Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 merupakan salah satu bentuk cacat produk, yakni disebut dengan cacat instruksi atau cacat karena informasi yang tidak memadai 7 . Untuk itu penulis ingin memaparkan dalam skripsi ini tentang undang undang sertifikasi halal yang sudah di sahkan oleh pemerintah, UU No.33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal UU JPH, kesesuaian ndengan hukum Islam, Serta Kewenangan lembaga penjamin produk halal menurut ketentuan Undang Undang No. 33 tahun 2014. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis ingin meneliti dan membahasnya dalam skripsi yang berjudul: “KEWENANGAN LPPOM MUI DALAM PENENTUAN SERTIFIKASI HALAL PASCA BERLAKU NYA UU NO. 33 TAHUN 2014 ’’ B. Batasan dan Rumusan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan dalam skripsi ini, penulis hanya memokuskan pada masalah Undang-Undang Sertifikasi halal yang sudah di sahkan di DPR RI pada tahun 2014 dalam kajian hukum islam dan kewenangan LPPOM MUI dalam UU No. 33 Tahun 2014.serta Prospek sertifikasi halal di Indonesia. Oleh karena itu rumusan masalah yang dikaji dalam perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Kewenangan LPPOM MUI pasca Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 ? 2. Bagaimana Prospek Sertifikasi halal di Indonesia ? 7 Ahmad Miru Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Cet ke-7, Edisi ke-1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 41. 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penelitian ini, adalah sebagai berikut: a. Untuk mendeskripsikan halal dan haram dalam pandangan agama islam. b. Untuk menjelaskan kewenangan LPPOM MUI dalam Undang- Undang No. 33 tahun 2014. c. Untuk mengetahui bagaimana prospek sertifikasi halal di Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi penulis yaitu untuk menambah wawasan sekaligus pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan produk halal. b. Secara praktis yaitu untuk mengetahui batasan-batasan pengkonsumsian yang benar dan halal untuk menambah keyakinan kepada konsumen terutama terhadap umat Islam dalam mengonsumsi sesuatu. c. Secara teoritis untuk mengetahui kewenangan LPPOM MUI dalam Undang Undang No.33 tahun 2014. d. Bagi akademisi, yaitu upaya menambah khazanah pengetahuan bidang hukum Islam, khususnya yang berkenaan dengan lembaga penjamin produk halal . 7

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah metode-metode yang dapat mempermudah dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Hukum Normatif Tertulis,Metode Penelitian Hukum Normatif Tertulis adalah metode penelitian hukum terhadap aturan hukum yang tertulis. Pada penelitian hukum Normatif, peraturan perundangan yang menjadi objek penelitian menjadi sumber data primer dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian hukum tertulis yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengumpulan bahan-bahan baik yang terpublikasi atau tidak yang berkenaan dengan bahan hukum positif yang dikaji dengan terkumpulnya bahan-bahan tersebut maka akan mudah melakukan sistematisasi dan analisis selanjutnya. Bahan pustaka lain yang merupakan berhubungan dengan tema walaupun menjadi dasar yang dalam ilmu hukum digolongkan sebagai data sekunder. Data sekunder tersebut mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, sehingga meliputi surat-surat pribadi ,buku-buku harian, buku- buku, UU JPH, SK kemenag, LPPOM MUI, UU Perlindungan Konsumen, buku buku yang berkenaan tentang halal dalam islam, Risalah Sidang, sampai pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. adapun data sekunder, sebagai berikut: 1. Surat Kabar . 8 2. Opini yang Berhubungan Tentang Halal JPH di indonesia 3. LPPOM MUI Dengan adanya data sekunder tersebut ,seorang peneliti tidak perlu melakukan penilaian sendiri. Metode penelitian Hukum Normatif dapat berupa : a. Sinkronisasi Hukum Penelitian normatif memiliki 2 dua bentuk ,yaitu horizontal dan Vertikal. Dalam kedua bentuk penelitian tersebut, penelitian sinkronisasi hukum meneliti bagaimana hukum positif tertulis yang ada dalam peraturan perundangan yang ada di Indonesia sesuai. Hal itu dapat ditinjau secara vertical, yakni apakah perundang- undangan yang berlaku bagi suatu bidang kehidupan tertentu tidak saling bertentangan, apabila ia dilihat dari segi hirarki perundang- undangan tersebut. Mengenai penelitian ini, dapat di pergunakan sebagai titik tolak tata urutan peraturan perundangan Republik Indonesia: 9 Bagan No. 01Tentang Dasar Hukum Hirarki peraturan perundangan yang ada di Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam UU No.12 Tahun 2012, Pasal 7 ayat 1. Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan tersebut adalah sesuai dengan hirarki. Dengan kata lain tidak boleh ada pertentangan dari bawah .inti kajian pada sinkronisasi vertical ada pada taraf peraturan perundangan yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan di atasnya, misalnya UU dengan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan sistem konstitusi Indonesia yang menjelaskan bahwa peraturan perundang-undangan yang tertinggi menjadi dasar dan sumber bagi semua peraturan perundangan yang ada dibawahnya . Berbeda dengan sinkronisasi Horizontal, dimana yang dikaji adalah perundang-undangan yang setingkat dengan tingkatan peraturan perundangan. Dengan kata lain penelitian sinkronisasi horizontal, yang ditinjau adalah perundang-undangan yang sederajat yang mengatur bidang yang sama atau bidang yang bersentuhan. UU DASAR TAHUN 1945 UUPeraturan Pemerintah Pengganti UU PERPU Peraturan Daerah Propinsi Peraturan Daerah Kabupatenkota Peraturan pemerintah desa 10 misalnya, antara UU perlindungan konsumen dan jaminan produk halal. b. Perbandingan Hukum Kemajemukan hukum yang ada di Indonesia dimana ada Hukum islam , Hukum Adat ,dan tentunya hukum positif . hal ini Sangat menarik untuk dikaji dengan metode perbandingan hukum menjadi suatu alternatif kajian.Kajian perbandingan hukum ini dapat dilakukan terhadap sistem hukum yang mencakup 3 unsur pokok 8 1. Struktur hukum yang mencakup lembaga-lembaga Hukum 2. Substansi hukum yang mencakup perangkat kaidah prilaku 3. Budaya hukum yang mencakup ,bagaimana hukum itu diperlakukan . Dengan melihat pokok system hukum tersebut maka penelitian perbandingan hukum tidak hanya dilakukan secara normatif belaka. Karena membutuhkan kajian sosial lain untuk memahami mengapa perbedaan itu terjadi dan dampak yang di akibatkan. 9

2. Sumber Data Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh data penelitian dari berbagai sumber, sebagai berikut : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Sumber bahan hukum primer dapat 8 Fahmi Muhammad Ahmadi,M.Si, Dr.jaenal Aripin, M.Ag Metode Penelitian Hukum, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet ke-1, Jakarta tahun.2010 9 Fahmi Muhammad Ahmadi,M.Si, Dr.jaenal Aripin, M.Ag Metode Penelitian Hukum, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet ke-1, Jakarta tahun. 2010 hal. 38-41