Analisis Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Bolak Pada Tahun 2012

(1)

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

PADANG BOLAK PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

MIRNA CHAIRANY

072407082

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

PADANG BOLAK PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

MIRNA CHAIRANY

072407082

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

PADANG BOLAK PADA TAHUN 2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : MIRNA CHAIRANY

Nomor Induk Mahasiswa : 072407082 Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2010

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc

NIP.19640109 198803 1 004 NIP. 19530418 198703 1 001


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN PADANG BOLAK PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2010

NIM. 072407082 MIRNA CHAIRANY


(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Tak ada ungkapan lain yang harus penulis ucapkan selain rasa syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah yang Maha Agung yang mencipta dan memelihara umat manusia. Dengan izin–Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada program studi D III Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas segala kritik dan saran yang membangun demi terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.

Terima kasih yang sebesar – besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Jurusan D-3 Statistika dan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rachmad Sitepu, M.Si selaku Dosen Pembimbing Penulis

4. Seluruh Staf dan Pegawai Jurusan D-3 Statistika dan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Pimpinan dan seluruh Pegawai Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara, yang telah mengizinkan penulis mengambil data untuk melengkapi tugas akhir penulis.

6. Terkhusus penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tua penulis “Ayahanda Muchtar dan Ibunda Mawarni Siregar” yang dengan keikhlasan dan ketulusan hatinya membesarkan, mendidik, memberikan doa restu, cinta kasih, pengorbanan, dan dukungan baik dukungan moril maupun materil yang diberikan kepada penulis. Kepada Abang dan Kakakku tersayang, Saleh Samsuri dan Melita Hafni atas segala dukungannya, perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis sampai pada saat ini.

7. Buat sahabat – sahabat penulis, The Mizz (Yuly, Iin, Qory, Iren, Tika) yang telah memberikan support penuh kepada penulis. You’re always be my best friends. Teman – teman kos (Amel, Risha, Anti) dan juga Shinta, thanks a lot.

8. Anak – anak Stat A, B, dan C ’07 eXpeciLLy My Classmates yang telah sama – sama berjuang selama 3 tahun dalam suka dan duka.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(6)

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penulisan maupun dalam tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah karya tulis.

Semoga tulisan ini membawa manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya serta dapat memotivasi kita untuk meningkatkan ilmu pengetahuan sebagai bekal di masa yang akan datang.

Amin ya Robbal’alamin.

Medan, Mei 2010 Penulis,

NIM. 072407082 MIRNA CHAIRANY


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan 3

1.5 Lokasi Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Landasan Teori 9

2.1 Pengertian Penduduk 9

2.1.1 Fertilitas (Kelahiran) 9

2.1.2 Mortalitas (Kematian) 10

2.1.3 Migrasi 10

2.2 Teori – Teori Kependudukan 11

2.2.1 Aliran Malthusian 12

2.2.2 Aliran Neo-Malthusians 13

2.2.3 Aliran Marxist 14

2.2.4 Teori John Stuart Mill 15

2.3 Rasio Jenis Kelamin 16

2.4 Pengertian Regresi 16

2.5 Analisis Regresi Linier 17

2.5.1 Regresi Linier Sederhana 18

Bab 3 Kabupaten Padang Lawas Utara 21

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Padang Lawas Utara 21

3.2 Letak dan Geografis 27

3.3 Pemerintahan 27

3.4 Kependudukan 28

3.5 Catatan Sipil 28

3.6 Pendidikan 29

3.7 Kesehatan 29

3.8 Keluarga Berencana 30

3.9 Pertanian 30

3.10 Perdagangan dan Perindustrian 31


(8)

3.11.1 Angkutan Darat 32

3.11.2 Transportasi Udara 33

Bab 4 Analisa dan Pengolahan Data 34

4.1 Arti Analisis Data 34

4.2 Model Peramalan 34

4.3 Keadaan Jumlah Penduduk 35

4.3.1 Ramalan Jumlah Penduduk Laki – Laki Kecamatan Padang

Bolak Pada Tahun 2012 37

4.3.2 Ramalan Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang

Bolak pada Tahun 2012 40

4.3.3 Ramalan Jumlah Penduduk Total Kecamatan Padang

Bolak Tahun 2012 43

4.3.4 Ramalan Jumlah Rasio Jenis Kelamin Penduduk

Kecamatan Padang Bolak pada Tahun 2012 45

Bab 5 Implementasi Sistem 47

5.1 Sekilas Tentang SPSS 47

5.2 Mengaktifkan SPSS 47

5.3 Membuka Lembar Baru 48

5.4 Memberi Nama Variabel 50

5.5 Pengisian Data 52

5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 53

Bab 6 Penutup 57

6.1 Kesimpulan 57

6.2 Saran 58

Daftar Pustaka Lampiran


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Bolak Menurut Jenis

Kelamin dari Tahun 2004 – 2008 36

Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk Laki – Laki Kecamatan Padang Bolak

pada Tahun 2004 – 2008 37

Tabel 4.3 Perhitungan Jumlah Penduduk Laki – Laki Kecamatan Padang Bolak 38 Tabel 4.4 Output SPSS untuk Penduduk Laki – Laki 39 Tabel 4.5 Data Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak

pada Tahun 2004 – 2008 40

Tabel 4.6 Perhitungan Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak 40 Tabel 4.7 Output SPSS untuk Penduduk Perempuan 42 Tabel 4.8 Jumlah Total Kecamatan Padang Bolak pada Tahun 2004 – 2008 43 Tabel 4.9 Perhitungan Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak 44 Tabel 4.10 Output SPSS Untuk Penduduk Total 45 Tebel 4.11 Data Jumlah Rasio Jenis Kelamin dari Tahun 2004 – 2008 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Bolak Menurut

Jenis Kelamin dari Tahun 2004 – 2008 36

Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS 48

Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS 49

Gambar 5.3 Layar Kerja Variabel View 52

Gambar 5.4 Data yang Diolah 53

Gambar 5.5 Pilih Analyze, Regression, Liner 54 Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression 55 Gambar 5.7 Kotak Dialog Linier Regression Statistic 56


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perancangan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Suatu perencanaan kependudukan adalah menyederhanakan ejaan ilmu hitung yang dapat melahirkan perkiraan yang pasti mengenai jarak pertumbuhan penduduk.

Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh negara – negara karena banyak menyangkut segi kehidupan. Bahkan tahun – tahun belakangan ini para ahli ekonomi telah memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Perencanaan pembangunan ini dituangkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan dimana kependudukan perlu dipertimbangkan sebagai tolak ukur pembangunan masyarakat.


(12)

Untuk dapat memahami keadaan penduduk di suatu daerah atau negara maka perlu didalami kajian demografi karena kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi, dan demografi merupakan gambaran mengenai jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan – kekuatan yang menambah dan kekuatan – kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Dimana pertumbuhan penduduk secara terus menerus akan dipengaruhi oleh jumlah kelahiran (menambah jumlah penduduk) tetapi secara bersamaan hal tersebut akan dikurangi jumlah kematian dan migrasi penduduk yang terjadi setiap tahunnya. Sementara itu migrasi juga berperan akan menambah dan mengurangi jumlah penduduk.

Jumlah penduduk Indonesia saat ini relatif tinggi, yaitu 203,4 juta jiwa (sensus penduduk tahun 2000) yang diproyeksikan meningkat menjadi 219 juta jiwa pada tahun 2005 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,25% (BPS 2003). Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, Indonesia dihadapkan pada masalah kependudukan yang sangat serius, seperti penyebaran penduduk yang tidak merata dan terkonsentrasi pada daerah - daerah perkotaan. Jumlah penduduk yang besar selain menjadi potensi pembangunan juga dapat menjadi ancaman kehidupan berbangsa dan bernegara apabila tidak dikelola dengan baik.

Oleh karena hal di atas, maka penulis merasa tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian tentang jumlah penduduk, dengan judul “ANALISIS

JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN PADANG BOLAK PADA TAHUN


(13)

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam tulisan ini, sesuai dengan judul di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Padang Bolak pada masa yang lampau dan kecendrungannya pada masa yang akan datang. Dimana setiap tahunnya akan ada pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk yang disebabkan oleh kelahiran, kematian dan migrasi. Penulis juga ingin mengetahui apakah jumlah penduduk dapat dijadikan sebagai informasi bagi pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan yang menyangkut pembangunan yang ditinjau dari jumlah penduduk.

1.3Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju maka penulis perlu membuat batasan ruang lingkup permasalahan. Sebagai pembatasan masalah ini adalah hanya terbatas pada analisa jumlah penduduk di Kecamatan Padang Bolak dengan jenis kelamin laki – laki dan jenis kelamin perempuan dari tahun 2004 – 2008.

1.4Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penelitian ini adalah disamping sebagai syarat untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya, juga memberikan penyajian


(14)

data yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak – pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran berapa besar kenaikan jumlah penduduk apabila diproyeksikan pada tahun 2012.

1.5Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data mengenai Analisis Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Bolak pada Tahun 2012 berdasarkan data tahun 2004-2008 diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunungtua – Binanga Km. 2 Gunungtua.

1.6Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)

Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku – buku, referensi dan bahan – bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.


(15)

2. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Padang Lawas Utara. Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka – angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari sekumpulan data yang diperoleh.

3. Metode Analisa

Data penelitian di analisa dengan menggunakan rumus :

Koefisien b0 dan b1 tersebut di atas dapat diubah menjadi koefisien a dan b sehingga di peroleh Ŷ ( Y topi ) sebagai berikut :

Dimana :

Ŷ = variabel tak bebas / terikat (dependen) X = variabel bebas (independen)

a = koefisien intersept b = koefisien regresi slove e = bentuk kesalahan (error)


(16)

Dari rumus tersebut dapat dicari nilai a dan b. Cara mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut :

Untuk rasio jenis kelamin di cari menggunakan rumus:

Dimana:

K = konstanta, biasanya nilainya 100

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :


(17)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian – pengertian, teori – teori kependudukan.

BAB 3 : KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

Pada bab ini berisikan tentang sejarah singkat perkembangan Kabupaten Padang Lawas Utara, letak dan keadaan geografis, pemerintahan serta kependudukannya.

BAB 4 : ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan tentang pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan regresi linier untuk menganalisa jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menerangkan pemakaian sistem yang telah dirancang dan melakukan pengujian program.


(18)

BAB 6 : PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan sebelumnya.


(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.

2.1.1 Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.


(20)

2.1.2 Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa – jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program – program kebijakan penduduk.

2.1.3 Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar.


(21)

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.

Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan – peraturan atau undang – undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain.

2.2 Teori – Teori Kependudukan

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia ini menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan masing – masing dari mereka berusaha mencari faktor – faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut.

Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth Hardin


(22)

dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut aliran Marxist yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar – pakar teori kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi teori – teori kependudukan yang ada.

2.2.1 Aliran Malthusian

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antar laki – laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia.

Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks. Preventive Checks


(23)

adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran. Positive Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.

2.2.2 Aliran Neo-Malthusians

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan lagi. Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih radikal disebut dengan kelompok Neo-Malthusianism. Menurut kelompok ini (yang dipelopori oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich), pada abad ke-20 (pada tahun 1950-an), dunia baru yang pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh dengan manusia. dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah.

Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada tahun 1971, menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang tercemar dan rusak.


(24)

2.2.3 Aliran Marxist

Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Tatkala Thomas Robert Malthus meninggal di Inggris pada tahun 1834, mereka berusia belasan tahun. Kedua – duanya lahir di Jerman kemudian secara sendiri – sendiri hijrah ke Inggris. Pada waktu itu teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris maupun di Jerman. Marx dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan pangan. Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara – negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagaian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.

Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin untuk menggantikan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal – hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis.


(25)

2.2.4 Teori John Stuart Mill

John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.

Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.


(26)

2.3 Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki – laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki – laki per seratus perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana:

k = konstanta, biasanya nilainya 100

2.4 Pengertian Regresi

Persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai – nilai suatu variabel tak bebas dari nilai – nilai satu atau lebih variabel bebas disebut persamaan regresi. Istilah ini berasal dari seseorang yang bernama Sir Galton (1822 – 1911) yang membandingkan tinggi badan anak laki – laki dengan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan bahwa tinggi badan anak laki – laki dari ayah yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur mendekati nilai tengah populasi. Dengan kata lain, anak laki – laki dari ayah yang badannya sangat tinggi cenderung lebih pendek dari ayahnya, sedangkan anak laki – laki dari ayah yang badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi daripada ayahnya. Penemuan ini ditulis dalam artikel berjudul:


(27)

“Family Likeness in Stature” (Proceedings of Royal Society, London, Vol. 40, 1886). Hukum regresi universal dari Galton telah dibuktikan oleh kawannya yang bernama Karl Pearson, dengan jalan mengumpulkan lebih dari seribu catatan mengenai tinggi dari pada anggota kelompok keluarga. Karl Pearson menemukan bahwa rata – rata tinggi anak laki – laki kelompok orang tua yang tinggi ternyata lebih kecil dari tinggi ayahnya dan rata – rata tinggi anak laki – laki dari kelompok orang tua yang pendek ternyata lebih besar dari pada ayahnya, jadi seolah – olah semua anak laki – laki yang tinggi dan anak laki – laki yang pendek bergerak menuju ke rata – rata tinggi dari seluruh anak laki – laki. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orang tuanya.

Jadi analisis regresi berhubungan dengan studi mengenai ketergantungan dari sebuah variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas dengan tujuan untuk menaksir dan/atau meramal mean dari variabel tak bebas dengan dasar nilai tertentu dari variabel penjelas dalam populasi yang sebenarnya.

2.5 Analisis Regresi Linier

Analisis regresi ditujukan terutama untuk penaksiran. Dalam analisis ini akan dibentuk model statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai – nilai dari variabel tak bebas dengan dasar nilai – nilai variabel bebas. Variabel tak bebas adalah variabel yang nilainya tergantung atau ditentukan dengan model, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang nilainya ditentukan di luar model. Regresi linier adalah menentukan satu persamaan dan garis yang menunjukkan hubungan antar variabel


(28)

bebas dan tak bebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir atau meramalkan variabel tak bebas/terikat. Analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisis sederhana (simple analysis). 2. Analisis berganda (multiple analysis).

Analisis sederhana merupakan hubungan antar 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas dan variabel tak bebas/terikat. Sedangkan analisis berganda merupakan hubungan antara 3 (tiga) variabel atau lebih, yaitu sekurang – kurangnya 2 (dua) variabel bebas dengan 1 (satu) variabel tak bebas. Asumsi agar analisis regresi dapat digunakan adalah:

1. Variabel yang dicari hubungan fungsionalnya mempunyai data yang berdistribusi normal.

2. Variabel bebas tidak acak, sedangkan variabel tak bebas harus acak.

3. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang sama pula.

4. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.

2.5.1 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X.


(29)

Bentuk – bentuk model umum regresi sederhana adalah hubungan variabel – variabel X dan Y sebenarnya dinyatakan :

Dimana :

Ŷ : Variabel tak bebas X : Variabel Bebas

β0 : Intercept Y dari garis, yaitu titik dimana garis itu memotong sumbu Y

β1 : Kemiringan garis

εi : Kesalahan pengganggu

Menentukan titik taksiran Ŷ (nilai tunggal Y) atau taksiran selang kepercayaan (selang keyakinan) dengan satu nilai X baru X0, model regresi taksiran menghasilkan:

Dimana :

Ŷ : Nilai taksiran untuk Y

: Penaksir untuk β0


(30)

(31)

BAB 3

KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Padang Lawas Utara

Pada zaman penjajahan Belanda. Kabupaten Tapanuli Selatan disebut Afdeeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh seorang Residen yang berkedudukan di Padangsidimpuan.

Afdeeling Padangsidimpuan dibagi atas 3 (tiga) onder afdeeling, masing – masing dikepalai oleh seorang Contreleur dibantu oleh masing – masing Demang, yaitu:

1. Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padangsidimpuan. Onder ini dibagi atas 3 (tiga) distrik, masing – masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang yaitu:

a. Distrik Angkola berkedudukan di Padangsidimpuan. b. Distrik Batang Toru berkedudukan di Batang Toru. c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok.


(32)

2. Onder Ofdeeling Padang Lawas berkedudukan di Sibuhuan. Onder ini dibagi atas 3 (tiga) onder distrik, masing – masing dikepalai oleh seorang asisten Demang, yaitu:

a. Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunungtua. b. Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan. c. Distrik Dolok berkedudukan di Sipiongot.

3. Onder Ofdeeling Mandailing dan Natal, berkedudukan di Kota Nopan. Onder ini dibagi atas 5 (lima) onder distrik, masing – masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu:

a. Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan. b. Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan. c. Distrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi. d. Distrik Natal berkedudukan di Natal.

e. Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara Soma.

Tiap – tiap onder distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai oleh seorang Kepala Luhat (Kepala Kuria) dan tiap – tiap luhat dibagi atas beberapa kampung dan dikepalai oleh seorang Kepala Hoofd dan dibantu oleh seorang Kepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk yang besar jumlahnya.

Daerah Angkola Sipirok dibentuk menjadi suatu Kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Padangsidimpuan. Daerah Padang Lawas dijadikan suatu Kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati berkedudukan di Gunungtua. Daerah Mandailing Natal dijadikan suatu Kabupaten dikepalai oleh seorang Bupati berkedudukan di Panyabungan.


(33)

Sesudah tentara Belanda memasuki kota Padangsidimpuan dan Gunungtua, daerah administrasi pemerintahan masih tetap sebagaimana biasa, hanya kantor bupati dipindahkan secara gerilya ke daerah yang aman yang belum dimasuki oleh Belanda.

Setelah RI menerima kedaulatan pada akhir tahun 1949, maka pembagian Daerah Administrasi Pemerintahan mengalami perubahan pula. Semenjak awal tahun 1950 terbentuklah Daerah Tapanuli Selatan dan seluruh pegawai yang ada pada Kantor Bupati Angkola Sipirok , Padang Lawas dan Mandailing Natal ditentukan menjadi pegawai Kantor Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan yang berkedudukan di Padangsidimpuan. Pada periode Bupati Tapanuli Selatan dipegang oleh Raja Junjungan Lubis, terjadi penambahan 6 (enam) kecamatan sehingga menjadi 17 kecamatan. Penambahan kecamatan tersebut antara lain:

1. Kecamatan Batang Angkola Berasal dari sebagian Kecamatan Padangsidimpuan dengan ibu negerinya Pintu Padang.

2. Kecamatan Siabu berasal dari sebagian Kecamatan Panyabungan dengan ibu negerinya Siabu.

3. Kecamatan Saipar Dolok Hole berasal dari sebagian Kecamatan Sipirok dengan ibu negerinya Sipagimbar.

4. Kecamatan Sosa berasal dari sebagian Kecamatan Barumun dengan ibu negerinya Pasar Ujung Batu.

5. Kecamatan Sosopan berasal dari sebagaian Kecamatan Barumun dan Sosa dengan ibu negerinya Sosopan.

6. Kecamatan Barumun Tengah berasal dari sebagian Kecamatan Padang Bolak dengan ibu negerinya Binanga.


(34)

Sejak tanggal 30 Nopember 1982, wilayah Padangsidimpuan dimekarkan menjadi Kecamatan Padangsidimpuan Timur, Padangsidimpuan Barat, Padangsidimpuan Utara, dan Padangsidimpuan Utara dimana kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan dibentuk menjadi kota Administratif Padangsidimpuan.

Pada tahun 1999 Kecamatan Natal dimekarkan menjadi 3 Kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Natal dengan ibukotanya Natal.

2. Kecamatan Muara Batang Gadis dengan ibukotanya Singkuang. 3. Kecamatan Batahan dengan ibukotanya Batahan.

Pada tahun 1992 itu juga dibentuk Kecamatan Siais dengan ibukotanya Simarpinggan yang berasal dari sebagian Kecamatan Padangsidimpuan Barat. Kemudian pada tahun 1996 sesuai dengan PP. RI No.1 Tahun 1996 Tanggal 3 Januari 1996 dibentuk Kecamatan Halongonan dengan ibukotanya Huta Imbaru, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Padang Bolak. Dengan keluarnya Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 yang disyahkan pada Tanggal 23 Nopember 1998 tentang pembentukan Kabupaten Mandailing Natal maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Mandailing Natal yang beribukotakan Panyabungan dengan jumlah daerah administrasi 8 Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan yang beribukotakan Padangsidimpuan dengan jumlah daerah administrasi 16 Kecamatan.

Selanjutnya tahun 1999 sesuai dengan PP RI No.43 tahun 1999 Tanggal 26 Mei 1999 terjadi pemekaran Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan antara lain:


(35)

1. Kecamatan Sosopan dimekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Sosopan dengan ibukotanya Sosopan dan Kecamatan Batang Onang dengan ibukotanya Pasar Matanggor.

2. Kecamatan Padang Bolak dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Padang Bolak dengan ibukotanya Gunungtua dan Kecamatan Padang Bolak Julu dengan ibukotanya Batu Gana.

3. Kecamatan Sipirok dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Sipirok dengan ibukotanya Sipirok dan Kecamatan Arse dengan ibukotanya Arse.

4. Kecamatan Dolok dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Dolok dengan ibukotanya Sipiongot dan Kecamatan Dolok Sigompulon dengan ibukotanya Pasar Simundol.

Pada tahun 2002 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 4 Tahun 2002 tentang pembentukan Kecamatan Sayur Matinggi, Marancar, Aek Bilah, Ulu Barumun, Lubuk Barumun, Portibi, Huta Raja Tinggi, Batang Lubu Sutam, Simangambat dan Kecamatan Huristak. Kecamatan – Kecamatan yang dibentuk sebagaimana tersebut di atas berasal dari:

1. Kecamatan Sayur Matinggi dengan ibukotanya Sayur Matinggi berasal dari sebagian Kecamatan Batang Angkola.

2. Kecamatan Marancar dengan ibukotanya Marancar berasal dari sebagaian Kecamatan Batang Toru.

3. Kecamatan Aek Bilah dengan ibukotanya Biru berasal dari sebagian Kecamatan Saipar Dolok Hole.

4. Kecamatan Barumun dengan ibukotanya Pasar Paringgonan berasal dari sebgaian Kecamatan Barumun.


(36)

5. Kecamatan Lubuk Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong berasal dari sebagian Kecamatan Barumun.

6. Kecamatan Portibi dengan ibukotanya Portibi berasal dari sebagian Kecamatan Padang Bolak.

7. Kecamatan Huta Raja Tinggi dengan ibukotanya Huta Raja Tinggi berasal dari sebagian Kecamatan sosa.

8. Kecamatan Batang Lubu Sutam dengan ibukotanya Pinarik berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

9. Kecamatan Simangambat dengan ibukotanya Langkimat berasal dari sebagian Barumun Tengah.

10. Kecamatan Huristak dengan ibukotanya Huristak berasal dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.

Dengan keluarnya Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Padang Lawas Utara ibukotanya Gunungtua dengan jumlah daerah administrasi 9 kecamatan ditambah 10 desa dari wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Timur dan Kabupaten Padang Lawas ibukotanya Sibuhuan dengan jumlah daerah administrasi 9 kecamatan. Sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan ibukotanya Sipirok dengan jumlah administrasi 10 kecamatan.


(37)

3.2 Letak dan Geografis

Kabupaten Padang Lawas Utara Terletak pada garis 1013’50” – 202’32” Lintang Utara dan 99020’44” – 100019’10” Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Riau dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas. Luas wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah 3918,05 km2.

3.3 Pemerintahan

Dalam menjalankan tugas – tugas melayani masyarakat, Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dibantu Aparaturnya (PNS) yang berjumlah 2.621 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 11,79 pesen dari golongan IV; 52,61 persen dari golongan III; 34,19 persen dari golongan II; sedangkan PNS dengan golongan I masih terdapat 1,41 persen.

Administrasi Pemerintahan Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari 9 kecamatan dan 386 desa dengan 2 kelurahan, yaitu Kecamatan Batang Onang terdiri dari 31 desa dan 1 kelurahan, Kecamatan Padang Bolak Julu terdiri dari 23 desa, Kecamatan Portibi terdiri dari 38 desa, Kecamatan Padang Bolak terdiri dari 76 desa dan 1 kelurahan, Kecamatan Simangambat terdiri dari 34 desa, Kecamatan Halongonan terdiri dari 44 desa, Kecamatan Dolok terdiri dari 86 desa, Kecamatan


(38)

Dolok Sigompulon terdiri dari 44 desa, dan Kecamatan Ulu Sihapas terdiri dari 10 desa.

3.4 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2008 sebesar 193.278 jiwa yang terdiri dari 96.006 jiwa penduduk laki – laki dan 97.272 jiwa penduduk perempuan serta 45.597 rumah tangga. Persentase terbesar penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara berada di Kecamatan Padang Bolak sebesar 26,86 persen dan persentase paling kecil berada di Kecamatan Hulu Sihapas sebear 2,19 persen.

Bila diukur tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara dengan total luas wilayah 3.918,05 km2 dan penduduk sebesar 193.278 jiwa, maka rata – rata tingkat kepadatan penduduknya mencapai 49,33 jiwa per km2 dan rata – rata 4 jiwa di setiap rumah tangga.

3.5 Catatan Sipil

Partisipasi masyarakat terhadap kepemilikan akte kelahiran yang digambarkan dengan jumlah target pembuatan akte tersebut dengan jumlah relisasi pembuatan akte, terlihat bahwa persentase pembuatan akte kelahiran tahun 2008 sebesar 17,05 persen. Kecamatan Padang Bolak Julu memiliki persentase relisasi pembuatan akte kelahiran


(39)

yang paling besar dari 2.864 pembuatan akte kelahiran yang ditargetkan realisasinya sebanyak 1.020 akte kelahiran atau sebesar 35,62 persen.

3.6 Pendidikan

Pada tahun 2008 Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki 234 sekolah pendidikan tingkat dasar yang terdiri dari 195 Sekolah Dasar negeri dan swasta dan 19 Madrasah Ibtidiyah negeri dan swasta dengan jumlah guru keseluruhan sebanyak 1.398 orang dan 35.691 murid. Jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama sebanyak 79 sekolah dan terdiri dari 31 SLTP negeri dan swasta dan 48 MTS negeri dan swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing – masing 1.196 guru dan 13.972 murid. Sedangkan untuk jumlah sekolah lanjutan tingkat atas ada sebanyak 13 sekolah yang terdiri dari 10 SLTA negeri dan swasta dan 3 SMK negeri dan swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing – masing 170 guru dan 3.801 murid.

3.7Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah Rumah Sakit Umum yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara hanya 1, yaitu RSUD Gunungtua dengan jumlah kapasitas tempat tidur rumah sebanyak 26 buah. Selain itu juga terdapat 12 Puskesmas, 40 Puskesmas pembantu, 9 Puskesmas keliling, 120 Polindes, dan 372 Posyandu.


(40)

Untuk kondisi gizi balita di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2008 antara lain sebanyak 79 persen balita dengan status gizinya lebih, 3 persen status gizi baik, 6 persen status gizi kurang, dan 2 persen status gizi buruk.

3.8Keluarga Berencana

Jumlah pasangan usia subur, akseptor aktif, dan akseptor baru di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2008 antara lain 28.458 pasangan, 18.353 orang, dan 1.644, sedangkan jumlah klinik di Kabupaten Padang Lawas Utara ada 25 buah. Keluarga sejahtera di Kabupaten Padang lawas Utara tahun 2008 didominasi oleh keluarga sejahtera yaitu 41 persen.

3.9Pertanian

Padang Lawas Utara, kabupaten yang baru mekar dari Kabupaten Tapanuli Selatan, diperkirakan memiliki luas wilayah 3.918,05 Km2. Tidak jauh berbeda dengan kabupaten induknya, mayoritas penduduk kabupaten baru ini menekuni kegiatan ekonomi di bidang pertanian. Ini tercermin dari penggunaan tanah, dimana untuk lahan sawah, kebun, ladang, penggembalaan ternak dan kolam ikan mengambil porsi lebih dari sepertiganya atau kira – kira 34,2 persen. Namun penggunaan tanah untuk lahan bangunan dan pekarangan porsinya masih jauh lebih dominan yaitu 65,8 persen.


(41)

Kegiatan pertanian yang banyak di tekuni penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara menanam tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Tahun 2008, kegiatan pertanian menghasilkan tidak kurang dari 111.939 ton padi sawah dan ladang, selanjutnya jagung sebanyak 4.046 ton, ubi kayu 4.630 ton dan seterusnya hingga kacang hijau 530 ton. Tanaman sayuran tercatat pada tahun 2008 yang sudah berproduksi antara lain tomat, cabai dan bawang merah dengan total produksi 9684 ton. Sedangkan informasi produksi buah – buahan yang berhasil diperoleh tahun 2008 hanya buah mangga dengan total produksi 9.590 ton.

Produksi – produksi perkebunan yang sudah menghasilkan di Kabupaten Padang Lawas Utara antara lain kelapa sawit, karet, kopi robusta, kelapa, kakao, kulit manis, nilam, kemiri, aren, kapuk, dan pinang. Hasil kebun di Kabupaten ini berasal dari perkebunan rakyat. Pada tahun 2008 hasil perkebunan rakyat Kabupaten Padang Lawas Utara tercatat kelapa sawit 281.137,9 ton, karet 23.531,64 ton, kulit manis 594,75 ton, pinang 419,15 ton, kopi robusta 493,2 ton, kemiri 336,9 ton, kakao 331,3 ton, kelapa 260,35 ton, aren 60,4 ton, kapuk 34,49 ton, dan nilam 5,58 ton.

3.10 Perdagangan dan Perindustrian

Selain pertanian, sektor industri merupakan salah satu lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Industri rumah tangga di Kabupaten Padang Lawas Utara baru mampu menyerap tenaga kerja sebesar 3,86 artinya satu unit industri rumah tangga


(42)

mampu menyerap 3,86 orang tenaga kerja. Industri rumah tangga yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri batu bata yaitu 11 tenaga kerja.

Salah satu bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat adalah ketersediaan air bersih. Pada tahun 2008 tercatat jangkauan pelayanan air minum baru tersedia di Kecamatan Padang Bolak sebanyak 262 pelanggan dengan kapasitas 8.474 m3.

Jumlah beras yang disalurkan oleh Bulog ke masyarakat pada tahun 2008 sebanyak 54.703,34 ton, dengan konsumen terbesar adalah raskin yaitu sebesar 42.090,68 ton.

Selain air bersih dan beras, listrik juga penting bagi masyarakat. Berdasarkan data dari PLN Ranting Gunungtua, jumlah pelanggan PLN pada tahun 2008 adalah 25.985 pelanggan, yang sebagian besar adalah kelompok rumah tangga.

3.11 Transportasi dan Komunikasi

3.11.1 Angkutan Darat

Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas


(43)

penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2008 adalah 1.398 Km dengan kondisi permukaan 13 persen baik, 15 persen sedang, 32 persen rusak dan 40 persen rusak berat.

3.11.2 Transportasi Udara

Penerbangan Domestik melalui Bandar Udara Aek Godang mengalami peningkatan 16,67 persen. Untuk jumlah penumpang yang datang berangkat dan transit di Bandar Udara Aek Godang juga mengalami peningkatan yaitu masing – masing sebesar 48,13 persen, 42,07 persen, dan 36, 36 persen.


(44)

BAB 4

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Arti Analisis Data

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan dan menguraikan suatu masalah secara parsial atau pun secara keseluruhan. Untuk pemecahan masalah perlu dilakukan suatu analisis dan pengolahan data. Data yang dipakai penulis berupa data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara.

4.2 Model Peramalan

Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraaan daerah atau negara yang bersangkutan. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan model sistematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012. Model yang digunakan adalah regresi linier sederhana.


(45)

Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

Koefisien b0 dan b1 tersebut di atas dapat di ubah menjadi koefisien a dan b sehingga diperoleh Ŷ (Y topi) sebagai berikut:

Dimana :

Ŷ = variabel tak bebas/terikat (dependent) X = variabel bebas (independen)

a = koefisien intersept b = koefisien regresi slove e = bentuk kesalahan (error)

Dari rumus tersebut dapat dicari nilai a dan b. Cara mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut:


(46)

4.3 Keadaan Jumlah Penduduk

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Bolak Menurut Jenis Kelamin

dari Tahun 2004 – 2008

Tahun

Penduduk

Jumlah

Laki - Laki Perempuan

2004 24.666 25.364 50.030

2005 25.033 25.742 50.775

2006 25.328 26.380 51.708

2007 25.211 26.395 51.606

2008 25.352 26.559 51.911

Sumber : Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara

Gambar 4.1 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Bolak Menurut Jenis


(47)

Dari data tersebut di atas, akan dicari peramalan jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012. Peramalan tersebut meliputi peramalan jumlah penduduk laki – laki, peramalan jumlah penduduk perempuan dan peramalan jumlah penduduk total (jumlah penduduk laki – laki dan perempuan).

4.3.1 Ramalan Jumlah Penduduk Laki – Laki Kecamatan Padang Bolak pada

Tahun 2012

Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk Laki – Laki Kecamatan Padang Bolak pada

Tahun 2004 – 2008

Tahun

Jumlah Penduduk

Laki - Laki

2004 24.666

2005 25.033

2006 25.328

2007 25.211

2008 25.352

Sumber : Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara


(48)

Tabel 4.3 Perhitungan Jumlah Penduduk Laki – Laki Kecamatan Padang Bolak

Tahun Xi Yi (Xi)2 XiYi

2004 -2 24.666 4 -49.332

2005 -1 25.033 1 -25.033

2006 0 25.328 0 0

2007 1 25.211 1 25.211

2008 2 25.352 4 50.704

Jumlah 0 125.590 10 1.550


(49)

Sehingga dapat ditentukan nilai ramalan jumlah penduduk laki – laki Kecamatan Padang Bolak tahun 2012

Atau dengan menggunakan program SPSS. Setelah dimasukkan data yang diperlukan maka akan mengeluarkan output sebagai berikut:

Tabel 4.4 Output SPSS untuk Penduduk Laki - Laki

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 24653.000 169.963 145.049 .000

B 155.000 51.246 .868 3.025 .057

a Dependent Variable: Tahun

Diperoleh ramalan jumlah penduduk laki – laki Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 adalah sebanyak 26.048 jiwa.


(50)

4.3.2 Ramalan Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak pada

Tahun 2012

Tabel 4.5 Data Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak pada

Tahun 2004 – 2008

Tahun

Jumlah Penduduk Perempuan

2004 25.364

2005 25.742

2006 26.380

2007 26.395

2008 26.559

Sumber : Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara

Data pada Tabel 4.5 diolah dan dihitung dengan cara sebagai berikut:

Tabel 4.6 Perhitungan Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak

Tahun Xi Yi Xi2 XiYi

2004 -2 25.364 4 -50.728

2005 -1 25.742 1 -25.742

2006 0 26.380 0 0

2007 1 26.395 1 26.395

2008 2 26.559 4 53.118

Jumlah 0 130.440 10 3.043


(51)

Sehingga dapat ditentukan nilai ramalan jumlah penduduk perempuan Kecamatan Padang Bolak tahun 2012


(52)

Atau dengan menggunakan program SPSS. Setelah dimasukkan data yang diperlukan maka akan mengeluarkan output sebagai berikut:

Tabel 4.7 Output SPSS untuk Penduduk Perempuan

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25175.100 209.115 120.389 .000

B 304.300 63.051 .941 4.826 .017

a Dependent Variable: Tahun

Diperoleh ramalan jumlah penduduk perempuan Kecamatan Padang Bolak tahun 2012 adalah sebanyak 27.914

Dari ramalan jumlah penduduk laki – laki dan jumlah penduduk perempuan Kecamatan Padang Bolak tahun 2012, dapat diperoleh hasil jumlah penduduk total Kecamatan Padang Bolak tahun 2012, yaitu:


(53)

Jumlah penduduk total dapat juga dicari dengan perhitungan yang sama dengan perhitungan jumlah penduduk laki – laki dan perempuan yang telah dicari.

4.3.3 Ramalan Jumlah Penduduk Total Kecamatan Padang Bolak Tahun 2012

Tabel 4.8 Data Jumlah Total Kecamatan Padang Bolak pada Tahun 2004 – 2008

Tahun

Jumlah Penduduk Total

2004 50.030

2005 50.775

2006 51.708

2007 51.606

2008 51.911

Sumber : Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara


(54)

Tabel 4.9 Perhitungan Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Padang Bolak

Tahun Xi Yi Xi2 XiYi

2004 -2 50.030 4 -100.060

2005 -1 50.775 1 -50.775

2006 0 51.708 0 0

2007 1 51.606 1 51.606

2008 2 51.911 4 103.822

Jumlah 0 256.030 10 4593


(55)

Sehingga dapat ditentukan nilai ramalan jumlah penduduk total Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 yaitu:

Atau dengan menggunakan program SPSS, setelah dimasukkan data yang diperlukan maka akan mengeluarkan output sebagai berikut :

Tabel 4.10 Output SPSS Untuk Penduduk Total

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 49828.100 367.433 135.611 .000

B 459.300 110.785 .923 4.146 .025

a Dependent Variable: Tahun

Diperoleh ramalan jumlah penduduk total Kecamatan Padang Bolak tahun 2012 adalah sebanyak 53.962.


(56)

4.3.4 Ramalan Jumlah Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kecamatan Padang Bolak

pada Tahun 2012

Tabel 4.11 Data Jumlah Rasio Jenis Kelamin dari Tahun 2004 – 2008

Tahun

Penduduk

Rasio Laki - Laki Perempuan

2004 24.666 25.364 97,25

2005 25.033 25.742 97.26

2006 25.328 26.380 96,01

2007 25.211 26.395 95,51

2008 25.352 26.559 95,46

Sumber : Perhitungan

Ramalan jumlah rasio Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 adalah :

Dari perhitungan di atas, berarti bahwa terdapat 93 orang laki – laki perseratus perempuan.


(57)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Sekilas Tentang SPSS

SPSS atau Statistical Product and Service Solution merupakan program aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan menggunkan komputer. Kelebihan program ini adalah kita dapat melakukan secara lebih cepat semua perhitungan statistik dari yang sederhana sampai yang rumit sekali pun, yang jika dilakukan secara manual akan memakan waktu lebih lama.

5.2 Mengaktifkan SPSS

Pilih menu Start dari Windows kemudian pilih menu Program. Selanjutnya pilih SPSS. Selain cara itu, program SPSS bisa diaktifkan melalui icon Shortcut pada tampilan desktop.


(58)

Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS

5.3 Membuka Lembar Baru

Dari tampilan yang muncul pada saat membuka SPSS, pilih type in data untuk membuka data baru atau dari menu File, pilih new, maka akan muncul jendela editor, kemudian klik data.


(59)

Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS

Tampilan windows pada layar di atas dikenal dengan nama SPSS Data Editor. SPSS Data Editor terdiri atas 10 menu utama, yaitu:

1. File 2. Edit 3. View 4. Data 5. Transfrom 6. Analyze 7. Graph 8. Utilities 9. Windows 10. Help


(60)

Segala proses input data sejak entry hingga editing data dapat dilakukan pada windows yang terdiri atas dua sheet. Perhatikan sheet yang ada di bagian kiri bawah windows SPSS Data Editor pada layar di atas, terdapat Sheet Data View dan Sheet Variabel View. Kedua Sheet pada SPSS Data Editor di atas sekaligus menunjukkan bahwa Data Editor memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat dilakukannya input data dan sekaligus pemrosesan data yang diinput dengan prosedur statistik tertentu.

SPSS Data Editor mempunyai dua bagian utama, yaitu: 1. Kolom Variabel

Bagian ini merupakan kolom – kolom dengan judul Var yang dapat diedit dengan nama variabel yang kita inginkan jika telah atau akan diisi data.

2. Baris Data

Merupakan urutan yang kita entry, dengan oleh nomor 1,2,3 dan seterusnya. Baris data merupakan kasus.

5.4 Memberi Nama Variabel

Untuk menyusun defenisi variabel, posisi tampilan SPSS harus berada pada Variabel View. Pilih sub menu Variabel View di sebelah kiri bawah. Lalu lakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Name


(61)

2. Type

Pilihan Type untuk mendefinisikan tipe variabel apakah itu bersifat numeric atau string.

3. Width

Pilihan Width untuk menuliskan panjang pendek variabel. 4. Decimal

Pilihan Decimal untuk menuliskan jumlah desimal di belakang koma. 5. Label

Pilihan Label untuk menuliskan label variabel. 6. Values

Pilihan Values untuk menuliskan nilai kuantitaif dari variabel yang skala pengukurannya ordinal dan nominal bukan scale.

7. Missing

Pilihan Missing untuk menuliskan ada dan tidaknya jawaban kosong. 8. Columns

Pilihan Columns untuk menuliskan lebar kolom. 9. Align

Pilihan Align untuk menuliskan rata kanan, kiri, atau tengah penempatan teks atau angka di Data View.

10. Measure

Pilihan Measure untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal, ordinal, atau scale.


(62)

Gambar 5.3 Layar Kerja Variabel View

5.5 Pengisian Data

1. Aktifkan jendela data dengan mengklik Data View, yang terletak di sudut kiri bawah jendela editor.

2. Selanjutnya ketikkan data yang sesuai untuk setiap variabel yang telah didefenisikan.


(63)

Gambar 5.4 Data yang Diolah

5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi

1. Tampilkan file yang akan ditentukan oleh persamaan regresi pada jendela editor yang tampak.

2. Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Regression dengan cursor, dan pilih Linear yang keluar pada tampilan data editor.


(64)

Gambar 5.5 Pilih Analyze, Regression, Liner

3. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel yang menjadi variabel tidak bebas, dan pindahkan ke kotak Variabel Dependent. Demikian juga sorot Variabel Independent.


(65)

Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression

4. Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan Estimate, Model Fit, Casewise Diagnostics, kemudian klik continue untuk melanjutkan, lalu klik OK.


(66)

Gambar 5.7 Kotak Dialog Linear Regression Statistic

5. Klik OK pada kotak dialog Regression Linier untuk melihat hasilnya/outputnya. 6. Kemudian dari proses di atas akan muncul output regresinya.


(67)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak tahun 2004 – 2008 maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan perhitungan menggunakan regresi linier sederhana maka dapat dicari ramalan jumlah penduduk suatu daerah atau kota yang dalam hal ini ramalan jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak.

2. Diperkirakan jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak menurut jenis kelamin laki – laki pada tahun 2012 adalah sebanyak 26.048 jiwa, jenis kelamin perempuan sebanyak 27.914 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki – laki dan perempuan) adalah sebanyak 53.962 jiwa.

3. Setelah diperlihatkan data jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki – laki.

4. Ramalah jumlah rasio penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 adalah terdapat 93 orang laki – laki per 100 perempuan.


(68)

6.2 Saran

Berdasarkan data yang telah diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak yaitu sebagai berikut:

1. Dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya, diharapkan kepada pemerintah daerah Kecamatan Padang Bolak dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menekan angka pertumbuhan penduduk, misalnya dengan menggalakkan program KB yang terarah dan berkesinambungan kepada masyarakat.

2. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara. Tapanuli Selatan Dalam Angka. Sumatera Utara : BPS Sumatera Utara.

Heer, D. M. 1985. Masalah Kependudukan di Negara Berkembang. Terjemahan R.G. Kartasapoetra, S.H dan G. Kartasapoetra. Indonesia: PT BINA AKSARA

Barclay, George W. 1990. Teknik Analisa Kependudukan. Terjemahan Drs. Rozy Munir, M.Sc dan Drs. Budiarto. Jakarta: RINEKA CIPTA

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1981. Dasar – Dasar Demogfari. Indonesia: F.E.U.I.

Sarwono, Jonathan. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: ANDI www.menkokesra.go.id


(1)

Gambar 5.5 Pilih Analyze, Regression, Liner

3. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel yang menjadi variabel tidak bebas, dan pindahkan ke kotak Variabel Dependent. Demikian juga sorot Variabel Independent.


(2)

Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression

4. Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan Estimate, Model Fit, Casewise Diagnostics, kemudian klik continue untuk melanjutkan, lalu klik OK.


(3)

Gambar 5.7 Kotak Dialog Linear Regression Statistic

5. Klik OK pada kotak dialog Regression Linier untuk melihat hasilnya/outputnya. 6. Kemudian dari proses di atas akan muncul output regresinya.


(4)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak tahun 2004 – 2008 maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan perhitungan menggunakan regresi linier sederhana maka dapat dicari ramalan jumlah penduduk suatu daerah atau kota yang dalam hal ini ramalan jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak.

2. Diperkirakan jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak menurut jenis kelamin laki – laki pada tahun 2012 adalah sebanyak 26.048 jiwa, jenis kelamin perempuan sebanyak 27.914 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki – laki dan perempuan) adalah sebanyak 53.962 jiwa.

3. Setelah diperlihatkan data jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki – laki.

4. Ramalah jumlah rasio penduduk Kecamatan Padang Bolak pada tahun 2012 adalah terdapat 93 orang laki – laki per 100 perempuan.


(5)

6.2 Saran

Berdasarkan data yang telah diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah penduduk Kecamatan Padang Bolak yaitu sebagai berikut:

1. Dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya, diharapkan kepada pemerintah daerah Kecamatan Padang Bolak dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menekan angka pertumbuhan penduduk, misalnya dengan menggalakkan program KB yang terarah dan berkesinambungan kepada masyarakat.

2. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Padang Lawas Utara. Tapanuli Selatan Dalam Angka. Sumatera Utara : BPS Sumatera Utara.

Heer, D. M. 1985. Masalah Kependudukan di Negara Berkembang. Terjemahan R.G. Kartasapoetra, S.H dan G. Kartasapoetra. Indonesia: PT BINA AKSARA

Barclay, George W. 1990. Teknik Analisa Kependudukan. Terjemahan Drs. Rozy Munir, M.Sc dan Drs. Budiarto. Jakarta: RINEKA CIPTA

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1981. Dasar – Dasar Demogfari. Indonesia: F.E.U.I.

Sarwono, Jonathan. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: ANDI www.menkokesra.go.id