INOVASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERINTERASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING (DL) MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN LABORATORIUM REAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA PADA MATERI TITRASI.

(1)

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERINTEGRASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

LEARNING MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN LABORATORIUM REAL TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA PADA MATERI

TITRASI ASAM-BASA

Oleh Riza Novita NIM 4111131020

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Riza Novita dilahirkan di Medan tanggal 7 November 1992. Ibu bernama Ramida Asni dan ayah bernama Zainal Arifin, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1999 di SD Pendidikan 060871 dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melajutkan sekolah ke SMA Dharmawangsa Medan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur Undangan SNMPTN. Pada saat SD penulis pernah menjadi juara I dalam lomba Kaligrafi di Madrasah Alwasliyah Medan. Pada saat SMA penulis pernah menjadi Juara I Lomba Pidato Bahasa Jepang Tingkat SMA Se-Sumatera Utara dan menjadi wakil dari Se-Sumatera Utara untuk mengikuti Lomba Pidato Bahasa Jepang Tingkat SMA Se-Nasional. Mengikuti ekstrakurikuler Paskibra SMA Dharmawangsa dan mengikuti lomba paskibra di kota Medan. Pada saat kuliah, penulis pernah menjadi asisten laboratorium praktikum kimia umum I, menjadi asisten laboratorium untuk praktikum kimia lanjutan yaitu praktikum kimia anorganik I dan II, praktikum kimia organik II dan kimia fisika I. Penulis pernah menjadi ketua panitia pada acara Porseni yang dilaksanakan oleh HMJ KIMIA UNIMED. Penulis pernah menjadi panitia acara di CFC I dan II yang dilaksanakan oleh HMJ KIMIA UNIMED. Di luar bidang akademik, penulis bergabung dalam grup Medan Japan Daisuki (MJD) dan Moe Japan Dance (MJD). Pernah mengikuti acara “dance cover, On the Spot, Heavy Rotation-JKT48 dan menjadi urutan pertama. Penulis pernah perfome bersama member Moe Japan Dance dalam acara besar seperti CLAS:H Medan, Bunkasai USU, CFC Kimia Unimed, dan Porseni Kimia Unimed. Penulis juga pernah menjadi juara II dalam lomba J-Style (Jepang Style) pada acara Disnatalis Bahasa Jepang tahun 2014.


(4)

vii DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Ruang Lingkup 1.3 Rumusan Masalah 1.4 Batasan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Manfaat Penelitian 1.7 Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis

2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 2.1.2. Karakteristik Siswa 2.1.2.1. Pengertian Karateristik 2.1.2.2. Kemampuan Berpikir Kritis 2.1.2.3. Kreativitas

2.1.3. Model Pembelajaran

2.1.3.1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2.1.3.2. Model Pembelajaran discovery Learning 2.1.4. Media Pembelajaran

2.1.4.1 Media Audio Visual 2.1.4.2. Media Laboratorium Real

i ii iii iv vii ix x xii 1 6 6 7 7 8 9 12 12 12 12 13 17 19 20 27 32 32 33


(5)

viii

2.1.5. Deskripsi Tentang Materi Titrasi Asam-Basa 2.2 Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3 Variabel Penelitian

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Instrumen Tes 3.4.2 Instrumen Non-tes 3.5 Rancangan Penelitian 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.7 Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian

4.1.1. Analisis data instrumen penelitian 4.1.2. Deskripsi data hasil penelitian 4.1.3. Analisis data hasil penelitian 4.1.3.1. Uji normalitas

4.1.3.2. Uji homogenitas 4.1.3.3. uji hipotesis 4.1.3.4 Korelasi

4.1.3.5. Persentase Korelasi 4.2. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA 35 41 43 46 46 47 47 47 52 52 53 57 63 63 63 66 76 77 80 83 85 87 87 107 107 108 109


(6)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Berpikir kritis 14

Tabel 2.2. Tahapan-Tahapan Model PBL 22

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 52

Tabel 3.2. Klasifikasi Interprestasi Nilai Gain Ternormalisasi 60

Tabel 3.3 Makna dari koefisien korelasi 61

Tabel 3.4. Persentase Nilai Sikap Siswa 62

Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 67

Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil 68

Belajar Siswa

Tabel 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 69

Tabel 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol 70

Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Berpikir Kritis Siswa Setiap Pertemuan 71

Tabel 4.6 Rangkuman Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis 72

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berpikir Kritis 73

Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Kreatifitas Siswa Setiap Pertemuan 74

Tabel 4.9 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Rata-Rata Kreatifitas 75

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Kreatifitas Siswa 76

Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Hasil Belajar 77

Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar 78

Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 79

Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Sikap Kreatifitas siswa 80


(7)

xi

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Peningkatan Data Hasil Belajar Siswa 81

Tabel 4.17 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 82

Tabel 4.18 Uji Homogenitas Data Sikap Kreatifitas siswa 82

Tabel 4.19 Uji Hipotesis Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa 83

Tabel 4.20 Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 84

Tabel 4.21 Uji Hipotesis Data Sikap Kreatifitas siswa 84

Tabel 4.22 Uji Korelasi Kelas Eksperimen 85

Tabel 4.23 Uji Korelasi Kelas Kontrol 86

Tabel 4. 24 Perbedaan Sintaks Problem Based Learning dengan Problem 92 Based Learning Terintegrasi Discovery Learning

Tabel 4.25 Deskriptif Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar, 98

Berpikir kritis dan Kreatifitas Siswa

Tabel 4.26 Temuan Deskriptif I 99

Tabel 4.27 Temuan Deskriptif II 100

Tabel 4.28 Temuan Deskriptif III 100

Tabel 4.29 Temuan Deskriptif IV 101

Tabel 4.30 Temuan Deskriptif V 102


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Teknik melakukan titrasi. 37

Gambar 2.2. Kurva Titras Asam Kuat oleh Basa Kuat 38

Gambar 2.3. Kurva Titrasi Basa kuat oleh Asam Kuat 38

Gambar 2.4. Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat 39

Gambar 2.5. Kurva titrasi basa lemah oleh asam kuat 39

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 56

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 67

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar 68

Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis 71

Setiap Pertemuan

Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir kritis 72

Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kraetifitas 74

Setiap Pertemuan


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Silabus

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran Lampiran 3. Surat Keterangan Validitas Isi

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi

Lampiran 5. Lembar Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes Lampiran 6. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran 7. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kreatifitas

Lampiran 8. Lembar Instrumen Tes Setelah Validasi oleh Validator Ahli Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa

Lampiran 10. Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia Setelah di validasi Lampiran 11. Perrhitungan Validitas Isi Instrumen Tes

Lampiran 12. Tabel Validitas Isi Instrumen Tes Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Lampiran 14. Tabel Tingkat Kesukaran Tes Lampiran 15. Perhitungan Daya Beda Tes Lampiran 16. Tabel Daya Beda Tes Lampiran 17. Perhitungan Reliabilitas

Lampiran 18. Tabel Reliabilitas

Lampiran 19. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes

Lampiran 20. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif Lampiran 21. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif Lampiran 22. Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif

Lampiran 23. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sesudah Validasi Lampiran 24. Tabulasi Data Nilai Pretes dan Postes Siswa

Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 26. Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Lampiran 27. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Lampiran 28. Tabulasi Data Nilai Pretes dan Postes Siswa

112 114 157 159 160 180 183 184 207 209 220 222 223 224 225 226 227 229 230 231 239 240 243 244 246 248 252 254


(10)

xiii

Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 30. Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 31. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 32. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I

Lampiran 33. Data Nilai Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Lampiran 34. Tabulasi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Lampiran 35. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 36. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran 37. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran 38. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II

Lampiran 39. Data Nilai Observasi Sikap Kreatifitas Siswa Lampiran 40. Tabulasi Nilai Sikap Kreatifitas Siswa

Lampiran 41. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Lampiran 42. Uji Normalitas Data Kreatifitas Siswa

Lampiran 43. Uji Homogenitas Data Kreatifitas Siswa Lampiran 44. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah III Lampiran 45. Tabel Korelasi Kelas Eksperimen

Lampiran 46. Perhitungan Korelasi Kelas Eksperimen Lampiran 47. Tabel korelasi Kelas Kontrol

Lampiran 48. Perhitungan Korelasi Kelas Kontrol

Lampiran 49. Rekapitulasi Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar, Berpikir Kritis,dan Kreatifitas Siswa Kelas Eksperimen

Lampiran 50. Rekapitulasi Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar, Berpikir Kritis,dan Kreatifitas Siswa Kelas Kontrol

Lampiran 51. Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment Lampiran 52. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat Lampiran 53. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f Lampiran 54. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) Lampiran 55. Jadwal Penelitian

Lampiran 56. Dokumentasi Penelitian

255 256 258 260 262 270 272 273 275 277 279 287 289 290 292 294 296 297 299 300 302 304 306 307 308 309 310 311


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran. Pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki kualitas kurikulum di Indonesia, sehingga pada saat ini telah mewajibkan sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, mampu merumuskan masalah (menanya) bukan hanya menyelesaikan masalah. Di samping itu pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berfikir analitis dalam pengambilan keputusan bukan berfikir mekanistis (rutin) serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

Menurut Allson (2014), Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Para ahli kimia (kimiawan) mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Proses itu misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat


(12)

2

mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu kimiawan memperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta, teori, hukum, dan prinsip. Penemuan-penemuan ini yang disebut produk kimia. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses dan produk. Selama ini ada kecenderungan sebagian guru kimia kurang memperhatikan karakteristik ilmu kimia dalam pembelajaran dan penilaian hasil belajar kimia.

Selain itu pada pembelajaran kimia di sekolah saat ini juga belum menekankan kerja ilmiah yang meliputi hands on dan minds on (Firman dan Widodo, (dalam Rosita, dkk, (2014)). Minds-on yang berarti untuk membangun konsep dan hands-on yang berarti untuk menerapkan konsep, sehingga diperlukan penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap guru kimia SMA Dharmawangsa, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia bersumber pada, (1) Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia sehingga saat ujian mereka sulit untuk menyelesaikan soal dengan baik, (2) Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks sehingga untuk mengatasi hal tersebut, konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu, (3) kesulitan dalam menghitung. Kesulitan ini dikarenakan siswa kurang memahami dasar ilmu matematika sehingga materi pelajaran kimia yang berhubungan dengan hitungan sulit untuk dipahami.

Ketidakberhasilan siswa dalam menguasai ilmu kimia khususnya materi Titrasi Asam-Basa kemungkinan disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi Titrasi Asam-Basa. Pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat akan mengakibatkan tidak maksimalnya interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan, sehingga pada akhirnya siswa tidak bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu


(13)

3

digunakan.

Materi Titrasi mempelajari tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Materi ini memerlukan analisis yang tinggi yang berkaitan dengan volume-volume larutan pereaksi yang disebut dengan analisis volume-volumetri. Materi ini merupakan materi yang sulit bagi siswa karena materi ini memerlukan analisis, konsep dan perhitungan yang teliti sehingga dalam penyampaian materi harus dilakukan dengan tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kegiatan belajar mengajar (KBM) pada materi ini. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang peserta didik dan berfikir kritis terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan kreatifitas dalam mengerjakan tugas, dan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan mereka mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Sesuai dengan penjelasan mengenai materi Titrasi Asam- Basa, maka model pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut adalah Model Pembelajaran konstruktivisme. Model Pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran yang dapat membangun proses berpikir ilmiah siswa antara lain adalah: Inquiry, Project Based Learning (PjBL), Discovery Learning (DL), dan Problem Based Learning (PBL). Melalui kegiatan pembelajaran konstruktivisme, siswa mencari dan membangun sendiri informasi dari sesuatu yang dipelajari sehingga proses belajar bukan sekedar kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan kegiatan yang membangkitkan keaktifan, kreativitas, berfikir kritis, rasa ingin tahu dan memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.

Model pembelajaran ilmiah berlandaskan teori konstruktivisme yang peneliti terapkan dalam materi pokok Titrasi Asam Basa adalah model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL). Pelaksanaan model PBL terdiri dari lima langkah utama yaitu: orientasi siswa pada masalah, pengorganisasian siswa untuk belajar, penyelidikan individu


(14)

4

maupun kelompok, pengembangan dan penyajian hasil, serta kegiatan analisis dan evaluasi Menurut Bridges dalam Ratna, dkk, (2014), model PBL diawali dengan penyajian masalah, kemudian siswa mencari dan menganalisis masalah tersebut melalui percobaan langsung atau kajian ilmiah. Melalui kegiatan tersebut aktivitas dan proses berpikir ilmiah siswa menjadi lebih logis, teratur, dan teliti sehingga mempermudah pemahaman konsep. Sedangkan pada model pembelajaran Discovery Learning, menurut Pratiwi (2014), pembelajaran yang menggunakan discovery learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa karena siswa dilatih untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan melalui sintaksnya seperti pada tahap stimulation siswa diajak untuk mengamati dan menanya, tahap problem statement siswa diajak untuk menanya dan mengumpulkan informasi, tahap data collection siswa diajak untuk mencoba dan mengamati, tahap data processing siswa diajak untuk menalar dan menanya dan tahap terakhir verification siswa diajak untuk menalar dan mengkomunikasikan. Dengan mengkombinasikan kedua model pembelajaran ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, menarik dan menyenangkan serta siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan kreatifitas siswa.

Di SMA Dharmawangsa sudah memiliki fasilitas laboratorium yang lengkap untuk digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain: laboratorium kimia, fisika, biologi, komputer dan bahasa. Namun, laboratorium tersebut belum dimaksimalkan kegunaannya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia, belum optimalnya penggunaan fasilitas laboratorium sekolah disebabkan karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh guru untuk melakukan kegiatan praktikum dilaboratorium. Oleh karena itu, perlu upaya pemanfaatan alat dan bahan praktikum untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep titrasi asam-basa.

Dalam pembelajaran, ada berbagai macam media pembelajaran inovatif yang dapat digunakan oleh para guru untuk menarik perhatian siswa di kelas, antara lain : animasi, modul, peta konsep, laboratorium real, laboratorium virtual, dan lain-lain. Guru sebagai fasilator harus dapat menemukan media pembelajaran


(15)

5

yang sesuai. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media laboratorium real dan audio visual. Dengan menggunakan kedua media ini, maka fasilitas laboratorium dapat dimanfaatkan dengan baik dan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan prestasi siswa yang menggunakan metode ceramah.

Pada materi Titrasi terdapat sub pokok reaksi penetralan. Reaksi penetralan ini merupakan reaksi yang menetralkan konsentrasi asam dengan basa atau sebaliknya dengan melakukan titrasi dengan penambahan larutan baku atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan bantuan indikator. Indikator yang digunakan adalah indikator yang berubah warna pada pH netral atau mendekati netral. Salah satu cara titrasi yaitu dengan menggunakan perangkat alat berupa: statif, buret, klem dan erlenmeyer dan bahan yang sering digunakan yaitu asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH), sehingga diperlukan media laboratorium real yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk menuntun jalannya praktikum, sebelumnya siswa harus mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat dan bahan praktikum. Di SMA Dharmawangsa memiliki fasilitas lengkap, setiap kelas memiliki infocus sehingga mendukung penggunaan media audio visual untuk memperjelas penggunaan alat dan bahan tersebut agar siswa tidak salah dalam penggunaannya sehingga didapatkan hasil yang optimal.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan masukan perangkat strategi belajar-mengajar kimia yang baru dalam rangka pembaharuan (inovasi) perangkat pembelajaran kimia sehingga mengembangkan karakter siswa dan meningkatkan kualitas hasil belajar kimia.

Sehubungan dengan pemikiran di atas, maka dilakukan penelitian yang berjdulul “Inovasi Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi dengan

Model Pembelajaran Discovery Learning menggunakan Kombinasi Media

Audio Visual dan Laboratorium Real terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Karakter Siswa pada Materi Titrasi Asam-Basa”.


(16)

6

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa yang diajarkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kedua model pembelajaran menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi Titrasi Asam-Basa di SMA Dharmawangsa Medan.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih tinggi dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa?

2. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa?

3. Apakah kreativitas siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa?


(17)

7

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA Dharmawangsa T.P 2014/2015.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran problem based learning (PBL) terintegrasi discovery learning untuk kelas I dan pembelajaran problem based learning (PBL) untuk kelas II.

3. Materi pokok Titrasi Asam-Basa

4. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu kognitif dan afektif. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4

(analisis) dan ranah afektif dilihat dari karakter siswa yaitu kemampuan berpikir krtitis dan kreativitas siswa.

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih tinggi dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.

2. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.


(18)

8

3. Untuk mengetahui apakah kreativitas siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional.

b. Meningkatkan aktivitas dan proses berpikir ilmiah siswa menjadi lebih logis, teratur, dan teliti sehingga mempermudah pemahaman konsep. c. Meningkatkan keterampilan berpikir siswa karena siswa dilatih untuk

mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan informasi yang di dapat.

d. Setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong timbulnya semangat tim sehingga kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak dan bertanggung jawab.

2. Bagi Guru

a. Memberikan masukan kepada guru tentang metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. b. Sebagai pendekatan alternatif dalam mengelola pembelajaran serta

menumbuhkan kreativitas guru dalam pembelajaran. 3. Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran di SMA Dharmawangsa Medan. b. Dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi pembelajaran

kimia di kelas, sehingga dapat menciptakan kualitas pendidikan dimasa yang akan datang menjadi lebih baik lagi.


(19)

9

4. Bagi Dunia Pendidikan

Dapat menyumbangkan informasi yang berguna bagi perkembangan model-model pembelajaran.

5. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti pembelajaran di kelas dan dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL). Selain itu hasil penelitian diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya untuk melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas, dan membuat perangkat pembelajaran.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :

1. Inovasi model pembelajaran adalah pembelajaran yang dikemas oleh peneliti yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

2. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang terfokus pada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi pelajar mandiri yang terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran berkelompok, mengembangkan keterampilan siswa dalam memberikan pendapat dan berpikir kritis ketika mereka mencari data atau informasi agar mendaptkan solusi untuk memecahkan masalah (Bridges dalam Ratna, dkk, 2014).

3. Problem Based Leraning terintegrasi Discovery Leraning adalah model pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah dengan menemukan sendiri jawaban atas masalah tersebut yang dibimbing oleh guru dengan informasi yang luas dan mengolah informasi tersebut


(20)

10

dari berbagai sumber sehingga wawasan siswa lebih luas dan mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir kritis ketika mereka mencari data atau informasi agar mendapatkan solusi untuk memecahkan masalah serta berani memberikan pendapat berdasarkan informasi yang ditemukan dan mampu membuktikan kebenaran informasi tersebut. Sintaks gabungan Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Discovery Learning yaitu Fase I (Tahap Penyajian Masalah). Fase 2 (Memberikan Orientasi tentang permasalahan kepada siswa) terdiri dari Observing (Mengamati) dan Questioning (menanya). Fase 3 (mengorganisasikan siswa untuk meneliti) terdiri dari Pengumpulan data (Eksperimenting). Fase 4 (membantu penyelidikan mandiri dan kelompok) terdiri dari Pengumpulan data 2, pengolahan data, verification (pembuktian) dan mengasosiasi. Fase 5 (Mengembangkan dan mempersentasikan hasil kerja). Fase 6 (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan).

4. Media audio-visual media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media yang digunakan adalah video (Suleiman, Amir Hamzah. 1985).

5. Laboratorium Real adalah pembelajaran melalui pengamatan langsung. Pembelajaran laboratorium real dilengkapi dengan alat-alat dan bahan-bahan nyata untuk melakukan percobaan, dalam laboratorium real ini siswa benar-benar dihadapkan dengan benda-benda yang nyata. Melalui laboratorium riil siswa dapat membuktikan kebenaran dari teori-teori hukum yang berlaku.

6. Hasil Belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.

7. Berpikir kritis adalah sebuah proses aktif yang meliputi cara berpikir teratur atau sistematis untuk memahami informasi lebih mendalam, sehingga membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan (Surya dalam Syahrianda, 2014).


(21)

11

8. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Heru, 2014).

9. Titrasi Asam-Basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator (Crys, Fajar Pratana, 2009).


(22)

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan nilai rata-rata gain kelas eksperimen 0,850 dan kelas kontrol 0,760 dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih tinggi dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.

2. Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen 48,430 dan kelas eksperimen 42,080 dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.

3. Berdasarkan nilai rata-rata kreativitas siswa kelas eksperimen 76,430 dan kelas kontrol 70,830 dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa. 4. Berdasarkan rhitung yang diperoleh dari korelasi peningkatan hasil belajar

dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen 0,910 dan kelas kontrol 0,700 dapat disimpulkan bahwa Hubungan nilai peningkatan hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir kritis pada model


(23)

108 pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada korelasi positif dan signifikan.

5. Berdasarkan rhitung yang diperoleh dari korelasi peningkatan hasil belajar

dengan kemampuan kreativitas siswa pada kelas eksperimen 0,710 dan kelas kontrol 0,690 dapat disimpulkan bahwa Hubungan nilai peningkatan hasil belajar siswa dengan kreativitas siswa pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada korelasi positif dan signifikan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :

1. Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian kemampuan berpikir kritis dan kreativitas, hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning sebagai model alternatif, karena model pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap kreatifitas siswa.

2. Disarankan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning dapat menggunakan waktu yang sesuai dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada tahap-tahap yang harus dilaksanakan. 3. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi

kepada siswa.

4. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya dengan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(24)

109 DAFTAR PUSTAKA

Allson., (2014), PMP_Kimia_Minat_SMA. Buku Pegangan Guru Kurikulum

2013. http://www.sciencegeek.net/Chemistry/chemware/chemware.shtml

Anitah, Sri., (2008), Media Pembelajaran, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Surakarta.

Apriono, Djoko., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif” Prospektus. XI, (2). 2012. Arends., (2004), Learning to Teaching, Terjemahan oleh Helly P.S dan Sri

Mulyantini S, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Basuki, Heru. 2014. Kreatifitas Peserta Didik.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c ad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fheru.staff.gunad arma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F2012%2FKreativitas.Doc&ei=tTnG VJvwJ4Lv8gXRkILQCw&usg=AFQjCNEh42JBp7KH5nlRJnBuKwuIWI Wh5g&sig2=JTc41E6QjhRO0YUdvWOSqQ&bvm=bv.84349003,d.dGc. Unduh 13 Januri 2015.

Budiningsih, Asri., (2005), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Dalyono, (1996), Teori-teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri., (2000), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas., (2013), Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013, Depdiknas, Jakarta.

Devisi PLPG Rayon 102., (2013), BukuKurikulum 2013, Unimed Press, Medan.

Emetembum, NA., (1986), Diskusi Suatu Mengajar Berpikir dan Inovatif, IKIP Bandung, Bandung.

Harnanto, Ari., (2009), Kimia Kelas 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Penerbit Seti Aji, Jakarta.

Isna., (2011), Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Melalui Bahan Ajar Kelarutan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Man 2 Model Medan Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012, http://digilib.unimed.ac.id/ -22486.html.


(25)

110 Jihad, Asep dan Abdul Haris., (2008), Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo

Lestari, Lies Puji, Yogyakarta.

Joyce, B dan Weil, M., (1982), Model of Teaching, Prentice-Hall, Inc, New Jersey.

Kemendikbud., (2013), Materi Pelatihan Guru, Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Malik, F., (2001), Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup,

Theme Moleong, Jakarta.

Munandar, Utami., (1997), Mengembangkan bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah,

Gramedia, Jakarta.

________., (2004), Pengembangan Kreatifitas Anak berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Pannen, Paulina., (2001), Penulisan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.

Partana, crys Fajar; Antuni, Wiyarsi., (2009), Mari Belajar Kimua untuk SMA/MA kelas XI IPA, penerbit SIC, Jakarta.

Partanto, Puis dan Dahlan., (1994), Kamus Ilmiah Poouler, Alkola, Surabaya.

Pohan, Ahdalina Ajinul., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer terhadap Hasil Belajar dan Kreatifitas Siswa, Thesis Pasca Sarjana, Unimed, Medan.

Pratiwi, Fitri Apriani., (2014), Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Artikel Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjung Pura, Pontianak.

Reigelutch, C.M., (1983), Instructional Design Theoner and Modelsz; An OverView of Their Current Status.Volume I, Lawrence Erlbaum Association Publisher, New Jersey.

Rosita, A; Sudarmin, dan P Marwoto., (2014), Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Green Chemistry Materi Hidrokarbon

Garam Untuk Mengembangkan Soft Skill Konservasi Sistem, Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia 3 (2) (2014) 134-139, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.


(26)

111 Simamora, E.Nora., (20110, Pembelajaran Inkuiri Sebagai Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matetmatis Siswa Sekolah Menengah Pertama, Tesis, Unimed, Medan.

Simanjuntak, Hendra. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Kreativitas dan Tanggung Jawab Serta Hasil Belajar pada Pengajaran Larutan di SMA, FMIPA, Unimed, Medan.

Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2

Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum

Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction ( TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung.

Sulaiman, Amir Hamzah., (1985), Media Audio-Visual untuk Pengajaran,

Penerangan dan Penyuluhan, Gramedia, Jakarta.

Syahrianda, M. 2014. Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan Kerja Sama Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Student Team Achivement Pada Pokok Bahasan Stoikiometri, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed, Medan.

Uno, Hamzah B., (2007), Menciptakan Proses Belajar Megajar yang Kreatif dan

Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Wasonowati, Ratna Rosida Tri; Tri Redjeki, dan Sri Retno Dwi Aryani., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia ditinjau dari Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol 3, No.3, ISSN 2337-9995, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, GP.Preaa Group, Jakarta.

Zaduqisti, Esti., (2010), Problem Based Learning (Konsep Ideal Model untuk Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Berprestasi, Forum Tarbiyah Vol 8, No. 2, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), Pekalongan.

Zainsyah, A.E., (1984), Model-model Mengajar Beberapa Alternatif Interaksi, Erlangga, Jakarta.


(1)

8. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Heru, 2014).

9. Titrasi Asam-Basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator (Crys, Fajar Pratana, 2009).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan nilai rata-rata gain kelas eksperimen 0,850 dan kelas kontrol 0,760 dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih tinggi dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.

2. Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen 48,430 dan kelas eksperimen 42,080 dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa.

3. Berdasarkan nilai rata-rata kreativitas siswa kelas eksperimen 76,430 dan kelas kontrol 70,830 dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan kombinasi media audio visual dan laboratorium real pada materi titrasi asam-basa. 4. Berdasarkan rhitung yang diperoleh dari korelasi peningkatan hasil belajar

dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen 0,910 dan kelas kontrol 0,700 dapat disimpulkan bahwa Hubungan nilai peningkatan hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir kritis pada model


(3)

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada korelasi positif dan signifikan.

5. Berdasarkan rhitung yang diperoleh dari korelasi peningkatan hasil belajar dengan kemampuan kreativitas siswa pada kelas eksperimen 0,710 dan kelas kontrol 0,690 dapat disimpulkan bahwa Hubungan nilai peningkatan hasil belajar siswa dengan kreativitas siswa pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada korelasi positif dan signifikan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :

1. Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian kemampuan berpikir kritis dan kreativitas, hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning sebagai model alternatif, karena model pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap kreatifitas siswa.

2. Disarankan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning dapat menggunakan waktu yang sesuai dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada tahap-tahap yang harus dilaksanakan. 3. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi

kepada siswa.

4. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya dengan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Allson., (2014), PMP_Kimia_Minat_SMA. Buku Pegangan Guru Kurikulum

2013. http://www.sciencegeek.net/Chemistry/chemware/chemware.shtml

Anitah, Sri., (2008), Media Pembelajaran, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Surakarta.

Apriono, Djoko., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif” Prospektus. XI, (2). 2012. Arends., (2004), Learning to Teaching, Terjemahan oleh Helly P.S dan Sri

Mulyantini S, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Basuki, Heru. 2014. Kreatifitas Peserta Didik.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c ad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fheru.staff.gunad arma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F2012%2FKreativitas.Doc&ei=tTnG VJvwJ4Lv8gXRkILQCw&usg=AFQjCNEh42JBp7KH5nlRJnBuKwuIWI Wh5g&sig2=JTc41E6QjhRO0YUdvWOSqQ&bvm=bv.84349003,d.dGc. Unduh 13 Januri 2015.

Budiningsih, Asri., (2005), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Dalyono, (1996), Teori-teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri., (2000), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas., (2013), Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013, Depdiknas, Jakarta.

Devisi PLPG Rayon 102., (2013), BukuKurikulum 2013, Unimed Press, Medan.

Emetembum, NA., (1986), Diskusi Suatu Mengajar Berpikir dan Inovatif, IKIP Bandung, Bandung.

Harnanto, Ari., (2009), Kimia Kelas 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Penerbit Seti Aji, Jakarta.

Isna., (2011), Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Melalui Bahan Ajar Kelarutan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Man 2 Model Medan Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012, http://digilib.unimed.ac.id/ -22486.html.


(5)

Jihad, Asep dan Abdul Haris., (2008), Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo Lestari, Lies Puji, Yogyakarta.

Joyce, B dan Weil, M., (1982), Model of Teaching, Prentice-Hall, Inc, New Jersey.

Kemendikbud., (2013), Materi Pelatihan Guru, Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Malik, F., (2001), Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup,

Theme Moleong, Jakarta.

Munandar, Utami., (1997), Mengembangkan bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah,

Gramedia, Jakarta.

________., (2004), Pengembangan Kreatifitas Anak berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Pannen, Paulina., (2001), Penulisan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.

Partana, crys Fajar; Antuni, Wiyarsi., (2009), Mari Belajar Kimua untuk SMA/MA kelas XI IPA, penerbit SIC, Jakarta.

Partanto, Puis dan Dahlan., (1994), Kamus Ilmiah Poouler, Alkola, Surabaya.

Pohan, Ahdalina Ajinul., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer terhadap Hasil Belajar dan Kreatifitas Siswa, Thesis Pasca Sarjana, Unimed, Medan.

Pratiwi, Fitri Apriani., (2014), Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Artikel Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjung Pura, Pontianak.

Reigelutch, C.M., (1983), Instructional Design Theoner and Modelsz; An OverView of Their Current Status.Volume I, Lawrence Erlbaum Association Publisher, New Jersey.

Rosita, A; Sudarmin, dan P Marwoto., (2014), Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Green Chemistry Materi Hidrokarbon

Garam Untuk Mengembangkan Soft Skill Konservasi Sistem, Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia 3 (2) (2014) 134-139, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.


(6)

Simamora, E.Nora., (20110, Pembelajaran Inkuiri Sebagai Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matetmatis Siswa Sekolah Menengah Pertama, Tesis, Unimed, Medan.

Simanjuntak, Hendra. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Kreativitas dan Tanggung Jawab Serta Hasil Belajar pada Pengajaran Larutan di SMA, FMIPA, Unimed, Medan.

Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2

Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum

Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction ( TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung.

Sulaiman, Amir Hamzah., (1985), Media Audio-Visual untuk Pengajaran,

Penerangan dan Penyuluhan, Gramedia, Jakarta.

Syahrianda, M. 2014. Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan Kerja Sama Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Student Team Achivement Pada Pokok Bahasan Stoikiometri, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed, Medan.

Uno, Hamzah B., (2007), Menciptakan Proses Belajar Megajar yang Kreatif dan

Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Wasonowati, Ratna Rosida Tri; Tri Redjeki, dan Sri Retno Dwi Aryani., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia ditinjau dari Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol 3, No.3, ISSN 2337-9995, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, GP.Preaa Group, Jakarta.

Zaduqisti, Esti., (2010), Problem Based Learning (Konsep Ideal Model untuk Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Berprestasi, Forum Tarbiyah Vol 8, No. 2, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), Pekalongan.

Zainsyah, A.E., (1984), Model-model Mengajar Beberapa Alternatif Interaksi, Erlangga, Jakarta.