18 Tabel 2. Indikator KPS terpadu
Keterampilan Terpadu Indikator Merumuskan
hipotesis Mampu menyatakan hubungan antara dua variabel,
mengajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan mengungkapkan bagaimana cara melakukan
pemecahan masalah.
Menamai variabel Mampu mendefinisikan semua variabel jika digunakan
dalam percobaan. Mengontrol variabel
Mampu mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi hasil percobaan, menjaga kekonstanannya selagi
me-manipulasi variabel bebas. Membuat definisi
operasional Mampu menyatakan bagaimana mengukur semua
faktor atau variabel dalam suatu eksperimen. Melakukan
Eksperimen Mampu melakukan kegiatan, mengajukan pertanyaan
yang sesuai, menyatakan hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, mendefinisikan secara
operasional variabel-variabel, mendesain sebuah eksperimen yang jujur, menginterpretasi hasil
eksperimen.
Interpretasi Mampu menghubung-hubungkan hasil pengamatan
terhadap obyek untuk menarik kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan yang dituliskan
misalkan dalam tabel suatu fenomena alam.
Merancang penyelidikan
Mampu menentuka alat dan bahan yang diperlukan dalam suatu penyelidikan, menentukan variabel
kontrol, variabel bebas, menentukan apa yang akan diamati, diukur dan ditulis, dan menentukan cara dan
langkah kerja yang mengarah pada pencapaian kebenaran ilmiah.
Aplikasi konsep Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan
mengguna-kan konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru.
Fitriani, 2009 Untuk mengajarkan keterampilan proses itu kepada siswa, siswa perlu benar-
benar melakukan pengamatan, pengukuran, pemanipulasi variabel dan sebagai- nya. Pendekatan proses lebih banyak melibatkan siswa dengan obyek-obyek
kongkrit, yaitu siswa aktif berbuat. Pendekatan proses memberi siswa pemaha- man yang valid tentang hakikat sains. Siswa dapat menghayati keasyikan
sains dan dapat lebih baik memahami fakta fakta dan konsep-konsep. Pengem-
19 bangan keterampilan proses sains sangat bermanfaat bagi siswa. Keterampilan
proses sains dapat ditransfer ke topik dan bidang studi lain serta tidak mudah di- lupakan. Keterampilan proses sains membuat siswa merasakan hakikat sains dan
memungkinkan siswa “berbuat” sains. Dengan “berbuat” sains, siswa belajar fakta-fakta dan konsep-konsep sains. Jadi dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dalam mengajarkan sains sehingga siswa belajar “proses” dan “produk” sains Soetardjo, 1998.
E. Penguasaan Konsep
Konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan sebagai hasil ber- fikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan banyak
pengalaman. Pemahaman dan penguasaan konsep akan memberikan suatu aplikasi dari konsep tersebut, yaitu membebaskan suatu stimulus yang spesifik
sehingga dapat digunakan dalam segala situasi dan stimulus yang mengandung konsep tersebut. Jika belajar tanpa konsep, proses belajar mengajar tidak akan
berhasil. Hanya dengan bantuan konsep, proses belajar mengajar dapat ditingkat- kan lebih maksimal.
Penguasaan konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau
mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini didukung oleh Djamarah dan Zain 2006 yang mengatakan bahwa belajar pada
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah ber- akhirnya melakukan aktivitas belajar. Proses belajar seseorang sangat dipeng-
aruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pembelajaran yang digunakan guru
20 dalam kelas, dalam belajar juga dituntut adanya suatu aktivitas yang harus di-
lakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan penguasaan materi. Penguasaan terhadap suatu konsep tidak mungkin baik jika siswa tidak melakukan belajar
karena siswa tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran. Sebagian besar materi pelajaran yang dipelajari disekolah terdiri dari konsep-konsep. Semakin
banyak konsep yang dimiliki seseorang, semakin banyak alternatif yang dapat dipilih dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Menurut Sagala 2003 definisi konsep adalah: Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengeta- huan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari
fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.
Menurut Dahar 1998 definisi konsep adalah: suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian,
kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang lama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan satu
sama lain, oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal kunsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep
dengan konsep yang lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret yang timbul dari buah pikiran
manusia dan pengalaman manusia serta digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat terlihat dari penguasaan konsep yang dicapai siswa. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek
dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan pembelajaran bagi siswa, sebab ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemam-
21 puan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan ke-
mampuan mengevaluasi. Penguasaan konsep yang telah dipelajari siswa dapat diukur dari hasil tes yang dilakukan oleh guru.
F. Kerangka Pikir
Model pembelajaran adalah salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Ke-
mampuan guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan hasil belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam
proses pembelajaran. Didasarkan pada keterangan dari beberapa ahli yang telah diuraikan sebelumnya
bahwa model pembelajaran LC 5E memiliki kelebihan yakni pembelajaran ini berpusat pada siswa artinya model pembelajaran ini sejalan dengan kurikulum
yang ada saat ini, selain itu melalui model pembelajaran ini siswa juga dapat mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah, siswa termotivasi
mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah, lebih dari itu bahkan siswa juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan
menyimpulkan yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim, siswa dapat mengintegrasikan teori yang memungkinkan mereka menggabungkan pe-
ngetahuan lama dan baru, sehingga pada akhirnya memotivasi guru dan siswa untuk belajar dan membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat, serta materi
kesetim-bangan kimia memiliki banyak hal masalah yang dapat ditemui oleh siswa di kehidupan mereka sehari-hari, maka didapat pemikiran bahwa pem-
belajaran dengan model pembelajaran LC 5E akan menghasilkan siswa dengan