Analisis kebutuhan air untuk tanaman di lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, 1 pengolahan lahan, 2 p enggunaan konsumptif, 3
perkolasi,4 penggantian lapis air , dan 5 sumbangan hujan efektif Suroso, Nugroho danPamuji, 2007. Di lapangan, proses transpirasi dan evaporasi terjadi
secara bersamaan dansulit untuk dipisahkan satu dengan lainnya. Oleh karena itu kehilangan air lewar kedua proses ini pada umumnya
dijadikan satu dan disebut ”EvapotranspirasiET”. Dengan demikian, evaporasi merupakan jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman Islami
dan Utomo, 1995.
2.3 Peran Irigasi Pada Tanaman Nanas
Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nenas untuk penyerapan unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Irigasi pada tanaman nenas sangat
penting karena Jumlah air minimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik sekitar 5 cm air per bulan. Ketika curah hujan kurang dari 5 cm per bulan,
pertumbuhan akan terhambat, siklus panen akan lebih panjang dan rata-rata bobot buah akan berkurang Bartholomew dan Paull, 2003. Dengan demikian irigasi
pada tanaman nanas sangat dibutuhkan.
3.4. Irigasi dengan alat Gun Sprayer Irigasi Curah
Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah Gun Sprayer adalah salah satu metode irigasi dimana pemberian air dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara
akemudian jatuh ke permukaan tanah seperti air hujan Schwab, et.all,1981. Pemberian air secara curah atau irigasi bertekanan dilakukan dengan pipa-pipa
yang dipasang atau ditanam dengan bertekanan tertentu diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman di lahan. Penggunaan sistem ini
untuk pengairan dengan efisiensi tinggi serta diterapkan pada lahan pertanian yang bergelombang dan harus diperhatikan mengenai biaya yang cukup
tinggi, keahlian yang tepat dalam merancang penempatan unit di lahan dan kemungkinan kecepatan angin yang berubah-ubah Kartosapoetra dan M Sutejo ,
1994.
Sistem irigasi bertekanancurah dikerjakan secara mekanis dengan menggunakan kompresor bertekanan untuk menekan air melalui pipa-pipa yang dipasang di
ladang atau kebun yang akan diairi . Berdasarkan tipe pencurah maka dapat dibedakan atas : springkler dengan nozel, sprinkler dengan pipa perporasi dan
sprinkler dengan pencurah berputar Hartono, 1983. Irigasi curah pada dasarnya dilengkapi perangkat yang terdiri atas : a unit pompa yang berfungsi memompa
air dari sumber air menuju areal yang akan diairi melalui pipa-pipa , bkran pengatur regulator berfungsi untuk mengatur pembukaan dan penutup aliran air
yang dilewatkan melalui pipa, c pipa utama berfungsi sebagai tempat penyaluran air yang berhubungan dengan pompa. Pipa ini biasa terbuat dari besi atau paralon
dengan diameter 1,5 sampai 2 inci, d pipa lateral berfungsi sebagai tempat penyaluran air yan berhubungan denganpencurah sprinkler. Ukuran pipa ini
biasa lebih kecil dari pipa utama yaitu berkisar 1 - 1,25 inci, serta e pencurah
sprinkler dengan nozel berfungsi untuk menyemprot air ke udara dengan tekanan dari pompa.
Berdasarkan sistem pemasangan dan penggunaan sprinkler dikenal a. Sistem sprinkler tunggal yang dipindah-pindahkan dengan tangan. Sistem ini merupakan
sistem pemasangan sprinkler yang hanya menggunakan satu pencurah dalam satu pipa lateral tetapi mempunyai jangkauan yang luas. Pencurah dan pipa lateral
dapat dipindah-pindahkan dengan tangan. Penggunaannya pada lahan dengan kemiringan 0 sampai 20 , b Sistem sprinkler tunggal yang bergerak. Pada
sistem ini dipakai satu buah pencurah yang mempunyai jangkauan air yang panjang dan dilengkapi dengan dua buah roda sehingga dapat ditarik oleh traktor
atau didorong oleh tenaga manusia. Sistem ini menggunakan pipa lateral yang elastis dan dapat digunakan pada lahan yang mempunyai kemiringan 0 sampai 7
. c. Sistem pencurah majemuk yang permanen. Pada sistem ini pemasangan pencurah yang menggunakan lebih dari satu pencurah pada tiap pipa lateral dan
pipa-pipa dipasang permanen, tetapi pada waktu operasinya diatur sesuai dengan kemampuan pompa dan luas lahan yang akan disiram. , d Sistem pencurah
majemuk yang bergerak. Pada sistem ini pemasangan beberapa pencurah dalam satu pipa lurus. Pipa tersebut dipasang di ta beberapa roda yang dapat bergerak
bila ditarik oleh traktor atau didorong oleh tenaga manusia. Sistem ini digunakan pada lahan dengan kemiringan maksimunnya berkisar 3 sampai 10 dan untuk
tanaman yang mempunyai tinggi maksimun 4 – 6 meter. Untuk menghitung
jumlah pencurah sprinkler yang digunakan untuk setiap pompa dan setiap satuan luas berbedabeda tergantung dari debit sprinkler, jangkauan air jari-jari lingkaran
berkas air yang disemprotkan dan debit pompa , sedangkan jarak maksimun antar pencurah berkisar 32 kali jari-jari siraman air dan jarak maksimun antar pipa
lateral berkisar 85 kali jari-jari siraman air Najiyati dan Danarti, 1996.
Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari
laju infiltrasi air ke dalam tanah kapasitas infiltrasi. Kebutuhan kapasitas irigasi bertekanan tergantung pada luas areal irigasi, jumlah dan kedalaman air irigasi,
efisiensi permukaan air dan lama operasi irigasi. Efisiensi aplikasi irigasi curah dapat dihitung menurut Roger, H.D, 2011 dengan rumus sebagai berikut:
Ea = 100 Wc Wf
Keterangan : Ea = Water application efficiency efisiensi aplikasi air
Wc = Water available for use by the crop air yang diberikan ke tanaman Wf = Water delivered to field Air sampai ke lapangan
Efisiensi pemberian air sistem irigasi bertekanan adalah rasio antara jumlah air tanah yang tersedia dengan jumlah air yang diberikan pada setiap kombinasi jarak
nozel selama satu periode irigasi Israelsen dan Hansen, 1961
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 485 hal Arsyad, S. 1989. Konservasi tanah dan air. Bogor: IPB Press.
Bartholomew, D.P., R.E. Paull, and K.G. Rohrbach eds. 2003. The pineapple:
botany, production, and uses. CABI, Wallingford, UK.301 p. BPS. 2012. Produksi Buah-buahan di Indonesia.
www.bps.go.id . diakses tanggal
29 - 07 – 2012. Jam 12:30 WIB
Collins, J. L. 1968. Pineapple Botany, Cultivation and Utilization. Leonard Hill Book. London. 292 p.
Deptan. 2004. Pedoman Sistem Jaminan Mutu Melalui Standar Prosedur Operasional SPO Nenas Kabupaten Subang.Dirjen Tanaman
Buah. Jakarta Roger, H.D., Freddie, R.L., Mahbud, A., Todd, P.T, and Kyle, M. 2011.
Effciencies and Water Losses Of Irrigation Systems. Kansas State University.
FAO. 2011. Irrigation efficiencies. http:www.fao.orgdocrepT7202Et7202e08.htm
. diakses tanggal 10 - 06
– 2012. Jam 12:30 WIB Gardner, R.F., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Penerjemah: Susilo, H. dan Subiyanto. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Hartono, 1983. Penggunaan Irigasi di Lahan Kering. CV. Yasaguna, Jakarta. Hidayat, I. 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian Di Lahan Kering.Yogyakarta:
Graha Ilmu Hutabarat, Rapolo. 2003. Agribisnis dan Budidaya Tanaman Nanas. PT. Atalya
Rileni Sudeco. Jakarta. 40 hal Israelsen, O.W., and V .E. Habsen, 1961.Irrigation Principle and Practices. John
Wiley Sons, Inc. New York. Islami, Titiek dan Wani Hadi Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan
Tanaman. IKIPSemarang Press, Semarang Kabar Bisnis. 2012. Wow Koktail nanas RI rajai pasar AS.
http:www.kabarbisnis.comread2825463 diakses tanggal 10 - 06
– 2012. Jam 12:30 WIB Kartasapoetra, A.G., Mulyani Sutedjo, Mul, Pollein, E. 1994. Teknologi
Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara Kurniati, E., Sukarno, B dan Afrilia, T. 2007. Desain Irigasi Curah pada Anggrek.
J. Teknologi Pertanian, Vol 8.1:35-45 Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan pertanian tanaman semusim lahan
kering. J Litbang Pertanian 234:130-138. Najiyati dan Danarti, 1996. Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman.
Penebarbit Swadaya, Jakarta. Nakasone, H. Y. and R. E. Paull. 1998. Tropical Fruits. CAB International. New
York News Banking. 2010. Raja Nenas Dunia Dari Indonesia.
http:www.newsbanking.com200901raja-nenas-dunia-dari- indonesia.html
diakses tanggal 10 - 06 – 2012. Jam 14:30 WIB
Paul, R.E. 1997. Pineapple, p. 123-139. In : Sisir Mitra eds. Postharvest Physiology and Storage Of Tropical and Subtropical Fruits. CAB
International. New York. Peters,T,. and Mcmoran D. 2011. Boom-Tipe Carts vs Big Gun in nothtwestern
Washington. Northwestern: Washington State University. Radiya, A. 2011. Materi Diskusi IrriMAX. PT GGP. Terbanggi Besar.
Samson, J. A. 1980. Tropical Fruits. Longman. London and New York Schwab G.O., R.K. Frevert, K.K Barnet,and T.W Edminster, 1981. Elementary
Soil and Water Engineering, John Wiley Sons. Iowa. Soetjipto, HE , Stringham, Glen E, Israelsen, Orson W, Hansen, Vaughn E. 1992.
Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi Edisi Empat. Jakarta: Erlangga Sunarjono, H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar swadaya. Jakarta
UGM. 2010. Perbedaan Efektif dan Efisien. http:blog.ugm.ac.id20100927perbedaan-efektif-efisien
diakses tanggal 10 - 06 – 2012. Jam 13:30 WIB
Verheij, E. W. dan R. E. Coronel. 1997. Ananas comosus L. Merr. Dalam : Verheij, E. W. M. dan R. E. Coronel eds. Prosea. Sumber Daya
nabati Asia Tenggara 2. Buah-buahan yang dapat dimakan. Gramedia. Jakarta.568 hal
Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan
pertanaman Nanas Ananas comusus di lokasi 110A PG 2 PT Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Analisis sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium ilmu
Tanah, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
3.2 Alat dan Bahan