Faktor-faktor Penyebab WARIA 1. Pengertian Waria

14 tahap-tahap perkembangan libido ditentukan secara biologis, harus diakui bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh reaksi tokoh-tokoh penting, yakni melalui cara-cara pengasuhan, sikap orang tua dan lainnya Koeswinarno, 1996.

C. KEPERCAYAAN DIRI WARIA

Waria adalah seorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan prilaku yang tidak sesuai dengan genital fisiknya. Dalam kehidupan mereka yang dianggap aneh itu, mereka selalu saja diidentikkan dengan kejahatan, alat pemuas sex, dan pengamen jalanan. Hal itu terjadi karena kaum waria pada umumnya sudah dianggap sampah masyarakat. Diperlakukan sebagai wabah yang menjijikkan dan bahkan tidak jarang mereka diperlakukan tidak layak. Waria memang dikondisikan untuk menjadi seperti itu, karena sikap penolakan dari masyarakat. Tidak hanya sikap dari masyarakat itu sendiri, bahkan dari keluarga atau orang tua pun menolak anak mereka yang menjadi waria. Kaum waria sering mendapat tekanan sosial menyangkut toleransi dari masyarakat disekitarnya, padahal mereka menginginkan perlakuan dan hak yang sama dengan manusia normal lainnya. Akibatnya dari masalah tersebut waria cenderung menarik diri dari lingkungannya, bersikap hati-hati, selalu curiga terhadap lingkungan sekitar, tertutup dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Seorang aktivis waria di Yogyakarta mengemukakan harapannya pada masyarakat banyak agar mau menerima kaum waria apa adanya karena bagaimanapun juga waria manusia yang ingin dihargai dan diberi perlindungan yang sama dengan yang lainnya Riniastuti, 2003. Kesadaran akan adanya persepsi negatif terhadap kaum waria membuat waria itu sendiri merasa malu dan tidak puas dengan keadaanya. Perasaan tertekan, penolakan sosial dan perasaan bahwa dirinya tidak berharga menyebabkan kurangnya perasaan positif pada diri waria sehingga perasaan- perasaan seperti percaya diri dan harga diri dengan sendirinya akan sulit berkembang. Rasa percaya diri itu sendiri tidaklah tumbuh dengan sendirinya. Kaum waria membutuhkan perasaan didukung oleh orang-orang sekitar dan dapat dipercaya karena kepercayaan diri berkembang melalui interaksi individu dengan lingkungan. Perasaan didukung tersebut sangat penting dan berpengaruh bagi waria dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, serta terbentuknya mental yang baik dan kepuasan psikologisnya. Pandangan positif dari orang lain yang berupa perasaan dihargai dan harapan yang tinggi dari masyarakat sekitar merupakan dukungan yang dirasakan dapat menumbuhkan sikap yang positif. Sikap yang positif akan menumbuhkan keyakinan pada diri waria dan kemampuan untuk lebih merasa dihargai sebagai manusia yang juga ciptaan Tuhan akan dapat lebih percaya diri secara emosional. 16 Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa waria yang merasa tertekan akibat penolakan sosial dan tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar akan membuat perasaan positif dan rasa percaya diri kaum waria sulit untuk tumbuh dan berkembang karena rasa percaya diri tidak dapat tumbuh dengan sendirinya. Sebaliknya jika waria itu sendiri merasa mendapatkan rasa penerimaan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya maka perasaan percaya diri akan tumbuh secara perlahan dan kesejahteraan psikologis juga perlahan meningkat karena merasa dihargai dan diterima oleh masyarakat sekitar yang menimbulkan suatu sikap positif terhadap diri sendiri dan juga terhadap masyarakat sekitarnya. Dilihat dari realita yang ada dan persepsi negatif dari lingkungan terhadap waria, dapat dikatakan bahwa akibat penolakan masyarakat terhadap waria menyebabkan kepercayaan diri yang dialami oleh waria menjadi rendah karena mereka waria merasa menjadi tidak yakin terhadap potensi yang di miliki untuk mengmbangkan kemampuan yang ada sehingga tidak dapat mengekspresikan diri terhadap lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI