Penulisan Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan
Graha Galeri Dan Sanggar Pendidikan Seni Kontemporer di Yogyakarta
27
Tabel 1.5. Tabel Analisis Bentuk, Tatanan, Kualitas, Dan Tanggapan Ruang Pada Taman Budaya Yogyakarta
29
I.2.2. Studi Komparasi
Kajian komparasi ini akan membandingkan 2 buah galeri seni untuk mengetahui keunikan dari arsitektur yang ditawarkan. Hasil dari komparasi ini
dapat memberikan arahan kepada penulis untuk menetapkan materi penekanan keunikan desain dan pendekatan arsitektur yang digunakan sebagai dasar
penulisan landasan konseptual ini. Diharapkan temuan komparasi ini akan merujuk pada sebuah pemikiran landasan konseptual yang mampu memecahkan
29
Analisis Survey Penulis pada tanggal 25 September 2013.
No. Kajian Arsitektur
Unggulan Bentuk, Ruang,
Tatanan Penjelasan
Kualitas Ruang Kesan Tanggapan
1 Ruang Galeri Seni
- Layout ruang persegi
- Kesan ruang tertutup dan luas
- Penerangan utama ruang sebagian besar
menggunakan lampu - Berkonsep seperti
Jogo, bagian tengan menyerupai struktur
rongrongan - Ruang galeri
sangat luas - Kurang
memperhatikan pencahayaan
alami, karena bukaan transparan
hanya pada 2 buah pintu kaca
dan pada pintu masuk
- Elemen warna dominasi putih
- Lantai menggunakan
keramik putih - Desain galeri seperti
ruang persegi konvensional
- Elemen garis-garis keramik kurang
mendukung visual materi kesenian
- Menggunakan plafon gypsum, sudah kotor,
dan terlalu rendah - Perlunya bukaan agar
kondisi ruangan tidak selalu lembab
2 Ruang Concert Hall
- Layout presegi - Ukuran panggung
pentas: 18,80m x 14,80 m
- Sebagai ruang konser dan
pementasan seni pertunjukan
- Memiliki lebih dari 2 pintu keluar
- Ruang concert hall masuk dalam kategori
ruangan dalam ruangan
- Keberadaan kursi: semi permanen
- Kapasitas mencapai 1200 orang
3 Ruang Teater Seni
Societet - Layout persegi
- Luas panggung pentas: 10m x 8m
- Sebagai ruang konser kesenian
- Memiliki lebih dari 2 buah pintu
keluar - Sound control
berada pada lantai 2
- Kursi tertata secara permanen
- Kualitas kursi sangat baik dibanding ruang
concert hall - Kapasitas mencapai
300 orang
I I.
2 2.
2 2.
S Studi Komparasi
Kajian komparasi ini ak kan memb
a andingkan 2 buah galeri seni untuk
mengetahui keunikan dari arsite ektur yang
ditawarkan. Hasil dari komparasi ini dapat memberikan arahan kepada
a penulis is untuk menetapkan materi penekanan
keunikan desain dan pendekatan ars
s it
ektur yang digunakan sebagai dasar penulisan landasan konseptual ini. Diharapkan temuan komparasi ini akan
1 R
Ruang Galeri Sen en
i i
- Layout ruang persegi
- Kesa a
n n
ruang tertutup dan lu
ua as
- Penera a
ng ng
an an u
u tama
m ruang seba
gi an besar
menggunakan lampu - Be
Be rk
rk on
sep sepe rt
i Jogo, bagian t
en gan
menyerupai str
uk tur
rongrongan Ruang galeri
sa sa
ngat luas - Kura
ng ng
memperha ti
ti ka
k n
pencahayaan alami, karena
bu b
ka ka
an transparan ha
an nya
a pa
pada da
2 buah
h p
in in
tu t
k kaca
dan pada p in
tu ma
su k
k - Elemen w
ar ar
na n
dominasi p
ut ih
- Lantai meng
guna kan
kera mi
k putih - Desain galeri seperti
ruang persegi konvensional
- Elemen garis-garis keramik kurang
me mendukung visual
mate ri
ri kesenian
- Menggu u
na n
kan plafon gy
g psum, su
u da
d h kotor,
da da
n terlalu re
nd n
ah - Pe
Pe rl
rl un
u ya
a bukaan
n agar ko
k nd
nd is
is i
i ru ru
an an
gan ti tida
d k
selalu u
l lem
embab
2 Ru
ang Conc er
t Hall
- La yo
ut preseg i
- Uk ur
an pangg
un g
pe nt
as : 18
,80m x 1
