Uji Slump Kuat Desak

commit to user 55 Gambar 4.6. Grafik hasil perhitungan modulus elastisitas pada berbagai variasi kadar serat dan umur benda uji.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Uji Slump

Workability merupakan faktor yang penting dalam pembuatan adukan beton. Workability yang memadai sangat diperlukan untuk memudahkan proses pengadukan, pengangkutan, penuangan, dan pemadatan. Dari pengujian nilai slump tampak bahwa penambahan serat akan mempengaruhi workability. Nilai slump dari Tabel 4.7 mengalami penurunan disebabkan adanya penambahan serat sebesar 0,5 , 1 , dan1,5 yang menyebabkan campuran beton menjadi kaku dan menimbulkan gaya gesekan friction antara partikel-partikel penyusun beton dengan serat sehingga partikel-partikel tersebut tidak dapat bergerak secara leluasa atau mempengaruhi workability adukan beton. Campuran beton cenderung memiliki nilai slump yang lebih rendah dengan semakin banyaknya jumlah serat yang digunakan. commit to user 56

4.4.2. Kuat Desak

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui seberapa besar pengaruh variasi penggunaan jenis serat terhadap nilai kuat desak beton. Pengaruh variasi penggunaan kadar serat maupun perbandingan kuat desak beton pada umur 7 hari dan 28 hari dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Tabel 4.11. Pengaruh penggunaan kadar serat terhadap kuat desak beton Kuat Desak Beton Kadar Serat Kuat Desak Selisih Tanpa Serat Beton Serat Kuat Desak MPa MPa MPa Umur 7 hari 21,94 0,5 26,33 4,39 20,00 1 20,81 -1,13 -5,16 1,5 16,99 -4,95 -22,58 Umur 28 hari 29,87 0,5 30,86 0,99 3,32 1 26,47 -3,40 -11,37 1,5 24,63 -5,24 -17,54 Contoh perhitungan persentase selisih kuat desak beton yaitu: Pada kadar serat 0,5 à selisih kuat desak = 00 , 20 100 94 , 21 39 , 4 = x Tanda negatif pada tabel menunjukkan penurunan nilai kuat desak beton. Tabel 4.12. Perbandingan kuat desak beton pada umur 7 hari dan 28 hari Kadar Serat Kuat DesakMpa Selisih Kuat Desak Kuat Desak Umur 7 Hari Umur 7 Hari Umur 28 Hari MPa 21,94 29,87 7,93 26,54 73,46 0,5 26,33 30,86 4,53 14,68 85,32 1 20,81 26,47 5,66 21,39 78,61 1,5 16,99 24,63 7,64 31,03 68,97 Data dari tabel 4.11 dan 4.12 dapat digabungkan menjadi sebuah chart yang dapat mencakup data-data tersebut. Chart tersebut ditampilkan pada gambar 4.7 berikut. commit to user 57 Gambar 4.7. Grafik hubungan kuat desak beton pada umur 7 hari dan 28 hari Berdasarkan tabel 4.12 jika ditinjau dari variasi kadar serat yang dipakai tampak bahwa penambahan serat baja dengan kadar serat 0,5 terhadap volume beton meningkatkan kuat desak beton yaitu sebesar 20,00 untuk beton berumur 7 hari dan 3,32 untuk beton berumur 28 hari. Penambahan serat dengan kadar 1 dan 1,5 terhadap volume beton menurunkan kuat desak berturut-turut yaitu 5,16 dan 22,58 untuk beton berumur 7 hari serta 11,37 dan 17,54 untuk beton berumur 28 hari. Bila ditinjau dari kadar serat yang ada didalam campuran maka dapat disimpulkan bahwa kadar serat optimum pada penelitian ini yaitu 0,5 . Pada kadar serat 1 dan 1,5 terjadi penurunan kuat desak, hal ini terjadi dikarenakan banyaknya jumlah serat yang mengisi rongga beton, sehingga akan terjadi penurunan workability adukan yang menyebabkan sulitnya pemadatan, beton akan cenderung timbul keropos yang mengakibatkan nilai kuat desaknya menurun. Berdasarkan tabel 4.12 bila ditinjau dari umur benda uji, selisih kuat desak beton berumur 7 hari dan 28 hari berkisar antara 14,68 - 31,03 , dengan kata lain pada umur 7 hari kuat desak beton telah mencapai 68,97 - 85,32 . Kuat desak commit to user 58 tersebut dicapai karena pada penelitian ini digunakan accelerator yang berfungsi untuk mempercepat ikatan awal pada beton.

4.4.3. Modulus Elastisitas

Dokumen yang terkait

Stress Strain Behaviour And Modulus Of Elasticity Of Steel DustCollector Concrete

0 5 6

PENGARUH PEMAKAIAN SERAT BAJA BAN BEKAS PADA BETON DENGAN AGREGAT DAUR ULANG TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS OF RUPTURE

1 21 70

KAJIAN KUAT DESAK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN TAMBAH METAKAOLIN DAN SERAT ALUMINIUM

4 13 61

COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF GEOPOLYMER CONCRETE WITH MANAJEMEN RISIKO KONTRAK ANTARA KONTRAKTOR DENGAN SUBKONTRAKTOR.

0 4 15

COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF GEOPOLYMER CONCRETE WITH MANAJEMEN RISIKO KONTRAK ANTARA KONTRAKTOR DENGAN SUBKONTRAKTOR.

0 2 106

COMPRESIVE STRENGTHS AND MODULUS OF ELASTICITY OF STEEL FIBER REINFORCED CONCRETE Compresive Strengths And Modulus Of Elasticity Of Steel Fiber Reinforced Concrete Under Different Temperature Conditions.

0 2 15

PENGARUH BAHAN TAMBAH BERBASIS GULA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON (Influence of Sugar Based Admixture on Concrete’s Compressive Strength and Elasticity Modulus)

3 29 84

KAJIAN KUAT DESAK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON NORMAL DENGAN BAHAN TAMBAH ABU VULKANIK DAN SERAT ALUMINIUM.

0 0 17

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS (Compressive strength and modulus elasticity concrete with lime stone and trass).

0 0 12

PENGARUH DOSIS DAN ASPEK RASIO SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON NORMAL DAN BETON MUTU TINGGI (Effect of Dossage and Aspect Ratio of Steel Fiber on Compressive Strength and Modulus of Elasticity of Normal and High Strength

0 0 14