F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Dalam suatu penelitian agar hasil yang didapat meyakinkan maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengukur kesahihan dan keandalan
alat ukur tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan penelitian pendahuluan terhadap sejumlah 20 orang penderita Tuberkulosis yang berobat di RSU Brayat Minulya
Surakarta untuk menguji validitas dan reliabilitas alat uji atau kuesioner tersebut.
1. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran
tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pre-test sebanyak 20 buah kuesioner untuk mengetahui validitas dari masing-masing pernyataan. Koefisien validitas butir
diperoleh antara skor butir dan skor faktor. Skor butir diperoleh dari skor yang diberikan responden, sedangkan skor faktor diperoleh dari jumlah semua skor butir
yang ada dalam faktor tersebut. Hasil perhitungan nanti akan didapat valid atau tidaknya kuesioner dengan melihat kuat lemahnya ditunjukkan oleh besar kecilnya
angka yang merupakan kuesioner korelasi itu. Koefisien yang besarnya mendekati angka 1,0 menunjukkan semakin kuatnya hubungan yang ada sedangkan koefisien
yang semakin kecil mendekati angka 0 berarti semakin lemahnya hubungan yang terjadi.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, dimana untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang
berbeda pada subyek yang sama. Suatu hasil uji reliabilitas dikatakan mempunyai reliabilitas sempurna apabila r = 1, dan dikatakan tidak reliabel jika r = 0.
G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas