Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividen Payout Ratio Pada BUMN Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN

LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO

PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

MASLYZON SIMBOLON

077017052/Akt

S

E K

O L

A

H P

A

S C

A S A R JA N

A

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 9


(2)

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN

LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO

PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MASLYZON SIMBOLON

077017052/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 9


(3)

Judul Tesis : PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Maslyzon Simbolon Nomor Pokok : 077017052

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui: Komisi Pembimbing,

(Erlina,SE,M.Si,Ph.D,Ak) (Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 16 Maret 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Erlina SE,M.Si,Ph.D,Ak

Anggota : 1. Drs.Hasan Sakti Siregar,M.Si,Ak

2. Prof.Dr.Ade FatmaLubis,MAFIS,MBA,Ak 3. Dra.Sri Mulyani,MBA,Ak


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh kepada Dividen Payout Ratio baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Objek penelitian yang diambil berjumlah 10 perusahaan BUMN dengan periode penelitian antara tahun 2001-2007 sehingga ada 70 jumlah amatan observasi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi dokumentasi yang bersumber dari data yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory maupun berasal dari www.idx.co.id. Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif kausal yaitu adanya hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria yang diambil adalah perusahaan BUMN yang membayarkan dividen tunai. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Current Ratio, Return on Assets dan Debt to Equity Ratio sedangkan variabel dependen adalah Dividen Payout Ratio. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Hasil Analisis menunjukkan bahwa secara simultan Current Ratio, Return on Assets dan Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Secara parsial menunjukkan bahwa bahwa hanya variabel Return on Assets saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Kebijakan dividen yang diterapkan pemerintah pada BUMN selalu berdasarkan pada laba akuntansi yang diperoleh saja, tanpa melihat kemampuan cashflow maupun besaran hutang dari BUMN.

Kata kunci : Likuiditas, Current Ratio, Profitabilitas, Return on Asset, Leverage, Debt to Equity Ratio, Dividen Payout Ratio


(6)

ABSTRACT

This research is aim to know the influence of Liquidity, Profitability and Leverage to Dividen Payout Ratio either simultan or partial at BUMN company that listed in Indonesian Stock Exchange.

The number of BUMN company that taken to be sample are 10 company with research period from year 2001-2007, so there are 70 end of observation used in this research. The source of data that used in this research is from Indonesian Capital Market Directory and www.idx.co.id. Research design model is causal associatif design that existence of causality between one variabel with other variabel. Sampling method that used in this research is purposive sampling method with criteria BUMN company that paid cash dividen. Independen variabel that used in this research was Current Ratio, Return on Assets and Debt to Equity Ratio and dependen variabel is Dividen Payout Ratio. Analysis method used is Multiple Linier Regression.

The result of this research show us that by simultan Current Ratio, Return on Assets dan Debt to Equity Ratio influence significantly to Dividen Payout Ratio and by partial only Return on Assets that influence significantly to Dividen Payout Ratio. Dividen policy that treated by government to BUMN company always based on accounting income without analysis it’s ability in cashflow or the amount of it’s debt.

Keyword : Liquidity, Current Ratio, Profitability, Return on Asset, Leverage, Debt to Equity Ratio, Dividen Payout Ratio


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, pertama sekali penulis menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Dalam penyelesaian tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala dan hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Melalui hal ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTMH, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus Anggota Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, selaku Ketua Komisi Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Anggota Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam penyelesaian tesis ini.


(8)

6. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku Anggota Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam penyelesaian tesis ini.

7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Anggota Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam penyelesaian tesis ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Ilmu Akuntansi Angkatan ke XIII

Disamping itu, teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada isteri tercinta Erita Panjaitan dan kedua anakku Kevin dan Vanessa yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyajian, bahasa maupun penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa/i.

Medan, Maret 2009


(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Maslyzon Simbolon SE, Ak

Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/Tanggal Lahir : Sumbul/30 Juni 1975

Agama : Kristen

Anak Ke : Dua dari lima bersaudara

Nama Orangtua : Mintan Simbolon (+)/Pintauli br Situmorang Alamat : Puri Mediterania No 17, Jl. Bajak II H

Harjosari Medan Amplas

Telepon : 061-7876017 / 081361684865

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. Tahun 2001 Lulus Pendidikan Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Extension di Universitas Sumatera Utara.

2. Tahun 1997 Lulus Pendidikan Diploma (D3) Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Medan.

3. Tahun 1994 Lulus Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lubuk Pakam.

4. Tahun 1991 Lulus Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lubuk Pakam.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR……...……….………... iii

RIWAYAT HIDUP………..…...………..……….... v

DAFTAR ISI..………..…...………..………. vi

DAFTAR TABEL.………...………... ix

DAFTAR GAMBAR…..………... x

DAFTAR LAMPIRAN...………... xi

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian..………...……….……. 9

1.3. Tujuan Penelitian………... 9

1.4. Manfaat Penelitian………...……….... 9

1.5. Originalitas...………...……….... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1. Landasan Teori... 11

2.1.1. Likuiditas Perusahaan... 11

2.1.2. Profitabilitas Perusahaan... 12

2.1.3 Leverage Perusahaan... 16

2.1.4. Dividen Payout Ratio... 17


(11)

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS………… 23

3.1. Kerangka konseptual... 23

3.1.1. Hubungan Cash Ratio dengan Deviden Payout Ratio... 24

3.1.2. Hubungan Return On Asset dengan Deviden Payout Ratio.. 24

3.1.3. Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Deviden Payout Ratio... 25 3.2. Hipotesis penelitian ... 25

BAB IV. METODE PENELITIAN……… 26

4.1. Rancangan Penelitian..………... 26

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian……….………... 26

4.3. Variabel Penelitian………..……….………... 27

4.3.1. Klasifikasi Variabel……….………... 27

4.3.2. Definisi Operasional Variabel………... 30

4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 30

4.5. Prosedur Pengambilan Data……….……….... 30

4.6. Model dan Teknik Analisis Data..………... 31

4.6.1. Metode Analisis Data…... 31

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 34

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 37

5.1. Deskripsi Data Penelitian BUMN………... 37

5.2. Hasil Penelitian…..………..………... 39

5.2.1. Uji Asumsi Klasik……….………... 39

5.2.1.1. Pengujian Normalitas Data …….….…………. 39


(12)

5.2.1.3. Pengujian Heteroskedastisitas…….………….. 42

5.2.1.4. Pengujian Autokorelasi….………….………… 43

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian…..… ... 44

5.3.1. Pengujian Hipotesis...…………..……. 44

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 53

6.1. Kesimpulan…....………....……..………….……... 53

6.2. Keterbatasan...………...…..…………..……... 54

6.3. Saran …………....……….………....……... 54


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Dividen Payout Ratio pada beberapa BUMN………... 8

2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu………... 22

4.1 Daftar Emiten yang menjadi Sampel Penelitian...…... 27

4.2 Operasionalisasi Variabel...………... 30

5.1 Deskripsi Data Penelitian pada BUMN..………... 37

5.2 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test... 40

5.3 Pengujian Multikolinieritas... 41

5.4 Pengujian Heteroskedastisitas... 42

5.5 Nilai Durbin – Watson... 43

5.6 Pengujian Goodness of Fit Model Summary... 44

5.7 Hasil Perhitungan Uji F ANOVA (b)... 45


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 3.1 Kerangka Konseptual...………... 23


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1 Daftar Sampel Perusahaan BUMN yang Go Publik

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2001-2007... 58 2 Output SPSS... 60


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh kepada Dividen Payout Ratio baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Objek penelitian yang diambil berjumlah 10 perusahaan BUMN dengan periode penelitian antara tahun 2001-2007 sehingga ada 70 jumlah amatan observasi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi dokumentasi yang bersumber dari data yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory maupun berasal dari www.idx.co.id. Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif kausal yaitu adanya hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria yang diambil adalah perusahaan BUMN yang membayarkan dividen tunai. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Current Ratio, Return on Assets dan Debt to Equity Ratio sedangkan variabel dependen adalah Dividen Payout Ratio. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Hasil Analisis menunjukkan bahwa secara simultan Current Ratio, Return on Assets dan Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Secara parsial menunjukkan bahwa bahwa hanya variabel Return on Assets saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Kebijakan dividen yang diterapkan pemerintah pada BUMN selalu berdasarkan pada laba akuntansi yang diperoleh saja, tanpa melihat kemampuan cashflow maupun besaran hutang dari BUMN.

Kata kunci : Likuiditas, Current Ratio, Profitabilitas, Return on Asset, Leverage, Debt to Equity Ratio, Dividen Payout Ratio


(17)

ABSTRACT

This research is aim to know the influence of Liquidity, Profitability and Leverage to Dividen Payout Ratio either simultan or partial at BUMN company that listed in Indonesian Stock Exchange.

The number of BUMN company that taken to be sample are 10 company with research period from year 2001-2007, so there are 70 end of observation used in this research. The source of data that used in this research is from Indonesian Capital Market Directory and www.idx.co.id. Research design model is causal associatif design that existence of causality between one variabel with other variabel. Sampling method that used in this research is purposive sampling method with criteria BUMN company that paid cash dividen. Independen variabel that used in this research was Current Ratio, Return on Assets and Debt to Equity Ratio and dependen variabel is Dividen Payout Ratio. Analysis method used is Multiple Linier Regression.

The result of this research show us that by simultan Current Ratio, Return on Assets dan Debt to Equity Ratio influence significantly to Dividen Payout Ratio and by partial only Return on Assets that influence significantly to Dividen Payout Ratio. Dividen policy that treated by government to BUMN company always based on accounting income without analysis it’s ability in cashflow or the amount of it’s debt.

