Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Usia Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Paritas

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian Tabel 5.1 diketahui bahwa terdapat ibu bersalin yang beresiko usia 20 tahun atau ≥35 tahun terdapat 30 40,5 orang dengan letak sungsang. Dan mayoritas terletak pada ibu bersalin yang tidak beresiko usia 20-34 tahun sebanyak 44 59,5 orang. Hal ini sesuai dengan Supartini 2012, bahwa usia dapat mempengaruhi terjadinya letak sungsang terutama pada usia 20 tahun atau ≥35 tahun. Ibu usia 20 tahun mengalami letak sungsang dikarenakan usia muda dengan kondisi panggul sempit kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam persalinan, dan dapat mengancam jiwa ibu serta janin jika tidak ditangani secara tepat. Sedangkan ibu berusia ≥35 tahun berhubungan dengan mulainya terjadi regenerasi sel-sel tubuh terutama dalam hal ini adalah endometrium akibat usia biologis jaringan dan adanya penyakit yang dapat menimbulkan kelainan letak. Faktor penyebab letak sungsang berdasarkan usia tidak hanya terjadi pada usia yang beresiko, tetapi juga terjadi pada usia yang tidak beresiko dikarenakan kecendrungan didapatkan keadaan rahim ibu rahim arkuatus, septum pada rahum, uterus dupleks, keadaan plasenta plasenta letak rendah dan plasenta previa, keadaan jalan lahir panggul sempit, deformitas tulang panggul, tumor, sedangkan dari sudut jani meliputi tali pendek, hydrocephalus, gemelli, hidramnion, prematuritas.

5.2.2. Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Paritas

Dari hasil penelitian Tabel 5.2 diketahui bahwa dari 74 orang ibu hamil terdapat 21 28,4 orang yang primipara dengan letak sungsang dan 53 71,6 orang yang nonprime para multipara dan grandemultipara dengan letak sungsang. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian Supartini 2012 yang dilakukan di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya, bahwa dimana ibu yang telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastic dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya yang akhirnya menimbulkan kelainan letak sungsang. Pada grandemultipara sering didapatkan perut gantung, akibat regangan uterus yang berulang-ulang karena kehamilan dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus menjadi jatuh ke depan, disebut perut gantung. Perut gantung inilah yang membuat bagian bawah janin tidak dapat menekan dan berhubungan langsung serta rapat dengan segmen bawah rahim. Akhirnya janin mengalami kelainan letak seperti letak sungsang Mochtar, 1998. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Oktorina 2014 yang dibuktikan dengan hasil uji Chi-Square diperoleh X² hitung 20,35 X² tabel 3,481 maka H ฀ ditolak dan dapat dinyatakan bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian letak sungsang di RSUD Bangkinang Tahun 2013. 5.2.3. Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care Dari hasil penelitian Tabel 5.3 diketahui bahwa 43 58,1 orang dijumpai dengan kunjungan ANC lebih dari 4 kali dan 31 41,9 orang dengan kunjungan ANC kurang dari 4 kali. Hal ini sesuai dengan Heristanto 2008 melalui penelitian yang dilakukan di RSU dr. Soedarso Pontianak pada tahun 2008-2010, terdapat 200 orang ibu bersalin dengan presentasi bokong mempunyai kunjungan ANC lebih dari 4 kali dari 367 orang. Tingginya angka kunjungan ANC pada persalinan presentasi bokong dapat disebabkan kehamilan yang terdeteksi mengalami kelainan akan lebih tinggi dibandingkan kehamilan normal, hal ini dilakukan untuk mengontrol perkembangan kehamilan tersebut dan mempersiapkan ibu secara fisik dan psikis agar pesalinan berjalan lancar. Universitas Sumatera Utara 5.2.4. Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Jenis Persalinan Dari hasil penelitian Tabel 5.4 diketahui yang mayoritasnya bahwa sebanyak 72 97,3 orang ibu melakukan persalinan secara Sectio Cesaria dan 2 2,7 orang ibu melakukan persalinan secara partus spontan.Hal ini sesuai dengan Novita Sari 2013, melalui penelitian di RSUD dr. Soedarso Pontianak, terdapat 80 kasus malpresentasi letak bayi meliputi presentasi bokong, letak oblik, letak lintang dari 563 kasus seksio sesarea. Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai dengan insidensi tiga sampai empat persen dari seluruh kehamilan. Mortalitas perinatal lebih rendah pada persalinan seksio sesarea elektif dibandingkan dengan persalinan pervaginam, namun morbiditas pada ibu meningkat pada persalinan dengan seksio sesarea.

5.2.5. Karakteristik Persalinan Ibu Hamil Dengan Presentasi Bokong Berdasarkan Usia Gestasi