meningkatnya kesejahteraan para pegawainya. Namun dalam prakteknya untuk mencapai tujuan tersebut organisasi sering menghadapi kendala, yang salah satu
faktornya adalah ketidakpuasan kerja dari para pegawainya. Sebagai akibatnya dapat berpengaruh kepada kinerja pegawai maupun kinerja organisasi secara
keseluruhan. Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini perlu dipelihara sedini mungkin agar pegawai dapat meningkatkan moral kerjanya, dedikasi, kecintaannya serta kedisiplinannya.
2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Pengertiannya kepuasaan kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2006:117
mengemukakan bahwa ; “Kepuasaan kerja adalah suatu perasaan menyokong atau tidak
menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya
”.
Sedangkan menurut Robbins 2003:78, Kepuasan Kerja adalah Sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusya
terima
Moh. As’ ad 2002:94 mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah :
Perasaan seseorang terhadap pekerjaan, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berhubungan dengan aspek-aspek pekerjaan dan kondisi lingkungan kerja
yang menyebabkan karyawannya tersebut merasa puas atau tidak puas.
Sedangkan, menurut Porter dan Lawler dikutip jurnal ilmiah manajemen vol. 04
2004, adalah kepuasan kerja merupakan bangunan unidimensional, dimana seseorang memiliki kepuasan umum atau ketidakpuasan dengan pekerjannya
”. Jadi kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaanya ini nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dalam lingkungan pekerjaannya. Tahap yang diamati
adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri diantaranya : gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan sekerja, promosi dan atasan.
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2006:478 faktor-faktor yang
mempengaruhi, yaitu : 1. Faktor Intrinsik, yaitu faktor yang berasal dalam diri karyawan dan
dibawa oleh setiap diri karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya .
2. Faktor Ekstrinsik, yaitu yang menyangkut hal-hal yang berasal dari luar karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya
dengan karyawan lain, system penggajian dan sebagainya. Kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya gaji,
tetapi terkait dengan pekerjaan itu sendiri, dengan faktor lain seperti hubungan dengan atasan, rekan sekerja, lingkungan kerja, dan aturan-aturan. Berdasarkan
para ahli mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
yang berkaitan dengan beberapa aspek menurut Marihot 2006:291, yaitu :
1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan
dirasakan adil. 2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang
apakah memiliki elemen yang memuaskan. 3. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa
berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak
menyenangkan. 4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau
petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat
mempengaruhi kepuasan kerja. 5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui
kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan naik jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau
terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan.
6. Lingkungan kerja yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, perusahaan harus merespon kebutuhan
pegawai, dan hal ini sekali lagi secara tidak langsung telah dilakukan pada berbagai kegiatan manajemen sumber daya manusia seperti dijelaskan
sebelumnya. Namun demikian, tindakan lain masih perlu dilakukan dengan cara yang disebut peningkatan kualitas kehidupan kerja.
2.1.3.3 Teori Kepuasan Kerja