Kondisi Hara Tanah KANDUNGAN PATI UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) PADA BERBAGAI KONDISI TANAH DI DAERAH KALIOSO, MATESIH DAN BATURETNO

commit to user 17 yang mengandung mineral smektit dalam jumlah tinggi di daerah datar, cekungan hingga berombak Driessen and Dudal, 1989 dalam Prasetyo, 2007. Pada tanah vertisol umumnya sifat-sifat fisik lebih merupakan kendala dibanding dengan sifat-sifat kimianya. Kendala utama untuk tanaman adalah tekstur yang liat berat, sifat mengembang dan mengkerut, kecepatan filtrasi air yang rendah serta drainase yang lambat Mukanda and Mapiki, 2001 dalam Prasetyo, 2007. Tanah andisol umumnya terbentuk dari bahan abu vulkan muda. Memiliki bobot isi rendah, mengandung mineral-mineral berordo pendek atau mineral amorf serta berpotensi fiksasi fosfat yang tinggi. Tanah mengalami permaforst bahan-bahanhorizon yang membeku secara permanen, atau bahan gelik bahan tanah mineral atau organik yang memiliki krioturbasi dalam bentuk lensa baji.

4. Kondisi Hara Tanah

Tumbuhan berumpun Amorphophallus spp. yang tumbuh pada kondisi tanah yang kurang subur dan berbatu akan mengalami perkembangan tanaman dan umbi tidak optimal Prana, 2008. Salah satu faktor penentu kesuburan tanah adalah ketersediaan hara yang diperlukan tanaman di dalam tanah. Unsur hara yang melarut dalam larutan tanah berasal dari beberapa sumber seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi bahan pupuk, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya Soemarno, 2007. Keberadaan bahan organik di dalam tanah dapat meningkatkan porositas tanah yang berdampak pada perbaikan aerasi tanah. Aerasi tanah mencerminkan keadaan oksigen dalam tanah. Tanah yang beraerasi baik akan mempunyai oksigen cukup untruk respirasi akar tanaman dan untuk aktivitas organisme aerob. Tanah berliat banyak mempunyai pori-pori mikro yang terisi oleh air, maka tanah berliat umumnya beraerasi buruk. Pada kondisi ini CO 2 commit to user 18 yang dihasilkan oleh fauna tanah, akar tanaman dan mikroorganisme tanah menjadi terakumulasi, oleh karena itu sering kali terjadi bahwa kandungan CO 2 dalam tanah berliat bisa ratusan kali lebih tinggi dibandingkan CO 2 atmosfer Handayanto, 2007. Pada tanah halus lempungan, pemberian bahan organik akan meningkatkan pori meso dan menurunkan pori mikro. Dengan demikian akan meningkatkan pori yang dapat terisi udara dan menurunkan pori yang berisi air, artinya akan terjadi perbaikan aerasi untuk tanah lempung berat Wiskandar, 2002. Pada lahan kering berlereng bahan organik berdampak pada penurunan laju erosi tanah. Hal ini dapat terjadi akibat dari perbaikan struktur tanah yaitu dengan semakin mantapnya agregat tanah, sehingga menyebabkan ketahanan tanah terhadap pukulan air hujan meningkat. Di samping itu, dengan meningkatnya kapasitas infiltrasi air akan berdampak pada aliran permukaan dapat diperkecil, sehingga erosi dapat berkurang Stevenson,1982. Unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman dalam bentuk ion negatif atau ion positif. Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain pada kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Bahan organik memberikan kontribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 kapasitas pertukaran kation tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus contoh : Molisol, sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah Stevenson,1982. Penyerapan unsur hara oleh tanaman dapat terjadi secara langsung bersamaan dengan penyerapan air dari larutan tanah, sehingga tingkat kelarutan unsur hara dalam air sangat penting dan penting juga menjaga pH tanah. Faktor abiotik tanah yang juga sangat berpengaruh pada kehidupan tanaman ialah tingkat keasaman pH. Tingkat keasaman pH menyatakan banyaknya commit to user 19 konsentrasi ion H + dan ion OH - di dalam tanah. Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan Soemarno, 2007. Makin tinggi konsentrasi ion H + di dalam tanah, makin asam tanah tersebut. Sebaliknya makin tinggi ion OH - , makin basa tanah tersebut. Tingkat keasaman pH tanah penting karena organisme tanah dan tanaman sangat responsif terhadap sifat kimia di lingkungannya. Sebagian besar tanaman dan organisme tanah menyukai pH netral berkisar 6-7 karena ketersediaan unsur hara cukup tinggi pada nilai pH ini Handayanto, 2007. Penyerapan juga dapat terjadi secara difusi melewati membran sel, jika konsentrasi ion dalam larutan tanah lebih tinggi maka akan menembus membran sel akar-akar tanaman yang memiliki konsentrasi ion lebih rendah. Penyerapan hara dapat pula terjadi dengan proses pertukaran ion Isnaeni, 2006. Faktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah adalah potensial redoks. Faktor ini berhubungan dengan keadaan aerasi yang selanjutnya sangat tergantung pada laju respirasi jasad renik dan laju difusi oksigen. Tekstur tanah merupakan sifat penting yang menentukan aerasi dan drainase tanah Handayanto, 2007. Kandungan air yang mendekati atau melebihi kondisi kejenuhan merupakan sebab utama dari buruknya aerasi, karena kecepatan difusi oksigen melalui pori yang terisi air jauh lebih lambat dari pada pori yang berisi udara. Pada kondisi tergenang ketersediaan N dalam bentuk nitrat sangat rendah karena proses denitrifikasi, nitrat diubah menjadi N 2 , NO, N 2 O, atau NO 2 yang menguap ke udara. Reduksi nitrat berlangsung kalau tanahnya dijenuhi oleh air Sutedjo, 1991, dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 2NO 3 ˉ + 8H + + 6e ====== N 2 + 4H 2 O ˉ NO 3 ˉ + 2H + + 2e ====== NO 2 ˉ + H 2 O commit to user 20 Sebagian besar tanaman pertumbuhan akarnya terhambat bila 10 volume pori yang berisi udara dan laju difusi O 2 kurang dari 0.2 ugcm2menit. Keadaan lingkungan kekurangan O 2 disebut hipoksia, dan keadaan lingkungan tanpa O 2 disebut anoksia mengalami cekaman aerasi. Kondisi anoksia tercapai pada jangka waktu 6 – 8 jam setelah genangan, karena O 2 terdesak oleh air dan sisa O 2 dimanfaatkan oleh mikroorganisme. Pada kondisi lahan di daerah zone ekologisub wilayah fluxial, yaitu berada pada muka air tanah yang sangat dangkal dan berawa dihadapkan kepada berbagai kendala seperti kemasaman tanah yang tinggi, kurang tersedianya unsur hara makro seperti N, P dan K yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan meningkatnya konsentrasi Al, Fe dan Mn dalam tanah yang dapat meracuni tanaman. Rauf, 2000. Unsur N merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah merangsang pertumbuhan vegetatif batang dan daun, meningkatkan jumlah anakan dan meningkatkan jumlah bulirrumpun. Kehilangan N-tanah ternyata meningkat pada kondisi pH tinggi, suhu tinggi, tekstur kasar, KTK rendah dan pengeringan tanah yang dipupuk oleh urea Shankaracharya dan Mehta 1969 dalam Soemarno, 2007. Fungsi utama fosfor dalam pertumbuhan tanaman adalah untuk perkembangan akar halus dan akar rambut, memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah dan memacu terbentuknya bunga Rauf, 2000. Rata-rata pertumbuhan dan hasil tanaman yang menggunakan pupuk organik jerami pada berbagai pemupukan memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding tanpa pemberian pupuk organik jerami walaupun secara statistik tidak memberikan perbedaan yang nyata. Hal ini diduga karena dalam suasana reduksi, proses perombakan bahan organik akan banyak menghasilkan asam-asam organik, di mana amnion dari asam organik tersebut dapat mendesak P yang terikat oleh commit to user 21 Fe, Al atau Ca sehingga P dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman Alexander 1977 dalam Arafah, 2003. Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan ketegaran tanaman terjamin, dapat merangsang pertumbuhan akar dan tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit Rauf, 2000. Sumber-sumber kalium adalah beberapa jenis mineral, sisa tanaman, air irigasi, abu tanaman dan pupuk buatan. Dengan kecukupan kalium maka fungsi N dan P lebih efisien Isnaeni, 2006. Kemasaman tanah dan keadaan hara yang menyertainya merupakan akibat kekurangan kation basa yang dapat ditukarkan. Penambahan kation- kation tertentu dalam jumlah cukup dapat menaikkan pH tanah. Dua kation yang paling cocok untuk mengurangi keasaman tanah ialah kalsium dan magnesium Soepardi, 1986. Kalsium Ca merupakan unsur penting untuk pertumbuhan ujung bulu-bulu akar. Kalsium juga berhubungan dengan pembentukan protein dan bagian tanaman yang aktif untuk membentuk dinding sel sehingga berpengaruh pada kesegaran tanaman. Kalsium dapat menetralkan asam dalam tubuh. Sumber kalsium yang paling umum adalah batu kapur, meskipun sisa-sisa tanaman juga mengandung kalsium Isnaeni, 2006.

5. Pati