Tabel 7. Kegiatan kelompok tani penerap SL-PHT kakao Kabupaten Pesawaran tahun 2010
Kecamatan Desa
Kegiatan BP3K
Padang Cermin
Desa Gunung Rejo
Pemangkasan Pengendalian Hama Terpadu
Pemilihan bibit unggul Pembuatan sistem kompos
Pembuatan rolax penyimpanan sampah
BP3K Kedondong Desa Babakan
Loa Pembinaan penyambungan
kakao Pemangkasan
Pemupukan Sanitasi
Pemberantasan hama BP4K
` Sumber : Ketua Gapoktan Mekar Sari 2014.
Peserta latihan pada SL-PHT yaitu petani Kecamatan Padang Cermin Desa
Gunung Rejo dan Kecamatan Kedondong Desa Babakan Loa yang memiliki kakao minimal 0,5 ha Melakukan berbagai kegiatan seperti : pemangkasan,
sanitasi, panen sering, pemupukan, pemberantasan hama, penyambungan tanaman kakao, pemilihan bibit unggul, pembuatan sistem kompos, dan pembuatan rolax
penyimpanan sampah.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik PPL yang terlibat dalam pelaksanaan program SL-PHT
usia antara 40-48 tahun, berpendidikan SMA, kompetensi penyuluh cukup berkompeten, karakteristik kelompok tani binaan kurang baik,
jarak wilayah kerja penyuluh sedang, dan kedekatan penyuluh dengan petani kakao kurang dekat. Karakteristik petani yang terlibat dalam
pelaksanaan program SL-PHT usia antara 23-41 tahun, berpendidikan SD dan SMP, kompetensi penyuluh berkompeten, karakteristik
kelompok tani binaan cukup baik, jarak wilayah kerja penyuluh sedang, dan kedekatan penyuluh dengan petani kakao dekat.
2. Tingkat peranan PPL dalam pelaksanaan program SL-PHT dalam hal
edukasi, fasilitator, komunikator, dan evaluasi semua ada pada klasifikasi baik.
3.
Tingkat penerapan SL-PHT budidaya kakao oleh petani di Desa Babakan Loa Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung test ballot box ada pada klasifikasi tinggi, analisa
agroekosistem benih bermutu ada pada klasifikasi sedang, penggunaan herbisida ada pada klasifikasi sedang, dan pemangkasan ada pada
klasifikasi tinggi.
B. Saran
1. Petani sangat merespon positif diadakannya Sekolah Lapangan
Pengendalian Hama Terpadu SL-PHT kakao akan tetapi masih dengan pola swadana dana dari masyarakat petani kakao sendiri
sehingga perlu diberikan bantuan dana dari pemerintah pertanian setempat untuk dapat membayar tutor- tutor SL-PHT agar
dilaksanakan kembali program SL-PHT Kakao di Desa Babakan Loa dengan dana dari pemerintah swadaya agar produksi kakao di Desa
Babakan Loa lebih baik lagi.
2.
Peneliti lain dapat meneliti dengan lingkup yang lebih luas dengan variabel yang berbeda dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. 2013. Sensus Tenaga Kerja. www.bps.go.id. Diakses 25
Desember 2013 Pukul 15.00 WIB. Badan Pusat Statistik. 2014. Sensus Pertanian. www.bps.go.id. Diakses 05
Februari 2014 Pukul 18.00 WIB. Balai Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan. 2014. Data dan Informasi
Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. BP3K Kedondong. Lampung..
Effendi, Irwan. 2005. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Lampung. Universitas Lampung.
Erlangga. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu PHT Padi Hibrida Studi Kasus
Pada Petani Alumni Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu SLPHT Padi Hibrida Di Desa Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta. Gito Saputra, Sumaryo. 2005. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi.
Lampung. Universitas Lampung. Gujarati, N. Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi. Yogyakarta. Hariadi, Sunarru Samsi. 2011. Dinamika Kelompok Teori dan Aplikasinya untuk
Analisis Keberhasilan Kelompok Tani Sebagai Unit Belajar, Kerjasama, Produksi, dan Bisnis. Yogyakarta. Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada.