ii
HALAMAN PENGESAHAN
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH KKM TSANAWIYAH NEGERI
SRAGEN TAHUN 2016
Oleh: HABIBUROHMAN
Q.100140052 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at 28 Oktober 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji: 1.
Prof. Dr. Markamah, M.Hum ……………….
Ketua Dewan Penguji
2. Dr. Sabar narimo, M.M., M.Pd
……………….
Anggota I Dewan Penguji
3. Dr. Tjipto Subadi, M.Pd
……………….
Anggota II Dewan Penguji
Direktur,
Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, S.H.,M.Hum
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Naskah Publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 28 Oktober 2016 Penulis
Habiburohman Q.100140052
1
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH KKM TSANAWIYAH NEGERI
SRAGEN TAHUN 2016 Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya kepemimpinan Kepala MTs Negeri di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016, mendeskripsikan gaya kepemimpinan
Kepala MTs Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016, mendeskripsikan perbedaan dan persamaan gaya kepemimpinan Kepala MTs
tersebut. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Subjek penelitian Kepala MTs Negeri dan Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data
dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian: 1 Gaya kepemimpinan Kepala MTs Negeri bidang kurikulum,
kesiswaan, prasarana sarana dan hubungan masyarakat gaya demokratis. 2 Gaya
kepemimpinan Kepala MTs Ma’arif bidang kurikulum dan kesiswaan gaya kharismatik, bidang prasarana sarana gaya demokratis dan bidang hubungan
masyarakat gaya paternalis, MTs Al Ikhsan bidang kurikulum, kesiswaan dan bidang prasarana sarana gaya demokratis, bidang hubungan masyarakat gaya kharismatik,
MTs Muhammadiyah 6 bidang kurikulum, kesiswaan, prasarana sarana dan bidang hubungan masyarakat gaya demokratis. 3 Persamaan dan perbedaan Perbedaan
gaya kepemimpinan Kepala Madrasah Negeri dan Swasta a Bidang kurikulum persamaan gaya demokratis, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan dan MTs Muhammadiyah
6. Sedangkan MTs Ma’arif gaya kharismatik. b Bidang kesiswaan persamaan gaya demokratis yaitu, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan
MTs Ma’arif dan MTs Al Ikhsan gaya kharismatik. c Bidang prasarana sarana MTs Negeri, MTs Ma’arif, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6 gaya demokratis. d
Bidang hubungan masyarakat persamaan gaya demokratis, MTs Negeri dan MTs Muhammadiyah 6. MTs Al IKhsan menerapkan gaya kharismatik. Sedangkan MTs
Ma’arif menerapkan gaya paternalis. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kepala MTs, KKM MTs Negeri Sragen.
ABSTRACT
His study aimed to describe the style of leadership of the Head of MTs in KKM Tsanawiyah Negeri Sragen in 2016, describing the style of leadership of Chief MTs
Private KKM Tsanawiyah Negeri Sragen in 2016, describes the differences and similarities of leadership styles Head MTs Public and Private KKM Tsanawiyah
Negeri Sragen 2016. descriptive qualitative method with an ethnographic approach. The research subject MTs Head of Private and Public Affairs at KKM Tsanawiyah
Sragen. Techniques of collecting data using interviews, observation and documentation. The validity of the data using triangulation. Data analysis with data
collection, data reduction, data presentation and conclusion. RESULTS: 1 The leadership style Head MTs field of curriculum, student affairs, infrastructure
facilities and public relations democratic style. 2 The leadership style Principal of
2 MTs Maarif field of curriculum and student charismatic style, democratic style of
infrastructure facilities and public relations of the paternalist style, MTs Al Ikhsan areas of curriculum, student affairs and infrastructure facilities democratic style,
charismatic style public relations field, MTs Muhammadiyah 6 areas of curriculum, student affairs, infrastructure facilities and public relations democratic style. 3
Similarities and differences in leadership style differences Principals of Private and Public a The field equations democratic style curriculum, MTs, MTs Al Ikhsan and
MTs MTs Maarif of Muhammadiyah 6. While the charismatic style. B Field of the student democratic force equation ie, MTs, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6.
While MTs MTs Al Ikhsan Maarif and charismatic style. C The field infrastructure facilities MTs, MTs Maarif, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6 democratic
style. D The field of public relations equation democratic style, MTs and MTs Muhammadiyah 6. MTs Al Ikhsan apply charismatic style. While MTs Maarif apply
paternalist style. Keywords: Leadership Style, Head of MTs, KKM MTs Sragen.
1.
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan mengendalikan orang lain yang ada hubungannya dengan
pengembangan ilmu pengetahuan atau pendidikan serta agar kegiatan yang dilaksanakan lebih efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran. Pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dicapai secara maksimal dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolahmadrasah.
Syaiful Sagala 2010: 88 menyatakan, “Kepala sekolahmadrasah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,
memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan.”. Sedangkan Nur Zazin 2011: 214 berpendapat, ”Kepemimpinan
kepala sekolahmadrasah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan kepala sekolah untuk memengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah
agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan
”. Keberhasilan pencapaian visi dan misi serta tujuan madrasah tidak terlepas
dari gaya kepemimpinan kepala madrasah. Gaya kepemimpinan
leadership style
merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang kepala madrasah
merupakan seseorang pemimpin yang memiliki suatu program dan secara bersama- sama dengan anggota-anggota madrasah dengan mempergunakan cara atau gaya
3 tertentu, sehingga gaya kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan
dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan madrasah dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Nawawi 2006: 115
menyatakan, “Ada enam tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu kepemimpinan otokratis, kepemimpinan diktatoris, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan
kharismatik, kepemimpinan paternalis, dan kepemimpinan
laissez-faire free-rein
”. Berdasarkan gaya kepemimpinan tersebut, setiap pegawai atau bawahan
di sebuah madrasah dapat menilai gaya kepemimpinan kepala madrasah di madrasah ia bekerja. Dari gaya kepemimpinan kepala madrasah tersebut akan
mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kinerja bawahannya. Jika gaya kepemimpinannya menyenangkan bawahannya, maka bawahannya akan bekerja
sebaik mungkin dan mendukung program-program kerja dari pimpinannya. Namun sebaliknya, jika gaya kepemimpiannya tidak disenangi oleh bawahannya,
maka kinerjanya akan buruk atau bahkan dapat menentang program kerja yang dibuatnya.
Berdasarkan gaya kepemimpinan, penelitian ini mengkaji dan meneliti gaya kepemimpinan kepala MTs Negeri dan Swasta di KKM Tsyanawiyah
Negeri Sragen, perbedaan dan persamaan gaya kepemimpinan kepala MTs tersebut. Melalui penelitian ini akan diketahui gaya kepemimpinan kepala MTs
Negeri dan swasta di KKM Tsyanawiyah negeri Sragen serta perbedaan dan persamaannya.
Kepemimpinan merupakan kekuatan atau kualitas seseorang dalam memimpin dan mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan Didin
Kurniadin Imam Machali 2012: 291 menyatakan, “Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina, membimbing, melatih, menyuruh,
memerintah, melarang, dan bahkan meghukum kalau perlu dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai
tujuan dirinya sendiri maupun organisasi secara efekif dan efesien. Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah proses mempengaruhi semua personel yang
mendukung semua pelaksanaan aktifitas pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
”.
