57 dalam 4 seri lapisan Palembang Palembang Bed. Lapisan ini terdapat di
Kotabumi yang ditandai dengan singkapan endapan tulfa masam.
C. Kependudukan
Jumlah penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang harus dikelola secara baik guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar namun tidak diikuti dengan adanya peningkatan kualitas penduduk maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi berjalan
lambat. Oleh karena itu penanganan jumlah penduduk harus diimbangi dengan penekanan terhadap laju pertumbuhan penduduk agar terdapat keseimbangan.
Tabel 3. Jumlah Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lampung Utara Tahun 2003—2007
Tahun Jumlah Penduduk
Tingkat Pertumbuhan
2004 558.138
0,02 2005
558.981 0,15
2006 561.138
0,39 2007
582.357 3,78
2008 585.731
0,58 Sumber: Lampung Utara Dalam Angka 2009
Pada Tabel 3, di atas menunjukkan dalam kurun waktu 2004 – 2008 jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara cenderung mengalami peningkatan. Pada
tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang tajam sebesar 3,78. Fluktuasi pertumbuhan penduduk turut dikontribusi oleh adanya perubahan-
perubahan pembentuknya berupa kelahiran, kematian dan migrasi.
58 Tabel 4. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Utara jiwa
Tahun Analisis Pertumbuhan
Trend Geometrik
Berimbang
2010 612.816
660.921 594.344
2011 621.638
687.859 597.035
2012 630.459
715.896 599.726
2013 639.281
745.075 602.417
2014 648.103
775.444 605.108
Sumber : data diolah Pada Tabel 4, menunjukkan proyeksi pada tahun 2014 jumlah penduduk
Kabupaten Lampung Utara dengan menggunakan pendekatan model berimbang mencapai 605.108 jiwa, dengan pendekatan model geometrik jumlah penduduk
pada 5 tahun mendatang mencapai 775.444 jiwa sedangkan dengan model analisa trend menjadi 648.103 jiwa. Jika dicermati dari ketiga hasil proyeksi tersebut,
terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan di Lampung Utara. Konsekuensi dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan terhadap
pelayanan publik, baik layanan Prasarana, sarana, maupun utilitas dasar listrik, air, energi lainnya.
Persebaran penduduk di Lampung Utara terbagi dalam wilayah Kecamatan, yang meliputi 23 wilayah Kecamatan definitif. Persebaran ini menunjukkan indikasi
adanya tingkat kepadatan yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Untuk itu, persebaran dan kepadatan penduduk harus memperhatikan daya
dukung yang ada agar tidak terjadi ketimpangan antara sumber daya dan potensi penduduk.
59
Tabel 5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Lampung Utara Di Masing-Masing Kecamatan Tahun 2008.
No. Kecamatan
Luas km2
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
1. Bukit Kemuning
114,98 35.559
309,26 2.
Abung Tinggi 133,06
16.149 121,37
3. Tanjung Raja
331,70 30.639
92,37 4.
Abung Barat 60,08
18.861 313,93
5. Abung Tengah
91,93 16.223
176,47 6.
Abung Kunang 40,20
14.431 358,98
7. Abung Pekurun
183,47 13.606
74,16 8.
Kotabumi 59,11
51.812 876,54
9. Kotabumi Utara
175,19 26.597
151,82 10.
Kotabumi Selatan 104,22
56.315 540,35
11. Abung Selatan
141,36 43.659
308,85 12.
Abung Semuli 96,88
21.958 226,65
13. Blambangan Pagar
191,39 16.773
87,64 14.
Abung Timur 104,47
41.205 394,42
15. Abung Surakarta
110,51 27.761
251,21 16.
Sungkai Selatan 89,65
21.433 239,07
17. Bunga Mayang
125,76 33.516
266,51 18.
Muara Sungkai 118,69
15.677 132,08
19. Sungkai Barat
68,96 14.386
208,61 20
Sungkai Jaya 52,20
11.838 226,78
21. Sungkai Utara
127,59 31.666
248,19 22.
Hulu Sungkai 92,63
13.911 150,19
23. Sungkai Tengah
111,60 14.359
128,66
Jumlah 2.725,63
588.334 215,85
Sumber: Lampung Utara Dalam Angka 2009 Kepadatan penduduk rata-rata 216 jiwa per km2 dengan persebaran yang tidak
merata yang terbagi dalam 23 wilayah kecamatan definitif. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kotabumi yaitu sebesar 877 jiwaKm2 dan
kepadatan penduduk terkecil adalah Kecamatan Abung Pekurun dengan kepadatan 74 jiwaKm2.
60 Jika dilihat dari tingkat persebarannya, terdapat ketimpangan tingkat kepadatan
yang relatif signifikan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Kesenjangan tingkat kepadatan ini turut dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur yang tersedia.
Karena pada dasarnya, ketersediaan infrastruktur dasar akan berimplikasi terhadap peningkatan intensitas aktivitas masyarakat di segala aspek pembangunan. Di sisi
lain, ketimpangan kepadatan penduduk juga turut disebabkan oleh adanya perbedaan potensi sumberdaya alam antar wilayah kecamatan yang berdampak
terhadap daya tarik suatu kecamatan. Peningkatan kepadatan penduduk memberikan dampak negatif dan positif secara
sekaligus. Terpusatnya penduduk pada suatu wilayah aglomerasi akan berdampak pada aktivitas ekonomi dengan intensitas tinggi dimana dalam
perspektif ekonomi, timbulnya aglomerasi akan menciptakan efesiensi “biaya” dalam proses transformasi sumberdaya-sumberdaya yang ada serta multiplier
berupa peningkatan produksi dan konsumsi masyarakat sebagai penggerak ekonomi utama. Di sisi lain, terpusatnya penduduk pada suatu wilayah tertentu
bukan saja akan berimplikasi terhadap masalah kependudukan seperti permukiman kumuh, peningkatan pelayanan publik, disfungsi tata guna lahan dan
akan berimplikasi terhadap masalah keamanan, ketertiban, ketentraman dan masalah sosial lainnya. Peningkatan kepadatan dan jumlah penduduk
memberikan konsekuensi terhadap meningkatnya tuntutan pelayanan publik di segala aspek kehidupan dengan tingkat persebaran yang proporsional antar
wilayah.
61
D. Struktur Umur Penduduk dan Ketenagakerjaan