commit to user 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Morfologi Tanaman Suweg Amorphophallus campanulatus
Tanaman suweg yang diamati pada lokasi penelitian terdapat di kebun- kebun warga dan tumbuh secara liar. Tidak ada perawatan tanaman,
pembasmian hamapenyakit maupun pemupukan. Pengamatan dan pengukuran secara langsung dilakukan pada dua tahap, yaitu tahap vegetasi dan tahap
dormansi. Pada tahap vegetasi dilakukan pengamatan dan pengukuran terhadap lingkar batang semu, panjang batang semu dan diameter rentang daun,
serta ekologinya. Pada tahap dormansi dilakukan pengukuran terhadap diameter umbi, berat umbi dan jumlah anakan umbi.
Data yang diperoleh dari pengamatan tersebut disajikan pada table 1. Tabel 1 Karakteristik morfologi dan kandungan pati A. campanulatus
Stasiun Diameter Jumlah Lingkar Tinggi Diameter Berat Umbi Kadar Umbi cm Anakan Batang cm Batang cm Daun cm g Pati
Kalioso 18,7 22,6 14,02 117,6 106,6 1.307 59,92 Matesih 27,02 31,2 15,58 130,6 117 2.846 74,47
Baturetno 25,18 6,8 15,74 124,8 114,28 2.680 90,01
Dengan menggunakan ANOVA satu arah, berat umbi dapat didukung oleh variabel-variabel lingkar batang, tinggi batang, diameter daun dan diameter
umbi. Karena F hitung sebesar 44 dan R square sebesar 0.947 maka pemilihan variabel-variabel sudah tepat lampiran 6.
Berdasarkan data tabel di atas, ukuran tinggi batang dan diameter daun suweg di tiga daerah pengamatan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan, namun diameter umbi, berat umbi dan jumlah anakan umbi suweg tampak adanya perbedaan yang nyata. Umbi suweg di Kalioso berukuran rata-
rata kecil 18,7 cm, sedangkan di Matesih dan Baturetno lebih besar, yaitu
commit to user 38
masing-masing 27,02 cm dan 25,18 cm. Rata-rata berat umbi di Kalioso 1,307 kg, Matesih 2,864 kg dan Baturetno 2,680 kg.
Ukuran besar maupun berat umbi yang ditemukan di lokasi penelitian ini tidak menentukan besar kandungan patinya.
Umbi suweg di Matesih memiliki ukuran diameter maupun berat tertinggi, yaitu masing-masing 27,02 cm dan
2.846 g, namun kandungan patinya hanya mencapai 74,47, sedangkan umbi suweg Baturetno memiliki ukuran diameter maupun berat masing-masing 25,18
cm dan 2.680 g, tetapi kandungan patinya tinggi yaitu 90,01. Salah satu faktor yang berpengaruh pada besar ukuran dan berat umbi adalah besar
kandungan air pada pati umbi Matesih 13,108 sedangkan Baturetno 12,884 pada lampiran 16 dan adanya pohon-pohon pelindung dan pendamping yang
besar-besar, sehingga perakarannya dapat menahan nutrisi untuk diserap oleh tanaman. Dedaunan pohon-pohon yang besar juga menyediakan serasah yang
menjamin ketersediaan humus dan kesuburan tanah, sedangkan kandungan pati umbi di Matesih lebih rendah bisa disebabkan banyaknya jumlah anakan umbi
Matesih 31,2, Baturetno 6,8.
HUBUNGAN ANTARA BERAT UMBI DENGAN KADAR PATI
13,074 28,46
26,8 59,922
74,472 90,01
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kalioso Matesih
Baturetno
Lokasi Penelitian
Berat Umbi 100g Kadar Pati
Gambar 7. Grafik hubungan antara berat umbi dan kandungan pati
commit to user 39
Umbi suweg berisi cadangan makanan berupa pati sebagai hasil fotosintesis tanaman suweg. Besar cadangan makanan pada umbi dipengaruhi
oleh besar nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman suweg dan aktivitas tanaman tersebut. Jika kegiatan vegetatif selama musim penghujan dapat melakukan
fotosintesis secara optimal dan sedikit mengalami pertunasan, maka kandungan pati umbi akan besar. Tetapi jika terjadi banyak pertunasan, maka sebagian
potensi pati akan digunakan untuk aktivitas pertunasan.
B. Kondisi Hara Tanah di Lokasi Penelitian