fotosintesis. Menurut Gibon 1966
cit.
Sanjaya 1995 hasil yang lebih besar pada jagung berhubungan dengan indeks luas daun ILD yang lebih
besar. Serapan P yang tinggi pada K2A2 akan meningkatkan hasil jagung
manis karena P berperan dalam proses fotosintesis. Adanya P yang tinggi maka proses fotosintesis akan berjalan lancar sehingga fotosintat yang
dihasilkan tinggi yang akan digunakan dalam pembentukan biji. Selain itu pada perlakuan K2A2 memiliki berat brangkasan kering
tertinggi 46,53 cm. Tumbuhan yang memiliki berat brangkasan kering tinggi menunjukkan fotosintesisnya lebih tinggi dibanding respirasi.
Dengan fotosintesis yang lebih efektif maka produk fotosintesis yang dihasilkan lebih banyak sehingga cadangan makanan yang digunakan
dalam pembentukan tongkol dan biji lebih banyak pula. Berat tongkol berkorelasi erat dengan diameter tongkol r=0.775
dan panjang tongkol r=0.414 sehingga jika panjang dan diameter tongkol tinggi maka berat tongkol juga tinggi. Perlakuan K2A2 memiliki panjang
tongkol tertinggi 22,65 cm dan diameter tongkol tinggi 15,85 cm Lampiran 26 dan 29 sehingga memiliki berat tongkol tertinggi namun
tidak berbeda nyata dengan perlakuan K0A2 dengan berat tongkol 3,7 kgpetak.
2. Panjang Tongkol
Panjang tongkol merupakan salah satu indikator kualitas hasil jagung manis. Panjang tongkol diperoleh dengan mengukur sampel tongkol
berklobot segar dari pangkal sampai ujung tongkol kemudian dirata-rata. Panjang tongkol jagung manis berkisar antara 18-20 cm.
Dari analisis sidik ragam terhadap panjang tongkol lampiran 28 diketahui bahwa perlakuan kascingK, pupuk anorganikA dan interaksi
keduanyaKA memiliki pengaruh tidak nyata terhadap panjang tongkol. Panjang tongkol berkorelasi dengan berat brangkasan kering r=0.394 dan
tinggi tanamanr=0.433.
22.65b 21.9b
22.47c 21.82a
22.6b 18.36a
21.57b 22.53b
21.36a
5 10
15 20
25
K0A0 K0A1
K0A2 K1A0
K1A1 K1A2
K2A0 K2A1
K2A2
Kom binas i Pe rlak uan P
a n
ja n
g T
o n
g k
o l
c m
Gambar 4.6 Pengaruh perlakuan terhadap panjang tongkol jagung manis Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata dengan DMRT 5 Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa panjang tongkol tertinggi pada
perlakuan kascing 3 tonha + Urea 200 kgha + SP 36 100 kgha + KCl 50 kgha K2A2 22,65 cm. Panjang tongkol yang tinggi karena pertumbuhan
awal yang baik yang terlihat pada tinggi tanaman Lampiran 38 akan menghasilkan berat brangkasan kering yang baik. Perlakuan K2A2
memiliki berat brangkasan kering yang tinggi Lampiran 35 yang menunjukkan bahwa fotosintesisnya efektif sehingga fotosintatnya
digunakan dalam pembentukan tongkol tinggi. Berat brangkasan kering menunjukkan keseimbangan antara fotosintesis dengan respirasi, jika
respirasi harian berkisar antara 25 – 35 dari fotosintesis total maka berat keringnya akan bertambah dan sebaliknya jika respirasinya lebih besar
dibanding fotosintesis maka berkurang berat kering brangkasannya Gardner
et.al
, 1991
3. Diameter Tongkol
Selain panjang tongkol dan kandungan gula, diameter tongkol juga merupakan indikator kualitas jagung manis. Diameter tongkol diukur
menggunakan meteran pada bagian tengah tongkol berklobot beberapa sampel kemudiaan dirata-rata.
Dari analisis sidik ragam terhadap diameter tongkol Lampiran 30 diketahui bahwa perlakuan kascingK, pupuk anorganikA dan interaksi
keduanyaKA memiliki pengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol.
Diameter tongkol berkorelasi erat dengan serapan P r= 0.653 dengan semakin meningkatnya serapan P maka semakin tinggi P yang dapat
digunakan untuk pembentukan tongkol.
15.85b 15.51b
16.44c 13.38a
15.05b 13.39a
15.16b 15.09b
13.4a
2 4
6 8
10 12
14 16
18
K0A0 K0A1
K0A2 K1A0
K1A1 K1A2
K2A0 K2A1
K2A2
Kom binasi Perlakuan D
ia m
e te
r T
o n
g k
o l
c m
Gambar 4.7 Pengaruh perlakuan terhadap diameter tongkol jagung manis Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata dengan DMRT 5 Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa diameter tongkol tertinggi pada
perlakuan kascing 3 tonha + tanpa anorganik K2A0 16,44 cm. Untuk hasil yang baik dibutuhkan unsur P yang cukup karena jika kekurangan
unsur P terutama pada waktu berbunga perkembangan generatif menyebabkan pembentukan bijinya terganggu sehingga tongkolnya sering
tidak berisi. Perlakuan K2A0 memiliki pertumbuhan yang baik dilihat dari tinggi
tanaman Lampiran 38. Pertumbuhan tinggi tanaman didukung dengan pertumbuhan akar yang berfungsi dalam penyerapan unsur hara. Serapan P
berpengaruh terhadap pembentukan tongkol. Perlakuan K2A0 memiliki serapan P yang tinggi lampiran 14 sehingga unsur P dalam jaringan yang
dibutuhkan untuk pembentukan tongkol dan biji tinggi maka panjang tongkol yang dihasilkan tinggi menyebabkan pembentukan tongkolnya
sempurna sehingga diameter tongkolnya tinggi. Perlakuan K2A0 memiliki berat brangkasan yang tinggi. Dengan
serapan P tinggi maka hasil fotosintat tinggi yang diakumulasikan dalam bentuk bobot kering tanaman pada fase vegetatif dan pada fase generatif
ditranslokasikan untuk pembentukan tongkol dan biji. Sehingga jika tanaman memiliki berat brangkasan tinggi maka akan menghasilkan berat
tongkol berklobot, panjang dan diameter tongkol tinggi Navioside
et.al
, 2002
H. Pembahasan Umum