Lmpiran 8. Contoh Perhitungan Penentuan LC
50
a. Ekstrak Daun Sambiloto dengan Pelarut Metanol
Pelarut Konsentrasi
ppm Total
Populasi Jumlah
Kematian Persen
Mortalitas Log
Konsentrasi Probit
LC ppm
50
Metanol 10
30 8
26 1
4,36 64.5
100 30
16 53
2 5,08
1000 30
27 86
3 6,08
Pada ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm.
Persen mortalitas =
= =
53
Kurva hubungan log konsentrasi dengan nilai probit ekstrak Metanol
Dari grafik hubungan antara log konsentrasi sumbu x dengan nilai probit sumbu y didapatkan persamaan y = 0,86x + 3,4433 dan R
2
= 0,9871. Penentuan LC
50
Konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50, maka nilai probit dengan y = 5 dan x = log konsentrasi adalah sebagai berikut :
X 100
X 100
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Lanjutan
y = 0,86x + 3,4533 5 = 0,86x + 3,4533
x = 5 - 3,4533 0,86 x = 1,798488
maka LC
50
LC adalah anti log dari nilai x anti log 1,798488
50
b. Ekstrak Daun Sambiloto dengan Pelarut Etil Asetat
= 64.5 ppm.
Pelarut Konsentrasi
ppm Total
Populasi Jumlah
Kematian Persen
Mortalitas Log
Konsentrasi Probit
LC ppm
50
Etil Asetat
10 30
8 26
1 4,36
100 100
30 13
43 2
4,80 1000
30 24
80 3
5,84 Pada ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm.
Persen mortalitas =
= =
43
Kurva hubungan log konsentrasi dengan nilai probit ekstrak Etil Asetat
X 100
X 100
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Lanjutan
Dari grafik hubungan antara log konsentrasi sumbu x dengan nilai probit sumbu y didapatkan persamaan y = 0,74x + 3,52 dan R
2
= 0,9481. Penentuan LC
50
y = 0,74x + 3,52 Konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50, maka nilai
probit dengan y = 5 dan x = log konsentrasi adalah sebagai berikut :
5 = 0,74x + 3,52 x = 5 – 3,52 0,74
x = 2 maka LC
50
LC adalah anti log dari nilai x anti log 2
50
c. Ekstrak Daun Sambiloto dengan Pelarut n-Heksana
= 100 ppm.
Pelarut Konsentrasi
ppm Total
Populasi Jumlah
Kematian Persen
Mortalitas Log
Konsentrasi Probit
LC ppm
50
n- heksana
10 30
7 23
1 4,26
118,6 100
30 16
53 2
5,08 1000
30 21
70 3
5,52 Pada ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm.
Persen mortalitas =
= =
53 X 100
X 100
Universitas Sumatera Utara
Kurva hubungan log konsentrasi dengan nilai probit ekstrak n-heksana
Dari grafik hubungan antara log konsentrasi sumbu x dengan nilai probit sumbu y didapatkan persamaan y = 0,63x + 3,6933 dan R
2
= 0,9706. Penentuan LC
50
y = 0,63x + 3,6933 Konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50, maka nilai
probit dengan y = 5 dan x = log konsentrasi adalah sebagai berikut :
5 = 0,63x + 3,6933 x = 5 – 3,6933 0,63
x = 2,0741269 maka LC
50
LC adalah anti log dari nilai x anti log 2,0741269
50
= 118,6 ppm.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Hasil Uji Antijamur Saprolegnia sp.
Hasil pengujian antijamur Saprolegnia sp. terhadap a ekstrak methanol, b ekstrak etil asetat dan c ekstrak n-Heksana
a b
c
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Hasil pengujian antibakteri
Hasil pengujian antibakteri a Aeromonas hydrophila kiri, Edwardsiella
tarda kanan dan b kontrol positif Chloramphenicol Kiri dan kontrol negatif DMSO Kanan
a
b
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Uji BSLT Menggunakan Artemia salina
Pengujian BSLT Artemia salina a Kista A. salina kiri, Wadah penetasan
kanan, b Pengukuran air 5 ml kiri, Pemasukan A. salina kanan dan
c Setelah pengamatan selama 24 jam
a
b
c
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Tabel Probit Menurut Vilchez dkk 2001
Persentase Probit
1 2
3 4
5 6
7 8
9 -
2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66 10
3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12 20
4,16 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,44 4,45 30
4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72 40
4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97 50
5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,13 5,15 5,18 5,20 5,23 60
5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,50 70
5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81 80
5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23 90
6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33 99
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,67 7,75 7,88 8,09
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, S. 1992. Kimia Kayu. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Andrews J. M. 2008. BSAC Standardized Disc Susceptibility Testing Method
version 7. Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 62: 256 – 278. Andriyanto S, Hririah, Y. Yulianti, S.H.I. Purnomo, S.T Astuti, Nurlaila, T.
Samudro dan B.P. Priosoeryanto. 2009. Deteksi Edwarsiella tarda Secara Imunohistokimia Pada Ikan Patin Pangasius pangasius. Majalah
Ilmu Kehewanan Indonesia. 11 : 1-6.
Asniatih., M. Idris dan K. Sabilu. 2013. Studi Histopatologi Pada Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila . Jurnal Mina Laut Indonesia.312 : 13-21.
Assidqi A., W. Tjahjaningsih dan S. Sigit. 2012. Potensi Ekstrak Daun Patikan Kebo Euphorbia Hirta Sebagai Antibakteri Terhadap Aeromonas
hydrophila Secara In Vitro. Journal of Marine and Coastal Science. 12
:113 – 124. Cahyadi, R. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare Momordica
charantia L Terhadap larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test BST. Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Universitas Dipenogoro. Semarang.
Edeoga, H.O, D.E. Okwu, B.O. Mbaebie. 2005. Phytochemical Constituents of Some Nigerian Medicinal Plants. African Journal of Biotechnology. 4 7
: 685- 688. Fatimah S., B dan M. Handarto. 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto Andrographis paniculata
. Jurnal EMBRYO. 52 : 34-37. Fessenden R.J dan J.S. Fessenden. 1997. Kimia Organik. Penerbit Airlangga,
Jakarta. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata I. Soediro, Penerbit ITB, Bandung.
Hardi E.H., C. A. Pebrianto, T. Hidayanti dan R. T. Handayani. 2014. Infeksi Aeromonas hydrophila
Melalui Jalur yang Berbeda Pada Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
Oreochromis niloticus di Loa Kulu Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Jurnal Kedokteran Hewan. 82 : 86-92.
Haryani A., R. Grandiosa, I. D. Buwono dan A. Santika. 2012. Uji Efektivitas Daun Pepaya Carica papaya Untuk Pengobatan Infeksi Bakteri
Aeromonas hydrophila Pada Ikan Mas Koki Carassius auratus. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 33 : 213-220. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press,
Jakarta. Kordi, G. H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta,
Jakarta. Krisnata, B.A., Y. Rizka dan D. Mulawarmanti. 2014. Daya Hambat Ekstrak
Daun Mangrove Avicennia marina Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixed periodontopatogen
. Jurnal Kedokteran Gigi. 81 : 22-25. Lingga M.N., I. Rustikawati dan I.D. Buwono. 2012. Efektivitas Ekstrak Bunga
Kecombrang Nicolaia speciosa Horan Untuk Pencegahan Serangan Saprolegnia
sp. Pada Lele Sangkuriang. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad. 34 : 75 – 80.
Lukistyowati I. 2012. Studi Efektifitas Sambiloto Andrographis paniculata Untuk Mencegah Penyakit Edwardsiellosis Pada Ikan Patin Pangasius
hypopthalmus . Jurnal Berkala Perikanan Terubuk. 402 : 56-74.
Meilani, S. W. 2006. Uji Bioaktivitas Zat Ekstraktif Kayu Suren Toona sureni Merr
dan Ki Bonteng Platea latifolia BL. Menggunakan Brine Shrimp Lethality Test BSLT. Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Meyer, B.N., N.R. Ferrigni., J.E. Putman., L.B. Jacobsen., D.E. Nichols dan J.L.
McLauglin. 1982. Brine Shrimp : A convenient general bioassay for active plant constituents. Planta Med. 45 : 34 – 35.
Narwiyani S. 2010. Lethal Concentration 50 LC-50 Empat Isolat Edwardsiella tarda
pada Ikan Air Tawar di Indonesia. Jurnal Sain. Balai Besar Karantina Ikan, Hasanuddin, Makassar. 282 : 35-37.
Nuraini A.D. 2007. Ekstraksi Komponen Antibakteri dan Antioksidan dari Biji Teratai Nymphaea pubescens L. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 1 dan 2.
Penerjemah Ratna. S.H. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Pujiasmanto B., J. Moenandir, Syamsulbahri, Kuswanto. 2007. Kajian Agroekologi dan Morfologi Sambiloto Andrographis paniculata pada
Berbagai Habitat. Jurnal Biodiversitas. 84 : 326-329. Pratiwi S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Purba S.P., S.H. Bhuyan., F. Khatun., M.S. Liza., M. Matin dan Md. F. Hossain.
2013. Assessment of Cytotoxic Activity of Two Medicinal Plants Using Brine Shrimp Artemia salina as an Experimental Tool. International
Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. 43 : 1125 – 1130.
Purwanto, N., E. Rismawati dan E.R. Sadiyah. 2015. Uji Sitotoksik Ekstrak Biji Salak Salacca Zalacca Gaert Voss dengan Menggunakan Metode
Brine Shrimp Lethality Test BSLT. Prosiding Penelitian Spesia Unisba.
ISSN 2460-6472. Ratnawati A., U. Purwaningsih dan Kurniasih. 2013. Histopatologis Dugaan
Edwardsiella tarda sebagai Penyebab Kematian Ikan Maskoki Crassius
auratus : Postulat Koch. Jurnal Sain Veteriner. Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor. 311 : 25-29. Royani, J.I., D. Hardianto dan S. Wahyuni. 2014. Analisa Kandungan
Andrographolide Pada Tanaman Sambiloto Andrographis Paniculata Dari 12 Lokasi Di Pulau Jawa. Jurnal Bioteknologi dan Biosains
Indonesia. 11. ISSN 2442-2606.
Sawitti M.Y., H. Mahatmi dan I. N. K. Besung. 2013. Daya Hambat Perasan Daun Sambiloto Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal
Medicus Veterinus. 22 : 142-150.
Siswandono dan B. Soekardjo. 1995. Kimia Medisial. Penerbit Airlangga University Press, Surabaya.
Suryanto D., N. Irawati dan E. Munir. 2011. Isolation and Characterization of Chitinolytic Bacteria and Their Potential to Inhibit Plant Pathogenic
Fungi. Microbiology Indonesia. 53: 144 – 148.
Wahjuningrum D., M.N. Ikhsan., Sukenda dan Y. Evan. 2014. Penggunaan Ekstrak Kunyit Sebagai Pengendali Infeksi Bakteri Edwardsiella tarda
Pada Ikan Lele. Jurnal Akuakultur Indonesia. 131 : 1 – 10.
Widowati, L dan H. Mudahar. 2009. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 50 Umbi Keladi Tikus Typhonium flagelliforme Lood Bi Terhadap Sel Kanker
Payudara MCF-7 In Vitro. Media Litbang Kesehatan. 191 : 9 – 14.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus – Oktober 2015. Ekstraksi dan uji fitokimia daun sambiloto dan uji aktivitas antibakteri di Balai Karantina
Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Medan II. Uji Brine Shrimp Lethality Test
BSLT di Unit Pelayanan Teknis Daerah UPTD Balai Benih Ikan BBI, Kecamatan Medan Tuntungan, kota Medan.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, timbangan analitik, stoples kaca, gelas ukur, corong, blender, labu Erlenmeyer, vortex, aluminium
foil, rotary evaporator, spatula, cawan petri, karet gelang, pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, hot plate, ayakan, Beaker glass, cotton bud, Autoclave,
laminar air flow , refrigeratorlemari es, sprayer, api bunsen, jarum ose, pinset,
magnetic stirrer , tisu, kapas, kertas cakram, mikropipet, jangka sorong, inkubator,
waterbath penangas air, botol vial sebagai wadah Artemia salina dalam uji
BSLT, kamera digital dan alat tulis yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun bahan yang digunakan adalah pelarut n-heksana non polar, etil
asetat semi polar, metanol polar, daun sambiloto, akuades steril, alkohol 70, spirtus, biakan A. hydrophila dan E. tarda dan jamur Saprolegnia sp. diperoleh
dari Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Medan II, kista A. salina, klorofom, amoniak, asam sulfat, asam asetat
anhidrat, pereaksi dragendorf, pereaksi bouchardat, pereaksi mayer, pereaksi wagner, standar triterpenoid dan ß-sitosterol, HCl 2 N, air laut, Dimethyl
Universitas Sumatera Utara
sulfoxide DMSO, Potato Dextrose Agar PDA, Tryptic Soy Agar TSA, kloramfenikol, nistatin, larutan Mc. Farland 0.5, larutan NaCl 0,9 .
Prosedur Penelitian a. Ekstraksi Daun Sambiloto
Daun Sambiloto yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu ditimbang beratnya. Pada penelitian ini digunakan daun sambiloto yang utuh dengan berat
3,5 Kg. Daun sambiloto yang diambil mulai dari pucuk hingga 2 helai di bawah pucuk daun sambiloto. Daun sambiloto yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu
dicuci sampai bersih. Daun sambiloto dipotong kecil-kecil kira-kira lebarnya 1 cm dan diiris setipis mungkin, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses
pengeringan daun sambiloto. Proses pengolahan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat dengan melalui cara pengeringan disebut simplisia.
Daun sambiloto yang sudah terpotong-potong kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Proses selanjutnya menghaluskan daun sambiloto
yang telah kering dengan menggunakan blender dan diperoeh serbuk halus seberat 1,2 Kg yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
b. Pembuatan Pelarut Ekstrak daun Sambiloto