Tabel 3.1 Definisi Operasional
1. Rasio Likuiditas
No Variabel Pengukuran
Skala ukur
a.
Quick
Ratio
= ℎ
� �
Rasio
b.
Loan to Deposit
Ratio
= ℎ
�
Rasio
2. Rasio Rentabilitas
No Variabel
Pengukuran Skala
ukur a.
Returns on Total Assets
ROA =
− �
Rasio
b.
Net Interest Margin
NIM � =
ℎ �
Rasio
c. BOPO
= �
�
Rasio
Sumber: Data Diolah Penulis 2016
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan laporan keuangan yang sudah dipublikasi secara resmi oleh PT. Bank BCA Tbk.
Adapun data yang dipublikasi oleh bank tersebut berupa laporan keuangan yang diambil melalui website www.bca.co.id.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif yang dapat menggambarkan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai data yang telah dianalisis dan berupa angka-angka yang telah diperhitungkan. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
Analisis rasio dan analisis trend. 1.
Teknik analisis rasio Adapun jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Menurut Harahap 2007:301 Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
1 Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan pemilik simpanan, giro, tabungan, dan deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh
suatu bank. =
ℎ �
� 2
Loan to Deposit Ratio LDR yaitu rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak
ketiga. =
ℎ �
Universitas Sumatera Utara
b. Rasio rentabilitas
yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. 1
Returns on Total Assets ROA yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang
dikuasainya untuk menghasilkan berbagai pendapatan. =
− �
2 Net Interest Margin NIM yaitu perbandingan antara pendapatan bunga
bersih dengan aktiva produktif. � =
ℎ �
3 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO yaitu
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. =
� �
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dapat diketahui untuk
masing-masing rasio kesehatan bank, yaitu:
Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Kesehatan Bank
NO KOMPO
NEN SANGAT
SEHAT SEHAT
CUKUP SEHAT
KURANG SEHAT
TIDAK SEHAT
Universitas Sumatera Utara
1 Quick
Ratio Sangat
Likuid Likuid
Rasio berkisar 15 sampai
20 Kurang
Likuid Tidak Likuid
2 LDR
50Rasio ≤ 75
75Rasio ≤ 85
85 Rasio≤
100 100Rasio
≤ 120 Rasio
120 3
ROA Perolehan
laba sangat tinggi
Perolehan laba tinggi
0.5 Rasio≤
1.25 ROA
mengarah negatif
ROA negatif
4 NIM
Margin bunga
bersih sangat
tinggi Margin
bunga bersih tinggi
NIM berkisar antara 1,5
sampai dengan 2
Margin bunga bersih rendah
mengarah negatif
Margin bunga bersih
sangat rendah atau negatif
5 BOPO
Tingkat efisien
sangat baik Tingkat
efisien baik 94
Rasio≤ 96
Tingkat efisien buruk
Tingkat efisien sangat
buruk
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 2.
Teknik analisis trend Analisis trend ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan keadaan
keuangan suatu perusahaan dimasa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun, maupun tetap. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan melalui rentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa itu ke masa berikutnya. Berdasarkan data
historis itu dicoba melihat kecenderungan yang mungkin akan muncul di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.
Sejarah Perusahaan Bank BCA Tbk
Pada tahun 1955 NV Perseroan Dagang dan Industry Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia BCA. Pada tanggal 21
Febuari 1957 BCA mulai beroperasi dan berkantor pusat di Jakarta. Pada tahun 1970an BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA
berkembang menjadi Bank Devisa. Pada tahun 1980an BCA memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di
Indonesia. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk
jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan Tahapan BCA. Pada tahun 1990an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui
ATM Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine. Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta.
Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka antara lain PT Telkom untuk pembayaran
tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran
tagihan melalui ATM BCA. Pada tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami bank rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken
Over BTO dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, suatu institusi
Universitas Sumatera Utara