Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina,

(1)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

PADA KOMPLEK PERUMAHAN KARYAWAN

PT.PERTAMINA (PERSERO) UP II SEI-PAKNING

KABUPATEN BENGKALIS, RIAU DARI

RESERVOAR WDcP (Water decolorization Plant)

KILANG PERTAMINA

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

I R F A N D I NIM. 040401070

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala karunia dan rahmatNya yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas Sarjana ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana Teknik di Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun Tugas Sarjana yang dipilih, diambil dari mata kuliah Sistem Perpipaan, yaitu “Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada

Komplek Perumahan Karyawan PT.PERTAMINA (PERSERO) UP.II Sei-Pakning, bengkalis, RIAU dari unit distribusi WDcP Kilang PERTAMINA”.

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh dari perkuliahan, menggunakan literatur serta bimbingan dan arahan dari Dosen Pembimbing.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ;

1. Kedua orang tua tercinta, ,adik – adik tersayang atas doa, kasih sayang, pengorbanan dan tanggung jawab yang selalu menyertai penulis.

2. Bapak Dr.Ing Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST, MT, selaku Ketua dan Sekretaris Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU,

3. Bapak DR. Ir. Farel H. Napitupulu, DEA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing saya hingga tugas ini dapat terselesaikan,

4. Bapak Ir.Isril Amir dan Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc sebagai dosen pembanding seminar tugas sarjana penulis yang banyak membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana ini,

5. Bapak Mahadi, ST, yang bersedia meluangkan waktu sebagai sekretaris seminar tugas sarjana penulis,


(3)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

7. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai (teristimewa kepada Kak Is,Kak Sonta), Departement Teknik Mesin Fakultas Teknik USU,

8. Bapak Risdianto dan segenap karyawan PT.PERTAMINA UP II Sei-pakning yang berkenan memberikan data survey kepada penulis.

9. Teman-teman stambuk 2004 dan rekan-rekan yang menemani penulis selama mengikuti study dalam suka dan duka,

10. Serta semua pihak yang banyak membantu penulis dalam meyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini berguna bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita.

Medan, Februari 2009

Penulis,

IRFANDI 040401070


(4)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR SPESIFIKASI TUGAS KARTU BIMBINGAN

DAFTAR ISI ...i

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GRAFIK ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMBANG...viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Tujuan ...2

1.3. Batasan Masalah ...2

1.4. Sistematika Penulisan ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida ...5

2.2. Energi dan Head ...6

2.3. Persamaan Bernoulli ...7

2.4. Aliran Laminar dan Turbulen ...9

2.5. Kerugian Head (Head Losses) ...10

2.6. Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa ...13


(5)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

2.8. Pipa Yang Dihubungkan Paralel...16

2.9. Sistem Jaringan Pipa ...17

2.10. Dasar Perencanaan Pompa ...20

2.10.1 Kapasitas ...20

2.10.2 Head Pompa ...20

2.10.3 Sifat Zat Cair ...21

2.10.4 Unit Penggerak Pompa ...22

2.11. Dasar Pemilihan Pompa ...22

BAB III PERENCANAAN PIPA PADA SISTEM JARINGAN PIPA ...23

3.1. Jumlah Pemakaian Air ...23

3.1.1. Kebutuhan air bersih pada perumahan ...23

3.1.2. Kebutuhan air bersih untuk perkantoran ...24

3.1.3. Kebutuhan air bersih untuk dormitory ...25

3.1.4. Kebutuhan air bersih untuk sekolah ...25

3.1.5. Kebutuhan air bersih untuk rumah ibadah ...27

3.1.6. Kebutuhan air bersih untuk rumah sakit ...27

3.1.7. Kebutuhan air bersih untuk wisma ...28

3.1.8. Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lain ...28

3.2 Estimasi Pemakaian air per hari ...29

3.3. Pemilihan Jenis Pipa ...35

3.4. Analisa Kapasitas Aliran Fluida ...36

BAB IV PEMILIHAN POMPA ...54

4.1. Analisa Fungsi dan Instalasi Pompa ...54


(6)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

4.3. Instalasi Pompa dan Perpipaan ...56

4.4. Head Pompa ...57

4.5. Pemilihan Jenis Pompa ...60

4.6. Putaran Motor Penggerak Pompa ...60

4.7. Putaran Spesifik dan Jenis Impeler ...63

4.8. Daya Motor Penggerak ...64

4.9. Perhitungan Ukuran pipa ...66

4.9.1 Diameter Pipa Sisi Hisap (suction) ...66

4.9.2. Diameter Pipa Distribusi ...68

4.10. Bak Distribusi (Reservoar) ...69

4.10.1. Kapasitas air untuk kebutuhan per hari ...69

4.10.2. Kapasitas air untuk pemadam kebakaran ...69

4.10.3. Kapasitas air untuk kebutuhan lain-lain ...70

BAB V KESIMPULAN ...72

DAFTAR PUSTAKA ...74 LAMPIRAN


(7)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Nilai kekasaran dinding untuk berbagai

pipa komersil ... 11

Tabel 2.2 Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams ... 14

Tabel 3.1 Pemakaian air rata-rata ... 23

Tabel 3.2 Pressure Gauge yang terbaca selama 24 jam ... 29

Tabel 3.3 Persentase pemakaian air selama 24 jam ... 30

Tabel 3.4 Pemakaian air pada pukul 05.00-08.00 ... 30

Tabel 3.5 Pemakaian air pada pukul 08.00-11.00 ... 30

Tabel 3.6 Pemakaian air pada pukul 11.00-14.00 ... 31

Tabel 3.7 Pemakaian air pada pukul 14.00-17.00 ... 31

Tabel 3.8 Pemakaian air pada pukul 17.00-20.00 ... 31

Tabel 3.9 Pemakaian air pada pukul 20.00-01.00 ... 32

Tabel 3.10 Pemakaian air pada pukul 01.00-05.00 ... 32

Tabel 3.11 Pemakaian air total selama 24 jam ... 32

Tabel 4.1 Penentuan jumlah pompa ... 55

Tabel 4.2 Perhitungan Head losses untuk pipa terjauh ... 58

Tabel 4.3 Cara pengaturan putaran pada motor listrik ... 62

Tabel 4.4 Harga putaran dan jumlah kutub ... 63


(8)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 4.6 Kebutuhan air untuk fasilitas lain ... 70

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Estimasi Pemakaian air per hari... 33 Grafik 4.2 Karakteristik H vs Q untuk perubahan kecepatan ... 61 Grafik 4.2 Efisiensi Pompa vs Putaran ... 64 Grafik 4.3 Harga - harga informatif untuk kecepatan


(9)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 FlowChart perancangan ... 4

Gambar 2.1 Profil kecepatan pada saluran tertutup ... 5

Gambar 2.2 Profil kecepatan pada saluran terbuka ... 5

Gambar 2.3 Ilustrasi persamaan Bernoulli ... 8

Gambar 2.4 Diagram Moody ... 11

Gambar 2.5 Pipa yang dihubungkan seri ... 15

Gambar 2.6 Pipa yang dihubungkan secara parallel ... 16

Gambar 2.7 Jaringan pipa ... 17

Gambar 3.1 Distribusi air pada jaringan pipa ... 34

Gambar 3.2 Posisi penempatan pipa ... 35

Gambar 3.3 Perhitungan head losses dengan diagram pipa ... 37

Gambar 3.4 Iterasi I Loop I ... 39

Gambar 3.5 Iterasi I Loop II ... 39

Gambar 3.6 Iterasi I Loop III ... 40

Gambar 3.7 Iterasi I Loop IV ... 41

Gambar 3.8 Iterasi I Loop V ... 42

Gambar 3.9 Jaringan pipa A ... 43

Gambar 3.10 Jaringan pipa B ... 44


(10)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3.12 Jaringan pipa D ... 45

Gambar 3.13 Jaringan Pipa ... 45

Gambar 3.14 Iterasi I Loop VI ... 46

Gambar 3.15 Iterasi I Loop VII. ... 47

Gambar 3.16 Iterasi I Loop VIII ... 48

Gambar 4.1 Instalasi pompa dan reservoar ... 54

Gambar 4.2 Instalasi pada pumping station ... 56

Gambar 4.3 Instalasi pipa ... 57

Gambar 4.4 Daerah kerja beberapa jenis konstruksi pompa sentrifugal ... 60

Gambar 4.5 Klasifikasi impeler menurut putaran spesifik ... 64


(11)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMBANG

Simbol Keterangan Satuan

As Luas penampang pipa m2

C Koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams

Ds Diameter dalam pipa mm

D Diameter luar pipa mm

f Faktor gesekan pipa Darcy-Weisbach

g Percepatan gravitasi m/ s2

HL Head losses sepanjang pipa m

HS Head statis m

hf Kerugian head mayor m

hm Kerugian head minor m

K Koefisien kerugian perlengkapan pipa

L Panjang pipa m

Nm Daya motor listrik kW

Np Daya pompa kW

ns Putaran spesifik rpm

P Tekanan pada pipa kPa


(12)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Re Bilangan Reynold

V Kecepatan aliran pada pipa m/ s

α Faktor cadangan daya

γ Berat jenis air N/ m3

ε Kekasaran pipa

p

η Effisiensi pompa %

t

η Effisiensi transmisi %

υ Viskositas kinematik air m2/ s

π Konstanta phi

ρ Massa jenis air kg/ m3


(13)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia pada dasarnya selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga selalu ingin berusaha untuk lebih mempermudah pekerjaan yang dilakukannya, maka pada akhirnya manusia berusaha untuk membuat mesin-mesin yang pada prinsipnya untuk mempermudah segala pekerjaan yang dilakukan oleh manusia.

Dalam kehidupan manusia kini sangat banyak sekali dijumpai mesin-mesin yang digunakan seperti kompresor, pompa, turbin, boiler, mesin-mesin AC dan sebagainya. Namun pada umumnya mesin-mesin diatas tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari penggunaan “ pipa “.

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk menghantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Adapun sistem pengaliran fluida dilakukan dengan metode gravitasi maupun dengan sistem aliran bertekanan.

Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standart dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan Cast Iron, PVC (Polyvinil Chloride), New

Steel, Galvanized iron dan lain-lain.

Untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang perpipaan tentu bukanlah suatu hal yang mudah, selain harus memiliki dasar ilmu keserjanaan teknik seperti peralatan mekanis, korosi, mekanika fluida, pemilihan material, seni merancang jalur pipa dan banyak disiplin ilmu lain yang harus dikuasai serta yang terpenting dari semua itu adalah pengalaman di lapangan.

Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa yang disusun secara seri maupun paralel maka persoalan yang dihadapi belumlah


(14)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

begitu rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian yang sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Dalam perencanaan itu hal-hal yang perlu diperhitungkan diantaranya besarnya kapasitas dan kecepatan aliran dari fluida yang melalui jalur pipa dan hal-hal lain yang perlu diperhitungkan dalam hal perencanaan.

Begitu banyaknya penggunaan pipa dalam kehidupan manusia sehingga dengan didasarkan kepada hal tersebut maka dalam rangka penyusunan Tugas Sarjana ini penulis mengambil bidang Sistem Perpipaan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah merupakan Tugas Skripsi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Strata satu (S1) pada Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Sedangkan tujuan umum dari perencanaan ini adalah :

1. Untuk lebih mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang diperoleh di bangku kuliah terutama mata kuliah Sistem Perpipaan dan Mekanika Fluida.

2. Mencoba untuk mendesain suatu jaringan pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih pada suatu daerah tertentu.

3. Mencoba utnuk menganalisa distribusi di tiap loop, menentukan diameter pipa, menentukan kapasitas pompa, daya pompa da Head pompa yang dibutuhkan

1.3 Batasan Masalah

Pada perencanaan ini akan dibahas mengenai perancangan dan analisa pendistribusian air bersih ke konsumen pada suatu jaringan perpipaan di Kompleks Perumahan PT (PERSERO). PERTAMINA UP II. Sei. Pakning, RIAU

Adapun permasalahan yang akan di analisa antara lain kapasitas aliran fluida pada tiap loop, kerugian head yang terjadi pada tiap pipa dan ukuran pipa


(15)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

yang digunakan. Pada perencanaan ini juga ditentukan spesifikasi pompa yang nantinya sesuai untuk digunakan dalam pendistribusian air bersih.

1.4 Sistematika Penulisan

Tugas Sarjana ini terdiri dari 5 bab.

Bab 1 memuat latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab 2 memuat pembahasan materi mengenai kecepatan dan kapasitas aliran fluida, jenis aliran, persamaan empiris di dalam pipa dan sistem jaringan pipa.

Bab 3 meliputi perencanaan pipa pada sistem jaringan pipa yaitu jumlah kapasitas pemakaian air, analisa aliran fluida meliputi kapasitas dan head losses.

Bab 4 meliputi pemilihan pompa yaitu daya pompa, daya motor penggerak pompa dan tipe impeller pompa.


(16)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Mulai

1.5 Flow Chart Rancangan

Jumlah pelanggan dan Site plan Booster Pump

Site plan , Jumlah rata-rata penghuni tiap rumah, dan

penduduk yang menggunakan air di areal komplek

Diperoleh kebutuhan air per hari sebesar = 0,018591966 m3/s

Diperoleh faktor koreksi yang sudah mendekati nilai nol

Survey ke W.Dc.P

Survey ke Komplek Perumahan

Menghitung kebutuhan air per

hari yang digunakan pada

komplek

Membuat gambar

loop

Menganalisa kapasitas aliran masing-masing loop dengan cara

iterasi

it ik l h

Menentukan spesifikasi pompa


(17)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Selesai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida.

Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga pengukuran kecepatan merupakan fase yang sangat penting dalam menganalisa suatu aliran fluida. Kecepatan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel yang dikenali untuk bergerak sepanjang jarak yang telah ditentukan.

Besarnya kecepatan aliran fluida pada suatu pipa mendekati nol pada dinding pipa dan mencapai maksimum pada tengah-tengah pipa. Kecepatan biasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan yang tidak serius dalam masalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya adalah pada penampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan pada aliran fluida umumnya menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yang disebutkan.


(18)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

γ γ

ρ ρ

Gambar 2.2 Profil kecepatan aliran fluida pada saluran terbuka.

Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir dalam suatu pipa. Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume, berat atau massa fluida dengan masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m3/s), laju aliran berat (N/s) dan laju aliran massa (kg/s).

Kapasitas aliran (Q) untuk fluida yang incompressible menurut [1], yaitu : Q = A . v

Dimana : Q = laju aliran volume (m3/s) A = luas penampang aliran (m2) v = kecepatan aliran fluida (m/s)

Laju aliran berat fluida (W) menurut [2] dirumuskan sebagai : W = . A . v

Dimana : W = laju aliran berat fluida (N/s) = berat jenis fluida (N/m3)

Laju aliran fluida massa (M) menurut [3] dinyatakan sebagai : M = . A . v

Dimana : M = laju aliran massa fluida (kg/s) = massa jenis fluida (kg/m3)

2.2. Energi dan Head

Energi biasanya didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Kerja merupakan hasil pemanfaatan tenaga yang dimiliki secara langsung pada suatu jarak tertentu. Energi dan kerja dinyatakan dalam satuan N.m (Joule). Setiap fluida yang sedang bergerak selalu mempunyai energi. Dalam menganalisa masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan adalah mengenai energi potensial, energi kinetik dan energi tekanan.

Energi potensial menunjukkan energi yang dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya. Energi potensial (Ep) menurut [4] dirumuskan sebagai :

Ep = W . z Dimana : W = berat fluida (N)


(19)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

2

2 1

mv

γ pW Ef = γ

γ pW g

Wv Wz

E= + ⋅ +

2

2 1

γ p g v z

H = + +

2

2

Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena pengaruh kecepatan yang dimilikinya. Energi kinetik menurut [5] dirumuskan sebagai :

Ek =

Dimana : m = massa fluida (kg)

v = kecepatan aliran fluida (m/s2)

Energi tekanan disebut juga dengan energi aliran adalah jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memeksa elemen fluida bergerak menyilang pada jarak tertentu dan berlawanan dengan tekanan fluida.

Besarnya energi tekanan (Ef) menurut [6] dirumuska sebagai : Ef = p . A . L

Dimana : p = tekanan yang dialami oleh fluida (N/m2) A = luas penampang aliran (m2)

L = panjang pipa (m)

Basarnya energi tekanan menurut [7] dapat juga dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : = berat jenis fluida (N/m3)

Total energi yang terjadi merupakan penjumlahan dari ketiga macam energi diatas, menurut [8] dirumuskan sebagai :

Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan head (H) dengan membagi masing-masing variabel di sebelah kanan persamaan dengan W ( berat fluida), menurut [9] dirumuskan sebagai :

2.3 Persamaan Bernoulli

Hukum kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan namun dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada


(20)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

2 2 2 2 1 2 1 1 2

2 g z

v p z g v p + + = + + γ γ γ hl z g v p z g v p + + + = + + 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 γ γ

titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada energi yang ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari fluida.

Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang menurut [10] disebut dengan persamaan Bernoulli, yaitu :

Dimana : p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2

v1 dan v2 = kecepatan aliran pada titik 1 dan 2 z1 dan z2 = perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 = berat jenis fluida

g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2

Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head losses terjadi diantara dua titik. Jika head losses tidak diperhitungkan maka akan menjadi masalah dalam penerapannya di lapangan. Jika head losses dinotasikan dengan “hl” maka persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis menjadi persamaan baru, dimana menurut [11] dirumuskan sebagai :


(21)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

µ ρdV Re =

Persamaan Bernouli dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak permasalahan tipe aliran, biasanya untuk fluida inkompressibel tanpa adanya penambahan panas atau energi yang diambil dari fluida. Namun, persamaan ini tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan aliran fluida yang mengalami penambahan energi untuk menggerakkan fluida oleh peralatan mekanik, misalnya pompa, turbin dan peralatan lainnya.

2.4 Aliran Laminar dan Turbulen

Aliran fluida yang mengalir di dalam pipa dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe aliran yaitu “laminar” dan “turbulen”. Aliran dikatakan laminar jika partikel-partikel fluida yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-ratanya saja yang mengikuti sumbu pipa.

Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa silindris merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re). Dalam menganalisa aliran di dalam salurn tertutup, sangatlah penting untuk mengetahui tipe aliran yang mengalir dalam pipa tersebut. Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan Reynold dengan mengetahui parameter-parameter yang diketahui besarnya. Besarnya Reynold (Re) menurut [12] dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dimana = Viskositas Dinamik (Pa.dtk) d = diameter dalam pipa (m) V = kecepatan aliran fluida (m/dtk) = Rapat massa (Kg/m3)


(22)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

g v d L f hf

2

2

= v Vd Re =

Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas kinematik (v) maka bilangan Reynold menurut [13] dapat juga dinyatakan :

Dimana : d = diameter dalam pipa (m) V = kecepatan aliran fluida (m/dtk) = Viskositas kinematik (m2/dtk) Re = Reynold Number

Menurut [14], aliran akan laminar jika bilangan Reynold kurang dari 2000 dan akan turbulen jika bilangan Reynold lebih besar dari 4000. Jika bilangan Reynold terletak antara 2000 – 4000 maka disebut aliran transisi.

2.5 Kerugian Head (Head Losses) A. Kerugian Head Mayor

Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil).

Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari dua rumus berikut, yaitu :

1. Persamaan Darcy – Weisbach, menurut [15] yaitu :

Dimana : hf = kerugian head karena gesekan (m) f = faktor gesekan

d = diameter dalam pipa (m) L = panjang pipa (m)

v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/dtk) g = percepatan gravitasi (m/ dtk2)


(23)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

dimana faktor gesekan (f) dapat dicari dengan menggunakan diagram Moody

Gambar 2.4 Diagram Moody

Dimana nilai kekasaran untuk beberapa jenis pipa disajikan dalam tabel 2.1

Tabel 2.1 Nilai kekerasan dinding untuk berbagai pipa komersil

Bahan Kekasaran

ft m

Riveted Steel 0,003 – 0,03 0,0009 – 0,009

Concrete 0,001 – 0,01 0,0003 – 0,003

Wood Stave 0,0006 – 0,003 0,0002 – 0,009

Cast Iron 0,00085 0,00026

Galvanized Iron 0,0005 0,00015

Asphalted Cast Iron 0,0004 0,0001

Commercial Steel or Wrought Iron 0,00015 0,000046 Drawn Brass or Copper Tubing 0,000005 0,0000015

Glass and Plastic “smooth” “smooth”

Sumber: Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill. New York. 1987, hal. 134.


(24)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

L d C

Q hf 1,85 4,85

85 , 1 666 , 10 =         = d f ε 7 , 3 log 0 , 2 1 25 , 0 Re 316 , 0 = f         = 51 , 2 Re log 0 , 2 1 f f

(

Re

)

0,8 log

0 ,

2 f

2. Persamaan Hazen – Williams

Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum.

Bentuk umum persamaan Hazen – Williams menurut [16], yaitu :

Dimana : hf = kerugian gesekan dalam pipa (m) Q = laju aliran dalam pipa (m3/dtk) L = paanjang pipa (m)

C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams (diperoleh dari Tabel 2.2)

d = diameter dalam pipa (m)

Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynold lebih besar dari 4000, maka hubungan antara bilangan Reynold, faktor gesekan dan kekasaran relatif menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari hasil eksperimen, antara lain :

1. Untuk daerah complete roughness, rough pipes menurut [18], yaitu :

2. Untuk pipa sangat halus seperti glass dan plastik, hubungan antara bilangan Reynold dan faktor gesekan menurut [19] dirumuskan sebagai :

a. Blasius : untuk Re = 3000 – 100.000

b. Von Karman :


(25)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

74 , 1 log 0 , 2 1 + = ε d f         + − = f d f Re 51 , 2 7 , 3 log 0 , 2 1 ε g v K he 2 2 =

Untuk Re sampai dengan 3.106. 3. Untuk pipa kasar, menurut [20], yaitu :

Von Karman :

Dimana harga f tidak tergantung pada bilangan Reynold.

4. Untuk pipa antara kasar dan halus atau dikenal dengan daerah transisi, menurut [21], yaitu :

Corelbrook – White :

B. Kerugian Head Minor

Selain kerugian yang disebabkan oleh gesekan, pada suatu jalur pipa juga terjadi kerugian karena kelengkapan pipa seperti belekon, siku, sambungan, katup dan sebagainya yang disebut dengan kerugian kecil (minor losses).

Besarnya kerugian minor akibat adanya kelengkapan pipa menurut [22] dirumuskan sebagai :

Dimana : he =Head losses minor

K = koefisien kerugian ( dari lampiran koefisien minor losses peralatan pipa)

v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/dtk).

Menurut [23], untuk pipa yang panjang (L/d >>> 1000), minor losses dapat diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berarti tetapi menjadi penting pada pipa yang pendek.

2.6 Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa permasalahan aliran fluida dalam pipa dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli, persamaan Darcy dan Diagram Moddy. Pengguanaan rumus empiris juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran. Dalam hal ini digunakan dua model rumus yaitu persamaan Hazen – Williams dan persamaan Manning.


(26)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

54 , 0 63 , 0

8492 ,

0 CR s

v=

4

d

L hl

2 1 3 2

0 , 1

s R n =

υ

1. Persamaan Hazen – Williams dengan menggunakan satuan Internasional menurut [24], yaitu :

Dimana : v = kecepatan aliran (m/s)

C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams R = jari-jari hidrolik

= untuk pipa bundar

s = slope dari gradien energi (head losses/ panjang pipa =

Tabel 2.2 Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams

Extremely smooth and straight pipes 140

New Steel or Cast Iron 130

Wood; Concrete 120

New Riveted Steel; vitrified 110

Old Cast Iron 100

Very Old and Corroded Cast Iron 80

(Sumber : Jack. B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill, New York. 1987, hal. 161.)

2. Persamaan Manning dengan satuan Internasional, menurut [25] yaitu:

Dimana : n = koefisien kekasaran pipa Manning

Persamaan Hazen – Williams umumnya digunakan untuk menghitung head loss dalam pipa yang sangat panjang seperti jalur pipa penyedia air minum. Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk liquid lain selain air dan digunakan khusus untuk aliran yang bersifat turbulen. Persamaan Darcy – Weisbach secara teoritis tepat digunakan untuk semua rezim aliran dan semua jenis liquid. Persamaan Manning biasanya digunakan untuk aliran saluran terbuka (open


(27)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

2.7 Pipa Yang Dihubungkan Seri.

Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa akan dialiri oleh aliran yang sama. Total kerugian head pada seluruh sistem adalah jumlah kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa yang dirumuskan sebagai:

Q0 = Q1 = Q2 = Q3

Q0 = A1V1 = A2V2 = A3V3 ∑ hl = hl1 + hl2 + hl3

Persoalan aliran yang menyangkut pipa seri sering dapat diselesaikan dengan menggunakan pipa ekuivalen, yaitu dengan menggantikan pipa seri dengan diameter yang berbeda-beda dengan satu pipa rkuivalen tunggal. Dalam hal ini, pipa tunggal tersebut memiliki kerugian head yang sama dengan sistem yang digantikannya untuk laju aliran yang spesifik.


(28)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

... 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 =     + =     + =     + g v K d L f g v K d L f g v K d L

f L L L

2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 kL d L f kL d L f v v ∑ +     ∑ +     =

2.8 Pipa Yang Dihubungkan Paralel

Gambar 2.6 Pipa yang dihubungkan secara paralel

Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara paralel, total laju aliran sama dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan rugi head pada sebuah cabang sama dengan pada yang lain yang dirumuskan sebagai :

Q0 = Q1 + Q2 + Q3

Q0 = A1V1 + A2V2 + A3V3 hl1 = hl2 = hl3

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa persentase aliran yang melalui setiap cabang adalah sama tanpa memperhitungkan kerugian head pada cabang tersebut.

Rugi head pada setiap cabang boleh dianggap sepenuhnya terjadi akibat gesekan atau akibat katup dan perlengkapan pipa, diekspresikan menurut panjang pipa atau koefisien losses kali head kecepatan dalam pipa yang dirumuskan sebagai :


(29)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009 2.9 Sistem Jaringan Pipa

Gambar 2.7 Jaringan pipa

Jaringan pipa pengangkut air kompleks dapat dianalisis dengan cepat menggunakan persamaan Hazen – Williams atau rumus geseskan lain yang sesuai. Perhitungan distribusi aliran pada suatu jaringan biasanya rumit karena harus memecahkan serangkaian persamaan hambatan yang tidak linear melalui prosedur yang iteratif. Kesulitan lainnya adalah adanya kenyataan bahwa kebanyakan jaringan, arah aliran pipa tidak diketahui sehingga losses antara dua titik menjadi sukar untuk ditentukan. Dalam perancangan sebuah jaringan, aliran dan tekanan di berbagai titik menjadi persyaratan utama untuk menentukan ukuran pipa, sehingga harus diselesaikan dengan cara berurutan dan iterasi.

Sebuah jaringan yang terdiri dari sejumlah pipa mungkin membentuk sebuah loop, dimana pipa yang sama dipakai oleh dua loop yang berbeda, seperti terlihat pada gambar di atas. Ada dua syarat yang harus diperhatikan agar aliran dalam jaringan tersebut setimbang, yaitu :

1. Aliran netto ke sebuah titik harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa laju aliran ke sebuah titik pertemuan harus sama dengan laju aliran dari titk pertemuan yang sama.


(30)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

(

+∆

) ( )

= +∆

( )

+.... dQ Q df Q Q f Q Q f hl ∑ 0 1 0 0 85 ,

1 hl Q

hl nQ nQ dQ dhl hl Q X X ∑ ∑ − = ∑ ∑ − = ∑ ∑ − = ∆ − 85 , 1 54 , 0 1 = 87 , 4 85 , 1 73 , 4 d C L n= 5 2 8 d g fL n π =

2. Head losses netto di seputar sebuah loop harus sama dengan nol. Jika sebuah loop ditelusuri ke arah mana pun, sambil mengamati perubahan akibat gesekan atau losses yang lain, kita harus mendapatkan aliran yang setimbang ketika kembali ke kondisi semula ( head dan tekanan) pada kondisi awal.

Prosedur untuk menentukan distribusi aliran dalam suatu jaringan meliputi penentuan aliran pada setiap sehingga kontinuitas pada setiap pertemuan terpenuhi (syarat 1). Selanjutnya head losses dari setiap loop dihitung dan jika tidak sama dengan nol maka aliran yang telah ditetapkan harus dikoreksi kembali dengan perkiraan dan metode iterasi yang disebut metode Hardy Cross.

Untuk sebuah loop tertentu dalam suatu jaringan misalkan Q adalah laju aliran sesungguhnya atau laju aliran setimbang dan Q0 adalah laju aliran yang diandaikan sehingga Q = Q0 + Q. Dari persamaan Hazen – Williams hl = NqX, maka fungsi Q dapat dikembangkan dalam deret Taylor sebagai :

Jika hanya orde pertama yang digunakan, kemudian ∆Q dihitung dengan f(Q) =, maka :

Harga x adalah eksponen dalam persamaan Hazen – Williams pabila digunakan untuk menghitung hl dan besarnya adalah dan n menyatakan suku- suku yang terdapat dalam persamaan yang menggunakan satuan British, yaitu : .

Cara lain yang dapat digunakan ialah dengan persamaan Darcy – Weisbach dengan x = 2 dan . Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa faktor gesekan selalu berubah untuk setiap iterasi.

Prosedur pengerjaannya sebagai berikut :

1. Andaikan distribusi aliran yang paling wajar, baik besar maupun arahnya dalam setiap pipa sehingga total aliran ke setiap titik pertemuan


(31)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

0 / Q

hl n

hl Q

∑−∑ = ∆

hl

0

Q hl

85 , 0 0 0

nxQ Q

hl ∑ =     ∑

Q

mempunyai jumlah aljabar nol. Ini harus ditunjukkan dari diagram jaringan pipa yang bersangkutan.

2. Buat sebuah tabel untuk menganalisa setiap loop tertutup dalam jaringan yang semi-independent.

3. Hitung head losses pada setiap pipa.

4. Untuk tiap loop, anggap bahwa laju aliran Q0 dan head losses (hl) positif untuk aliran yang searah jarum jam dan negatif untuk aliran yang berlawanan arah jarum jam.

5. Hitung jumlah aljabar head losses ( ) dalam setiap pipa.

6. Hitung total head losses per satuan laju aliran untuk tiap pipa. Tentukan jumlah besaran . Dari definisi tentang head 7. losses dan arah aliran, setiap suku dalam penjumlahan ini harus bernilai

positif.

8. Tentukan koreksi aliran dari tiap loop, menurut [26] dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : ∆Q = koreksi laju aliran untuk loop

∑hl = jumlah aljabar kerugian head untuk semua pipa dalam Loop.

n = harga yang bergantung pada persamaan yang digunakan untuk menghitung laju aliran.

n = 1,85 bila digunakan persamaan Hazen – Williams. n = 2 bila digunakan persamaan Darcy dan Manning.

Koreksi diberikan untuk setiap pipa dalam loop. Sesuai dengan kesepakatan, jika bernilai positif ditambahkan ke aliran yang searah jarum jam dan dikurangkan jika berlawanan arah jarum jam. Untuk pipa yang digunakan secara bersama dengan loop lain, maka koreksi aliran untuk pipa tersebut adalah harga netto dari koreksi untuk kedua loop.


(32)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

hl

0

Q hl

9. Tuliskan aliran yang telah di koreksi pada diagram jaringan pipa seperti pada langkah 1. untuk memeriksa koreksi pada langkah 7 perhatikan kontinuitas pada setiap pertemuan pipa.

10. Ulangi Langkah 1 sampai 8 hingga koreksi aliran = 0. Prosedur di atas dapat digambarkan pada sebuah tabel berikut :

1 2 3 4 5 6 7

No. pipa Panjang Pipa (L)

Diameter Pipa (d)

Laju Aliran

(Qo)

Unit head Losses (hf)

Head Losses

(hl)

0

Q hl

m m m3/s m s/m2

Diketahui Diketahui Diketahui Ditaksir Diagram pipa hf1x L 1

2

2.10 Dasar Perencanaan Pompa

Dalam perancangan pompa untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan head tertentu diperlukan beberapa syarat utama, yaitu :

1. Kapasitas

Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per satuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan.

2. Head pompa

Head pompa adalah ketinggian dimana kolom fluida harus naik untuk memperoleh jumlah yang sama dengan yang dikandung oleh satuan bobot fluida pada kondisi yang sama. Head ini ada dalam tiga bentuk, yaitu :


(33)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

g v 2 2 γ p L H Z g v P Hp Z g v P + + + = + + + 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 γ γ

(

Z Z

)

HL

g v v P P

Hp= − + − + 21 +

2 1 2 2 1 2 2 γ γ 1 2 P P

a. Head potensial

Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane). Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.

b. Head kecepatan

Head kecepatan atau head kinetik yaitu suatu ukuran energi kinetik yang dikandung fluida yang disebabkan oleh kecepatannya dan dinyatakan dengan persamaan .

c. Head tekanan

Head tekanan adalah energi yang dikandung fluida akibat tekanannya dan dinyatakan dengan .

Head total dari pompa diperoleh dengan menjumlahkan head yang disebut di atas dengan kerugian-kerugian yang timbul dalam instalasi pompa (head mayor dan head minor).

3. Sifat zat cair

Sifat-sifat fluida kerja sangat penting untuk diketahui sebelum perencanaan pompa. Pada perencanaan ini, temperatur air dianggap sama dengan temperatur kamar.

Persamaan Bernoulli

Menurut [27], untuk mencari head pompa dapat digunakan persamaan Bernoulli, yaitu :

atau :


(34)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

g v v

2

2 1 2 2 −

adalah perbedaan head kecepatan Z2 – Z1 adalah perbedaan head statis HL adalah head losses total.

4. Unit penggerak pompa

Pada perancangan ini direncanakan pompa yang mempunyai konstruksi kokoh dan dapat menjamin tidak terjadinya kebocoran sama sekali. Hal ini direncanakan dengan merancang sistem penggerak pompa dan bagian utama poros sebagai satu unit kesatuan. Umumnya unit penggerak pompa yang biasanya dipakai adalah motor bakar, motor listrik dan turbin uap.

2.11 Dasar Pemilihan Pompa

Dalam pemilihan jenis pompa yang digunakan untuk mendistribusikan fluida kerja ini, perlu dipertimbangkan faktor teknis dan ekonomisnya. Pompa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah jenis pompa sentrifugal dengan pertimbangan :

• Kapasitas pompa besar.

• Aliran fluida yang dipompakan kontinu.

• Konstruksi kecil dan sederhana sehingga mudah dalam pemeliharaan dan dapat digabungkan dengan unit penggerak pompa sebagai satu kesatuan.

• Dapat beroperasi pada putaran tinggi dan dikopel langsung dengan motor penggerak.

• Getaran yang terjadi pada saat pengoperasiannya relative kecil.

• Untuk melayani kebutuhan yang sama, harga awal dan perawatan lebih murah dibanding jenis lain.


(35)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

PERENCANAAN PIPA PADA SISTEM JARINGAN PIPA

3.1 Jumlah Pemakaian Air

Dalam merencanakan suatu sistem jaringan pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih pada perumahan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan air secara keseluruhan yang meliputi kebutuhan perumahan itu sendiri dan fasilitas lainnya..

3.1.1 Kebutuhan air bersih pada perumahan

Adapun jumlah anggota keluarga setiap rumah berkisar antara 4 – 8 orang. Dalam perencanaan ini diambil rata-rata setiap rumah berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 ayah, 1 ibu dan 2 anak . Dari hasil survei diperoleh jumlah rumah yang terdapat pada kompleks perumahan PT. PERTAMINA = 340 rumah sehingga jumlah penduduk yang terdapat pada perumahan adalah 340 x 4 orang = 1360 orang.

Tabel 3.1 Pemakaian air rata-rata menurut [28].

No Jenis gedung Pemakaian

air rata-rata

sehari (liter)

Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari

(jam)

Perbandingan luas lantai efektif/total

(%)

Keterangan

1 Perumahan

mewah

250 8-10 42-45 Setiap


(36)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

2 Rumah biasa 160-250 8-10 50-53 Setiap

Penghuni

3 Asrama 120 8 bujangan

4 Sekolah 80 6 58-60

5 Perkantoran 100 8 60-70 Setiap pegawai

6 Penginapan 250-300 10 Untuk setiap

tamu

7 Gedung

peribadatan

10 3 Berdasarkan

jumlah jemaah

Dengan standard kebutuhan air penduduk rata-rata sebesar 230 liter.orang (untuk keperluan rumah tangga) maka kebutuhan air penduduk dapat dihitung dengan cara :

Kebutuhan air penduduk = jumlah penduduk x kebutuhan air rata- rata per hari = 1360 x 230 liter

= 312.800 liter

3.1.2 Kebutuhan air bersih untuk Perkantoran.

Pada kompleks perumahan ini terdapat beberapa buah kantor antara lain :

Kantor Induk.

Jumlah pegawai = 179 orang Pemakaian air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 179 x 100 liter

= 17.900 liter

Kantor Sipil.

Jumlah pegawai = 8 orang Pemakaian air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 8 x 100 liter


(37)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Kantor Bank Mandiri.

Jumlah pegawai = 5 orang Pemakaian air rata-rata per hari per orang = 5 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 5 x 100 liter

= 500 liter

Kantor Telekomunikansi dan Informasi.

Jumlah pegawai = 12 orang Pemakaian air rata-rata per hari per orang = 12 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 12 x 100 liter

= 1.200 liter

Maka total pemakaian air untuk perkantoran di komplek perumahan ini adalah 20.400 liter per hari

3.1.3 Kebutuhan air bersih untuk Dormitory(Mess).

Pada kompleks perumahan ini dibangun 1 buah dormitory atau mess untuk karyawan yang belum menikah (bujangan).

Jumlah orang = 150 orang Pemakaian air rata-rata per hari per orang = 150 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 150 x 150 liter

= 19.500 liter

3.1.4 Kebutuhan air bersih untuk sekolah.

Pada perumahan ini tersedia 4 buah sekolah yang terdiri dari TK, SD, SMP dan MADRASAH. Dari data survei diperoleh jumlah siswa dan kebutuhan air untuk keempat sekolah tersebut, yaitu :

1. Sekolah TK

Jumlah siswa = 100 orang Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 50 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 100 x 50 liter


(38)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan air untuk guru dan pegawai kantor.

Jumlah guru = 11 orang.

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 11 x 100 liter

= 1100 liter Jadi total kebutuhan air untuk sekolah TK adalah 4200 liter 2. Sekolah SD

Jumlah siswa = 180 orang

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 50 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 180 x 50 liter

= 9000 liter

Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan air untuk guru dan pegawai kantor.

Jumlah guru = 38 orang

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 38 x 100 liter

= 3.800 liter Jadi total kebutuhan air untuk sekolah SD adalah 12.800 liter. 3. Sekolah SMP

Jumlah siswa = 120 orang

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 50 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 120 x 50 liter

= 6.000 liter

Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan air untuk guru dan pegawai kantor.

Jumlah guru = 43 orang.

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 43 x 100 liter

= 4.300 liter Jadi total kebutuhan air untuk sekolah SMP adalah 10.300 liter.


(39)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

4. Sekolah MADRASAH.

Jumlah siswa = 150 orang

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 50 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 150 x 50 liter

= 7.500 liter

Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan air untuk guru dan pegawai kantor.

Jumlah guru = 31 orang

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 31 x 100 liter

= 3.100 liter

Jadi total kebutuhan air untuk sekolah MADRASAH adalah 10.600 liter.

Diperoleh jumlah kebutuhan air total untuk keempat sekolah tersebut adalah 37.900 liter per hari

3.1.5 Kebutuhan air bersih untuk rumah ibadah.

1. Mesjid

Jumlah rata-rata jemaah per hari = 100 orang

Jumlah gedung = 1 buah

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 10 liter

Kebutuhan air rata-rata per hari = 100 x 1 x 10 liter = 1000 liter 2. Gereja

Jumlah rata-rata umat = 100 orang

Jumlah gedung = 1 buah

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 10 liter

Kebutuhan air rata-rata per hari = 100 x 1 x 10 liter = 1000 liter


(40)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

3.1.6 Kebutuhan air bersih untuk Rumah Sakit.

Sebagai tempat pertolongan pertama dan sarana informasi kesehatan khususnya untuk pasien yang berobat jalan pada perumahan, dibangun sebuah Rumah Sakit Umum.

Jumlah tempat tidur pasien = 40 tempat tidur. Kebutuhan air rata-rata per hari per pasien = 500 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 40 x 500 liter

= 20.000 liter

Kebutuhan air ini masih harus ditambahkan lagi dengan kebutuhan air untuk pegawai/staf rumah sakit, pasien luar dan keluarga pasien.

• Kebutuhan air untuk pegawai/staf rumah sakit.

Jumlah pegawai = 96 orang.

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 96 x 100 liter

= 9.600 liter

• Kebutuhan air untuk keluarga pasien.

Disini diambil rata-rata jumlah keluarga pasien adalah 2 orang/pasien rawat inap dimana jumlah pasien rawat inap diambil dari jumlah tempat tidur pasien.

Jumlah orang = 80 orang.

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 100 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 80 x 100 liter

= 8.000 liter Maka total kebutuhan air untuk rumah sakit adalah 37.600 liter per hari

3.1.7 Kebutuhan Air Untuk Wisma.

Pada Komplek Perumahan ini terdapat 1 buah wisma yang digunakan untuk penginapan para tamu yang datang dari luar. Wisma tersebut memiliki 15 buah kamar.


(41)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah orang = 15 orang.

Kebutuhan air rata-rata per hari per orang = 150 liter Kebutuhan air rata-rata per hari = 15 x 150 liter

= 2.250 liter

3.1.9 Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lainnya.

Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lainnya seperti gedung serba guna, lapangan olah raga, dan taman bermain membutuhkan air sekitar 1,5 % dari sirkulasi air bersih yang ada, maka kebutuhan air adalah :

= 0,015 (312.800 + 20.400 + 19.500 + 37.900 +1000 + 1000 + 37.600 + 2.250) liter

= 0,015 x 432.450 liter = 6486,75 liter

Sehingga keperluan air bersih pada kompleks perumahan PT. PERTAMINA (PERSERO) menjadi :

= 6486,75 liter + 432.450 liter = 438.936,75 liter

untuk mengatasi kebocoran yang terjadi selama pendistribusian, maka kapasitas kapasitas total tersebut harus ditambahkan sebesar 10 – 20 %..

Dalam perencanaan ini diambil faktor sebesar 10 %, sehingga kapasitas total air bersih pada kompleks perumahan PT. PERTAMINA (PERSERO) adalah

= 10 % (438.936,75 liter) + 438.936,75 liter = 4389,3675 liter + 438.936,75 liter

= 443.326,1175 liter.

Jadi total kapasitas yang harus dialirkan ke perumahan dalam 24 jam adalah sebesar 443.326,1175 liter per hari = 443,326175 m3 per hari

3.2 Estimasi pemakaian beban puncak.

Dari hasil survey diperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pressure Gauge yang terbaca selama 24 jam


(42)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

05.00 - 08.00 0.5

08.00 - 11.00 0.2

11.00 - 14.00 0.2

14.00 - 17.00 0.2

17.00 - 20.00 0.7

20.00 - 24.00 0.2

24.00 - 05.00 0.14

Dari data diatas dapat ditentukan bahwa beban puncak (peak hour) terjadi pada pukul 05.00 - 08.00 wib dan 17.00 - 20.00 wib.

Persentase pemakaian air selama 24 jam dapat dihitung sebagai berikut

Tabel 3.3 Estimasi pemakaian per hari

Tabel 3.4 Pemakaian pada periode I ( 05.00-08.00 ) wib

Fasilitas

Persentase pemakaian

air (%)

Kapasitas pemakaian

air (Liter/hari)

Kapasitas pemakaian

air (Liter/3 jam)

Kapasitas Pemakaian

air (L/jam)

Rumah 40 312800 125120 41706,666

Kantor 0 20400 0,000 0,000

Mess 40 19500 7800 2600

Sekolah 0 37900 0,000 0,000

Mesjid 15 1000 150 50

Gereja 40 1000 400 133,333

Rumah Sakit 30 37600 11280 3760

Fasilitas

Periode Pemakaian air(%)

05.00-08.00 08.00-11.00 11.00-14.00 14.00-17.00 17.00-20.00 20.00-23.00 23.00 - 02.00

Rumah 40 5 5 5 40 3 2

Kantor 0 30 40 30 0 0 0

Mess 40 5 5 5 40 3 2

Sekolah 0 30 40 30 0 0 0

Mesjid 15 0 15 15 55 0 0

Gereja 40 30 0 0 30 0 0

Rumah Sakit 30 10 10 10 30 5 5

Wisma 40 5 5 5 40 3 2


(43)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Wisma 40 2250 900 300

GOR + Taman 25 6486 1621,500 540,526

147271,500 49090,545 Tabel 3.5 Pemakaian pada periode II ( 08.00 - 11.00 ) wib

Fasilitas Persentase pemakaian air (%) Kapasitas pemakaian air (Liter/hari) Kapasitas pemakaian air (Liter/3 jam) Kapasitas Pemakaian air (L/jam)

Rumah 5 312800 15640 5213,333

Kantor 30 20400 6120 2040

Mess 5 19500 975 325,0

Sekolah 30 37900 11370 3790

Mesjid 0 1000 0,000 0,000

Gereja 30 1000 300 100

Rumah Sakit 10 37600 3760 1253.333

Wisma 5 2250 112.5 37.5

GOR + Taman 0 6486 0,000 0,000

38277.5 12759,166

Tabel 3.6 Pemakaian pada periode III ( 11.00 - 14.00 ) wib

Fasilitas Persentase pemakaian air (%) Kapasitas pemakaian air (Liter/hari) Kapasitas pemakaian air (Liter/3 jam) Kapasitas Pemakaian air (L/jam)

Rumah 5 312800 15640 5213.333

Kantor 40 20400 8160 2720

Mess 5 19500 975 325

Sekolah 40 37900 15160 5053.33

Mesjid 15 1000 150 50

Gereja 0 1000 0,00 0,000

Rumah Sakit 10 37600 3760 1253.333

Wisma 5 2250 112.5 37.5

GOR + Taman 0 6486 0,000 0,000

43957.500 14652.500 Tabel 3.7 Pemakaian pada periode IV ( 14.00 - 17.00 ) wib

Fasilitas Persentase pemakaian air (%) Kapasitas pemakaian air (Liter/hari) Kapasitas pemakaian air (Liter/3 jam) Kapasitas Pemakaian air (L/jam)

Rumah 5 312800 15640 5213.333

Kantor 30 20400 6120 2040

Mess 5 19500 975 325

Sekolah 30 37900 11370 3790

Mesjid 15 1000 150 50


(1)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

99 186 0.1056 0.00046827 0.000057170 0.01063358 22.70816761 -6.1487E-07 0.00046766 100 116 0.1056 0.00046827 0.000057170 0.00663170 14.16208303 -6.1487E-07 0.00046766 101 140 0.0762 0.00046827 0.000278263 0.03895678 83.19276808 -6.1487E-07 0.00046766 102 224.5 0.0762 0.00046827 0.000278263 0.06246998 133.40554595 -6.1487E-07 0.00046766 90 311 0.0762 -0.00014683 -0.000032556 -0.01012501 68.95797042 -6.1487E-07 -0.00014744 89 115 0.0762 -0.00042450 -0.000232067 -0.02668769 62.86815947 -3.34429E-07 -0.00042484 91 80 0.0762 -0.00042450 -0.000232067 -0.01856535 43.73437180 -3.34429E-07 -0.00042484 92 81 0.0762 -0.00042450 -0.000232067 -0.01879742 44.28105145 -3.34429E-07 -0.00042484 93 18 0.0762 -0.00042450 -0.000232067 -0.00417720 9.84023366 -3.34429E-07 -0.00042484 94 28 0.0762 -0.00042450 -0.000232067 -0.00649787 15.30703013 -3.34429E-07 -0.00042484 95 143 0.0762 -0.00042450 -0.000232067 -0.03318557 78.17518960 -3.34429E-07 -0.00042484

0.00065593 576.63257118

ITERASI KE-IX

Loop I

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

23 249 0.0762 -0.00121669 -0.001627868 -0.40533912 333.14837940 4.06343E-08 -0.00121665 24 90.5 0.0762 -0.00121669 -0.001627868 -0.14732205 121.08404954 4.06343E-08 -0.00121665 25 139.2 0.0762 -0.00108419 -0.001315169 -0.18307149 168.85515520 4.06343E-08 -0.00108415 26 259.5 0.0762 0.00164212 0.002834883 0.73565214 447.98847334 5.19211E-08 0.00164217

-0.000080516 1071.07605748

Loop II

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

21 19 0.0762 -0.00285882 -0.007906403 -0.15022166 52.54682237 -1.12868E-08 -0.00285883 26 240.5 0.254 -0.00164212 -0.000008252 -0.00198467 1.20860015 -5.19211E-08 -0.00164217 27 90 0.0762 -0.00259382 -0.006604226 -0.59438034 229.15290934 -1.12868E-08 -0.00259383 29 259.5 0.0762 0.00164981 0.002859488 0.74203725 449.77083018 -2.13555E-08 0.00164979 22 89 0.254 0.00440858 0.000051289 0.00456474 1.03542121 -1.12868E-08 0.00440857

0.000015320 733.71458326

Loop III

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

29 259.5 0.0762 -0.00164981 -0.002859488 -0.74203725 449.77083018 2.13555E-08 -0.00164979 28 60.5 0.0762 -0.00424363 -0.016419069 -0.99335370 234.08127999 1.00686E-08 -0.00424362 40 246.5 0.0762 -0.00411113 -0.015483259 -3.81662323 928.36416668 1.00686E-08 -0.00411112 41 275 0.0762 0.00333847 0.010534117 2.89688231 867.72681101 1.00686E-08 0.00333848 39 100 0.0762 -0.00139681 -0.002101538 -0.21015376 150.45293824 1.00686E-08 -0.00139680 38 52.5 0.1016 -0.00030632 -0.000031442 -0.00165070 5.38879584 1.24265E-08 -0.00030631 37 60 0.1016 0.00224337 0.001250977 0.07505864 33.45794508 1.00686E-08 0.00224338 36 159.5 0.1016 0.00144540 0.000554701 0.08847481 61.21135379 1.24265E-08 0.00144541 35 38 0.1016 0.00184605 0.000872235 0.03314492 17.95448185 1.00686E-08 0.00184606 34 98.4 0.1016 0.00184605 0.000872235 0.08582790 46.49265827 1.00686E-08 0.00184606 33 22.5 0.1016 0.00184605 0.000872235 0.01962528 10.63094320 1.00686E-08 0.00184606


(2)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

30 95 0.254 0.00275877 0.000021548 0.00204701 0.74200168 1.00686E-08 0.00275878 31 28 0.0508 0.00153687 0.017920800 0.50178241 326.49574277 1.00686E-08 0.00153688 32 115 0.0508 0.00153687 0.017920800 2.06089203 1,340.96465782 1.00686E-08 0.00153688

-0.00008333 4,473.73460640

Loop IV

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

36 159.5 0.1016 -0.00144540 -0.000554701 -0.08847481 61.21135379 -1.24265E-08 -0.00144541 38 52.5 0.1016 0.00030632 0.000031442 0.00165070 5.38879584 -1.24265E-08 0.00030631 42 19 0.0762 -0.00109049 -0.001329327 -0.02525721 23.16142760 -2.35783E-09 -0.00109049 45 6.5 0.0762 -0.00109049 -0.001329327 -0.00864062 7.92364629 -2.35783E-09 -0.00109049 46 38 0.0762 -0.00109049 -0.001329327 -0.05051442 46.32285521 -2.35783E-09 -0.00109049 47 15 0.0762 -0.00109049 -0.001329327 -0.01993990 18.28533758 -2.35783E-09 -0.00109049 48 100 0.0762 -0.00109049 -0.001329327 -0.13293269 121.90225055 -2.35783E-09 -0.00109049 49 116 0.0762 0.00159037 0.002671827 0.30993193 194.87989770 -2.35783E-09 0.00159037 50 40 0.0762 0.00040065 0.000208525 0.00834100 20.81846807 -2.35783E-09 0.00040065 51 95.5 0.1016 0.00040065 0.000051666 0.00493411 12.31513782 -2.35783E-09 0.00040065 43 12.5 0.1016 0.00040065 0.000051666 0.00064583 1.61192903 -2.35783E-09 0.00040065 44 5 0.1016 0.00040065 0.000051666 0.00025833 0.64477161 -2.35783E-09 0.00040065

0.00000224 514.46587110

Loop V

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

9 40 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.03475819 116.11390995 5.90636E-20 -0.00029935 11 30 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.02606864 87.08543246 5.90636E-20 -0.00029935 12 56 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.04866147 162.55947392 5.90636E-20 -0.00029935 13 96 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.08341966 278.67338387 5.90636E-20 -0.00029935 15 38.5 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.02344102 94.90892267 5.90636E-20 0.00024698 16 6.5 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.00395757 16.02358435 5.90636E-20 0.00024698 17 18 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.01095944 44.37300280 5.90636E-20 0.00024698 18 12 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.00730629 29.58200187 5.90636E-20 0.00024698 19 48 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.02922517 118.32800748 5.90636E-20 0.00024698 10 38 0.0762 0.00172515 0.003105749 0.11801847 68.41038385 5.90636E-20 0.00172515

0.000000000 1016.05810321

Loop VI

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

60 30 0.0508 -0.00203478 -0.030118638 -0.90355914 444.05699292 2.41478E-19 -0.00203478 61 29.5 0.152 0.00405887 0.000531036 0.01566556 3.85958922 2.41478E-19 0.00405887

62 4 0.152 0.00405887 0.000531036 0.00212414 0.52333413 2.41478E-19 0.00405887

63 31 0.0508 0.00144084 0.015904329 0.49303420 342.18570682 2.41478E-19 0.00144084 64 34 0.0508 0.00144084 0.015904329 0.54074718 375.30045264 2.41478E-19 0.00144084 66 53 0.0508 -0.00056265 -0.002792678 -0.14801195 263.06130655 2.41478E-19 -0.00056265


(3)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

Loop VII

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

80 48 0.1056 -0.00068163 -0.000114501 -0.00549602 8.06310076 -2.53904E-07 -0.00068188 81 92 0.1056 -0.00068163 -0.000114501 -0.01053405 15.45427646 -2.53904E-07 -0.00068188 82 165 0.1056 -0.00068163 -0.000114501 -0.01889258 27.71690887 -2.53904E-07 -0.00068188 83 169 0.1056 -0.00068163 -0.000114501 -0.01935059 28.38883393 -2.53904E-07 -0.00068188 84 14 0.1056 -0.00068163 -0.000114501 -0.00160301 2.35173772 -2.53904E-07 -0.00068188 85 78 0.1056 -0.00068163 -0.000114501 -0.00893104 13.10253874 -2.53904E-07 -0.00068188 86 170 0.0762 -0.00068163 -0.000557309 -0.09474248 138.99467529 -2.53904E-07 -0.00068188 87 17 0.0762 -0.00068163 -0.000557309 -0.00947425 13.89946753 -2.53904E-07 -0.00068188 88 31 0.0762 -0.00068163 -0.000557309 -0.01727657 25.34608785 -2.53904E-07 -0.00068188 89 115 0.0762 0.00042484 0.000232405 0.02672660 62.91025610 -1.30331E-07 0.00042471 91 80 0.0762 0.00042484 0.000232405 0.01859242 43.76365642 -1.30331E-07 0.00042471 92 81 0.0762 0.00042484 0.000232405 0.01882482 44.31070212 -1.30331E-07 0.00042471 93 18 0.0762 0.00042484 0.000232405 0.00418329 9.84682269 -1.30331E-07 0.00042471 94 28 0.0762 0.00042484 0.000232405 0.00650735 15.31727975 -1.30331E-07 0.00042471 95 143 0.0762 0.00042484 0.000232405 0.03323395 78.22753585 -1.30331E-07 0.00042471 96 19 0.1056 0.00089250 0.000188527 0.00358201 4.01344597 -2.53904E-07 0.00089225 97 236 0.1056 0.00089250 0.000188527 0.04449228 49.85122359 -2.53904E-07 0.00089225 98 161.5 0.1056 0.00089250 0.000188527 0.03044705 34.11429072 -2.53904E-07 0.00089225

0.00028920 615.67284035

Loop VIII

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran

(Qo) Unit head loss

Head Loss

(hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

99 186 0.1056 0.00046766 0.000057031 0.01060777 22.68282043 -1.23574E-07 0.00046753 100 116 0.1056 0.00046766 0.000057031 0.00661560 14.14627510 -1.23574E-07 0.00046753 101 140 0.0762 0.00046766 0.000277587 0.03886220 83.09990711 -1.23574E-07 0.00046753 102 224.5 0.0762 0.00046766 0.000277587 0.06231832 133.25663675 -1.23574E-07 0.00046753 90 311 0.0762 -0.00014744 -0.000032809 -0.01020359 69.20335063 -1.23574E-07 -0.00014757 89 115 0.0762 -0.00042484 -0.000232405 -0.02672660 62.91025610 1.30331E-07 -0.00042471 91 80 0.0762 -0.00042484 -0.000232405 -0.01859242 43.76365642 1.30331E-07 -0.00042471 92 81 0.0762 -0.00042484 -0.000232405 -0.01882482 44.31070212 1.30331E-07 -0.00042471 93 18 0.0762 -0.00042484 -0.000232405 -0.00418329 9.84682269 1.30331E-07 -0.00042471 94 28 0.0762 -0.00042484 -0.000232405 -0.00650735 15.31727975 1.30331E-07 -0.00042471 95 143 0.0762 -0.00042484 -0.000232405 -0.03323395 78.22753585 1.30331E-07 -0.00042471


(4)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

ITERASI KE-X Loop I

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

23 249 0.0762 -0.00121665 -0.001627767 -0.40531408 333.13892205 -4.72081E-09 -0.00121666 24 90.5 0.0762 -0.00121665 -0.001627767 -0.14731295 121.08061223 -4.72081E-09 -0.00121666 25 139.2 0.0762 -0.00108415 -0.001315078 -0.18305879 168.84977596 -4.72081E-09 -0.00108416 26 259.5 0.0762 0.00164217 0.002835049 0.73569517 448.00051325 -1.09598E-08 0.00164216

0.000009354 1071.06982349

Loop II

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

21 19 0.0762 -0.00285883 -0.007906461 -0.15022276 52.54699871 6.23903E-09 -0.00285882 26 240.5 0.254 -0.00164217 -0.000008253 -0.00198479 1.20863263 1.09598E-08 -0.00164216 27 90 0.0762 -0.00259383 -0.006604279 -0.59438513 229.15375692 6.23903E-09 -0.00259382 29 259.5 0.0762 0.00164979 0.002859420 0.74201949 449.76588155 7.40886E-09 0.00164980 22 89 0.254 0.00440857 0.000051289 0.00456472 1.03541896 6.23903E-09 0.00440858

-0.000008469 733.71068877

Loop III

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

29 259.5 0.0762 -0.00164979 -0.002859420 -0.74201949 449.76588155 -7.40886E-09 -0.00164980 28 60.5 0.0762 -0.00424362 -0.016418997 -0.99334934 234.08080791 -1.16983E-09 -0.00424362 40 246.5 0.0762 -0.00411112 -0.015483188 -3.81660594 928.36223405 -1.16983E-09 -0.00411112 41 275 0.0762 0.00333848 0.010534176 2.89689847 867.72903547 -1.16983E-09 0.00333848 39 100 0.0762 -0.00139680 -0.002101510 -0.21015095 150.45201641 -1.16983E-09 -0.00139680 38 52.5 0.1016 -0.00030631 -0.000031440 -0.00165058 5.38861003 -2.47327E-09 -0.00030631 37 60 0.1016 0.00224338 0.001250988 0.07505927 33.45807272 -1.16983E-09 0.00224338 36 159.5 0.1016 0.00144541 0.000554710 0.08847622 61.21180110 -2.47327E-09 0.00144541 35 38 0.1016 0.00184606 0.000872244 0.03314525 17.95456509 -1.16983E-09 0.00184606 34 98.4 0.1016 0.00184606 0.000872244 0.08582877 46.49287381 -1.16983E-09 0.00184606 33 22.5 0.1016 0.00184606 0.000872244 0.01962548 10.63099249 -1.16983E-09 0.00184606 30 95 0.254 0.00275878 0.000021548 0.00204703 0.74200399 -1.16983E-09 0.00275878 31 28 0.0508 0.00153688 0.017921017 0.50178849 326.49756092 -1.16983E-09 0.00153688 32 115 0.0508 0.00153688 0.017921017 2.06091701 1,340.97212520 -1.16983E-09 0.00153688

0.00000968 4,473.73858072

Loop IV

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

36 159.5 0.1016 -0.00144541 -0.000554710 -0.08847622 61.21180110 2.47327E-09 -0.00144541 38 52.5 0.1016 0.00030631 0.000031440 0.00165058 5.38861003 2.47327E-09 0.00030631


(5)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

42 19 0.0762 -0.00109049 -0.001329332 -0.02525731 23.16147017 1.30344E-09 -0.00109049 45 6.5 0.0762 -0.00109049 -0.001329332 -0.00864066 7.92366085 1.30344E-09 -0.00109049 46 38 0.0762 -0.00109049 -0.001329332 -0.05051462 46.32294034 1.30344E-09 -0.00109049 47 15 0.0762 -0.00109049 -0.001329332 -0.01993998 18.28537119 1.30344E-09 -0.00109049 48 100 0.0762 -0.00109049 -0.001329332 -0.13293322 121.90247458 1.30344E-09 -0.00109049 49 116 0.0762 0.00159037 0.002671820 0.30993108 194.87965212 1.30344E-09 0.00159037 50 40 0.0762 0.00040065 0.000208523 0.00834091 20.81836393 1.30344E-09 0.00040065 51 95.5 0.1016 0.00040065 0.000051666 0.00493406 12.31507622 1.30344E-09 0.00040065 43 12.5 0.1016 0.00040065 0.000051666 0.00064582 1.61192097 1.30344E-09 0.00040065 44 5 0.1016 0.00040065 0.000051666 0.00025833 0.64476839 1.30344E-09 0.00040065

-0.00000124 514.46610989

Loop V

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

9 40 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.03475819 116.11390995 -8.85954E-20 -0.00029935 11 30 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.02606864 87.08543246 -8.85954E-20 -0.00029935 12 56 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.04866147 162.55947392 -8.85954E-20 -0.00029935 13 96 0.0508 -0.00029935 -0.000868955 -0.08341966 278.67338387 -8.85954E-20 -0.00029935 15 38.5 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.02344102 94.90892267 -8.85954E-20 0.00024698 16 6.5 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.00395757 16.02358435 -8.85954E-20 0.00024698 17 18 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.01095944 44.37300280 -8.85954E-20 0.00024698 18 12 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.00730629 29.58200187 -8.85954E-20 0.00024698 19 48 0.0508 0.00024698 0.000608858 0.02922517 118.32800748 -8.85954E-20 0.00024698 10 38 0.0762 0.00172515 0.003105749 0.11801847 68.41038385 -8.85954E-20 0.00172515

0.000000000 1016.05810321

Loop VI

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

60 30 0.0508 -0.00203478 -0.030118638 -0.90355914 444.05699292 2.41478E-19 -0.00203478 61 29.5 0.152 0.00405887 0.000531036 0.01566556 3.85958922 2.41478E-19 0.00405887

62 4 0.152 0.00405887 0.000531036 0.00212414 0.52333413 2.41478E-19 0.00405887

63 31 0.0508 0.00144084 0.015904329 0.49303420 342.18570682 2.41478E-19 0.00144084 64 34 0.0508 0.00144084 0.015904329 0.54074718 375.30045264 2.41478E-19 0.00144084 66 53 0.0508 -0.00056265 -0.002792678 -0.14801195 263.06130655 2.41478E-19 -0.00056265

0.00000000 1,428.98738228

Loop VII

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

80 48 0.1056 -0.00068188 -0.000114579 -0.00549981 8.06565365 -5.10503E-08 -0.00068193 81 92 0.1056 -0.00068188 -0.000114579 -0.01054131 15.45916950 -5.10503E-08 -0.00068193 82 165 0.1056 -0.00068188 -0.000114579 -0.01890561 27.72568444 -5.10503E-08 -0.00068193 83 169 0.1056 -0.00068188 -0.000114579 -0.01936392 28.39782224 -5.10503E-08 -0.00068193 84 14 0.1056 -0.00068188 -0.000114579 -0.00160411 2.35248232 -5.10503E-08 -0.00068193 85 78 0.1056 -0.00068188 -0.000114579 -0.00893720 13.10668719 -5.10503E-08 -0.00068193


(6)

Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.

USU Repository © 2009

86 170 0.0762 -0.00068188 -0.000557693 -0.09480777 139.03868299 -5.10503E-08 -0.00068193 87 17 0.0762 -0.00068188 -0.000557693 -0.00948078 13.90386830 -5.10503E-08 -0.00068193 88 31 0.0762 -0.00068188 -0.000557693 -0.01728848 25.35411278 -5.10503E-08 -0.00068193 89 115 0.0762 0.00042471 0.000232273 0.02671144 62.89385114 6.09392E-08 0.00042477 91 80 0.0762 0.00042471 0.000232273 0.01858187 43.75224427 6.09392E-08 0.00042477 92 81 0.0762 0.00042471 0.000232273 0.01881414 44.29914732 6.09392E-08 0.00042477 93 18 0.0762 0.00042471 0.000232273 0.00418092 9.84425496 6.09392E-08 0.00042477 94 28 0.0762 0.00042471 0.000232273 0.00650365 15.31328549 6.09392E-08 0.00042477 95 143 0.0762 0.00042471 0.000232273 0.03321509 78.20713663 6.09392E-08 0.00042477 96 19 0.1056 0.00089225 0.000188427 0.00358012 4.01247544 -5.10503E-08 0.00089220 97 236 0.1056 0.00089225 0.000188427 0.04446887 49.83916864 -5.10503E-08 0.00089220 98 161.5 0.1056 0.00089225 0.000188427 0.03043103 34.10604125 -5.10503E-08 0.00089220

0.00005815 615.67176857

Loop VIII

Pipa

Panjang (L)

Diameter (d)

Laju aliran (Qo)

Unit head

loss Head Loss (hl) hl / QO

Koreksi Kapasitas

Laju aliran baru

no. (m) (m) (m3/s) (hf) (m) ∆Q Qo + ∆Q

Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir

Rumus

Empiris hf x L (m3/s) (m3/s)

99 186 0.1056 0.00046753 0.000057003 0.01060258 22.67772567 -1.1199E-07 0.00046742 100 116 0.1056 0.00046753 0.000057003 0.00661236 14.14309773 -1.1199E-07 0.00046742 101 140 0.0762 0.00046753 0.000277451 0.03884321 83.08124215 -1.1199E-07 0.00046742 102 224.5 0.0762 0.00046753 0.000277451 0.06228786 133.22670616 -1.1199E-07 0.00046742 90 311 0.0762 -0.00014757 -0.000032860 -0.01021942 69.25264741 -1.1199E-07 -0.00014768 89 115 0.0762 -0.00042471 -0.000232273 -0.02671144 62.89385114 -6.09392E-08 -0.00042477 91 80 0.0762 -0.00042471 -0.000232273 -0.01858187 43.75224427 -6.09392E-08 -0.00042477 92 81 0.0762 -0.00042471 -0.000232273 -0.01881414 44.29914732 -6.09392E-08 -0.00042477 93 18 0.0762 -0.00042471 -0.000232273 -0.00418092 9.84425496 -6.09392E-08 -0.00042477 94 28 0.0762 -0.00042471 -0.000232273 -0.00650365 15.31328549 -6.09392E-08 -0.00042477 95 143 0.0762 -0.00042471 -0.000232273 -0.03321509 78.20713663 -6.09392E-08 -0.00042477