Pegadaian pada Masa VOC 1746-1811 Pegadaian pada Masa Penjajahan Inggris 1811-1816

7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Dasar Hukum Berdirinya PT Pegadaian Persero

Pegadaian sebagai lembaga yang memberikan pinjaman uang dengan jaminan barang-barang bergerak telah lama dikenal di Indonesia, yaitu sejak zaman VOC. Untuk memudahkan dalam penulisan ini maka sejarah pegadaian akan dibagi dalam dua tahap, yaitu pada saat sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan.

1. Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia

Sejarah pegadaian sebelum kemerdekaan telah mengalami 4 empat periode pemerintahan yaitu: a. Masa VOC 1746-1811 b. Masa penjajahan Inggris 1811-1816 c. Masa penjajahan Belanda 1816-1946 d. Masa penjajahan Jepang 1942-1945 Fungsi pegadaian pada masa tersebut diatas tetap sebagai penyalur pinjaman dengan jaminan benda bergerak.

a. Pegadaian pada Masa VOC 1746-1811

Pada masa VOC lembaga gadai dikenal dengan “Bank Van Leening”. Pertama didirikan pada tahun 1746 berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Von Sinhoff, tanggal 28 Agustus 1746. Lembaga ini memberikan pinjaman atas dasar gadai dan juga bertindak sebagai wessel bank. Universitas Sumatera Utara 8 Pada mulanya yaitu sejak didirikan pada tahun 1746 lembaga ini merupakan perusahaan patungan antara VOC pemerintah dengan pihak swasta, dengan perbandingan modal 23 modal swasta dengan jumlah modal seluruhnya f 7.500.000,00, kemudian sejak tahun 1794 diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah dengan bunga 6 per tahun. Dalam melakukan usahanya, Bank Van Leening memungut bunga 9 per tahun 3 atau 4 per bulan. Pada tahun 1800 VOC dibubarkan dan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Belanda. Semasa pemerintahan Gubernur Jenderal Deandles, Bank Van Leening ini lebih diperhatikan dan dalam masa pemerintahannya dikeluarkan peraturan tentang jenis-jenis barang yang dapat diterima sebagai jaminan yaitu emas, perak, kain, dan lain-lain.

b. Pegadaian pada Masa Penjajahan Inggris 1811-1816

Pada tahun 1811 terjadi peralihan kekuasaaan dari pemerintahan Belanda kepada pemerintahan Inggris. Sir Stamford Raffles sebagai pemimpin tertinggi di Indonesia pada masa itu tidak menyutujui adanya Bank Van Leening dikelola pemerintah, maka dikeluarkanlah peraturan yang menyatakan bahwa setiap orang dapat mendirikan badan perkreditan ini dengan syarat mendapat izin dari penguasa. Peraturan ini disebut juga Licentie Stelsel. Dalam perkembangannya ternyata tujuan Licentie Stelsel yaitu memperkecil peranan worker lintah darat tidak mencapai sasaran, artinya tidak menguntungkan pemerintahan malahan menimbulkan kerugian terhadap masyarakat karena timbulnya penarikan bunga yang tidak wajar. Oleh karena itu pada tahun 1814 Licentie Stelsel dihapuskan dan diganti dengan “Pacht Stelsel” dimana anggota Universitas Sumatera Utara 9 masyarakat umum dapat menjalankan usaha gadai dengan syarat sanggup membayar sewa kepada pemerintah.

c. Pegadaian pada Masa Penjajahan Belanda