Keyword : Liquidity, Current Ratio, Profitability, Return on Asset, Leverage, Debt to Equity Ratio, Dividen Payout Ratio


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk tujuan reinvestasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka laba yang ditahan perusahaan akan berkurang yang berarti juga akan mengurangi sumber dana internal perusahaan, namun di lain pihak hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.

Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan (Riyanto, 2001 : 265) atau dengan kata lain kebijakan dividen berkaitan dengan penentuan berapa proporsi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa proporsi yang ditahan untuk diinvestasikan kembali. Hal ini timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan perusahaan. Di satu pihak, para pemegang saham akan menginginkan pembagian dividen yang tinggi untuk meningkatkan return atas investasi mereka didalam perusahaan, sementara di lain pihak, perusahaan berusaha menahan laba


(19)

yang diperoleh untuk digunakan sebagai sumber dana internal dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan, dimana pertumbuhan perusahaan tentu akan berimplikasi pada peningkatan akan kebutuhan dana. Oleh karena itu, kebijakan dividen ini diharapkan dapat memenuhi harapan-harapan para investor di satu sisi dan di sisi lain tidak menghambat pertumbuhan perusahaan.

Investasi pada saham dinilai mempunyai resiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi, deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi saham bersifat tidak pasti. Bagi investor memperhatikan pembagian dividen merupakan suatu hal yang penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi, karena dividen juga dapat menjadi penyampai informasi tentang keyakinan manajer dan prospek perusahaan di masa depan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan dan aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen yang meningkat tersebut dibayarkan. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Sedangkan hal yang sebaliknya akan terjadi, jika perusahaan merasa prospek di masa mendatang menurun maka perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya dan pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Dengan demikian manajemen akan enggan mengurangi pembagian dividen.

Menurut bentuk pembayarannya, dividen dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas, stock dividen merupakan dividen yang dibayarkan


(20)

sebagai tambahan jumlah lembar saham biasa kepada pemegang sahamnya. Dividen tunai merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling banyak digunakan oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham.

Sebagai pihak di luar emiten, para pemegang saham akan membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan besarnya dividen yang akan diterima dalam periode tertentu. Informasi tersebut disajikan melalui laporan keuangan perusahaan yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi dan mencerminkan kinerja keuangan emiten yang ditunjukkan oleh rasio-rasio keuangan.

Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, makin tinggi dividen tunai yang dibayarkan. Berarti semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, maka kemampuannya untuk membayar dividen akan semakin besar pula (Riyanto, 2001 : 267). Ada pula suatu perusahaan yang keadaan likuiditasnya sangat baik tetapi membayar dividen yang rendah karena laba yang diperoleh perusahaan diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai.

Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain current ratio, quick ratio, net working capital to sales dan cash ratio. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh aktiva lancarnya. Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari quick assets. Net working


(21)

capital to sales mengukur peranan sumber jangka panjang yang terikat pada aktiva lancar sehubungan dengan pelaksanaan penjualan. Sedangkan cash ratio yaitu rasio yang menggunakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan cash ratio karena kas adalah bentuk yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial, sedangkan hutang lancar menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat biasanya kurang dari satu tahun.

Return on Assets (ROA) juga akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. ROA yang merupakan salah satu rasio profitabilitas yang merupakan perrbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki. Rasio profitabilias lainnya yaitu Return on Equity yang mencerminkan pengakuan pasar terhadap laba yang dihasilkan perusahaan per total equity yang dimiliki dan earning per share yang merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. ROA dari suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai suatu indikator untuk menilai apakah suatu perusahaan mampu meningkatkan keuntungannya, yang berarti juga meningkatkan kekayaan para pemegang sahamnya. Dari keuntungan itu akan ditentukan seberapa besar laba yang dibagikan dan seberapa besar laba yang akan ditahan

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya akan mempengaruhi besarnya laba yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki, maka beban bunga


(22)

yang harus ditanggung juga akan semakin besar. Hal ini akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh semakin kecil, sehingga berpengaruh pada rendahnya dividen yang mampu dibayarkan kepada pemegang saham. Ada beberapa rasio yang termasuk dalam leverage ratio antara lain Debt to Equity Ratio yang menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang yang dimiliki, Times Interest Earned yang mengukur pengaruh adanya modal luar bagi perusahaan dan Fixed Charged Coverage yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menanggung beban tetap. Dalam penelitian ini akan menggunakan Debt to Equity Ratio untuk mengetahui berapa besar peranan modal yang dimiliki oleh pemegang saham.

Adanya perbedaan pembagian dividen oleh masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa setiap perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menentukan kebijakan dividen. Secara konseptual apabila Cash Ratio dan Return on Asset perusahaan semakin meningkat pada setiap tahunnya, maka kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang semakin besar pula. Yang terjadi di dalam perusahaan selalu berfluktuasi setiap tahunnya, serta ada pula perusahaan yang membagikan dividen secara konstan setiap tahunnya meskipun likuiditas dan nilai pasar perusahaan tiap tahun selalu berubah.

