Sifat Struktural Beton Serat

commit to user 20 menyebabkan penggumpalan serat, serat tidak mampu mengikat antar agregat. Hal ini memungkinkan munculnya efek negatif pada sifat beton yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan serat dari limbah industri yaitu serat kawat baja limbah ban. Serat yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai ukuran panjang 50 mm dan lebar 1 mm dengan persentase campuran 0 , 0,5 , 1 , dan 1,5 dari volume adukan beton.

2.2.5. Sifat Struktural Beton Serat

Peningkatan sifat struktural yang diperlihatkan oleh beton serat dipengaruhi oleh: a. Orientasi penyebaran Fibre dispersion adalah teknik pencampuran adukan agar serat yang ditambahkan dapat tersebar merata dengan orientasi random dalam beton. Arah penyebaran serat yang random dan terdistribusi secara merata dan baik akan menyebabkan peningkatan sifat struktural yang optimal. Untuk mencapai hal ini, faktor yang perlu diperhatikan adalah metode penyebaran dan pencampuran serat ke dalam adukan beton, konsentrasi, dan aspek rasio serat. b. Lekatan pada alur retakan Ukuran serat yang pendek dan tidak menerus memungkinkan terjadinya alur retak tidak melewati serat sehingga lekatan antara serat dan partikel penyusun beton dalam komposit tidak optimal. Apabila lekatan serat yang terjadi pada massa beton lebih kecil daripada kuat tarik serat maka kekuatan beton serat akan ditentukan oleh kuat lekat serat bond strength. c. Panjang tertanam serat yang tidak teratur random Gaya aksial yang diakibatkan oleh tegangan lekat serat pada pasta semen merupakan fungsi dari panjang tertanam minimum serat pada bidang retak. Panjang tertanam serat ini juga tidak teratur. d. Aspek rasio serat Aspek rasio merupakan parameter non-dimensional yang menunjukkan karakterisasi dari serat. Aspek rasio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku serat dalam beton. Secara umum, peningkatan aspek rasio commit to user 21 meningkatkan keefektifan serat, tetapi mengurangi kelecakan workability dari beton segar. e. Kandungan serat Efisiensi dari serat meningkat sebanding dengan kadar serat. Kadar serat yang berlebihan akan mempengaruhi workability beton segar sehingga terjadi peningkatan kesulitan pengerjaan beton yang dapat menyebabkan ketidakteraturan pada material dengan konsekuensi selanjutnya terhadap sifat beton keras.

2.2.6. Mekanisme Kerja Serat

Dokumen yang terkait

Stress Strain Behaviour And Modulus Of Elasticity Of Steel DustCollector Concrete

0 5 6

PENGARUH PEMAKAIAN SERAT BAJA BAN BEKAS PADA BETON DENGAN AGREGAT DAUR ULANG TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS OF RUPTURE

1 21 70

KAJIAN KUAT DESAK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN TAMBAH METAKAOLIN DAN SERAT ALUMINIUM

4 13 61

COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF GEOPOLYMER CONCRETE WITH MANAJEMEN RISIKO KONTRAK ANTARA KONTRAKTOR DENGAN SUBKONTRAKTOR.

0 4 15

COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF GEOPOLYMER CONCRETE WITH MANAJEMEN RISIKO KONTRAK ANTARA KONTRAKTOR DENGAN SUBKONTRAKTOR.

0 2 106

COMPRESIVE STRENGTHS AND MODULUS OF ELASTICITY OF STEEL FIBER REINFORCED CONCRETE Compresive Strengths And Modulus Of Elasticity Of Steel Fiber Reinforced Concrete Under Different Temperature Conditions.

0 2 15

PENGARUH BAHAN TAMBAH BERBASIS GULA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON (Influence of Sugar Based Admixture on Concrete’s Compressive Strength and Elasticity Modulus)

3 29 84

KAJIAN KUAT DESAK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON NORMAL DENGAN BAHAN TAMBAH ABU VULKANIK DAN SERAT ALUMINIUM.

0 0 17

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS (Compressive strength and modulus elasticity concrete with lime stone and trass).

0 0 12

PENGARUH DOSIS DAN ASPEK RASIO SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON NORMAL DAN BETON MUTU TINGGI (Effect of Dossage and Aspect Ratio of Steel Fiber on Compressive Strength and Modulus of Elasticity of Normal and High Strength

0 0 14