dan etika bisnis yang tinggi secara konsisten. c. Kerja Sama Tim Team Work Tim adalah himpunan orang yang memiliki pertalian khas, komitmen, tata cara dan sinergi untuk mencapai satu tujuan. d. Berusaha mencapai yang terbaik Continuous Persuit of Excellence Senantiasa melakukan yang terbaik dengan cara dan kualitas terbaik.

4.1.3. Bidang Usaha Entitas Anak

Bank BCA memiliki beberapa anak perusahaan yaitu: 1. PT BCA Finance PT BCA Finance bergerak di bidang pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, sewa operasi, kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan instansi yang berwenang. 2. PT BCA Limited PT BCA Limited bergerak dibidang pinjaman uang dan pengiriman uang. 3. PT Bank BCA Syariah PT Bank BCA Syariah bergerak dibidang perbankan Syariah. Universitas Sumatera Utara 4. PT BCA Sekuritas PT BCA Sekuritas bergerak dibidang perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek. 5. PT Asuransi Umum BCA BCA Insurance PT Asuransi Umum BCA BCA Insurance bergerak dibidang asuransi umum atau kerugian. 6. PT Central Santosa Finance CS Finance PT Central Santosa Finance CS Finance bergerak di bidang pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, sewa operasi, kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan instansi yang berwenang. 7. PT Asuransi Jiwa BCA BCA Life PT Asuransi Jiwa BCA BCA Life bergerak dibidang asuransi jiwa. 4.2.Hasil Penelitian 4.2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006- 2015 diukur dari Quick Ratio Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan pemilik simpanan, giro, tabungan, dan deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Adapun rumus untuk menghitung Quick Ratio yaitu: = ℎ � � Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Quick Ratio PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Milliar Rupiah Tahun Cash Assets Total Deposit Quick Ratio 2006 24.336 152.736 15.9 2007 28.851 189.172 15.3 2008 28.377 209.529 13.5 2009 32.280 245.140 13.1 2010 32.875 277.531 11.8 2011 44.736 323.428 13.8 2012 49.386 370.274 13.3 2013 55.001 409.486 13.4 2014 63.067 447.906 14.1 2015 64.063 473.666 13.5 Sumber: Data Laporan Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 yang telah diolah. 2017 Berdasarkan tabel di atas, Quick Ratio bank BCA Tbk tahun 2006 sebesar 15.9 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 15.9 dari total deposit yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito berjangka. Pada tahun 2007 quick ratio bank BCA menurun menjadi 15.3 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 15.3 dari total deposit. Pada tahun 2008 quick ratio bank BCA menurun menjadi 13.5 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 13.5 dari total deposit. Terjadi penurunan sebanyak 1.8 disebabkan karena terjadi penurunan pada cash asset bank namun terjadi peningkatan pada total deposit. Pada tahun 2009 quick ratio bank BCA menurun menjadi 13.1 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 13.1 dari total deposit. Pada tahun 2010 quick ratio bank BCA menurun menjadi 11.8 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 11.8 dari total deposit. Terjadi penurunan sebanyak 1.3 disebabkan Universitas Sumatera Utara karena berkurangnya secara signifikan aset giro bank BCA pada bank lain dari 11.903.835 dalam jutaan rupiah menjadi 2.650.726 dalam jutaan rupiah. Pada tahun 2011 quick ratio bank BCA naik menjadi 13.8 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 13.8 dari total deposit. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aset giro pada bank lain dari 20.585.480 menjadi 31.881.075. Pada tahun 2012 quick ratio bank BCA turun menjadi 13.3 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 13.3 dari total deposit. Pada tahun 2013 quick ratio bank BCA naik menjadi 13.4 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 13.4 dari total deposit. Pada tahun 2014 quick ratio bank BCA naik menjadi 14.1 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 14.1 dari total deposit. Pada tahun 2015 quick ratio bank BCA turun menjadi 13.5 yang berarti bahwa cash asset dapat menjamin 13.5 dari total deposit. Gambar 4.1. Grafik trend Quick Ratio pada PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Sumber: Penulis 2017. 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik trend Quick Ratio periode 2006 -2015 Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2006-2010 quick ratio bank BCA menunjukkan hasil yang cendurung menurun, hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian yang kurang stabil yang menyebabkan kesulitan pada bank BCA dalam menyediakan cash asset mereka. Pada tahun 2011, Quick rasio bank BCA mulai menunjukkan kinerja yang stabil kembali. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka quick ratio Bank BCA pada tahun 2006-2007 tergolong cukup likuid karena rasio berada pada kisaran 15- 20, namun pada tahun 2008-2015 Bank BCA tergolong pada peringkat kurang likuid karena memiliki angka rasio dibawah 15. Secara keseluruhan quick ratio Bank BCA tergolong kurang likuid karena mayoritas quick ratio bank BCA dibawah 15.

4.2.2. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-

2015 diukur dari Loan To Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio LDR yaitu rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga. Adapun rumus untuk menghitung Loan to Deposit Ratio yaitu: = Kredit ℎ � Tabel 4.2. LDR PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Milliar Rupiah PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO No Tahun Kredit Dana Pihak Ketiga LDR 1 2006 61,422 152,736 40.2 2 2007 82,389 189,172 43.6 3 2008 112,784 209,529 53.8 4 2009 123,901 245,140 50.5 Universitas Sumatera Utara 5 2010 153,923 277,531 55.5 6 2011 202,255 323,428 62.5 7 2012 256,778 370,274 69.3 8 2013 312,290 409,486 76.3 9 2014 346,563 447,906 77.4 10 2015 387,643 473,666 81.8 Sumber: Data Laporan Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 yang telah diolah. 2017 Tujuan penilaian komponen ini adalah untuk mengetahui besarnya kredit yang diberikan yang dibiayai oleh dana pihak ketiga. Pada tahun 2006 nilai LDR Bank BCA adalah 40.2 yang berarti bahwa besarnya kredit yang diberikan bank yang dibiayai oleh dana pihak ketiga adalah sebesar 40.2 pada tahun 2006. Pada tahun 2007 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 43.6. Pada tahun 2008 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 53.8. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah kredit yang diberikan yaitu 112.784 milliar. Pada tahun 2009 nilai LDR Bank BCA turun menjadi 50.5. Penurunan tersebut dikarenakan tidak berimbangnya peningkatan antara kredit dengan dana pihak ketiga. Pada tahun 2010 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 55.5. Pada tahun 2011 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 62.5. Pada tahun 2012 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 69.3. Pada tahun 2013 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 76.3. Pada tahun 2014 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 77.4. Pada tahun 2015 nilai LDR Bank BCA naik menjadi 81.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Grafik trend LDR pada PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Sumber: Penulis 2017. Hasil dari Loan to Deposit Ratio LDR pada Bank BCA periode 2006- 2012 menunjukkan hasil yang sangat baik karena rasio berkisar diantara 50Rasio≤ 75. Pada tahun 2013-2015 menunjukkan LDR Bank BCA tergolong dalam kategori baik karena berkisar diantara 75Rasio≤ 85. Bank BCA harus lebih memperhatikan LDR nya karena walaupun masih dalam kategori yang baik namun LDR-nya terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, mengingat rasio LDR yang baik adalah dibawah 100

