3.5 Analisis Data
1. Efisiensi aplikasi irigasi curah dapat dihitung menurut Roger, H.D, 2011
dengan rumus sebagai berikut:
Ea = 100 Wc Wf
Keterangan : Ea = Water application efficiency efisiensi aplikasi air
Wc = Water available for use by the crop air yang diberikan ke tanaman Wf = Water delivered to field Air sampai ke lapangan
2. Jumlah siram pada tabung penampung dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Jumlah siram = volume air Luas permukaan tabung
3. Koefisien keseragaman menurut Christiansen 1942, dapat dihitung dengan
persamaan Nilai Cu sekitar 85 dianggap cukup baik untuk irigasi curah.
Keterangan: X : nilai rata-rata pengamatan mm
n : jumlah total pengamatan Xi : nilai masing-masing pengamatanmm.
4. Kerapatan isi atau Bukdencity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Volume tanah = volume tabung = 3.14 x d2
2
x t Keterangan :
t = tinggi ring d = Diameternya
Tentukan kerapatan isi = bobot kering tanah volume tanah g cm
3
5. Kadar air Volumetrik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar air volumetri = kerapatan isi x kadar air gravimetrik berat jenis air
Kadar air gravimetrik = Bobot air
Bobot tanah kering oven X 100
3.6 Analisis Labolatorium
Analisis kadar air dan sipat fisik tanah kerapatan isi dan tekstur tanah di lakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung.
3.7 Variabel Pengamatan
Adapun variabel pengamatan pada penelitian ini adalah: Variabel utama adalah keseragaman siram dan kadar air.
Variabel pendukung adalah kerapatan isi dan tekstur tanah
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 485 hal Arsyad, S. 1989. Konservasi tanah dan air. Bogor: IPB Press.
Bartholomew, D.P., R.E. Paull, and K.G. Rohrbach eds. 2003. The pineapple:
botany, production, and uses. CABI, Wallingford, UK.301 p. BPS. 2012. Produksi Buah-buahan di Indonesia.
www.bps.go.id . diakses tanggal
29 - 07 – 2012. Jam 12:30 WIB
Collins, J. L. 1968. Pineapple Botany, Cultivation and Utilization. Leonard Hill Book. London. 292 p.
Deptan. 2004. Pedoman Sistem Jaminan Mutu Melalui Standar Prosedur Operasional SPO Nenas Kabupaten Subang.Dirjen Tanaman
Buah. Jakarta Roger, H.D., Freddie, R.L., Mahbud, A., Todd, P.T, and Kyle, M. 2011.
Effciencies and Water Losses Of Irrigation Systems. Kansas State University.
FAO. 2011. Irrigation efficiencies. http:www.fao.orgdocrepT7202Et7202e08.htm . diakses tanggal
10 - 06 – 2012. Jam 12:30 WIB
Gardner, R.F., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: Susilo, H. dan Subiyanto. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Hartono, 1983. Penggunaan Irigasi di Lahan Kering. CV. Yasaguna, Jakarta. Hidayat, I. 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian Di Lahan Kering.Yogyakarta:
Graha Ilmu Hutabarat, Rapolo. 2003. Agribisnis dan Budidaya Tanaman Nanas. PT. Atalya
Rileni Sudeco. Jakarta. 40 hal Israelsen, O.W., and V .E. Habsen, 1961.Irrigation Principle and Practices. John
Wiley Sons, Inc. New York. Islami, Titiek dan Wani Hadi Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan
Tanaman. IKIPSemarang Press, Semarang Kabar Bisnis. 2012. Wow Koktail nanas RI rajai pasar AS.
http:www.kabarbisnis.comread2825463 diakses tanggal 10 - 06
– 2012. Jam 12:30 WIB Kartasapoetra, A.G., Mulyani Sutedjo, Mul, Pollein, E. 1994. Teknologi
Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara Kurniati, E., Sukarno, B dan Afrilia, T. 2007. Desain Irigasi Curah pada Anggrek.
J. Teknologi Pertanian, Vol 8.1:35-45 Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan pertanian tanaman semusim lahan
kering. J Litbang Pertanian 234:130-138. Najiyati dan Danarti, 1996. Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman.
Penebarbit Swadaya, Jakarta. Nakasone, H. Y. and R. E. Paull. 1998. Tropical Fruits. CAB International. New
York News Banking. 2010. Raja Nenas Dunia Dari Indonesia.
http:www.newsbanking.com200901raja-nenas-dunia-dari- indonesia.html diakses tanggal 10 - 06
– 2012. Jam 14:30 WIB Paul, R.E. 1997. Pineapple, p. 123-139. In : Sisir Mitra eds. Postharvest
Physiology and Storage Of Tropical and Subtropical Fruits. CAB International. New York.
Peters,T,. and Mcmoran D. 2011. Boom-Tipe Carts vs Big Gun in nothtwestern Washington. Northwestern: Washington State University.
Radiya, A. 2011. Materi Diskusi IrriMAX. PT GGP. Terbanggi Besar. Samson, J. A. 1980. Tropical Fruits. Longman. London and New York
Schwab G.O., R.K. Frevert, K.K Barnet,and T.W Edminster, 1981. Elementary
Soil and Water Engineering, John Wiley Sons. Iowa. Soetjipto, HE , Stringham, Glen E, Israelsen, Orson W, Hansen, Vaughn E. 1992.
Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi Edisi Empat. Jakarta: Erlangga Sunarjono, H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar swadaya. Jakarta
UGM. 2010. Perbedaan Efektif dan Efisien. http:blog.ugm.ac.id20100927perbedaan-efektif-efisien
diakses tanggal 10 - 06 – 2012. Jam 13:30 WIB
Verheij, E. W. dan R. E. Coronel. 1997. Ananas comosus L. Merr. Dalam : Verheij, E. W. M. dan R. E. Coronel eds. Prosea. Sumber Daya
nabati Asia Tenggara 2. Buah-buahan yang dapat dimakan. Gramedia. Jakarta.568 hal
Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Great Giant Pineapple GGP merupakan perkebunan nanas di Indonesia yang produksi olahan nanasnya di ekspor pada pasar luar negri. PT.GGP
mengirim hasil produksinya sebanyak 99,8 ke berbagai belahan dunia, antara lain, Eropa 47,6 , Amerika 4,6 , Asia Jepang,Korea, Taiwan 3,1 , dan
sisanya Timur Tengah, Kanada dan Autralia. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri hanya sekitar 0,2 . PT.GGP merupakan penyuplai olahan nanas terbesar
ketiga di dunia karena dapat memenuhi 10 dari 12 yang menjadi kebutuhan nanas olahan dunia Kabar Bisnis, 2012.
Nanas di perkebunan GGP dikembangkan dengan sistem budidaya lahan kering. Air hujan menjadi satu-satunya sumber air untuk pertanaman nanas akan tetapi
pola kebutuhan air tanah tidak selalu cocok dengan pola curah hujan. Seringkali terjadi penyimpangan karakteristik curah hujan, maka diperlukan upaya untuk
meningkatkan produktivitas lahan kering guna menunjang pertumbuhan nanas secara optimal. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menggunakan irigasi.
Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nenas untuk penyerapan unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Irigasi pada tanaman nenas sangat
penting karena Jumlah air minimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik sekitar 5 cm air per bulan. Ketika curah hujan kurang dari 5 cm per bulan,
pertumbuhan akan terhambat, siklus panen akan lebih panjang dan rata-rata bobot buah akan berkurang Bartholomew dan Paull, 2003. Dengan demikian irigasi
pada tanaman nanas sangat dibutuhkan.
Irigasi salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi tanaman. Untuk itu diperlukan sistem irigasi yang baik, yang dapat menjaga produktivitas
tanah secara berkelanjutan, sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman itu sendiri Aryad,
1989.
Irigasi yang digunakan pada lahan pertanaman nanas di PT.GGP adalah Sprinkler Irrigation atau Overhead Irrigation yaitu suatu irigasi yang memberikan air
meyerupai curah hujan percikan. Sistem irigasi Sprinkler yang digunakan bersifat portable, dimana sistem distribusinya dapat dipindahkan secara manual.
Sprinkler irrigation merupakan suatu sistem penyiraman yang terdiri dari alat mesin. Irigator yang sering digunakan adalah Gun Sprayer bacur traveler
irigator merupakan alat pemecah air yang akan diberikan pada tanaman nanas. PT.GGP menggunakan irigasi Gun Sprayer pada pertanaman nanas dewasa,
dengan cara dipancarkan.
Salah satu keunggulan PT.GGP terletak pada teknologi dalam hal irigasi PT. GGP merupakan perkebunan pertama yang diirigasi. Faktor inilah PT. GGP bisa
memiliki produk yang konsisten mutunya, dan bisa terus mengurangi dampak
kekeringan di musim kemarau bagi perkebunan nanasnya News Bangking, 2010. Tanpa irigasi pertumbuhan tanaman nanas akan terganggu dan
mengakibatkan penurunan produksi, terlebih pada fase perkembangan buah. Sistem irigasi Gun Sprayer merupakan salah satu alat irigasi andalan yang umum
di gunakan di PT. GGP. Pada budidaya tanaman nanas, tahap pengairan menggunakan Gun Sprayer merupakan salah satu tahap yang penting dalam
pengairan terutama di PT. GGP. Sistem irigasi menggunakan Gun Sprayer dapat mencukupi kebutuhan air pada tanaman nanas, merangsang pembungaan dan
pembuahan secara optimal. Alat irigator yang digunakan akan menentukan kualitas siram pada pertanaman nanas yang akan dihasilkan. Oleh karena itu,
proses pengairan harus dilakukan dengan baik, agar didapatkan nanas yang baik dan berkualitas. Jika pengairan dilakukan dengan baik dan efisien maka
produksinya juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya Radiya, 2011.
Salah satu permasalahan dari produksi buah nenas yang dialami oleh PT. GGP adalah Irigasi. Masalah itu adalah masih sangat jarang penelitian secara pasti
tentang irigasi tanaman nanas terutama di Indonesia, akibatnya efisiensi irigasi tanaman nanas di PT.GGP belum diketahui dan irigasi untuk tanaman nanas besar
dan tanaman nanas kecil diberi irigasi yang sama. Menurut Gardner et al.,1991 berdasarkan jalur yang dilalui karbon dalam fotosintesis, tanaman nanas termasuk
CAM Crassulaceae Acid Metabolism, yang melakukan fotosintesis di waktu malam hari sehingga kebutuhan airnya sulit untuk diukur. Masalah selanjutnya
irigasi di PT. GGP dilihat pada pengaplikasian irigasi, kerapatan kanopi yang
besar pada tanaman nanas dewasa sehingga tidak semua air dapat masuk kedalam tanah. Untuk mendapatkan gambaran efisiensi irigasi secara menyeluruh, maka
perlu dilakukan penelitian terhadap efisiensi irigasi Gun Sprayer di PT GGP.
1.2. Tujuan Penelitian