Pengujian abrasi agregat kasar ALWA Pengujian gradasi agregat kasar ALWA

xlvi Cara kerja pengujian ini adalah sebagai berikut: a. Mengambil ALWA sampel kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran. b. Mengeringkan ALWA dalam oven dengan suhu 110°C selama 24 jam. c. Mendiamkan ALWA setelah dioven hingga mencapai suhu kamar. d. Mengambil ALWA kering permukaan lalu ditimbang seberat 1500 gram a. e. Memasang container pada neraca, lalu menuangkan air dalam bejana tersebut hingga container terendam seluruhnya dan mengatur posisinya agar neraca seimbang. Memasukkan ALWA kedalam container hingga seluruhnya terendam air selama 24 jam. f. Setelah 24 jam, menimbang container dan ALWA dalam keadaan terendam dalam air. g. Mengangkat container dari dalam air kemudian mengeringkan ALWA dengan dilap. h. Menimbang ALWA dalam kondisi SSD b. i. Menimbang container. j. Menghitung berat agregat dalam air dengan cara mengurangkan hasil penimbangan langkah ke i dengan berat container. c k. Menganalisis hasil pengujian tersebut dengan persamaan 3.7-3.10 : Bulk Specific Gravity = c b a - ………………………………………….3.7 Bulk Specific Gravity SSD c b b - = ………………………………...3.8 Apparent Specific Gravity c a a - = ………………………………...3.9 Absorption 100 x a a b - = ……………………….3.10

3.6.2.2. Pengujian abrasi agregat kasar ALWA

Agregat kasar ALWA merupakan salah satu bahan dasar beton yang harus memenuhi standart tertentu untuk daya tahan keausan terhadap gesekan. Standart ini dapat diketahui dengan bejana Los Angelos. Agregat kasar harus tahan xlvii terhadap gaya aus gesek dan bagian yang hilang karena gesekan tidak boleh lebih dari 50. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui daya tahan agregat kasar ALWA terhadap gesekan. Alat dan bahan yang digunakan : a Bejana Los Angelos dan 11 bola pejal. b Saringan ayakan diameter 2 mm. c Timbangan neraca. d ALWA Cara kerja pengujian ini adalah : a. Mencuci agregat kasar ALWA sampai bersih kemudian mengeringkan dalam oven dengan suhu 110°C selama 24 jam. b. Mengambil agregat kasar ALWA dari oven dan membiarkannya sampai suhu kamar kemudian mengayak dengan ayakan 12,5 mm, 9,5 mm, dan 4,75 mm dengan ketentuan lolos ayakan 12,5 mm dan tertampung ayakan 9,5 mm sebanyak 2,5 kg. Lolos ayakan 9,5 mm dan tertampung 4,75 mm sebanyak 2,5 kg. c. Memasukkan agregat kasar ALWA yang sudah diayak sebanyak 5 kg ke dalam mesin Los Angelos i. d. Mengunci lubang mesin Los Angelos rapat-rapat lalu menghidupkan mesin dan mengatur perputaran mesin sampai 500 kali putaran. e. Setelah diputar, mengeluarkan ALWA dan menimbang hasil pemutaran yang tertahan pada ayakan 2 mm.j f. Menganalisis persentase berat agregat yang hilang dengan persamaan 3.11 Persentase berat yang hilang = 100 ´ - i j i ……………………….……3.11 xlviii

3.6.2.3. Pengujian gradasi agregat kasar ALWA

Agregat kasar dapat berupa kerikil kasar hasil disintegrasi alami berupa batu pecah split yang dipecah dengan alat pemecah batu. Agregat kasar yang digunakan untuk membuat beton ringan dalam penelitian ini adalah ALWA. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui susunan gradasi dari ALWA yang akan digunakan. Alat dan bahan yang digunakan : a Satu set saringan dengan susunan diameter lubang 38 mm, 25 mm, 19,5 mm, 12,5 mm, 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,85 mm, 0,3 mm, 0,15 mm dan panci penampung pan. b Masin penggetar. c Timbangan Neraca. d ALWA kering oven. Cara kerja pengujian ini adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan ALWA yang telah dioven selama 24 jam dengan suhu110°C seberat 1500 gram. b. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari diameter bawah ke atas: pan; 2.36 mm; 4.75 mm; 9.5mm; 12.5mm; 19mm; 25mm; 38,10 mm. c. Menuangkan ALWA ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapat-rapat susunan ayakan tersebut dan meletakkannya di mesin penggetar. d. Menghidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit. e. Menimbang dan mencatat berat agregat kasar yang tertinggal di atas masing- masing ayakan. f. Menghitung persentase berat ALWA tertinggal pada masing-masing saringan. g. Menghitung modulus kehalusan dengan persamaan 3.12 Modulus kehalusan ALWA = n m ……………………….……………..3.12 xlix dengan m = ∑ persentase komulatif berat ALWA yang tertinggal selain dalam pan. n = ∑ persentase berat pasir yang tertinggal.

3.7. Hitungan Rancang Campur Beton Mix Design

Rencana campuran antara semen, air dan agregat-agregat yang sangat penting untuk mendapatkan kekuatan beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Perancangan campuran adukan beton dimaksudkan untuk memperoleh kualitas beton yang seragam. Dalam penelitian ini digunakan rancang campur beton ringan dengan metode Dreux-Corrise direncanakan dengan f’c 17 MPa. Langkah- langkah perancangannya sebagai berikut :

3.7.1. Penentuan Rasio Air dan Semen.

Rasio air dan semen dihitung dengan menggunakan rumus Bolomey pada persamaan 3.13 yaitu : ÷ ø ö ç è æ - = 5 , 28 E C c G s s ………………………………………………………..3.13 dengan σ 28’ = kuat tekan beton pada umur 28 hari. G = koefisien kekuatan butir agregat tabel 3.4. Σ c’ = kuat aduk semen pada umur 28 hari. C = kadar semen dalam kgm 3 beton. E = jumlah air efektif. Tabel 3.4 Nilai Koefisien G Ukuran Butir Mutu Agregat Kecil D 10 mm Sedang 10 mm D 15 mm Baik sekali 0,45 0,40 Baik 0,40 0,35 cukup 0,35 0,30 sumber : widi Hartono, 2001