LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN
3 Sejak dahulu, pandangan masyarakat umum menunjukkan bahwa
waria selalu dianggap sebagai penyakit masyarakat. Hal ini disebabkan karena selama ini para waria selain dianggap menyalahi kodrat manusia juga dikenal
sebagai pelaku dunia prostitusi, akibatnya hidup mereka menjadi terpisahkan dari masyarakat normal lainnya.
Bagi para waria, pandangan tersebut membuat diri mereka menjadi tidak mudah untuk membuka identitas mereka yang sebenarnya di tengah-
tengah masyarakat. Kesadaran akan keadaan seks fisiknya yang berbeda itu tidak jarang membuat diri mereka malu dan kepercayaan diri mereka menjadi
rendah hingga pada akhirnya mereka menjadi menutup diri dari dunia luar. Banyak dari mereka yang memilih menjadi tertutup untuk mengurangi represi
dari keluarga dan masyarakat sekitar, dan mereka yang mencoba untuk menutup diri biasanya akan menimbulkan perasaan tertekan dan terganggu
keseluruhan hidupnya. Gerungan 2002, mengatakan bahwa dalam interaksi sosial manusia
dapat merealisasikan kehidupannya secara individual, sebab tanpa timbal balik dalam interaksi sosial itu ia tidak dapat merealisasikan kemungkinan-
kemungkinan dan potensi-potensinya sebagai individu, yang baru memperoleh perangsangannya dan asuhannya di dalam kelompok dengan manusia lainnya.
Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa lingkungan psikis atau rohaninya, walaupun secara biologis-fisiologis mereka dapat mempertahankan
dirinya pada tingkat kehidupan vegetatif. Begitu pula yang terjadi pada kaum waria dimana mereka dengan pandangan negatif yang diberikan oleh
4 masyarakat juga tetap harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan
untuk dapat melakukan hal tersebut perlu adanya kepercayaan diri yang tinggi didalam diri mereka agar tetap dapat berhubungan dengan orang-orang di
sekitarnya. Karena pada dasarnya mereka juga memiliki suatu keinginan untuk mendapatkan
pengakuan yang
positif dimata
masyarakat dan
ingin menunjukkan bahwa kaum waria bukan untuk diasingkan tetapi dapat juga
diterima dan diakui keberadaannya di lingkungan sekitar mereka. Waria yang merasa bahwa dirinya mendapatkan suatu penerimaan tentu akan memiliki
perasaan dihargai juga sebagai seorang individu dan merasa bahwa mereka memang ada ditengah masyarakat sehingga mereka memiliki rasa percaya diri
yang kuat untuk tampil sebagaimana mestinya di depan masyarakat umum. Adanya Penolakan dari orang lain, pemberian label buruk, harapan
yang rendah dari masyarakat sekitar, dan perasaan bahwa dirinya berbeda dari kebanyakan orang membuat mereka mengalami kesulitan untuk membuat
persepsi yang tepat akan kemampuan dan keterbatasan yang mereka miliki dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ketidaktepatan itu sering membuat
kaum waria merasa inferior dan menjadi tidak percaya diri, sementara ada kebutuhan untuk selalu dapat berinteraksi dengan lingkungan yang artinya
mereka harus mempunyai kepercayaan diri. Dilandasi oleh pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kepercayaan diri kaum waria.
5