Pembagian dividen dalam perusahaan juga dipengaruhi oleh hutang. Apabila perusahaan memperoleh hutang baru untuk membiayai perluasan perusahaan, maka sebelumnya perusahaan harus sudah merencanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali hutang tersebut. Apabila perusahaan mempunyai kebijakan


(23)

pelunasan hutang dari dana sendiri yang berasal dari keuntungan, maka perusahaan harus menahan sebagian besar pendapatannya untuk keperluan itu yang berarti akan dapat mengurangi jumlah laba yang dapat dibagikan sebagai dividen tunai. Dengan kata lain perusahaan harus membagikan dividen yang rendah. Dalam kaitannya dengan hal tersebut dapat diketahui bahwa Cash Ratio, Return on Asset dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh suatu perusahaan.

BUMN yang merupakan suatu institusi profit oriented yang dimiliki oleh pemerintah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diatur didalam undang – undang yang merupakan menjadi salah satu sumber penerimaan negara non pajak di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Intervensi pemerintah sebagai pemegang saham terbesar tidak dapat dihindarkan didalam penentuan kebijakan dividen perusahaan. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara non pajak, pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat sudah menentukan masing target Dividen Payout Ratio yang harus dibayarkan oleh masing-masing BUMN. Terkadang juga untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah menambah target tersebut setiap tahunnya. Namun apakah dalam penentuan target Dividen Payout Ratio dari BUMN tersebut, pemerintah melihat dari sisi ukuran kemampuan perusahaan baik dari likuiditas, profitabilitas maupun leveragenya ?.

BUMN juga merupakan suatu perusahaan yang memerlukan dana internal untuk melakukan pertumbuhan melalui penambahan asset yang nantinya akan


(24)

menunjang kepada pertumbuhan laba perusahaan. Satu-satunya sumber dana internal yang dapat digunakan adalah laba ditahan, namun apabila Dividen Payout Rationya besar, maka laba ditahan yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan akan semakin kecil. Apabila dana yang digunakan untuk pengembangan perusahaan berasal dari sumber external melalui hutang, maka sekaligus juga akan membebani perusahaan dengan bunga dari hutang tersebut yang nantinya juga akan mengurangi laba perusahaan.

Hal ini dapat kita lihat lebih jelas lagi melalui tabel 1.1 dibawah ini dimana porsi pembayaran dividen dari laba yang diperoleh masing-masing BUMN relatif tinggi setiap tahunnya dengan rata-rata 73,13 persen, sehingga rata-rata laba ditahan di perusahaan hanyalah sebesar 26,87 persen. Dari data tersebut muncul pertanyaan apakah pemerintah dalam menetapkan Dividen Payout Ratio yang tinggi tersebut setiap tahunnya juga melihat ukuran kemampuan suatu perusahaan baik dari likuiditas, profitabilitas maupun leveragenya? Fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik lebih jauh untuk melakukan penelitian ini.


(25)

Tabel 1.1. Dividen Payout Ratio pada beberapa BUMN

No NAMA BUMN TAHUN DPR 1 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2004 46%

2005 55%

2006 63%

2007 63%

2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2004 50%

2005 48%

2006 48%

2007 49%

3 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk 2004 5%

2005 29%

2006 92%

2007 40%

4 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 2004 49%

2005 26%

2006 501%

2007 50%

5 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 2004 27%

2005 50%

2006 59%

2007 89%

6 PT. Timah (Persero) Tbk 2004 46%

2005 47%

2006 50%

2007 50%

7 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2004 46%

2005 54%

2006 50%

2007 49%

8 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 2004 49%

2005 30%

2006 21%

2007 24%

9 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2004 51%

2005 50%

2006 50%

2007 45%

10 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 2004 27%

2005 32%

2006 25%

2007 32%


(26)

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah :

“Apakah Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio baik secara simultan maupun parsial pada BUMN di Bursa Efek Indonesia ? ”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio baik secara simultan maupun parsial pada BUMN di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Perusahaan BUMN

Menjadi referensi bagi perusahaan BUMN khususnya mereka yang listing di Bursa Efek Indonesia dalam menentukan langkah-langkah dan strategi dalam melakukan negosiasi kebijakan dividen dengan pemerintah.

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam menentukan target BUMN didalam kebijakan dividen kepada masing-masing BUMN.


(27)

3. Bagi Investor

Sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan investasi terlebih dalam pengelolaan protofolio saham

4. Peneliti Berikutnya

Diharapkan juga agar penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

5. Ilmu Pengetahuan

Bagi Ilmu pengetahuan diharapkan sebagai sumber acuan dalam menentukan Dividen Payout Ratio dengan menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang dilakukan dari penelitian sebelumnya seperti Prihantoro (1997), Sudarsi (2002), Dwiyani (2005), Anil dan Kapoor (2007), Palenti dan Evita (2008), namun semua peneliti tersebut diatas melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahan swasta sementara dalam penelitian ini ditujukan kepada BUMN dan hal-hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah periode penelitian, sektor perusahaan yang diteliti dan variabel-variabel bebas yang digunakan adalah merupakan suatu ukuran standart kemampuan suatu perusahaan baik dari sisi likuiditas, profitabilitas maupun leverage.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Likuiditas Perusahaan

Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, makin tinggi dividen tunai yang dibayarkan. Berarti semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, maka kemampuannya untuk membayar dividen akan semakin besar pula (Riyanto, 2001 : 267). Ada pula suatu perusahaan yang keadaan likuiditasnya sangat baik tetapi membayar dividen yang rendah karena laba yang diperoleh perusahaan diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai.

Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain current ratio, quick ratio, net working capital to sales dan cash ratio. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh aktiva lancarnya. Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari quick assets dengan tujuan untuk melihat kualitas dari aktiva lancar. Net working capital to sales mengukur peranan sumber jangka panjang yang terikat pada aktiva lancar sehubungan dengan pelaksanaan penjualan. Sedangkan cash ratio yaitu rasio yang menggunakan


(29)

kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan cash ratio karena kas adalah bentuk yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial, sedangkan hutang lancar menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat biasanya kurang dari satu tahun.

Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah kas atau setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan semakin kuat kemampuan kas perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Dengan semakin meningkatnya cash ratio akan dapat meningkatkan keyakinan para investor akan menerima pembayaran dividen tunai dari perusahaan.

2.1.2. Profitabilitas Perusahaan

Profitabilitas perusahaan diindikasikan oleh laba. Menurut Gitman (2003 :599) : “Profitability is the relationship between revenues and cost generated by using the firm’s assets – both current and fixed – in productive activities“. Profitabilitas merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya dengan menggunakan aktiva produktif perusahaan berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sedangkan Brigham dan Houston (2001 : 89) mengatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Selain itu Brigham dan Daves (2004 : 1007) mengatakan bahwa “ Profitability ratios are a group of ratios that


(30)

shows the combined effects of liquidity, asset management, and debt on operation.“ Hal tersebut menunjukkan rasio profitabilitas merupakan suatu kelompok rasio yang menunjukkan aspek likuiditas, manajement aktiva dan besarnya operasional perusahaan yang dibiayai dari sumber hutang.

Dalam penelitian ini, rasio yang dipakai utk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset yaitu ratio yang mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba dengan pemanfaatan dari aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan gambaran dan jawaban akhir tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Laba maksimum adalah tujuan umum setiap perusahaan yang bersifat jangka pendek dan merupakan elemen terpenting agar kelanjutan dari perusahaan itu dapat terjamin. Selain tujuan yang bersifat jangka panjang yaitu kemampuan untuk bersaing, kemampuan untuk bertumbuh dan kemampuan untuk berkembang.

Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut maka perlu dilakukan proses manajemen yang efektif dan efisien. Tingkat efisien tidak hanya dilihat dari sisi laba yang diperoleh melainkan dengan cara membandingkan laba yang diperoleh tersebut dengan kekayaan atau modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut.

Kondisi perusahaan dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya melalui rasio profitabilitas. Rasio-rasio profitabilitas yang dipergunakan berhubungan dengan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Terdapat beberapa


(31)

pengukuran terhadap profitabilitas atau rentabilitas suatu perusahaan yang masing-masing dihubungkan dengan total aktiva, modal sendiri maupun nilai penjualan yang dicapai.

Weston & Copelan (1999 : 232) mendefinisikan profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Sedangkan menurut Martono & Harjito (2001 : 18) menyatakan bahwa profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Manager perusahaan diharapkan memiliki kemampuan didalam mengelola perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimum melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya dengan cara yang efisien. Efisiensi perusahaan dapat diperoleh dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Dari ukuran rasio profitabilitas yang ada, penulis mengambil rasio ukur Return on Assets untuk melakukan penelitian. Kelebihan Return on Assets menurut Syamsuddin (2002 : 58) yaitu :

1. Selain berguna sebagai alat kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.


(32)

2. Sebagai alat utk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing produk.

3. Sebagai alat yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. Hal ini dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktek akuntansi secara benar dalam arti mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang ada. Apabila suatu perusahaan pada periode tertentu telah mencapai perputaran aktiva operasi sesuai standar yang telah ditetapkan akan tetapi ROA yang dicapai masih dibawah standar, maka pihak manajemen perusahaan hendaknya lebih mencurahkan perhatian pada usaha peningkatan efisiensi sektor produksi dan penjualan.

Sedangkan kelemahan Return on Asset (ROA) menurut Syamsuddin (2002 : 59) yaitu sebagai berikut :

1. Sulit membandingkan Rate of Return suatu perusahaan dengan perusahan lain, karena perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan.

2. Analisa Return on Asset saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

Menurut Syamsuddin (2002 : 57) Return on Asset dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang dimiliki.


(33)

2.1.3. Leverage Perusahaan

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang akan mempengaruhi besarnya laba yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki, maka beban bunga yang harus ditanggung juga akan semakin besar. Hal ini akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh semakin kecil, sehingga berpengaruh pada rendahnya dividen yang mampu dibayarkan kepada pemegang saham. Ada beberapa rasio yang termasuk dalam leverage ratio antara lain Debt to Equity Ratio yang menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang yang dimiliki, Times Interest Earned yang mengukur pengaruh adanya modal luar bagi perusahaan dan Fixed Charged Coverage yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menanggung beban tetap. Dalam penelitian ini akan menggunakan Debt to Equity Ratio untuk mengetahui berapa besar peranan modal yang dimiliki oleh pemegang saham.

Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham,


(34)

artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

2.1.4. Dividen Payout Ratio

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari laba bersih setelah pajak dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan saham baru seperti rights dan warran. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan deviden yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Menurut Brigham and Houston (2001) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:

1. Dividen Irrelevance Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividen Payout Ratio tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.


(35)

2. Bird-in-the-hand Theory, sependapat dengan Gordon dan Lintner yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Dividen Payout Ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains.

3. Tax Preference Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada perusahaan yang sudah merencanakan dengan menetapkan target Dividen Payout Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak.

Untuk dapat membayar dividen dapat dibuat suatu rencana pembayaran dividen sebagai berikut:

1. Perusahaan mempunyai target Dividen Payout Ratio jangka panjang. 2. Manajer memfokuskan pada tingkat perubahan dividen dari pada tingkat absolut.

3. Perubahan dividen yang meningkat dalam jangka panjang, untuk menjaga penghasilan. Perubahan penghasilan yang sementara tidak untuk mempengaruhi Dividen Payout Ratio.


(36)

Penentuan besarnya Dividen Payout Ratio akan menentukan besar kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan dengan biaya murah. Dividen merupakan hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan hak yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, 1998 : 58).

Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor, dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus yang diterima oleh investor. Jika dividen merupakan satu-satunya arus kas, maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengukur arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. Lebih jauh, Jogiyanto (1998) menyatakan bahwa pembayaran dividen dapat dikelompokkan ke dalam tiga kemungkinan, yaitu: pembayaran dividen tidak teratur, dividen konstan tidak tumbuh, dan pertumbuhan dividen yang konstan.

Pembayaran dividen tidak teratur merupakan dividen dimana tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali, karena perusahaan menderita rugi atau kesulitan likuiditas.

Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran dividen dari periode ke periode relatif konstan. Perusahaan umumnya tidak melakukan pemotongan atau pengurangan dividen, sekalipun perusahaan mengalami sedikit


(37)

kesulitan likuiditas. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kesan para pemegang saham atas stabilitas likuiditas perusahaan. Dan pertumbuhan dividen yang konstan merupakan dividen yang tumbuh secara konstan yang umumnya ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar growth (Jogiyanto, 1998 : 71-75).

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio diantaranya oleh Prihantoro tahun 1997 yang melakukan penelitian terhadap 148 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 1991-1996 dan mengemukakan kesimpulan bahwa dari antara variabel Posisi Kas, Potensi Pertumbuhan, Ukuran perusahaan, Rasio Hutang terhadap Modal, Profitabilitas dan Kepemilikan, hanya Posisi Kas dan Rasio Hutang terhadap Modal yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Sudarsi tahun 2002 yang ditujukan kepada industri perbankan yang terdaftar di Bursa efek Jakarta mengemukakan kesimpulan bahwa dari antara variabel Posisi Kas, Profitabilitas dan Potensi Pertumbuhan, satu pun tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rini Dwiyani Hadiwidjaja tahun 2005 yang ditujukan kepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005 menghasilkan kesimpulan bahwa dari antara variabel Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Investment dan Tax


(38)

Rate, hanya Return on Investment dan Tax Rate yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Kanwal Anil dan Sujata Kapoor tahun 2007 di India yang ditujukan kepada perusahaan sektor Informasi Teknologi tahun 2000 – 2006 menghasilkan kesimpulan bahwa dari antara variabel Return on Assets, Cash from Operation, Corporate Taxes, Risk dan Growth Opportunities hanya Cash from Operation dan Risk yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Palenti dan Evita tahun 2007 yang juga ditujukan kepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2003-2005 mengemukakan kesimpulan bahwa dari antara variabel Investasi, Kebijakan hutang, Profitabilitas dan Likuiditas, yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio secara signifikan adalah Investasi, kebijakan Hutang dan Profitabilitas, sementara likuiditas tidak mempengaruhi Dividen Payout Ratio.


