Tinjauan Pustaka Dampak Skema Common Effective Preferential Tariff For Asean Free Trade Area (Cept-Afta) Terhadap Kerja Sama Perdagangan Republik Indonesia Dengan Kerajaan Thailand

dimanfaatkan Indonesia dan EU untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Partnersip and Cooperation. Penelitian lain yang membahas permasalahan yang sama adalah tesis yang berjudul ”Strategi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dalam Menghadapi Kesep akatan AFTA” yang dibuat pada tahun 2010 oleh Haka Avesina Asykur, Universitas Indonesia. Dalam tesis tersebut peneliti yang bersangkutan menganalisa strategi kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia dalam menghadapi pemberlakuan kesepakatan AFTA agar memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi Indonesia dan Implementasi kesepakatan tersebut. Serta didalam tesis ini diuraikan juga mengenai ketentuan pokok kesepakatan AFTA, kebijakan yang diambil Indonesia selama periode 1992-2003. Kondisi perdagangan luar negeri Indonesia dengan Kawasan ASEAN dan upaya pengembangan kegiatan perdagangan dengan kawasan ASEAN yang meliputi fasilitasi perdagangan, pengembangan ekspor nasional dan hambatan bagi upaya peningkatan daya saing. Penelitian lainnya yang membahas permasalahan yang sama ialah skripsi yang berjudul “Implikasi ASEAN Charter 2007 Terhadap Kejasama Ekonomi Antar Negara Anggota ASEAN Dalam Bidang Perdagangan Barang ” yang dibuat pada tahun 2014 oleh Syarafina Ramlah , Universitas Hasanuddin. Dalam skripsi tersebut, peneliti yang bersangkutan mengungkapkan beberapa hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu, 1 Dalam bidang perdagangan barang, ASEAN berhasil menyelesaikan pembahasan substantif mengenai ATIGA yang merupakan penyempurnaan kesepakatan ASEAN di bidang perdagangan barang, salah satunya yaitu CEPT-AFTA, 2 Protokol Vientiane 2004 merupakan payung hukum utama ASEAN dalam proses penyelesaian sengketa di bidang ekonomi dimana ketentuan ini diperkuat pula dalam ASEAN Charter. Akan tetapi, hingga saat ini EDSM 2004 belum digunakan oleh negara anggota ASEAN mengingat instrumen ini dibentuk sebelum ASEAN Charter dibentuk, sehingga masih terdapat beberapa kelemahan di dalamnya. Secara lebih rinci perbandingan tiga karya ilmiah tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini. 18 Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan Kementerian Keuangan RI dan Universitas Indonesia. Kajian Kerjasama Bilateral Indonesia- Uni Eropa Di Bidang Ekonomi dan Keuangan Kerjasama Bilateral antara Indonesia dengan Uni Eropa dapat berjalan dengan baik dengan dibuatnya CEPA EU-Indonesia Comprehensive Economic Parthership Agreement Penelitian tersebut sama-sama membahas mengenai kerjasama bilateral di bidang ekonomi. Penelitian tersebut membahas mengenai kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Uni Eropa, sedangkan penelitian saya membahas mengenai kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Thailand. Haka Avesina Asykur Strategi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dalam Menghadapi Kesepakatan AFTA Hasilnya bahwa Indonesia melakukan pengembangan kegiatan perdagangan dengan kawasan ASEAN melalui sistem ASEAN Single Window dan Indonesia Single Window dan juga melalui upaya-upaya pengembangan ekspor nasional. Penelitian tersebut sama-sama berfokus pada pelaksanaan perdagangan bebas ASEAN. Penelitian Asykur membahas mengenai strategi kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia dalam menghadapi kesepakatan AFTA, sedangkan penelitian saya berfokus pada dampak dari CEPT-AFTA yang merupakan mekanisme utama dalam pelaksaan AFTA tersebut. Syarafina Ramlah Implikasi ASEAN Charter 2007 Terhadap Kejasama Ekonomi Antar Negara Anggota ASEAN Dalam Bidang Perdagangan Barang Hasil penelitian, implementasi mekanisme penyelesaian sengketa, khususnya di bidang ekonomi, di tingkat kawasan ASEAN hendaknya perlu dimaksimalkan. Mekanisme penyelesaian sengketa berdasarkan instrumen-instrumen yang telah dibuat ASEAN perlu diprioritaskan sebelum dibawa pada tingkat internasional sebagai bentuk efektifitas ASEAN sebagai organisasi regional yang mampu menciptakan stabilitas, keamanan dan perdamaian di kawasan. Penyelesaian sengketa di bidang ekonomi harus diselesaikan melalui EDSM 2004. Dispute Settlement Body DSB di ASEAN sebaiknya segera dibentuk agar ASEAN berfungsi secara optimal. Dalam penelitian tersebut sama-sama berfokus terhadap kerjasama ekonomi khususnya dalam bidang perdagangan antar negara anggota Asean. Dalam penelitian yang ditulis oleh Ramlah berfokus pada implikasi ASEAN Charter terhadap kerjasama ekonomi antara negara anggota ASEAN dalam bidang perdagangan barang, sedangkan penelitian saya berfokus pada dampak CEPT-AFTA terhadap kerjasama perdagangan Indonesia dan Thailand dalam produk yang lebih spesifik yaitu produk karet, elektronik dan otomotif . 2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Hubungan Internasional Hubungan internasional berawal dari kontak dan interaksi di antara negara- negara di dunia, terutama dalam masalah politik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, isu-isu internasional mengalami perkembangan. Selama perang dingin isu dalam hubungan internasional lebih kepada yang bersifat high politics yang berelasi dengan power seperti pertahanan dan keamanan, dan bersifat politik. Pasca perang dingin, mengakhiri pula isu-isu yang bersifat high politics dan mulai berubah menjadi isu-isu yang bersifat low politics yaitu isu-isu mengenai ekonomi, isu lingkungan hidup, isu terorisme dan isu hak asasi manusia HAM. Pada dasarnya Hubungan Internasional merupakan interaksi antar aktor suatu negara dengan negara lainnya. Terdapat alasan kuat yang diutarakan oleh Jackson dan Sorensen mengapa kita sebaiknya mempelajari Hubungan Internasional. “Adanya fakta bahwa seluruh penduduk duniaterbagi dalam komunitas politik yang terpisah, atau Negara – Negara merdeka, yang sangat mempengaruhi cara hidup manusia. Secara bersama – sama Negara – Negara tersebut membentuk system internasional yang akhirnya menjadi - sistem glob al” Jackson dan Sorensen, 2009:2. Istilah Hubungan internasional memiliki keterkaitan dengan semua bentuk interaksi di antara masyarakat dari setiap negara, baik oleh pemerintah atau rakyat dari negara yang bersangkutan. Dalam mengkaji ilmu hubungan internasional, yang juga meliputi kajian ilmu politik luar negeri atau politik internasional, serta semua segi hubungan diantara negara-negara di dunia, juga meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan internasional, pariwisata, transportasi, komunikasi serta nilai-nilai dan etika internasional. Menurut Anak Agung Banyu Perwita Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional menyatakan bahwa: “Dengan berakhirnya Perang Dingin dunia berada dalam masa transisi. Hal itu berdampak pada studi Hubungan Internasional yang mengalami perkembangan yang pesat. Hubungan internasional kontemporer tidak hanya memperhatikan politik antar negara saja, tetapi juga subjek lain meliputi terorisme, ekonomi, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Selain itu Hubungan Internasional juga semakin kompleks. Interaksi tidak hanya dilakukan negara saja, melainkan juga aktor-aktor lain, yaitu aktor non negara juga memi liki peranan yang penting dalam Hubungan Internasional” Perwita dan Yani, 2005: 7-8. Dengan berakhirnya perang dingin, dunia berada dalam masa transisi. Hal itu juga berdampak terhadap studi Hubungan Internasional yang juga mengalami perubahan dan juga perkembangan yang pesat. Meluasnya isu-isu dalam Hubungan Internasional yang semula bersifat high politics saat ini mulai meluas menjadi isu-isu yang bersifat low politics dimana Hubungan Internasional tidak hanya memperhatikan politik antar negara saja, tetapi juga subjek lain meliputi ekonomi, lingkungan hidup, terorisme, HAM dan lain sebagainya. Selain itu Hubungan Internasional juga semakin kompleks, interaksi tidak hanya dilakukan oleh negara saja, tetapi aktor-aktor non-negara pun memiliki peranan yang penting dalam Hubungan Internasional. Terkait dengan hal tersebut maka isu-isu ekonomi saat ini telah menjadi bagian dalam studi Hubungan Internasional. Tema-tema mengenai kerjasama perdagangan, kerjasama ekonomi bilateral, perdagangan internasional baik yang dilakukan oleh aktor negara maupun aktor non-negara saat ini telah termasuk dalam isu Hubungan Internasional yang bersifat low politics.