4,80 m
- Seba
gai ruang ko
ns er dan
pe mentas
an s
eni pertun
ju kan
- Me
miliki lebih
da ri 2 pintu keluar
- Ru
u an
a g conc
nc er
ert t
h hall
ma su
u k dala
la m
m ka
ka te
te gori
ruan ga
gan da la
lam m
ruan ga
a n
- Kebe ra
da d
an kursi: semi p
e ermanen
- Kapasi ta
as menc c
a apai
1200 o
r rang
3 3
Ruang Teater Seni Societet
- Layout perseg eg
i - Luas panggung
pentas: 10m x 8m - Se
Se ba
ba ga
ga i
i ru
ru an
a g
g ko
ko ns
ns er
er k
k es
es en
en ia
ia n
n - Memiliki lebih
dari 2 buah pintu keluar
- Sound control be
be ra
ra da
da p
p ad
ad a
a la
la nt
nt ai
ai 2
- Kursi
te t
rtata secara a
permanen - Kualitas kursi s
an an
ga ga
t baik dibanding
ng r r
u uang
ng concert ha
ha l
ll -
Ka Kapasita
a s
s me
menc nc
a ap
a ai
30 30
or or
a ang
Penulisan Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan
Graha Galeri Dan Sanggar Pendidikan Seni Kontemporer di Yogyakarta
28 permasalahan yang dirumuskan. Berikut adalah tabel analisis dan komparasi dari
kedua preseden tersebut.
Tabel 1.6. Tabel Analisis Komparasi
30
No. Objek studi
Gaya Arsitektur Bentuk
Ruangan Organisasi
Ruangan Konfigurasi
Hubungan Sirkulasi
Prinsip Penyusunan
Ruang
1 Rumah Seni
Cemeti Arsitektur
Modern Vernakular
Bentuk linier Organisasi
linier Linier -
Melewati ruang
Datum dinamis
2 Taman Budaya
Yogyakarta Arsitektur Modern
Kolonial Indische
Bentuk grid Organisasi
grid Grid –
Menembus ruang
Simetri ritmis
berulang
Berdasarkan hasil analisis dan komparasi di atas bahwa kedua galeri seni ini memiliki perbedaan pada aspek arsitektur. Galeri Rumah Seni Cemeti lebih
mengusung tema vernakular yang notebene memberikan banyak ragam elemen desain di dalam wujud arsitekturnya, seperti elemen material, elemen tekstur,
elemen warna, dan elemen visual. Elemen material dan tekstur yang terdiri dari unsur alam seperti kayu, bambu, pepohonan, dedaunan, bebatuan, dan tanah.
Elemen warna yang cenderung warna-warna lembut, ringan, hangat, seperti warna putih, kuning muda, serta warna-warna ekspresif seperti warna merah, oranye, dan
coklat. Khususnya pada ruang pamer, warna didominasi oleh warna putih netral. Hal ini bertujuan agar karya seni yang dipamerkan tidak terganggu oleh visual
warna.
Gambar 1.15. Potret Interior Arsitektur Rumah Seni Cemeti Sumber : Google Dokumentasi Pribadi pada tanggal 25 September 2013
30
Analisis Penulis.
N No.
j Objek studi
y Gaya Arsitektur
r Be
Be nt
n uk
g Ruangan
Organisasi g
Ruangan Hubungan
Sirkulasi P
Penyusunan Ruang
1 Rumah Seni
Cemeti Ar
Ar si
sitektur Modern
Vernakular Bentuk linier
Organi nisa
sa si
linier Linier -
Melewati ruang
Datum dinamis
2 Taman Bu
Budaya Yo
o g
gyakarta Arsitektur Moder
er n
n Kolonial
I I
nd nd
i ische
Be B
nt nt
uk uk
g gri
i d
d Organisasi
g grid
Gr G
id – Mene
e mb
m us
ruang Simetri
ritmis berulang
Be e
rd rd
as as
ar ar
ka k
n ha a
si si
l l
an alisis dan
k ompara
si d
d i
i at
a as bah
ah wa
wa k
k edua gal
aleri seni in
i me me
mi mi
li liki
ki per
r be
be daan
pada aspek arsitektur. Galeri R
um umah
S Sen
en i
i Ce Ce
meti l
l ebih
meng ngu
usun u
g te te
ma verna
ku lar yang n
oteb ene memb
er ikan b
an n
ya y
k ra ra
ga gam
m elem
men de
esa sain
i di
d dala
m wujud a rs
itekturnya ,
seperti el em
en materia l,
eleme me
n te
te ks
k tur
r, d
el elem
emen w w
arna ,
dan elemen v
is ual. E
leme n ma
te ri
al dan tekstur yan
ang te te
rd rd
ir ir
i i
dari i
un n
s sur a
al am seperti kayu, b
am bu
, pe po
hona n,
dedaunan, b
eb atua
n, n, dan
n tanah
h .
Eleme en
warna yang ce nder
un g wa
rn a-
warna le
mb ut
, ri
ng an, hangat,
se eperti wa
a r
rn a
a pu
pu tih,
k uning muda, serta warn
a-warna ekspresi f
seperti warna merah, orany
ny e
e, dan n
cokl l
at at
. .
Khususnya p
p ad
ad a
a ru
ru an
an g
g pa
pa mer, warna d
d id
id om
om in
in as
as i
i oleh
warna p
p ut
ut ih
ih netr r
al al
. Hal ini bertujuan agar karya sen
ni i
ya yang
g d
dip ipamerkan tidak terganggu oleh v
v is
is ua
ua l
wa warna.
Penulisan Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan
Graha Galeri Dan Sanggar Pendidikan Seni Kontemporer di Yogyakarta
29 Selain itu didukung juga dengan hubungan sirkulasi ruang linier dan
konsep ruang yang datum sehingga mampu memberikan kesempatan dan kelulasaan kepada para seniman dalam menata dan me-layout ruang pamer sesuai
dengan keinginan seniman.
Gambar 1.16. Definisi Ruang Pada Rumah Seni Cemeti Sumber : http:www.archive.cemetiarthouse.com
Gambar 1.17. Display Karya Seni di Jalur Sirkulasi Pengunjung Sumber : http:www.archive.cemetiarthouse.com
Berangkat dari pemahaman peruangan yang ada di Rumah Seni Cemeti, keberadaan ruang eksibisi tidak ditempatkan pada zona yang khusus. Melainkan
setiap ruangan di galeri ini senantiasa saling menyiratkan komunikasi satu sama lainnya. Sehingga ruang-ruang selain ruang eksibisi bisa mendukung kegiatan
pameran seni yang ada di ruang eksbisi. Misalnya seperti ketika tata letak suatu dengan keinginan seniman.
Gambar 1 .1
6. D
efinisi Ru
ang Pada R
um ah Seni Cemeti
Sumber :
http :www
.a rc
hive.c em
et iarthouse.com
Gambar 1.17. Display y
Ka rya Seni
d d
i Jalur Sirkulasi Pengunjung Sumber : http:
www.archive e.cemetiarthouse.com
Berangkat dari pemahaman n
perua uangan yang ada di Rumah Seni Cemeti,
keberadaan ruang eksibisi tidak ditemp mp
atkan pada zona yang khusus. Melainkan
Penulisan Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan
Graha Galeri Dan Sanggar Pendidikan Seni Kontemporer di Yogyakarta
30 karya seni tertentu, didisplay di jalur sirkulasi entrance atau di bagian taman, jika
memang keberadaannya memberikan suatu pesan nilai tersendiri. Sedangkan Taman Budaya Yogyakarta merupakan galeri seni yang lebih
mengusung tema kolonial indische. Dimana dalam hal ini arsitektur yang ditawarkan oleh Taman Budaya Yogyakarta memiki kesan ketegasan dan
kemegahan bangunan. Serta sekaligus mewakili langgam arsitektur indische yang ada di kawasan Malioboro, Kraton, dan sekitarnya. Interior yang disajikan di
Taman Budaya Yogyakarta kurang memiliki ciri khas yang khusus. Ruang hanya dikemas sedemikian rupa untuk kegiatan pameran seni. Ditambah lagi visual
ruang yang tertangkap mata hanya berupa elemen vertikal berderet yaitu kolom pilar berwarna putih yang membentang di tengah ruangan.
Gambar 1.18. Potret Interior Arsitektur Taman Budaya Yogyakarta Sumber : Dokumentasi Pribadi pada tanggal 25 September 2013
Keanekaragaman elemen desain yang ditawarkan tidak lebih banyak jika dibandingkan dengan Rumah Seni Cemeti. Sehingga kondisi ruang kurang
memberikan keleluasaan dalam menata dan me-layout ruang pamer sesuai dengan keinginan seniman. Misalnya seperti desain entrance, tata letak instalasi, dan
berbagai elemen karya kesenian yang seharusnya didukung dengan nuansa tertentu. Dalam kata lain, Taman Budaya Yogyakarta lebih cenderung sebuah
fasilitas konvensional sebagai ruang saji kesenian di Yogyakarta. ditawarkan oleh Taman Bu
u da
da ya
Yogya ka
ka rt
rt a memiki kesan ketegasan dan
kemegahan bangunan n
. .
Se Serta sekaligus mewakili langg
ggam a
arsitektur indische yang ada di kawasan
n M
Malioboro, Kr Kr
aton, dan sekitarnya. Inte ri
ri or yang disajikan di
Taman Buda daya Yogyakarta kura
ra ng
ng m
m em
emil ilik
ik i
i ci
ci ri
i khas yang khu
usu su
s. Ruang hanya dikema
a s
s sedemikian n
rup up
a a
untu k
kegiatan pam m
er ran
an s
s e
eni. Ditamba ah
h lagi visual
ruan ang yang t
t er
er ta
ta ng
n kap ma
a ta
ta h
h an
ya berupa el
l em
em en
en vertikal
l be
be r
rderet yai aitu
t kolom
p pilar be
berw rw
a arna
n put
ut ih
ih yang membenta
ng di tengah rua
ng gan
a .
Gambar 1.1 .1
8. 8.
P P
ot ot
re re
t t
Interior Arsitektur Ta Ta
ma ma
n n
Bu Bu
daya Y og
ya ka
rt a
Su S
b mber
: D
D k
okum en
en ta
ta si
si P
Pri r
badi p p
ad ada
a ta
ta ng
ngga l
l 25
25 S
Sep t
te b
mber 2013
Keanekaragaman elemen desain yang ditawarkan tidak lebih b b
a anya
yak k
ji ji
ka di
di ba
ba nd
nd in
ingk gk
an an
d d
en en
ga gan
n Ru Ruma
ma h
h Se
Se ni
ni C
C em
emet et
i. i
S S
eh eh
in ingg
gg a
a ko
ko nd
nd is
is i
i ru ru
an ang
g ku ku
ra ng
me memb
mber erik
ik an
a k
k el
el el
el ua
uasa a
an an
d d
l alam
m menat
ata a
d dan me
me- l
layo o
ut ut
rua ua
ng ng p
p am
am er
er s
s es
esua uai
i d
dengan t
t keingina
n n
se se
ni niman. Misalnya sep
perti de e
s sain entrance, tata
t l
l et
et ak
ak i
instalasi, dan berbagai elemen karya kesenia
an yang s seharusnya didukung dengan nuansa
tertentu. Dalam kata lain, Tam a
an Budaya a
Yogyakarta lebih cenderung sebuah fasilitas konvensional sebagai ruang
ng saji ke kesenian di Yogyakarta.
Penulisan Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan
Graha Galeri Dan Sanggar Pendidikan Seni Kontemporer di Yogyakarta
31
Gambar 1.19. Aplikasi Rangka Baja Untuk Desain Fasad TBY Sumber : Google Dokumentasi Pribadi pada tanggal 25 September 2013
Berdasarkan kajian dan komparasi preseden yang telah dilakukan, maka muncul sebuah tantangan bagi penulis untuk menciptakan ruang pamer galeri
seni yang mampu memenuhi kebutuhan pameran dan memberikan fleksibilitas ruang. Namun dalam penciptaannya tetap harus mengusung ekspresi identitas
kebudayaan lokal Jawa serta juga mampu menerima keberagaman kemajuan kesenian modernitas.
Maka dapat disimpulkan bahwa penulisan landasan konseptual perencanaan dan perancangan objek studi ini akan menjawab perihal terkait
bagaimana sebuah bangunan Graha Galeri Dan Sanggar Pendidikan Seni Kontemporer memiliki kemampuan memberikan fleksibilitas dalam menata ruang
guna mendukung segala aktivitas seni dengan melalui pendekatan ekspresi arsitektur kontemporer di Yogyakarta.
I.3. RUMUSAN PERMASALAHAN