4.2.3. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-

2015 diukur dari Return on Total Assets ROA Return on Total Assets ROA yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai pendapatan. = − � 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik Trend LDR periode 2006-2015 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. ROA PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Milliar Rupiah PERHITUNGAN ROA No Tahun Laba sebelum Pajak Rata-rata Total Aset ROA 1 2006 6,067 163,490.0 3.71 2 2007 6,402 197,402.0 3.24 3 2008 7,720 231,787.5 3.33 4 2009 8,945 263,981.0 3.39 5 2010 10,653 303,405.5 3.51 6 2011 13,619 353,163.5 3.86 7 2012 14,686 412,451.0 3.56 8 2013 17,816 469,649.5 3.79 9 2014 20,741 524,730.5 3.95 10 2015 22,657 573,764.5 3.95 Sumber: Data Laporan Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 yang telah diolah. 2017 Apabila rasio ROA semakin kecil mengidentifikasikan kurangnya kemampuan bank baik dalam mengelola struktur aktiva maupun meningkatkan pendapatan dan efisiensi menekankan biaya yang mempengaruhi modal bank. Pada tahun 2006 nilai ROA Bank BCA sebesar 3.71 yang menunjukkan bahwa manajemen bank mampu mendapatkan keuntungan sebesar 3.71 dari total aktivanya. Pada tahun 2007, ROA Bank BCA menurun menjadi 3.24, hal ini dikarenakan tidak berimbangnya peningkatan pada laba sebelum pajak dengan peningkatan total asset. Pada tahun 2008, ROA Bank BCA meningkat menjadi 3.33. Pada tahun 2009, ROA Bank BCA meningkat menjadi 3.39. Pada tahun 2010, ROA Bank BCA meningkat menjadi 3.51. Pada tahun 2011, ROA Bank BCA meningkat menjadi 3.86. Terjadinya peningkatan ROA pada Bank BCA selama 5 tahun berturut-turut menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola struktur aktiva maupun meningkatan pendapatan dan kemampuan bank dalam Universitas Sumatera Utara efisiensi atau dalam menekan biaya cukup baik. Namun pada tahun 2012, ROA Bank BCA mengalami penurunan menjadi 3.56, hal ini dikarenakan tidak berimbangnya peningkatan pada laba sebelum pajak dengan peningkatan total asset. Pada tahun 2013, ROA Bank BCA meningkat menjadi 3.79. Pada tahun 2014, ROA Bank BCA meningkat menjadi 3.95. Pada tahun 2015, ROA Bank BCA stabil yaitu 3.95. Gambar 4.3. Grafik trend ROA pada PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Sumber: Penulis 2017. Hasil dari Return on Assets ROA pada Bank BCA periode 2006-2015 menunjukkan hasil yang sangat baik karena memenuhi standar Bank Indonesia yaitu diatas 1.25. Selain itu, Grafik trend ROA bank BCA selama 10 tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup stabil.

4.2.4. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-

2015 diukur dari Net Interest Margin NIM Net Interest Margin NIM yaitu perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623dpnp 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik Trend ROA periode 2006-2015 Universitas Sumatera Utara tanggal 31 Mei 2004. Sedangkan pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga yang diperoleh bank dikurangi biaya bunga bank yang menjadi beban. � = ℎ � Tabel 4.4. NIM PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Milliar Rupiah No Tahun Pendapatan Bunga Bersih Aktiva Produktif NIM 1 2006 9,460 146,512 6.5 2 2007 9,579 181,870 5.3 3 2008 12,356 221,855 5.6 4 2009 14,900 254,686 5.9 5 2010 13,921 290,627 4.8 6 2011 18,054 334,956 5.4 7 2012 21,238 389,093 5.5 8 2013 26,425 435,309 6.1 9 2014 32,027 483,945 6.6 10 2015 35,869 527,407 6.8 Sumber: Data Laporan Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 yang telah diolah. 2017 Semakin tinggi rasio NIM maka semakin tinggi profitabilitas bank karena selisih antara pendapatan bunga dengan beban bunga semakin besar. Pada tahun 2006, NIM Bank BCA sebesar 6.5 yang berarti bahwa aktiva produktif mampu menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar 6.5. Pada tahun 2007, NIM Bank BCA menurun menjadi 5.3, hal ini dikarenakan tidak berimbangnya peningkatan pada pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif. Pada tahun 2008, NIM Bank BCA naik menjadi 5.6. Pada tahun 2009, NIM Bank BCA naik menjadi 5.9. Pada tahun 2010, NIM Bank BCA turun menjadi 4.8. Hal ini disebabkan karena penurunan pendapatan bunga bersih dari 14.900 milliar pada tahun 2009 menjadi 13.921 milliar pada tahun 2010. Pada tahun 2011, Universitas Sumatera Utara NIM Bank BCA naik menjadi 5.4. Pada tahun 2012, NIM Bank BCA naik menjadi 5.5. Pada tahun 2013, NIM Bank BCA naik menjadi 6.1. Pada tahun 2014, NIM Bank BCA naik menjadi 6.6. Pada tahun 2015, NIM Bank BCA naik menjadi 6.8. Gambar 4.4. Grafik trend NIM pada PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Sumber: Penulis 2017. Hasil dari Net Interest Margin NIM pada Bank BCA periode 2006-2015 menunjukkan hasil yang sangat baik karena memenuhi standar Bank Indonesia yaitu diatas 2. Grafik trend diatas menunjukkan kinerja NIM Bank BCA selama 10 tahun cukup baik karena hanya turun sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2007 dan 2010. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik Trend NIM periode 2006-2015 Universitas Sumatera Utara

