Kemampuan guru PAI dalam pembelajaran PAI dengan pendekatan SEL

47 bertujuan untuk melatih sikap kejujuran, kedisiplinan, kebersihan, kepemimpinan, kebersamaan, dan kreatifitas siswa. Berdasarkan data tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya semua SD telah menerapkan program pendidikan karakter sejak dahulu. Namun perbedaannya pada jenis kegiatan yang tidak sama, disesuaikan dengan jenis sekolahnya. SD yang berbasis keagamaan lebih kental nuansa keagamaannya dalam semua kegiatan yang dilakukan di sekolah dalam program pembiasaan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dilakukan dalam pembelajaran masih di pengaruhi oleh tingkat kreatifitas masing-masing guru dalam memilih model pembelajaran di kelas untuk menanamkan pendidikan karakter pada siswa SD.

3. Kemampuan guru PAI dalam pembelajaran PAI dengan pendekatan SEL

Berdasarkan hasil angket setelah dilakukan desiminasi model pembelajaran PAI dengan pendekatan SEL terhadap para guru PAI di DIY, maka dapat diketahui kemampuan guru PAI dalam menerapkan model pembelajaran Sosial Emosional SEL di Sekolah Dasar tempat mereka bekerja, dapat dilihat pada uraian berikut ini. Pada dimensi kesadaran diri, yang meliputi: 1 mengenal dan memberi nama emosi seseorang; 2 memahami alasan dan keadaan untuk merasakan sebagai orang yang melakukan; 3 mengenal dan memberi nama emosi orang lain; 4 mengenal kekuatan dan memobilisasi perasaan positif tentang diri sendiri, sekolah, keluarga dan dukungan jaringan; 5 mengetahui kebutuhan dan nilai-nilai seseorang; 6 mengamati diri sendiri secara tepat; 7 percaya akan keberhasilan pribadi; dan 8 memiliki rasa spiritualitas. Aspek yang paling menonjol dimiliki oleh guru PAI adalah semangat mereka dalam mengawal terwujudnya kehidupan spiritualitas pada seluruh warga sekolah, sebagaimana tergambar pada histogram berikut ini. 48 Gambar 7. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Dimensi Kesaadaran Diri Pada SD yang berbasis keagamaan, baik SD Muhammadiyah, SD Islam Terpadu, Madrasah Ibtidaiyah MI lebih memilih penanaman nilai karakter melalui pola kegiatan keagamaan, pembiasaan, dan keteladanan, seperti pembiasaan pada siswa untuk sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah bagi siswa SD Islam, berdoa bersama setiap akan melakukan aktivitas, penempelan tulisan penguatan karakter di dinding sekolah. Gambar 8. Sholat berjamaah dan Kegiatan pengajian Pada dimensi kepedulian sosial, yang meliputi: 1 menghargai kemajemukan atau keberagaman; 2 menunjukkan rasa hormat kepada orang lain; 3 mendengarkan dengan hati-hati dan akurat; 4 meningkatkan empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain. Aspek yang paling banyak ditanamkan kepada siswa adalah pendidikan tentang toleransi dan sikap hormat kepada orang yang lebih tua, serta sikap sayang kepada yang lebih muda. 49 Gambar 8. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Dimensi Kesaadaran Diri Kemampuan menghargai kemajemukan ditanamkan lewat kegiatan ekstrakurikuler seperti lomba peragaan pakaian adat dari seluruh nusantara, dan peringatan hari-hari besar keagamaan. Semua ini dimaksudkan agar muncul sikap toleransi pada perbedaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Gambar 9. Kegiatan Ekstrakurikuler-Peragaan Pakaian Adat Sementara tentang kemampuan melatih empati pada para siswa nampaknya belum maksimal dilakukan oleh guru. Sehingga masih ditemui beberapa anak SD yang masih suka saling mengejek satu sama lain. Hal ini terjadi karena pendidikan empati belum dibiasakan diajarkan kepada siswa. Padahal jika keterampilan empati dilatihkan kepada siswa secara terus menerus akan dapat mengurangi sikap bullying siswa terhadap temannya yang lemah. Kemampuan guru dalam menanamkan sikap empati dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini. 50 Gambar 10. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Melatih Empati Pada gambar histogram tersebut diketahui bahwa sebagian besar guru menyetujui pentingnya melatih sikap empati kepada siswa. Namun mereka kebanyakan tidak mengetahui metode apa yang tepat untuk diterapkan kepada siswa SD. Kesulitan dalam melakukan inovasi pembelajaran ini dapat diatasi dengan memberika pelatihan pembelajaran PAI dengan pendekatan SEL. Kemampuan guru PAI dalam mengelola stres siswa cukup baik, karena semua guru sangat menyetujui perlunya mengelola stres siswa dengan memberikan berbagai kegiatan yang mampu menghibur siswa. Macam-macam kegiatan tersebut disajikan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler, yang disesuaikan dengan bakat dan minat siswa. Gambar 11. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Mengelola Stres Kegiatan ekstrakurikuler yang paling banyak diminati siswa sekolah dasar adalah pramuka dan drumband. Para guru sangat mendukung siswa untuk aktif dikegiatan ekstrakurikuler ini agar dapat membantu mengelola stres siswa dan sekaligus dapat untuk menyalurkan bakat dan potensi siswa. 51 Gambar 12. Kegiatan Ekstrakurikuler-Drumband dan Pramuka Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam akan mampu menjadi wahana pengembangan potensi siswa secara positif. Kegiatan dramben dapat melatih sikap disiplin dan sportif, sedangkan kegiatan pramuka dapat melatih sikap kepemimpinan, kemandirian, rasa percaya diri, dan kerja sama. Pada dimensi manajemen diri dan organisasi, yang meliputi: 1 mengungkapkan secara lisan dan mengatasi kecemasan, kemarahan, dan depresi; 2 mengendalikan kata hati, kemarahan, dan merusak diri sendiri, perilaku antisocial; 3 mengelola stres pribadi dan orang lain; 4 memfokuskan pada tugas-tugas yang ada; 5 menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang; 6 merencanakan secara bijaksana dan menyeluruh; 7 memodifikasi kinerja berdasarkan umpan balik; 8 memobilisasi motivasi positif; 9 mengaktifkan harapan dan optimis; dan 10 bekerja menuju status kinerja yang optimal. Aspek kemampuan yang menonjol pada dimensi manajemen diri dan organisasi adalah kemampuan guru dalam memodifikasi kinerja tergolong tinggi. Ini artinya terdapat sikap inisiatif dan kreatif guru dalam menjalankan tugasnya selaku pengajar. Gambar 13. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Memodifikasi Kinerja 52 Kemampuan guru dalam memodifikasi kinerja dilakukan dengan cara mengatur segala bentuk kegiatan sekolah yang terkait dengan pembentukan akhlak menjadi wewenang guru PAI. Tidak hanya itu, karena di SD tidak ada guru BK Bimbingan Konseling maka guru PAI juga sekaligus menjadi guru bimbingan penyuluhan. Tugas sebagai guru agama ini cukup berat karena harus mampu mengajarkan dan menjadi contoh bagi siswa untuk selalu berakhlak mulia. Lebih dari itu tugas guru PAI juga harus mampu menyelesaikan berbagai kenakalan yang dilakukan olen oleh siswa dan guru. Karena itulah, maka guru PAI dituntut untuk mampu memodifikasi kinerja agar mampu mewujudkan terbentuknya karakter dan akhlak mulia secara baik. Selaian itu guru PAI juga dituntut untuk dapat memprioritaskan tujuan jangka pendek dan jangka menengah. Adapun kemampuan guru PAI dalam memprioritaskan tujuan adalah sebagaimana digambarkan dalam histogram berikut ini. Gambar 14. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Menetapkan Prioritas Tujuan Pada dimensi kemampuan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan , yang mencakup: 1 menganalisa situasi secara tepat dan mengidentifikasi masalah dengan jelas; 2 melatih dalam pengambilan keputusan sosial dan keterampilan pemecahan masalah; 3 menanggapi secara baik dalam cara pemecahan masalah terhadap hambatan orang lain; 4 melakukan evaluasi diri dan refleksi; dan 5 melakukan diri sendiri dengan tanggungjawab pribadi, moral, dan etika. Kemampuan yang paling menonjolkan dimiliki oleh para guru PAI adalah kemampuan untuk bertanggung jawab dalam penentuan keputusan sendiri. Banyaknya tugas yang harus diemban oleh guru PAI, maka mereka harus mampu menentukan sendiri keputusan apa yang tepat untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pekerjaan yang dialaminya secara bertanggung jawab. 