KESIMPULAN DAN SARAN INOVASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERINTERASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING (DL) MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN LABORATORIUM REAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Berpikir kritis 14 Tabel 2.2. Tahapan-Tahapan Model PBL 22 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 52 Tabel 3.2. Klasifikasi Interprestasi Nilai Gain Ternormalisasi 60 Tabel 3.3 Makna dari koefisien korelasi 61 Tabel 3.4. Persentase Nilai Sikap Siswa 62 Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 67 Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil 68 Belajar Siswa Tabel 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 69 Tabel 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol 70 Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Berpikir Kritis Siswa Setiap Pertemuan 71 Tabel 4.6 Rangkuman Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis 72 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berpikir Kritis 73 Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Kreatifitas Siswa Setiap Pertemuan 74 Tabel 4.9 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Rata-Rata Kreatifitas 75 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Kreatifitas Siswa 76 Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Hasil Belajar 77 Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar 78 Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 79 Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Sikap Kreatifitas siswa 80 Tabel 4.15 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 80 Tabel 4.16 Uji Homogenitas Peningkatan Data Hasil Belajar Siswa 81 Tabel 4.17 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 82 Tabel 4.18 Uji Homogenitas Data Sikap Kreatifitas siswa 82 Tabel 4.19 Uji Hipotesis Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa 83 Tabel 4.20 Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 84 Tabel 4.21 Uji Hipotesis Data Sikap Kreatifitas siswa 84 Tabel 4.22 Uji Korelasi Kelas Eksperimen 85 Tabel 4.23 Uji Korelasi Kelas Kontrol 86 Tabel 4. 24 Perbedaan Sintaks Problem Based Learning dengan Problem 92 Based Learning Terintegrasi Discovery Learning Tabel 4.25 Deskriptif Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar, 98 Berpikir kritis dan Kreatifitas Siswa Tabel 4.26 Temuan Deskriptif I 99 Tabel 4.27 Temuan Deskriptif II 100 Tabel 4.28 Temuan Deskriptif III 100 Tabel 4.29 Temuan Deskriptif IV 101 Tabel 4.30 Temuan Deskriptif V 102 Tabel 4.31 Temuan Deskriptif VI 102 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Teknik melakukan titrasi. 37 Gambar 2.2. Kurva Titras Asam Kuat oleh Basa Kuat 38 Gambar 2.3. Kurva Titrasi Basa kuat oleh Asam Kuat 38 Gambar 2.4. Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat 39 Gambar 2.5. Kurva titrasi basa lemah oleh asam kuat 39 Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 56 Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 67 Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar 68 Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis 71 Setiap Pertemuan Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir kritis 72 Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kraetifitas 74 Setiap Pertemuan Gambar 4.6 Deskriptif Nilai Rata-Rata Sikap Kreatifitas 75 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran Lampiran 3. Surat Keterangan Validitas Isi Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi Lampiran 5. Lembar Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes Lampiran 6. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran 7. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kreatifitas Lampiran 8. Lembar Instrumen Tes Setelah Validasi oleh Validator Ahli Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Lampiran 10. Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia Setelah di validasi Lampiran 11. Perrhitungan Validitas Isi Instrumen Tes Lampiran 12. Tabel Validitas Isi Instrumen Tes Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Lampiran 14. Tabel Tingkat Kesukaran Tes Lampiran 15. Perhitungan Daya Beda Tes Lampiran 16. Tabel Daya Beda Tes Lampiran 17. Perhitungan Reliabilitas Lampiran 18. Tabel Reliabilitas Lampiran 19. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes Lampiran 20. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif Lampiran 21. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif Lampiran 22. Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif Lampiran 23. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sesudah Validasi Lampiran 24. Tabulasi Data Nilai Pretes dan Postes Siswa Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 26. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Lampiran 27. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Lampiran 28. Tabulasi Data Nilai Pretes dan Postes Siswa 112 114 157 159 160 180 183 184 207 209 220 222 223 224 225 226 227 229 230 231 239 240 243 244 246 248 252 254 Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 30. Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 31. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 32. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I Lampiran 33. Data Nilai Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Lampiran 34. Tabulasi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Lampiran 35. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 36. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran 37. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran 38. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II Lampiran 39. Data Nilai Observasi Sikap Kreatifitas Siswa Lampiran 40. Tabulasi Nilai Sikap Kreatifitas Siswa Lampiran 41. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 42. Uji Normalitas Data Kreatifitas Siswa Lampiran 43. Uji Homogenitas Data Kreatifitas Siswa Lampiran 44. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah III Lampiran 45. Tabel Korelasi Kelas Eksperimen Lampiran 46. Perhitungan Korelasi Kelas Eksperimen Lampiran 47. Tabel korelasi Kelas Kontrol Lampiran 48. Perhitungan Korelasi Kelas Kontrol Lampiran 49. Rekapitulasi Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar, Berpikir Kritis,dan Kreatifitas Siswa Kelas Eksperimen Lampiran 50. Rekapitulasi Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar, Berpikir Kritis,dan Kreatifitas Siswa Kelas Kontrol Lampiran 51. Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment Lampiran 52. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat Lampiran 53. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f Lampiran 54. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t Tabel t Lampiran 55. Jadwal Penelitian Lampiran 56. Dokumentasi Penelitian 255 256 258 260 262 270 272 273 275 277 279 287 289 290 292 294 296 297 299 300 302 304 306 307 308 309 310 311 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran. Pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki kualitas kurikulum di Indonesia, sehingga pada saat ini telah mewajibkan sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, mampu merumuskan masalah menanya bukan hanya menyelesaikan masalah. Di samping itu pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berfikir analitis dalam pengambilan keputusan bukan berfikir mekanistis rutin serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Menurut Allson 2014, Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Para ahli kimia kimiawan mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Proses itu misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat 2 mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu kimiawan memperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta, teori, hukum, dan prinsip. Penemuan-penemuan ini yang disebut produk kimia. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses dan produk. Selama ini ada kecenderungan sebagian guru kimia kurang memperhatikan karakteristik ilmu kimia dalam pembelajaran dan penilaian hasil belajar kimia. Selain itu pada pembelajaran kimia di sekolah saat ini juga belum menekankan kerja ilmiah yang meliputi hands on dan minds on Firman dan Widodo, dalam Rosita, dkk, 2014. Minds-on yang berarti untuk membangun konsep dan hands-on yang berarti untuk menerapkan konsep, sehingga diperlukan penelitian. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap guru kimia SMA Dharmawangsa, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia bersumber pada, 1 Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia sehingga saat ujian mereka sulit untuk menyelesaikan soal dengan baik, 2 Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks sehingga untuk mengatasi hal tersebut, konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu, 3 kesulitan dalam menghitung. Kesulitan ini dikarenakan siswa kurang memahami dasar ilmu matematika sehingga materi pelajaran kimia yang berhubungan dengan hitungan sulit untuk dipahami. Ketidakberhasilan siswa dalam menguasai ilmu kimia khususnya materi Titrasi Asam-Basa kemungkinan disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi Titrasi Asam-Basa. Pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat akan mengakibatkan tidak maksimalnya interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan, sehingga pada akhirnya siswa tidak bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu