BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakterisasi Ukuran Partikel Montmorillonit Komersil Dengan Menggunakan Particle Size Analyzer
Karakterisasi menggunakan particle size analyzer PSA dilakukan untuk menentukkan distribusi rata-rata dari ukuran suatu partikel. Alat ini menghasilkan
data dalam bentuk persentase distribusi intensitas, volume dan nilai distribusi. Dimana partikel montmorillonit komersil memiliki ukuran partikel terdistribusi
rata-rata sebesar 413,3 nm dengan standar deviasi ± 39,3 nm.
4.2 Hasil Analisa Modifikasi Montmorillonit
Karakterisasi modifikasi montmorillonit pada penelitian ini menggunakan Spektroskopi infra merah IR merupakan metode yang sering digunakan dalam
investigasi terhadap struktur, ikatan dan gugus fungsi yang terdapat pada suatu senyawa berdasarkan serapan dari frekuensi panjang gelombang. Data hasil
analisa FT-IR pada Montmorillonit, Montmorillonit modifikasi dengan surfaktan CTAB dapat dilihat pada Tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Hasil analisa FT-IR pada Montmorillonit, Montmorillonit modifikasi
CTAB
Gugus Fungsi Panjang Gelombang cm
-1
Montmorillonit Standar
Montmorillonit Komersil
Montmorillonit Modifikasi CTAB
Regangan O-H dari gugus hidroksil Al-
OH 2923,31
3386,85 -
Regangan C-H -
- 2925,05
Tekukan O-H dari H
2
O 1738,56
1629,66 -
Regangan O-H dari H
2
O 1467,90
1366,07 -
-
Si-O regangan 1035,54
1039,25 1039,25
Si-O-Al 798,12
795,60 795,60
Hasil analisa modifikasi Montmorillonit dengan melihat adanya perubahan gugus fungsi pada spektroskopi FT-IR menunjukkan adanya perubahan. Modifikasi
dengan adanya penambahan surfaktan cetiltrimetilammonium bromida ke dalam montmorillonit terjadi pergeseran bilangan gelombang dan terlihat adanya
terbentuk gugus fungsi yang baru, dimana pita serapan gugus OH dari hidroksil pada panjang gelombang 3386,85 cm
-1
yang merupakan ciri khas pada montmorillonit digantikan dengan adanya pita serapan gugus C-H yang
merupakan senyawa organik penyusun dari surfaktan CTAB pada panjang gelombang 2925 cm
-1
yang terdapat pada montmorillonit modifikasi. Hal ini menandakan bahwa terjadinya proses interkalasiyang ditunjukkan pada Gambar
4.1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Spektrum FT-IR Montmorillonit, Montmorillonit Modifikasi
Dengan Variasi Konsentrasi
4.3 Hasil Analisa Berat Molekul Karet Alam Termastikasi Dengan Menggunakan Viskositas Mooney
Mastikasi merupakan proses pemutusan molekul bahan polimer agar lebih mudah untuk ditambahkan bahan kimia ke dalamnya. Karet alam umumnya memilki
berat molekul sebesar 1,200,000 gmol. Hal ini menyebabkan sulitnya karet alam untuk dapat diolah menjadi barang jadi selain industri ban, sehingga diperlukan
adanya proses mastikasi yang dilakukan untuk dapat memutuskan molekul karet alam sehingga diperoleh berat molekul yang lebih rendah sehingga dapat
ditambahkan bahan kimia untuk menghasilkan barang jadi. T
Universitas Sumatera Utara
Karet alam yang akan dibuat komposit, terlebih dahulu dimastikasi dengan two-roll mill selama 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 menit untuk memperoleh waktu optimum
dalam menentukan berat molekul minimum, dimana nilai mastikasi diukur dengan menggunakan metode viskositas mooney dengan menggunakan alat viskosimeter
mooney Saelao, 2004. Hasil dari penentuan berat molekul ini dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil analisa berat molekul dengan menggunakan Viskositas Mooney No.
Waktu putaran menit
η Mooney Berat Molekul
gmL
1. 60,94444
1.016.697,34 2.
2 33,22222
432.530,15 3.
4 27,88889
338.098,30 4.
6 31,55556
402.402,40 5.
8 28,66667
351.491,70 6.
10 30,11111
376.609,45
Hasil analisa penentuan berat molekul karet alam termasitikasi dengan viskositas mooney menunjukan terjadi perubahan pada bobot molekul karet alam
berdasarkan perbedaan pada waktu pemampatan yang disajikan pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Perubahan berat molekul terhadap waktu lamanya mastikasi
0,00 200.000,00
400.000,00 600.000,00
800.000,00 1.000.000,00
1.200.000,00
2 4
6 8
10
B e
ra t
M o
le ku
l g
r m
o l
Waktu mastikasi menit
Berat Molekul Vs Waktu Mastikasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa bobot molekul paling minimum terdapat pada proses mastikasi dengan waktu pemampatan 4 menit dimana bobot molekul
ini memiliki nilai sebesar 338,098,30 gmol dan menunjukkan perubahan bobot molekul yang tidak liner terhadap waktu pemampatan dimana berdasarkan teori
seharusnya bobot molekul semakin rendah dengan pertambahan waktu pemampatan. Hal ini dipengaruhi oleh suhu yang digunakan pada penentuan
vikositas Mooney dimana suhu yang digunakan sebesar 100
o
C sehingga sebelum mencapai 5 menit karet telah habis meleleh dan hal ini juga dipengaruhi oleh suhu
pada alat karena suhu yang semakin meningkat dengan adanya gesekan antara roll pada two-roll mill sehingga suhu yang semakin panas akan mematangkan karet
serta menyebabkan karet akan lunak, lembek dan lengket menyebabkan karet akan bersatu.
4.4 Hasil Analisa Penentuan Persentase Derajat Grafting NR-g-MA Secara Kualitatif Dan Kuantitatif
Persentasi derajat grafting menunjukkan seberapa banyak monomer yang tercangkok atau menempel pada matriks. Secara kualitatif persentase derajat dapat
ditentukan dengan menggunakan spektroskopi FT-IR untuk mengetahui adanya MA yang tercangkok ke dalam karet alam yang ditandai dengan adanya pita
serapan pada gugus fungsi spesifik dari karet alam dan MA pada spektrum pita serapan NR-g-MA yang dihasilkan. Berikut adalah hasil FT-IR dari NR-g-MA
yang disajikan pada Gambar 4.3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Spektrum FT-IR NR-g-MA
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa hasil penggraftingan dengan teknik FT-IR menunjukkan pita serapan pada daerah yang menjadi karakterisasi pada daerah
SIR 10 dan MA. Adanya pita serapan CH
3
di daerah 1375,24 cm
-1
yang merupakan karakterisasi SIR 10 dan dengan adanya pita serapan di daerah
2959,60-2851,91 cm
-1
; 1739,65 cm
-1
; 1651,43 dan 1447,15 cm
-1
; 1014,66-1126,18 cm
-1
; dan 668,92-834,64 cm
-1
yang menunjukkan adanya serapan C-H, C=O, C=C, C-O dan C-H aromatis yang merupakan karakterisasi MA. Berikut adalah
hasil analisa FT-IR NR-g-MA yang disajikan pada tabel 4.3
4500 4000
3500 3000
2500 2000
1500 1000
500 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1.0
1651,43-1447,15 C=C aromatis
1014,661126,18 C-O
1375,24 CH
3
vibrasi tekuk 1739,65
C=O aldehid
668,92-834,64 C-H aromatis
2851,96-2959,60 C-H vibrasi ulur
3666,54 O-H bebas
T
Bilangan Gelombang cm
-1
karet alam SIR 10-g-MA
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Analisa NR-g-MA Secara Kualitatif Sampel
Bilangan gelombang cm
-1
Gugus fungsi
SIR 10 2854,33-2960,56
C-H merengang
741,84-929,63 C-H aromatis
1447,69 CH
2
1375,88 CH
3
1663,21 C=C
Maleat Anhidrida 3122,64-3057,97
C-H 1704,28
C=O 1585,90
C=C 1241,45
C-O 987,43-786,29
C-H aromatis
NR-g-MA 2959,60-2851,96
C-H vibrasi ulur alkana
1651,43 dan 1447,15 C=C aromatis
1375,24 C-H vibrasi
tekuk 1014,66-1126,18
C-O asam karboksilat,
anhidrida 668,92-834,64
C-H aromatis
Secara Kuantitatif analisa persentase derajat grafting NR-g-MA dilakukan dengan menggunakan titrasi basa Eddiyanto, 2010. Persentase NR-g-MA secara
kuantitatif disajikan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Titrasi Terhadap Larutan Blanko No
Volume Larutan karet
Alam ml Volume indikator
Bromtimol Biru tetes
Volume KOH 0,1 N ml
1. 5
3 0,60
2. 5
3 0,65
3. 5
3 0,65
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Titrasi Terhadap Larutan NR-g-MA No Volume NR-g-MA
ml Volume indikator
Bromtimol Biru tetes Volume HCl 0,1 N
ml
1. 5
3 0,30
2. 5
3 0,25
3. 5
3 0,25
Data diatas dimasukkan kedalam persamaan:
derajat grafting MA = x MW
MA
x 100
Dengan adanya data diatas maka dapat dihasilkan bahwa persenrase derajat grafting dari NR-g-MA secara kuantitatif adalah sebesar 0,18. Dimana
pada tahun 2010 Eddiyanto telah melakukan penelitian tentang penententuan derajat grafting, dimana hasil maksimum yang diperoleh adalah sekitar 0,5.
4.5 Hasil Analisa Sifat Mekanik Pada Komposit NRNR-g-MA, NRNR-g- MAMontmorillonit dan NRNR-g-MAMontmorillonit modifikasi
Analisa sifat mekanik dilakukan untuk mengetahui kekuatan sifat mekanik yang dimiliki dari suatu bahan polimer yang ditentukkan dengan nilai besarnya
kekuatan tarik dari bahan polimer tersebut berdasarkan kemampuan maksimum suatu bahan polimer untuk menahan beban yang diberikan. Hasil analisa sifat
mekanik pada komposit NRNR-g-MA, NRNR-g-MAMMT dan NRNR-g- MAMMT modifikasi surfaktan disajikan pada Tabel 4.6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Kekuatan Tarik, Modulus Young dan perpanjangan Pada Saat Putus
Dari Komposit NRNR-g-MA, NRNR-g-MAMMT dan NRNR-g- MAMMT modifikasi surfaktan
Sampel Stress MPa
Strain at break Modulus
Young MPa
Komposit Tanpa filler 0,19
107,7 0,21
Komposit MMT 0,19
255,3 0,07
Komposit MMT+CTAB 0,01 mol
0,08 438,5
0,04 Komposit MMT+CTAB
0,03 mol 0,41
544,5 0,02
Komposit MMT+CTAB 0,05 mol
0,42 1006,0
0,09 Komposit MMT+CTAB
0,07 mol 0,41
775,1 0,05
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
komposit tanpa
filler komposit
MMT komposit
MMT + CTAB
0.01 mol komposit
MMT + CTAB
0.03 mol komposit
MMT + CTAB
0.05 mol komposit
MMT + CTAB
0.07 mol 0,2
0,2 0,09
0,41 0,42
0,41
K e
ku a
ta n
T a
ri k
M P
a
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Kekuatan tarik dari komposit NRNR-g-MA, NRNR-g-MAMMT
dan NRNR-g-MAMMT modifikasi surfaktan Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa kekuatan tarik yang paling optimum
dari komposit NRNR-g-MA dengan pengisi MMT termodifikasi surfaktan CTAB 0.05 mol sebesar 0.42 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
klnsentrasi surfaktan yang digunakan untuk memodifikasi monmorillonit maka semakin kecil kekuatan tarik yang dihasilkan komposit NRNR-g-MA.
Gambar 4.5 Elongation at break dari komposit NRNR-g-MA, NRNR-g-
MAMMT dan NRNR-g-MAMMT modifikasi surfaktan Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa elongation at break yang paling
optimum dari komposit NRNR-g-MA dengan pengisi MMT termodifikasi surfaktan CTAB 0.05 mol sebesar 1006 . Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi klnsentrasi surfaktan yang digunakan untuk memodifikasi monmorillonit maka semakin kecil kekuatan tarik yang dihasilkan komposit NRNR-g-MA.
200 400
600 800
1000 1200
komposit tanpa
filler komposit
MMT komposit
MMT + CTAB
0.01 mol komposit
MMT + CTAB
0.03 mol komposit
MMT + CTAB
0.05 mol komposit
MMT + CTAB
0.07 mol 107,7
256,3 438,5
544,5 1006
775,1
E lo
n g
a ti
o n
a t
B re
a k
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Modulus young dari komposit NRNR-g-MA, NRNR-g-MAMMT
dan NRNR-g-MAMMT modifikasi surfaktan Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa elongation at break yang paling
optimum dari komposit NRNR-g-MA dengan pengisi MMT termodifikasi surfaktan CTAB 0.05 mol sebesar 1006 . Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi klnsentrasi surfaktan yang digunakan untuk memodifikasi monmorillonit maka semakin kecil kekuatan tarik yang dihasilkan komposit NRNR-g-MA.
4.6 Analisa Sifat Morfologi Dengan Uji Scanning Elektron Microscopy