Instrumen Penilaian TINJAUAN PUSTAKA
11 mengumpulkan datainformasi yang valid dilakukan secara sistematis. Menyusun
instrumen penilaian juga harus memperhatikan substansi kompetensi yang dinilai, konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk penilain yang
digunakan, menggunakan bahasa yang baik. Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas terkait dengan kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses
menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.
Lebih lanjut Abidin 2013: 95 memaparkan bahwa dalam konteks kurikulum 2013 fungsi penilaian seyogyanya dipandang secara lebih modern. Penilaian
secara tradisional sering difungsikan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa, dan menentukan efektivitas proses pembelajaran. Konteks kurikulum 2013,
fungsi penilaian bukan hanya terletak pada keempat fungsi tradisional tersebut, melainkan lebih meluas meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut:
1 Penilaian berfungsi untuk menentukan persepsi masyarakat tentang keefektifan pendidikan; 2 Penilaian terhadap performa siswa harus
semakin dipandang sebagai bagian proses evaluasi guru; 3 Penilaian hendaknya digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, penilaian memiliki fungsi untuk menekankan masyarakat mengenai kefektifan pendidikan, sebagai proses evaluasi guru kepada
siswa, dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penilaian ditafsirkan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan menganalisis
hasil belajar siswa yang harus dilakukan secara prosedural, berkesinambungan, dan kontinyu terus menerus dilakukan pada saat pembelajaran itu berlangsung.
Penilaian harus dilakukan secara sitematis sesuai prosedur, sehingga pengambilan
12 keputusan sesuai informasi akan lebih baik dan bermakna. Menurut Trianto 2014:
123 ketika melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1 Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2 Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya; 3 Sistem
yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan; 4 Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut; 5 Sistem penilaian
harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan penilaian sebaiknya diperhatikan bahwa penilaian diarahkan untuk mengukur
kompetensi baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian harus memiliki acuan, penilaian dilakukan berkelanjutan, adanya proses lanjutan timbal balik,
serta penilaian harus disesuaikan dengan proses pembelajaran.
Hosnan 2014: 396 memaparkan bahwa teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan penilaian proses, penilaian
produk, dan penilaian sikap. Penilaian tiga aspek tersebut dapat dijelaskan yaitu: 1 Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat
siswa bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja; 2 Penilaian
produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum dilakukan dengan tertulis; 3 Penilaian sikap, melalui observasi saat siswa bekerja
kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.
Lebih lanjut Hosnan 2014: 397 menuliskan bahawa instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1 Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; 2 Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
13 instrumen yang digunakan; dan 3 Penggunaan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan menilai tiga
ranah yakni penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Ketika melakukan penilaian tidak lepas dari instrumen, yang mana instrumen penilaian
harus memenuhi syarat yakni substansi kompetensi yang dinilai harus jelas, konstruksi, serta penggunaan bahasa yang baik.
Berdasarkan lampiran Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 yang dituliskan oleh Hosnan 2014: 396-397, teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dijabarkan sebagai berikut: 1.
Penilaian Kompetensi Sikap Attitude Penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat” peer evaluation oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang
digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 2.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan Knowledge Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Skill
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
14 Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating
scale yang dilengkapi rubrik.
Instrumen penilaian yang dibuat sebagai alat ukur harus sesuai dengan materi yang disampaikan dan dapat memenuhi aspek penilaian yang diharapkan. Aspek
penilaian ini meliputi penilaian kemampuan siswa dalam menguasai materi, penilaian sikap siswa, dan juga penilaian keterampilan siswa. Semua aspek
penilaian sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran, hanya saja penekanan pada setiap aspek berbeda. Tiga
aspek penilaian tersebut memiliki kaitan antara satu dengan yang lain, meskipun hubungannya tidak selalu sama atau ukuran penilaian setiap ranah dalam mata
pelajaran tidak selalu sama. Akan tetapi, masing-masing mata pelajaran memberikan penekanannya selalu berbeda pada setiap ranah yang harus dicapai.
Penilaian dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat atau memperbaiki perencanaan pembelajaran. Penilaian yang tepat dapat memberikan cerminan atau
refleksi peristiwa pembelajaran yang dialami oleh siswa Sani, 2014: 201. Penilaian merupakan salah satu bagian dari pembelajaran yang dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Penilaian itu dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai macam cara, tetapi harus
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang telah ditentukan. Prinsip-prinsip penilaian adalah dasar acuan para guru maupun satuan pendidikan dalam
melaksanakan kegiatan penilaian supaya tidak menyimpang dan merugikan peserta didik Fadillah, 2014: 201-202.
15 Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 menuliskan bahwa penilaian hasil belajar
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1 Objektif berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilaian; 2 Terpadu berarti penilaian oleh
pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan; 3 Ekonomis berarti penilaian
yang efektif dan efisien dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya; 4 Transparan terbuka berarti prosedur penilaian, kriteria
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak; 5 Akuntabel berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya; 6 Edukatif berarti dapat mendidik dan
memotivasi peserta didik dan guru.