Potensi Bakteri Kitinolitik Sebagai Pengendali Hayati Waktu dan Tempat

seperti laut, danau, kolam, atau limbah udang dan sebagiannya Herdyastuti et al.,2009. Bakteri kitinolitik merupakan jenis bakteri yang mampu memproduksi enzim kitinase. Kitinase dimanfaatkan untuk asimilasi kitin sebagai sumber karbon dan nitrogen Wu et al.,2001. Bakteri kitinolitik dapat memecah dan mendegradasi kitin penyusun dinding sel fungi sehingga bakteri ini sangat potensial untuk menghambat pertumbuhan fungi patogen pada tanaman. Beberapa bakteri tanah dilaporkan memiliki aktivitas kitinolitik. Kelompok bakteri tanah tersebut adalah Streptomyces, Bacillus, Enterobacter, Aeromonas, Serratia, danVibrio Ferniah et al., 2003. Kitinase merupakan hidrolase glikolisis yang mengkatalisis degradasi kitin yaitu senyawa polimer dari N-asetilglukos amin yang membentuk ikatan linier β-1,4. Enzim ini ditemukan dalam berbagai organisme, termaksud organisme yang tidak mengandung kitin dan mempunyai peran dalam fisiologi dan ekologi. Kitinase dapat dihasilkan oleh bakteri dan jamur yang diperoleh dari berbagai sumber seperti tanah atau perairan dengan cara menumbuhkan pada media yang mengandung kitin koloidal. Enzim kitinase banyak dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terutama bagi tanaman yang terserang infeksi jamur. Hal ini dikarenakan kitin merupakan komponen utama dinding sel fungi yang dapat didegradasi oleh enzim kitinase Herdyastuti, 2009. Mikroba kitinolitik dapat ditapis dengan menggunakan medium mengandung senyawa kitin. Mikroba diisolasi dari sampel dengan menggunakan medium garam koloidal kitin yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari mana isolat berasal. Pembentukkan halo atau zona bening di sekitar koloni merupakan hasil degradasi kitin Suryanto Munir, 2006.

2.6 Potensi Bakteri Kitinolitik Sebagai Pengendali Hayati

Pengendalian hayati merupakan salah satu upaya dan usaha untuk mengendalikan patogen atau penyakit tanaman dengan memanfaatkan berbagai jenis organisme atau Universitas Sumatera Utara makhluk hidup yang disebut agen hayati. Cara mengendalikan penyakit tanaman dengan menggunakan agen pengendali hayati muncul karena kekhawatiran masyarakat dunia akan penggunaan pestisida atau bahan kimia sintetis yang berdampak buruk bagi lingkungan maupun makhluk hidup Soesanto, 2008.Beberapa penelitian tentang pengendalian hayati jamur patogen tanaman dengan menggunakan mikroorganisme kitinolitik telah banyak dilakukan, diantaranya melihat kemampuan melisiskan kitin oleh Aeromonas caviae terhadap Penicillium citrinum dan jamur lainnya, kemampuan melisiskan kitin dari Trichoderma koningii dan T. harzianum terhadap Ganoderma boninense, serta T. viride terhadap Fusarium oxysporum Suryanto, 2011. Pemanfaatan bakteri kitinolitik sebagai salah satu agen pengendali hayati perlu diteliti secara intensif dalam rangka mendapatkan suatu sediaan atau formulasi fungisida yang aman terhadap lingkungan karena tidak memberi dampak pencemaran bagi lingkungan. Penyediaan pupuk hayati dan fungisida hayati merupakan bagian dari strategi pengembangan teknologi pertanian berwawasan lingkungan Ferniah et al., 2003. Aktivitas enzim kitinase dari bakteri kitinolitik sangat potensial digunakan sebagai agen pengendali hayati terhadap jamur patogen maupun serangga hama, karena kedua organisme ini mempunyai komponen kitin pada dinding selnya Muharni et al.,2011. Pengendalian hayati jamur dengan menggunakan mikroorganisme kitinolitik didasarkan pada kemampuan mikroorganisme menghasilkan kitinaseyang mampu melisiskan dinding sel jamur El-Katatany et al, 2000. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan September 2012 yang bertempat di Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman, Medan Johor, UPT-Balai Proteksi Tanaman dan Hortikultura 1 Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Medan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan.

3.2 Alat dan Bahan