BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Klasifikasi Presentasi Bokong
Presentasi  janin  dalam  uterus  terutama  bokong  janin  lebih  dulu  memasuki rongga  panggul,  terletak  memanjang  dengan  kepala  di  fundus  uteri  dan  bokong
berada di bawah kavum uteri. Presentasi bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian tubuh janin berdasarkan presentasi dan posisi janin Prawirohardjo, 2013.
Gambar 2.1 Klasifikasi Presentasi Bokong
http:www.google.com
Universitas Sumatera Utara
1. Frank Breech  Extended Breech
 Bagian  kaki  dari  janin  mengalami  fleksi  total  di  bagian  bokong  dan
ekstensi total di bagian lutut 
Telapak  kaki  berada  paling  dekat  dengan  kepala  dan  bokong menempati segmen bawah uterus
2. Complete Breech  Flexed Breech
 Pada keadaan  ini,  bagian bokong dan  lutut dalam keadaan  fleksi total
sehingga bagian kaki yang menempati pelvis 3.
Incomplete Breech  Footling Breech 
Terdiri  dari  satu  atau  kedua  kaki  berada  paling  rendah  Cunningham, 2009.
Frank Breech sangat membantu saat proses dilatasi serviks tetapi posisi frank breech sulit untuk dilakukan External Cephalic Version ECV yang bertujuan untuk
mengembalikan posisi janin ke posisi yang seharusnya yaitu kepala janin yang berada pada  kavum  dibawah  uterus.  Pada  posisi  ini  sangat  jarang  terjadi  prolaps  tali  pusat
dan  janin  juga  jarang  terjebak  di  serviks.  Sebaliknya    flexed    dan  footling    dapat meningkatakan  terjadinya  prolaps  tali  pusat  dan  kepala  janin  sering  terjebak  di
serviks Gimovsky, 1995.
2.2. Epidemiologi
Pada  penelitian  yang  dilakukan  oleh  mahasiswa  Saint  Louis  University  di Missouri  pada  tahun  2013  yang  memenuhi  kriteria  inklusi  sebanyak  475.551  dari
519.504 kelahiran. Kelompok presentasi bokong sebanyak 14.811 3,2. Presentasi bokong dengan kelahiran cukup  bulan 2,8 dan 9,5 kelahiran prematur Mostello
et al, 2014. Di  RSUD  dr.  Soedarso  Pontianak  angka  persalinan  presentasi  bokong  pada
tahun  2008-2010  menemukan  289  kasus  6,48  dengan  persalinan  sebesar  45,7 dan persalinan pervaginam sebesar 54,3. Di RSUD dr.Soedarso menerapkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
untuk paritas primigravida dengan presentasi bokong dianjurkan menjalani persalinan SC  untuk  mengurangi  dan  menekan  angka  morbiditas  dan  mortalitas  ibu  dan  bayi,
sedangkan  untuk  kasus  persalinan  non-pramigravida,  persalinan  seksio  sesaria  baru dianjurkan  apabila  terdapat  indikasi  penyulit  tambahan.  Pada  penelitian  di  rumah
sakit ini mendapatkan hasil bahwa pada primigravida dengan presentasi bokong yang menjalani  persalinan  pervaginam  prognosisnya  lebih  buruk  dibandingkan  dengan
persalinan seksio sesaria. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 jenis persalinan  dalam  terminasi  kehamilan  pada  primigravida  lebih  tinggi  dengan
persalinan  seksio  sesaria  sebesar  41  dibandingkan  dengan  persalinan  pervaginam hanya 36,5 Heristanto, 2013.
Presentasi  bokong  dikaitkan  dengan  peningkatan  insiden  dari  kedua  operasi seksio  sesaria  elektif  dan  darurat, terutama  pada  primigravida.  Dokter  kandungan  di
Coombe  Women’s  Hospital  mencoba  menghindari  risiko  hipoksia  janin  dan  trauma yang terkait dengan persalinan bokong pervaginam Turner, 2006.
2.3. Faktor Predisposisi