untuk paritas primigravida dengan presentasi bokong dianjurkan menjalani persalinan SC untuk mengurangi dan menekan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi,
sedangkan untuk kasus persalinan non-pramigravida, persalinan seksio sesaria baru dianjurkan apabila terdapat indikasi penyulit tambahan. Pada penelitian di rumah
sakit ini mendapatkan hasil bahwa pada primigravida dengan presentasi bokong yang menjalani persalinan pervaginam prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan
persalinan seksio sesaria. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 jenis persalinan dalam terminasi kehamilan pada primigravida lebih tinggi dengan
persalinan seksio sesaria sebesar 41 dibandingkan dengan persalinan pervaginam hanya 36,5 Heristanto, 2013.
Presentasi bokong dikaitkan dengan peningkatan insiden dari kedua operasi seksio sesaria elektif dan darurat, terutama pada primigravida. Dokter kandungan di
Coombe Women’s Hospital mencoba menghindari risiko hipoksia janin dan trauma yang terkait dengan persalinan bokong pervaginam Turner, 2006.
2.3. Faktor Predisposisi
Dari banyak kasus tidak ada penyebab yang jelas untuk malpresentasi dan malposisi. Bayi prematur dari pertumbuhan janin terhambat merupakan faktor yang
dapat meningkatkan kejadian presentasi bokong. Kedua faktor ini dapat menyebabkan kelahiran presentasi bokong dengan berat bayi lahir rendah, yang
merupakan indikator untuk hasil perinatal yang buruk. Bayi prematur dengan usia gestasi 37 minggu dan bayi post matur 42 minggu sangat mempengaruhi presentasi
janin dalam uterus Boyle, 2011. Salah satu variabel yang cenderung mempengaruhi presentasi bokong adalah
perubahan volume cairan amnion oligohidramnion atau polyhidramnion. Oligohidramnion indeks cairan ketuban atau Amnion Fluid index AFI 5 cm hal ini
menjadi predisposisi presentasi bokong karena sejumlah kecil cairan, gerakan janin dibatasi dan janin terjebak dalam presentasi diasumsikan pada trimester kedua
Boyle, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Oligohidramnion biasanya berhubungan dengan anomaly congenital agenesis terutama ginjal atau obstruksi saluran kemih, pertumbuhan janin terhambat, posterm
42 minggu, rupture membrane, insufisiensi uteroplasenta, dan penggunaan sintase inhibitor prostaglandin. Ketika oligohramnion terjadi pada awal kehamilan dapat
menyebabkan hipoplasia paru-paru dan kelainan anggota tubuh. Keadaan oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi tali pusat dan persalinan secara
Caesar sangat dianjurkan.Sebaliknya, pada polyhidramnion indeks cairan ketuban AFI 24 cm, sering dikaitkan dengan malformasi janin yang mungkin
mempengaruhi menelan cairan ketuban anencephaly, atresia esophagus, dan fistula trakeofageal juga berhubungan dengan hidrops fetalis, kehamilan ganda, dan
diabetes maternal.Keadaan ini uterus menjadi overdistensi sehingga dapat menyebabkan ketuban pecah dini atau persalinan prematur serta peningkatan risiko
prolaps tali pusat Walsh et al, 2011. Multiparitas dapat menyebabkan peningkatan terjadinya presentasi bokong,
karena otot perut sudah longgar yang dapat memberikan janin lebih banyak ruang untuk bergerak. Diperkirakan bahwa wanita dengan riwayat kelahiran Caesar juga
bisa menyebabkan dan rentan terhadap presentasi bokong Pernoll, 2011. Berat badan bayi ikut mempengaruhi presentasi bokong dan harus
memperhatikan jenis persalinan yang akan dilakukan. American Congress of Obstetricians and Gynecologists ACOG menyatakan bahwa persalinan pervaginam
hanya terbatas pada fetus yang berat badannya normal 2500-3500 gram. Persalinan pervaginam pada bayi yang perkiraan berat lahirnya 2500 gram dapat menyebabkan
disproporsi antara bokong bayi dan serviks, sehingga ketika melahirkan kepala, kepala akan terperangkap dalam serviks dan kontraindikasi dari serviks akan
membahayakan fetus sehingga hal tersebut akan meningkatkan angka morbidias dan mortalitas. Beberapa penelitian menyebutkan perlu pertimbangan untuk memilih jenis
persalinan apabila perkiraan berat janin 3500 gram, sebaiknya persalinan pervaginam dihindari pada fetal makrosomia, hal ini dikaitkan dengan kejadian
disproporsio feto-pelvic Taillefer, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang di lakukan di Amerika Serikat meneliti ibu diabetes, usia ibu yang lebih tua, merokok selama kehamilan, primipara dan terlambat atau tidak ada
pemeriksaan antenatal care ANC semua ini membawa peningkatan risiko terjadinya presentasi bokong. Berdasarkan diskusi penulis disini terjadi kemungkinan beberapa
faktor yang berbeda dan mekanisme interaksi biologis sehingga menyebabkan janin letak bokong.
Abnormalitas panggul juga merupakan risiko terjadinya presentasi bokong. Bentuk panggul platipelloid anteroposterior datar dan android berbentuk hati.
Bentuk ini membuat masuknya kepala pada panggul lebih sulit Boyle, 2011. Hipotesis menjelaskan mengapa janin gagal untuk mengasumsikan presentasi
kepala, sering disebabkan oleh gangguan primer janin, seperti disfungsi neuromuskular janin, atau pertimbangan spasial, seperti yang dibahas sebelumnya
yaitu kelainan uterus, tempat implantasi plasenta, jumlah cairan ketuban yang dapat mengganggu proses pencapaian presentasi kepala. Faktor lain terutama faktor
mekanik karena kurangnya gerakan janin yang tepat, janin hidrosefalus dan kurang tepatnya bentuk rahim karena over distensi atau dinding perut ibu lemah Mostello,
2014.
2.4. Etiologi