4.2.5. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-

2015 diukur dari Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini sering juga disebut sebagao rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank ada dalam kondisi bermasalah semakin kecil. = � � Tabel 4.5. BOPO PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Milliar Rupiah PERHITUNGAN BOPO No Tahun Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO 1 2006 13,368 19,376 69.0 2 2007 12,842 19,174 67.0 3 2008 15,511 23,179 66.9 4 2009 18,762 27,417 68.4 5 2010 17,620 28,021 62.9 6 2011 19,203 31,780 60.4 7 2012 21,008 35,263 59.6 8 2013 24,501 41,578 58.9 9 2014 32,382 53,122 61.0 10 2015 36,436 59,094 61.7 Sumber: Data Laporan Keuangan PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 yang telah diolah. 2017 Universitas Sumatera Utara Rasio BOPO yang semakin besar mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menentukan biaya operasional serta dalam meningkatkan pendapatan operasionalnya, yang akan menimbulkan kerugian karena bank dinilai kurang efisien dalam mengelola usahanya. Pada tahun 2006, BOPO Bank BCA adalah 69.0 yang berarti bahwa biaya operasional Bank BCA adalah sebesar 69.0 dari pendapatan operasional. Pada tahun 2007 BOPO Bank BCA turun menjadi 67.0. Penurunan tersebut terjadi karena penurunan pada biaya operasional. Pada tahun 2008 BOPO Bank BCA turun menjadi 66.9. Pada tahun 2009 BOPO Bank BCA naik menjadi 68.4. Kenaikan tersebut terjadi karena kenaikan biaya operasional. Pada tahun 2010 BOPO Bank BCA turun menjadi 62.9. Penurunan tersebut terjadi karena penurunan pada biaya operasional dan terjadi kenaikan pada pendapatan operasional. Pada tahun 2011 BOPO Bank BCA turun menjadi 60.4. Pada tahun 2012 BOPO Bank BCA turun menjadi 59.6. Pada tahun 2013 BOPO Bank BCA turun menjadi 58.9. Pada tahun 2014 BOPO Bank BCA naik menjadi 61.0. Pada tahun 2015 BOPO Bank BCA naik menjadi 61.7. Gambar 4.5. Grafik trend BOPO pada PT Bank BCA Tbk periode 2006-2015 Sumber: Penulis 2017. 52.0 54.0 56.0 58.0 60.0 62.0 64.0 66.0 68.0 70.0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik Trend BOPO periode 2006-2015 Universitas Sumatera Utara Hasil dari BOPO pada Bank BCA periode 2006-2015 menunjukkan hasil yang sangat efisien karena berada dibawah standar Bank Indonesia yaitu 94. Pada tahun 2009-2013 terjadi penurunan BOPO selama 4 tahun berturut-turut. Hal tersebut terjadi karena kenaikan biaya operasional penurunan biaya operasional pada tahun 2010 tidak sebanding dengan kenaikan pada pendapatan operasional. Namun dilihat dari grafik trend kinerja keuangan BOPO diatas dapat dilihat grafik yang sangat berfluktuatif. Perusahaan diharapkan dapat lebih mempertahankan konsistensi dalam mencapai kinerja yang efisien. Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi penilaian rata-rata rasio keuangan Bank BCA Tbk Keterangan Rata-rata Rasio Standar Rasio BI Kriteria Quick Ratio 13.8 15- 20 Tidak Sehat LDR 61.1 85-100 Sehat ROA 3.63 0.5- 1.25 Sehat NIM 5.8 1,5 -2 Sehat BOPO 63.6 94- 96 Sehat Sumber: data diolah oleh penulis 2017. Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa, Bank BCA hampir secara keseluruhan mengalami kondisi yang sehat karena memenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hanya pada quick ratio yang mengalami kondisi tidak sehat, dikarenakan masih belum memenuhi standar rasio yang ditetapkan Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN