Matematika  di  dalam  sekolah  dasar  mempunyai  karakteristik pembelajaran  tersendiri  karena  pembelajaran  matematika  di  sekolah
dasar  selalu  berbeda.  Suwangsih  2006:  25-26  menjelaskan karakterisktik pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu:
a. Pembelajaran  matematika  menggunakan  metode  spiral.
Dimana pembelajaran konsep suatu topik selalu mengaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya.
b. Pembelajaran  matematika  bertahap.  Yaitu  dimulai  dari
konsep-konsep  yang  sederhana,  menuju  konsep-konsep yang lebih sulit. Dimulai dari yang konkret ke semi konkret
dan akhirya kepada konsep yang abstrak.
c. Pembelajaran  matematika  menggunakan  metode  induktif.
Matematika  merupakan  ilmu  deduktif,  namun  sesuai  pada tahap
perkembangan siswa
sekolah dasar,
maka pembelajaran  matematika  di  sekolah  dasar  menggunakan
pendekatan  induktif.  Contohnya:  pembelajaran  matematika tidak  dimulai  dari  definisi,  tetapi  dimulai  dengan
memperhatikan  contoh-contoh  dan  mengenalnya  sehingga pemahaman konsep tersebut terasa lebih konkret.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Kebenaran  yang  konsisten  artinya  tidak  ada  pertentangan antara  kebenaran  yang  satu  dengan  yang  lainnya.  Suatu
pernyataan  dianggap  benar  apabila  pernyataan  sebelumnya telah diterima.
e. Pembelajaran
matematika hendaknya
bermakna. Maksudnya  lebih  mengutamakan  pengertian  dibanding
hafalan.  Aturan-aturan,  sifat-sifat,  dan  dalil-dalil  tidak diberikan  dalam  bentuk  jadi,  melainkan  melalui  contoh-
contoh  secara  induktif  di  sekolah  dasar  dan  kemudian secara deduktif pada jenjang setelahnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa  pembelajaran  matematika  di  sekolah  dasar  bertujuan  untuk
memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa yang hendaknya mengkaitkan  topik  dan  konsep  yang  sedang  dipelajari  dengan  yang
sebelumnya agar siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas dalam skripsi ini:
1. Tia  2013  dalam  skripsinya  yang  berjudul  “Penerapan  Model
Cooperative Learning
Tipe Rotating
Trio Exchange
untuk Meningkatkan  Aktivitas  dan  Hasil  Belajar  Siswa  pada  Mata  Pelajaran
IPS Kelas V A SD Negeri 1 Palapa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013
”,  membuktikan  bahwa  penerapan  model  rotating  trio exchange  dapat  meningkatkan  aktivitas  dan  hasil  belajar  siswa  pada
mata pelajaran IPS. 2.
Ulan  2010  dalam  skripsinya  yang  berjudul  “Penerapan  Model Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Rotating  Trio  Exchange  RTE  untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri    1  Bura
u  Kabupaten  Luwu  Timur”,  membuktikan  bahwa penerapan  rotating  trio  exchange  RTE  dapat  meningkatkan  hasil
belajar matematika.
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan  observasi  yang  dilakukan  peneliti  menghasilkan  data fakta  yang  mendasari  dilakukannya  penelitian  ini.  Berdasarkan
permasalahan  yang  ditemukan,  peneliti  melakukan  identifikasi  masalah untuk  menemukan  alternatif  perbaikan  yang  dapat  dilakukan.  Sehingga,
upaya  perbaikan  yang  dilakukan  dapat  mengubah  kondisi  pembelajaran lebih  baik  dari  sebelum  dilakukan  perbaikan.  Adapun  kerangka  pikir
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
INPUT PROSES
OUTPUT
Gambar 2.1. Kerangka pikir
Model cooperative learning tipe rotating trio exchange merupakan model  pembelajaran  yang  mengembangkan  kemampuan  berpikir  dan
mengemukakan  pendapat,  dengan  adanya  perputaran  dan  pembaharuan anggota  kelompok  diskusi  siswa  tidak  akan  merasa  bosan.  Model
cooperative learning tipe rotating trio exchange memiliki langkah-langkah dalam penerapannya yaitu:
1 penjelasan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru dan
materi  yang akan didiskusikan; Penjelasan materi
Pembagian kelompok Diskusi
Penyajian ke depan kelas Perputaran anggota kelompok
Diskusi pertanyaan baru Penilaian
Aktivitas dan hasil
belajar rendah
Penerapan model
cooperative learning tipe
rotating trio exchange
Aktivitas dan hasil belajar
meningkat
2 pembentukan kelompok oleh guru secara heterogen yang terdiri dari 3
orang siswa masing-masing diberi simbol 0, 1, dan 2; 3
setelah terbentuknya kelompok, guru memberikan bahan diskusi untuk dipecahkan trio tersebut;
4 setelah  selesai  mengerjakan  permasalahan  yang  didiskusikan,
kelompok menyajikan hasil diskusi di depan kelas; 5
selanjutnya  berdasarkan  waktu,  siswa  yang  mempunyai  simbol  1 berpindah  searah  jarum  jam  dan  simbol  nomor  2  berlawanan  jarum
jam, sedangkan nomor 0 tetap di tempat; 6
guru  memberikan  pertanyaan  baru  atau  bahan  diskusi  baru  untuk didiskusikan oleh trio baru tersebut;
7
penyajian hasil diskusi oleh kelompok.
Hasil  yang  diharapkan  melalui  penerapan  model  cooperative learning  tipe  rotating  trio  exchange  dalam  pembelajaran  matematika
adalah meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
G. Hipotsis Tindakan
Berdasarkan  kajian  pustaka  di  atas  dapat  dirumuskan  hipotesis penelitian  tindakan  kelas  sebagai  berikut  “Apabila  dalam  pembelajaran
matematika  guru  menerapkan  model  pembelajaran  cooperative  learning tipe  rotating  trio  exchange  dengan  menggunakan  langkah-langkah  secara
tepat,  maka  dapat  meningkatkan  aktivitas  dan  hasil  belajar  pada  siswa
kelas IV SD Negeri Sukabumi.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan  metode  penelitian  tindakan  kelas PTK,  dalam  bahasa  Inggris  penelitian  tindakan  kelas  sering  disebut
dengan  classroom  action  research,  yaitu  satu  action  research  yang dilakukan di kelas.
Arikunto, dkk. 2011: 16 mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat  empat  tahapan  yang  lazim  dilalui  dalam  PTK  yaitu  a
perencanaan, b pelaksaanaan,  c pengamatan, d refleksi. Menurut Wardhani, dkk. 2007: 24 setiap siklus terdiri dari empat
tahapan  pokok  yang  saling  terkait  dan  berkesinambungan,  yaitu perencanaan  planning,  pelaksanaan  acting,  pengamatan  observing,
dan refleksi
reflecting. Ada
kemungkinan sesudah
tindakan dilaksanakan,  diobservasi  masalahnya  belum  terselesaikan  atau  tidak  jadi
lebih  baik.  Demikian  dilakukan  secara  berulang  siklus  sampai  masalah menjadi lebih baik atau terselesaikan.
Siklus  tindakan  dalam  penelitian  ini  dapat  digambarkan  sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur siklus PTK diadopsi dari Wardhani, dkk., 2007: 24
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sukabumi, Jl.  Raden  Intan  Pekon  Sukabumi,  Kecamatan  Talang  Padang,
Kabupaten Tanggamus.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan  ini  telah  dilaksanakan  pada  semester  genap  tahun pelajaran  20142015  selama  lima  bulan  dari  persiapan  penyusunan
proposal,  seminar  proposal,  dan  perbaikan  proposal  sampai  laporan hasil penelitian.
SIKLUS II Refleksi I
Pengamatan Observasi I
Pelaksanan Tindakan II
Perencanaan Tindakan II
Permasalahan baru hasil refleksi
Refleksi II
Pengamatan Observasi II
SIKLUS I
Permasalahan
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanan Tindakan I
3. Subjek Penelitian
Penelitian  tindakan  kelas  ini  telah  dilaksanakan  secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri Sukabumi.
Adapun  subjek  penelitian  tindakan  kelas  ini  adalah  guru  dan  siswa kelas  IV  SD  Negeri  Sukabumi  yang  berjumlah  12  siswa  yang  terdiri
atas 6 laki-laki dan 6 perempuan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik non tes dan tes.
1. Teknik non tes observasi
Teknik  non  tes  dilakukan  dengan  mengobservasi,  untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru
selama penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung di kelas IV dalam  pembelajaran  matematika  dengan  model  cooperative  learning
tipe rotating trio exchange. 2.
Teknik Tes Teknik  tes  dirancang  untuk  mendapatkan  data  yang  bersifat
kuantitatif angka. Melalui tes ini akan diketahui hasil belajar siswa di kelas  IV  dalam  pembelajaran  matematika  dengan  model  cooperative
learning tipe rotating trio exchange.