8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Praktik dalam Human Service Organization HSO
Selama ini kita sealu dipusingkan dengan istilah Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dengan Human Service Organization HSO. Dalam situs
Ensiklopedia Bebas, Wikipedia, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM diartikan sebagai sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang
secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
Dalam literatur lainnya pun dikatakan bahwa LSM atau sering juga disamakan dengan organisasi sosial merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab
Schein
. Karakterisitik organisasi menurut
Schein
meliputi: memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan
aktivitas di dalamnya. Kettner 2002:xii menjelaskan bahwa model praktik dalam manajemen
org anisasi pelayanan sosial dibangun dalam konsep “
excellence organization
” dan “
internal consistency
”.
Excellence
terkait dengan manajemen dalam organisasi tersebut, maka dari itu jika berbicara organsasi maka harus berbicara komponen-
komponen yang membangun organisasi ketika melakukan perencanaan dan implementasi dalam suatu harmoni antar sistem dan sub sistem, yang dapat
berkontribusi bagi produktifitas lembaga. Kemudian sistem-sistem di dalam lembaga dibangun berdasarkan konsistensi dan kompatibel. Jika organisasi didesain sesuai
dengan misi dan pilosopi organisasi, dan jika pegawai didorong untuk m emiliki performa pada level tertinggi dan mendukung serta memberikan pengharagaan
terhadap performa mereka, kemudian organisasi akan meraih keunggulan dengan perkembangan yang konsisten sesuai yang direncanakan dalam stategi, jangka-
panjang, tujuan program, dan objektif.
9 Pemahaman tentang organisasi menjadi sama pentingnya dengan pemahaman
bidang keahliannya itu sendiri; dan menjadi dua bagian yang saling melengkapi. Jones and May 1995;5, mengemukakan, bahwa:”
An understanding of organizations is
relevant to workers’ concerns with both individual helping and social intervention,
and is essential to workers who conceptualise their work as combining these two el
ements”. Jones and May bahkan menyebutkan, bahwa:”
Oganizational understanding is central to all areas of practice, including case work, group work,
and community work”. Melengkapi dukungan terhadap pentingnya pemahaman organisasional, Hesenfield dalam Tropman, Erlich, dan Rothman, 1992:35
mengemukakan, bahwa ”
To enhance their effectivenes, social workers must understand the organizational parameters and dynamic which shape their role
performance and responses to client system”. Kenyataan di Indonesia secara umum menunjukkan bahwa lembaga-lembaga
pelayanan sosial yang ada tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan sosial dan mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks.
Salah satu penyebab utamanya adalah sangat lemahnya pengorganisasian khususnya manajemen lembaga pelayanan sosial tersebut, yang masih berlandaskan aktivitas
karitas. Disisi lain, di berbagai negara, aspek manajerial dari lembaga pelayanan sosial telah semakin mendapat perhatian, sehingga di La Trobe University, Melbourne
Australia; manajemen lembaga pelayanan sosial telah menjadi bidang studi tersendiri; demikian pula semakin banyaknya buku literatur tentang manajemen lembaga
pelayanan sosial telah membuktikan kecenderungan tersebut. Weinbach 1994:vii-7
menegaskan, bahwa: “
Management is integral part of
social work practise. … The activities of management are a natural extension of the
knowledge, values, and skills possessed by social worker
”. Dalam bagian lain bukunya, Weinbach 1994:3, mengemukakan :
”…
management consists of spesific activies performed by social workers at all administrative level withiqw azn human
service organization. ..Wether a social worker ultimately assumes a position as a manager in a course of his or her professional career and most will, this person will
need to understand and to become competent in the management tasks of planning, staffing, organizing, controling, and leading
”.
10 Untuk mencapai organisasi yang unggul dalam memberikan pelayanan yang
efektif dan efesien maka organisasi harus memiliki manajemen yang laing baik, sesuai yang dikatakan Kettner 2002:xii bahwa oganisasi harus memiliki manajemen
strategi yang tertuang dalam strategi-strategi hingga objektif lembaga. Manajemen strategi adalah proses pengarahan usaha perencanaan strategi dan
menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam jangka panjang. Menurut Goerge Terry dalam Nawawi 2000:36
menjelaskan “manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan bantuan orang lain”. Kemudian Mary Porker Follet
dalam Nawawi 2000:36 menyatakan “manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”.
Demikian Drucker telah merumuskan pengertian bahwa: “Manajemen adalah kegiatan spesifik dalam menggerakan sejumlah orang agar berlanghsung efektif
dalam mencapai tujuan dan organisasi menjadi produktif:. Kemudian ada pula pendapat yang menyatakan bahwa: “Manajemen adalah kemampuan membuat orang
lain melakukan kegiatan tetentu atau bekerja sesuai tujuan organisasi, dengan mengajak danmenggerakannya aga bekerja sama secara efektif dan efesien”
Dari beberapa pengertian tesebut dapat dijelaskan manajemen merupakan kemampuan pimpinan manajer dalam mendayagunakan orang lain melalui kegiatan
menciptakan dan mengembangkan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Kemudian dari pengertian manajemen yaitu proses
perencanaan, perngorganiasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan anggota organisasi dan mempergunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya, agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, tujuan organisasi ini ditetapkan sesuai dengan misi organisasi yang telah ditentukan.
Sedangkan Kettner 2002:10 menjelaskan bahwa manajemen strategi dalam organisasi pelayanan sosial dilandasi oleh pengetahuan, skill, dan nilai-nilai. Seperti
yang tergambar dalam gambar berikut:
11 Kemudian jika dikaitkan dengan manajemen strategik maka dari setiap
lingkungan merupakan upaya dai pencapaian tujuan lembaga sesuai misi lembaga, yang tertuang dalam visi dan misi dalam konteks kepemimpinan dan goals serta
objectives. Organisasi yang unggul dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efesien maka organisasi harus memiliki manajemen yang paling baik, sesuai yang
dikatakan Kettner 2002:xii bahwa oganisasi harus memiliki manajemen strategi yang tertuang dalam strategi-strategi hingga objektif lembaga.
Tugas HSO adalah melaksanakan usaha kesejahteraan sosial atau memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat
yang menyandang masalah sosial atau sebagai “
Human Service Organization
”. Untuk mengadakan perubahan-perubahan sikap dan tingkah laku serta meningkatkan
kemampuan klien agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh HSO
ditujukan untuk
mewujudkan, memelihara,
memberi, memulihkan
dan mengembangkan usaha kesejahteraan sosial bagi para penyandang masalah
sosial.Soemardhi H.S, 1996:38 Untuk melaksanakan tugas seperti disebutkan di atas, organisasi sosial
mempunyai berbagai fungsi. Adapun fungsi organisasi sosial terutama dalam rangka ikut membantu pemerintah atau berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan
sosial dalam bidang kesejahteraan sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:
Keterangan:
1. L
ingk 1: Solid gounding in management theory
2.
Lingk 2: Ongoing development of management knowledge and leadership
skills
3.
Lingk 3: Commitment to professional values and ethical pactices
4.
Lingk 4: Commitment to the organization’s mission and philosophy
5.
Lingk 5: Terdiri dari Managing the organizations; Managing personal;
managing finance; dan managing information
1 2
3 4
5
12 3.
Fungsi organisasi sosial yang bergerak dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang mengarah pada usaha kesejahteraan sosial yang
bersifat pencegahan atau preventif dan pengembangan atau promotif dan perubahan-perubahan sosial yang terarah dan terencana dengan sasaran
garapannya yaitu potensi dan sumber-sumber kesejahteraan sosial, keluarga dan lingkungan sosial.
4. Fungsi organisasi sosial yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial untuk
terciptanya kondisi sosial dari sasaran garapan penyandang sosial atau klien agar dapat memiliki kembali dari rasa harga diri dan kepercayaan diri sehingga dapat
menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat, dengan usaha kesejahteraan sosial yang bersifat preventif, rehabilitatif, sosialisasi dan
bantuan sosial. Fungsi organisasi sosial dalam rangka melaksanakan tugasnya tidak akan
terlepas dari upaya untuk menggali dan menghimpun potensi dan sumber dana masyarakat serta partisipasinya. Bahkan bagaimana HSO tersebut dapat berkolaborasi
dengan stakeholder lainnya untuk menciptakan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. selama ini fungsi yang dilakukan antara pemerintah, swasta
dan masyarakat yang didalamnya adalah HSO masih berjalan masing-masing, dan belum ada pola kolaborasi yang sinergis dalam memberikan pelayanan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
2.2 HubunganKolaborasi HSO dalam Pemenuhan Kebutuhan