4 Seorang pemimpin tidak hanya menggerakkan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan meghukum kalau perlu
mau melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik. Tindakan yang dilakukan seorang pemimpin tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Ardi 2000: 34 menyatakan, “Fungsi kepemimpinan adalah sebagai bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan, yaitu membantu
terciptanya suasana persaudaraan, dan kerjasama dengan penuh rasa kebebasan, membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri yaitu ikut memberikan
stimulus dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan tujuan”. Kepemimpinan kepala sekolahmadrasah memiliki fungsi yang kompleks
diantaranya: menciptakan suasana persudaraan, kerjasama dengan penuh kebebasan, membantu kelompok dengan memberikan stimulus dan bantuan
dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Ara Hidayat 2010: 95 bahwa, “Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima
fungsi pokok, yaitu: 1 fungsi instruksi, 2 fungsi konsultasi, 3 fungsi partipasi, 4 fungsi delegasi dan 5 fungsi pengendalian”. Sedangkan ditinjau
dari pendidikan, Fatah Syukur 2010: 20- 21 berpendapat, “Fungsi
kepemimpinan terbagi menjadi dua yaitu: 1 fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai dan 2 fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana
pekerjaan yang sehat dan menyenangkan”. Secara operasional fungsi kepemimpinan kepala sekolahmadrasah
mencakup lima bagian, yaitu: instruksi, konsultasi, partisipasi, dlegasi dan pengendalian. Sedangkan ditinjau dari pendidikan, fungsi kepemimpinan
meliputi dua aspek, yaitu: 1 fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai, dan 2 Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana
pekerjaan yang sehat dan menyenangkan. Fungsi-fungsi kepemimpinan baik secara operasional dan pendidikan sangat berperan penting dalam kegiatan
pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan dengan baik. Seorang kepala sekolahmadrasah harus mampu menerapkan fungsi-fungsi tersebut menurut
kebutuhan dalam melaksanakan kerjanyatugasnya, agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal.
5 Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di madrasah tidak bisa
terlepas dari gaya kepemimpinan kepala madrasah. Kartini Kartono 2008: 34 menyatakan, “Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak
dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain”. Menurut Fiedler yang dikutip Prasetyo 2006: 28 bahwa, “Gaya
kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan
dalam perilaku
kepemimpinan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan”.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang digunakan oleh seseorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu
tindakan sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain bawahannya berkaitan dengan tugas atau
pekerjaannya yang mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin kepala sekolahmadrasah.
Kemampuan seorang pemimpian untuk menggerakan
bekerja bawahannya secara optimal untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh cara atau
gaya kepemimpannnya. Nawawi 2006: 115 menyatakan, “Ada enam tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu kepemimpinan otokratis, kepemimpinan diktatoris,
kepemimpinan demokratis,
kepemimpinan kharismatik,
kepemimpinan paternalis, dan kepemimpinan
laissez-faire free-rein
”. Terdapat enam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan seorang kepala
madrasah untuk mempimpin bawahannya. Dari keenam gaya kepemimpinan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. gaya kepemimpinan otokrasi
merupakan gaya kepemimpinan yang bersifat menekankan kekuasaan. Gaya kepemimpinan diktaoris hampir mempunyai banyak persamaan dengan gaya
kepemimpinan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan diktatoris lebih keras dan cenderung lebih kejam dan sadis. Gaya kepemimpinan demokratis lebih
menekankan hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan. Gaya kepemimpinan demokratis mengutamakan orentasi pada hubungan dengan
anggota organisasisekolah. Pada gaya kepemimpinan demokratis mengakui harkat dan martabat manusia mempunyai hak asasi yang sama. Gaya
kepemimpinan kharismatik lebih menonjolkan pada keistimewaan kepribadain
6 yang dimiliki oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan kharismatik memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan dalam aspek atau sifat kepribadian pemimpin
sehingga menimbulkan rasa hormat, rasa segan dan kepatuhan yang tinggi dari bawahnnya. Gaya kepemimpinan paternalis lebih cenderung mengayomi karena
memiliki tipe kebapakan atau keibuan. Gaya kepemimpinan paternalis dalam perannya diwarnai oleh sikap kebapakan atau keibuan, dalam arti sifat
melindungi, mengayomi, dan menolong anggota organisasi yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan
laissez-faire free-rein
merupakan cara memimpin bawahannya agar mandiri dalam melaksanakan tugas atau kerjanya. Gaya
kepemimpinan
laissez-faire free-rein
pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu
mengurus dirinya masing-masing.
2. METODE