53 Diantara yang menjadi prioritas tujuan guru PAI dalam mendidik karakter dan akhlak mulia siswa adalah menciptakan siswa yang jujur. Oleh karena itu banyak kegiatan yang dibuat oleh para guru agar siswa terbiasa berlaku jujur. Adapun media yang dipakai untuk melatihnya, diantaranya dengan pengadaan kantin jujur, dan penyediaan kotak penemuan barang. Melalui kantin jujur, siswa dilatih untuk selalu berlaku jujur, meskipun melakukan transaksi jual beli yang tidak ada penjaganya. Demikian juga kotak penemuan barang dapat berfungsi untuk melatih kejujuran siswa saat menemukan barang, meskipun tidak mengetahui siapa pemilik barang, namun siswa meletakkan barang temuan di kotak temuan yang telah disediakan. Gambar 15. Kegiatan Kantin Jujur Kegiatan kantin jujur juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk melatih semangat kewirausahaan pada diri siswi, dan sekaligus melatih sikap kepemimpinan dan kejujuran. Gambar 16. Tempat Temuan Barang Sementara temuan barang dapat melatih siswa untuk selalu terbuka terhadap barang yang ditemukan. Sikap ini sangat baik untuk melatih perilaku jujur dan empati kepada orang lain yang kehilangan barang. 54 Gambar 17. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Menentukan Keputusan Sendiri Sebagian besar responden menyetujui bahkan sangat setuju apabila guru PAI itu memiliki rasa tanggung jawab setelah menentukan sendiri keputusannya. Meskipun demikian pengambilan keputusan juga harus melewati pertimbangan dan musyawarah dari fihak yang berkepentingan lainnya. Karena tanpa adanya musyawarah terlebih dahulu dari fihak yang berkepentingan, niscaya putusan yang telah dibuat sulit untuk dijalankan. Namun apabila terjadi perbedaan pendapat atau kesempatan dalam menentukan prioritas untuk memutuskan, maka guru PAI harus mampu memutuskannya secara mandiri dan bertanggung jawab. Kemampuan guru PAI dalam melakukan evaluasi dirinya sangat tinggi, karena refleksi atau muhasabah merupakan suatu ajaran yang baik untuk dilaksanakan. Melalui kemampuan mengevaluasi yang baik akan diperoleh pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sehingga memacu semangat untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Sebagian besar guru PAI sangat menyetujui untuk sering melakukan evaluasi diri, sebelum manusia dievaluasi oleh Tuhan. Gambar 18. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Mengevaluasi Diri 55 Pada gambar histogram di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru PAI dalam mengevaluasi diri cukup tinggi dan hanya ada sedikit orang saja yang tidak menyetujui hal itu. Sedikitnya orang yang tidak menyetujui kalau guru PAI harus sering melakukan evaluasi diri dalah mereka yang tidak menyadari keberadaan dirinya di dunia yang hanya sebentar saja. Pada dimensi kemampuan mengelola hubungan, yang meliputi: 1 mengelola emosi dalam hubungan, harmonisasi perasaan dan sudut pandang yang beragam; 2 menunjukkan kepekaan terhadap isyarat sosial-emosional; 3 mengekspresikan emosi secara efektif; 4 mengkomunikasikan secara jelas; 5 melibatkan orang lain dalam situasi social; 6 membangun hubungan; 7 melakukan kerja secara kooperatif; 8 melatih sikap tegas, kepemimpinan, dan kepercayaan; 9 mengelola konflik, negosiasi, dan penolakan; dan 10 menyediakan, mencari bantuan. Kemampuan yang paling bagus dimiliki oleh para guru PAI adalah kemampuan dalam menjalin dan mengelola hubungan dengan orang lain. Sikap sosial ini ditunjukkan melalui upaya menciptakan aturan yang berlaku sama untuk semua siswa. Kemampuan guru PAI dalam mengharmoniskan perasaan yang beragam cukup baik. Sebagian besar guru menyatakan sangat setuju untuk selalu menjaga keharmonisan perasaan. Sebagaimana yang dapat dilihat pada histogram berikut ini. Gambar 19. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Menjaga Perasaan Harmonis Upaya yang dilakukan guru PAI untuk selalu menjaga keharmonisan perasaan adalah membuat kegiatan dan aturan yang adil untuk semua. Aturan yang dibuat untuk kepentingan bersama, diantaranya adalah aturan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah melalui piket kelas. Piket kelas ini dijalankan dalam rangka menjaga agar semua 56 merasa nyaman berada di kelas. Selain itu, dengan menjalankan piket kelas dapat dilatih sikap tanggung jawab dan kerja sama. Sebagaimana tampak pada gambar berikut ini. Gambar 20. Kegiatan Piket Kelas Kemampuan guru PAI dalam menanamkan sikap kepemimpinan dan sikap tegas kepada siswa sudah bagus, karena sebagian besar guru sangat menyetujui untuk dapat bersikap tegas dalam memimpin. Ketegasan tanpa diskriminasi diperlukan dalam penegakan aturan yang sudah disepakati bersama. Sikap tegas tanpa kompromi untuk menegakkan aturan yang sudah disepakati tidak diterima oleh sebagian besar guru PAI. Adapun kemampuan guru PAI untuk bersikap tegas tanpa pertimbangan dapat dilihat pada histogram berikut ini. Gambar 21. Histogram Kemampuan Guru PAI untuk Tegas Tanpa Kompromi Sikap tegas memang diperlukan untuk tegaknya aturan. Namun sebagian besar guru tidak menyetujui jika aturan itu diterapkan secara tidak manusiawi dan cenderung emosional. Karena sebuah ketidaktertiban seorang guru atau murid itu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah. Sehingga dapat diketahui mana yang bias diterima alasannya dan mana yang tidak bisa dimaklumi. 57 Gambar 22. Kegiatan Upacara Memupuk Sikap Kedisiplinan dan Kepemimpinan Sikap kedisiplinan dan latihan kepemimpinan juga diajarkan melalui upacara bendera yang diadakan setiap hari senin. Selain untuk melatih sikap kepemimpinan, upacara juga dimaksudkan agar siswa memiliki sikap cinta pada tanah air dan memiliki semangat untuk dapat berprestasi guna memajukan bangsa Indonesia. Gambar 23. Kegiatan Melatih Sikap Kejujuran dan Kedisiplinan Sikap kejujuran dan dan kedisiplinan serta rasa tanggungjawab juga dilatihkan kepada siswa melalui pembiasaan untuk menuliskan sendiri jam kedatangan dan kepulangannya di dinding sekolah. Sikap integritas dan komitmen ini perlu dimiliki siswa agar kelak mampu bersikap jujur pada diri sendiri dan kepada orang lain. Pembiasaan berlaku jujur ini perlu terus dipupuk, karena saat ini ketidakjujuran juga sudah menjangkiti kaum generasi muda. Hal ini dapat dilihat dari pelaku tindak korupsi di Indonesia akhir akhir ini juga dilakukan oleh orang yang masih tergolong muda. Karena itulah, harus sejak dini anak diperkuat pertahanan mentalnya melalui pembiasaan untuk jujur dalam perkataan, perbuatan, maupun penampilan. Anak perlu dilatih untuk bisa berlaku jujur dalam setiap kesempatan. Guru dapat memberikan apresiasi terhadap kejujuran anak melalui penilaian karakter ranah afektif. 58 Gambar 24. Kegiatan Ekstrakurikuler-Melatih Sikap Kerjasama Sikap kerjasama dapat ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang dilaksanakan di luar kelas dalam bentuk pembelajaran proyek. Penugasan menyelesaikan proyek secara berkelompok yang heterogin ini mampu menanamkan sikap saling bekerjasama dan saling membantu untuk meraih kesuksesan bersama yakni terselesaikannya proyek secara baik. Melalui sikap kerjasama akan terbangun sinergi untuk dapat menghindari dari terjadinya konflik, karena telah ada perasaan saling memahami perbedaan satu dengan yang lainnya. Adapun kemampuan guru PAI untuk mengelola konflik dapat dilihat pada histogram berikut ini. Gambar 25. Histogram Kemampuan Guru PAI dalam Mengelola Konflik Kemampuan guru dalam mengelola konflik tergolong baik, karena semua guru menjawab bahwa pengelolaan konflik itu penting dilakukan di sekolah. Konflik antar siswa tak dapat dihindarkan, karena adanya perbedaan keinginan. Namun yang perlu diajarkan pada siswa adalah bagaimana mampu mengelola perbedaan itu menjadi sesuatu yang indah sehingga tidak menimbulkan konflik, yakni dengan cara toleransi dan berusaha saling memaafkan dan mengerti satu sama lain. 59

B. Perbedaan Kemampuan Guru PAI dalam Penerapan SEL di SD 1.