(39)

Ringkasan dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1. dibawah ini :

Tabel 2.1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian

Tahun Variabel Hasil Penelitian

Prihantoro, Tahun 1997

Estimasi Pengaruh Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia

X1=Posisi Kas

X2=Potensi Pertumbuhan

X3=Ukuran Perusahaan

X4=Rasio Hutang & Modal

X5=Profitabilitas

X6=Kepemilikan

Y =Dividen Payout Ratio

Hanya Posisi Kas dan Rasio Hutang dan Modal yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

Sri Sudarsi, Tahun 2002

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada Industri Perbankan yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

X1=Posisi Kas

X2=Profitabilitas

X3=Potensi Pertumbuhan

Y =Dividen Payout Ratio

Baik secara simultan maupun secara parsial, Posisi Kas, Profitabilitas dan Potensi Pertumbuhan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen payout ratio

Rini Dwiyani, Tahun 2005

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia

X1=Cash Ratio

X2=Debt to Equity Ratio

X3=Net Profit Margin

X4=Return on Investment

X5=Tax Rate

Y =Dividen Payout Ratio

Secara Parsial, hanya Return on Investment dan Tax Rate yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

Kanwal Anil/ Sujata Kapoor, Tahun 2007

Determinants of Dividen Payout Ratio - A Study of Indian Information Technology Sector

X1=Return on Assets

X2=Cash from Operation

X3=Corporate Taxes

X4=Risk

X5=Growth Opportunities

Y =Dividen Payout Ratio

Hanya Variabel Cash from Operation dan Risk yang berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio sementara variabel Return on Assets, Corporate Taxes dan Growth Opportunities tidak berpengaruh signifikan

Palenti/ Evita, Tahun 2008

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang te daftar di r Bursa Efek Jakarta

X1=Investasi

X2=Kebijakan Hutang

X3=Profitabilitas

X4=Likuiditas

Y =Dividen Payout Ratio

Variabel Investasi, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan sementara variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan


(40)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Cash Ratio/CR (X1)

Return on Assets/ROA (X2)

Debt to Equity Ratio/DER (X3)

Dividen Payout Ratio/DPR (Y)

Gambar 3. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini ukuran Likuiditas diwakili oleh Cash Ratio untuk melihat kekuatan kas yang dimiliki untuk membayar kewajiban lancar, ukuran Profitabilitas diwakili oleh Return on Assets untuk melihat kemampuan management didalam mengelola assets perusahaan untuk menghasilkan laba, ukuran Leverage diwakili oleh Debt to Equity Ratio untuk melihat porsi struktur asal kekuatan modal perusahaan dalam operasionalnya apakah berasal dari hutang atau berasal dari Equity. Masing-masing hubungan antara variabel bebas Cash Ratio, Return on Assets dan


(41)

Debt to Equity Ratio dengan Dividen Payout Ratio dapat dilihat melalui Gambar 3 pada halaman sebelumnya.

3.1.1. Hubungan Cash Ratio dengan Dividen Payout Ratio

Melalui pengukuran dengan menggunakan cash ratio, akan diperoleh posisi kas suatu perusahaan yang merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen, sebaliknya apabila posisi kas dalam suatu perusahaan kecil maka akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen karena posisi kas yang ada harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam melakukan pembayaran kewajiban jangka pendek perusahan.

3.1.2. Hubungan Return on Asset dengan Dividen Payout Ratio

Return on Asset merupakan salah satu pengukuran terhadap profitabilitas atau tingkat keuntungan perusahaan didalam menjalankan operasionalnya. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar


(42)

sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

3.1.3. Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Dividen Payout Ratio

Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah Debt to Equity Ratio akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.

Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut akan diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah.

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah adalah :

“ Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio secara simultan dan parsial pada BUMN di Bursa Efek Indonesia ”


(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, yaitu untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini desain asosiatif yang digunakan adalah desain asosiatif kausal yaitu adanya hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. (Cooper & Schindler, 2006 : 176-177)

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua perusahaan BUMN yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia per akhir tahun 2007. Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sample dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu dan dalam penelitian ini kriteria yang diambil adalah perusahaan BUMN yang membayarkan dividen tunai berdasarkan laba tahun 2001-2007 yaitu sebanyak 10 BUMN yang terdiri dari tiga emiten dari sektor finance, dua emiten dari sektor pertambangan, satu emiten dari sektor konstruksi, satu emiten dari sektor farmasi, satu emiten dari sektor telekomunikasi, satu emiten dari sektor industri semen dan satu emiten dari sektor energi, sehingga ada 70 jumlah amatan observasi yang digunakan dalam penelitian ini.


(44)

Adapun daftar 10 perusahaan BUMN yang menjadi sample dalam penelitian ini terdapat pada tabel 4.1. dibawah ini :

Tabel 4.1 Daftar emiten yang menjadi sampel penelitian

No NAME SEKTOR KODE

1 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Telekomunikasi TLKM

2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Finance BBRI

3 PT. Aneka Tambang Tbk Pertambangan ANTM

4 PT. Semen Gresik Tbk Semen SMGR

5 PT. Bank Mandiri Tbk Finance BMRI

6 PT. Timah Tbk Pertambangan TINS

7 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Energi PGAS

8 PT. Adhi Karya Tbk Konstruksi ADHI

9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk Finance BBNI

10 PT. Kimia Farma Tbk Farmasi KAEF

4.3. Variabel Penelitian

4.3.1. Klasifikasi Variabel

Variabel – variable yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : a. Dividen Payout Ratio/DPR (Y)

Dividen Payout Ratio merupakan perbandingan antara dividen per lembar saham dengan earning per lembar saham. Semakin tinggi dividen payout ratio maka akan semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap managemen dalam melakukan pembayaran dividen. Data dividen tunai yang diambil adalah data


(45)

pembayaran tahun 2002 – 2008 atas laba yang diperoleh tahun 2001 – 2007. Variabel ini dapat diukur dengan formula sebagai berikut ;

DPR = X 100%

Dividen tunai per saham Laba per saham

b. Cash Ratio/CR (X1)

Cash Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah kas atau setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi pembayaran kewajiban jangka pendeknya. Dengan semakin meningkatnya Cash Ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor akan menerima pembayaran dividen tunai yang diharapkan oleh investor. Variabel ini dapat diukur dengan formula sebagai berikut ;

CR = X 100%

Total kas akhir tahun Total Kewajiban Lancar

c. Return on Asset/ROA (X2)

Merupakan perbandingan antara Laba bersih setelah pajak dengan Total Aktiva. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Faktor ini juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh


(46)

perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Variabel ini dapat diukur dengan formula berikut ;

ROA = X 100%

Total Aktiva Laba bersih

d. Debt to Equity Ratio/DER (X3)

Variabel ini diukur melalui perbandingan antara total hutang dengan ekuitas perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Variabel ini dapat diukur dengan formula sebagai berikut ;

DER = X 100%

Total Kewajiban Total Ekuitas


(47)

4.3.2. Definisi Operasional Variabel

Adapun operasionalisasi variabel terdapat pada tabel 4.2. dibawah ini:

No Variabel Sub Variabel

Tabel 4.2. Operasionalisasi Variabel

Indikator Skala

Definisi

DPR = X 100% Rasio

CR = X 100% Rasio

ROA = X 100% Rasio

DER = X 100% Rasio

1 Penilaian/ Ukuran Pasar Dividen Payout Ratio (Y)

Perbandingan antara dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham

Dividen tunai per saham

Laba per saham

Total kas akhir tahun

Total Kewajiban Lancar

Laba bersih

Total Aktiva

2 Likuiditas

3 Profitabilitas Return on Asset (X

2)

Perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva Cash Ratio (X 1)

Perbandingan antara jumlah kas per akhir tahun dengan jumlah kewajiban lancarnya

Total Kewajiban

Total Ekuitas

4 Leverage Debt to Equity Ratio (X

3)

Perbandingan antara total kewajiban dengan total ekuitas

4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia di Jakarta dengan jangka waktu penelitian December 2008 – January 2009.

4.5. Prosedur Pengambilan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui studi dokumentasi, Peneliti mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan penelitian, terutama yang bersumber dari data yang terdapat pada Indonesian Capital Market


(48)

Directory maupun berasal dari www.idx.co.id, bursa.com dan www.e-trading.com

4.6. Model dan Teknik Analisis Data 4.6.1. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = ƒ(X1,X2,X3)

Model tersebut ditransformasikan dalam bentuk regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) dengan metode Ordinary Least Square (OLS) sebagai berikut :

Y = α + β1X1+β2X2+β3X3+ε

dimana :

Y = Dividen Payout Ratio X1 = Cash Ratio/CR

X2 = Return on Assets/ROA

X3 = Debt to Equity Ratio/DER α = Konstanta

ε = Error Term

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Asumsi-asumsi klasik tersebut meliputi (Gujarati :1999) sebagai berikut :


(49)

1. Data terdistribusi secara normal (Normalitas Data)

2. Tidak terdapat mulikolineritas diantara atau semua variabel independen. 3. Tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu ragam error yang tidak konstant pada

setiap vairabel.

4. Tidak terjadi autokorelasi, yaitu korelasi antar error atau tidak dipengaruhi oleh unsur gangguan.

Uji Normalitas Data

Normalitas data dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov, Dimana apabila nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi data tidak normal dan sebaliknya.

Uji Multikoliniearitas

Multikolinieritas adalah terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti (sempurna). Dimana suatu keadaan yang satu atau lebih variabel bebasnya terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF), yaitu dengan rumus : (Hair et al, 1998 :193)

VIF =

R2 k

1

1


(50)

variabel-variabel X lainnya.

Batas toleransi value adalah 0.01 dan batas VIF adalah 5 apabila : toleransi value < 0.01 atau VIF > 5 = terjadi multikolinieritas toleransi value > 0.01 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinieritas

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi atau terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Perubahan yang tergambarkan dalam spesifikasi model regresi disebut Homoskedastisitas. Asumsi kedua ini akan diuji dengan uji Glesjer yaitu untuk memformalkan grafik dengan melakukan regresi FLS terhadap model regresi dan kemiringan yang signifikan dan melakukan pengujian t, berikut :

Apabila :

t hitung > t tabel = terjadi heteroskedastisitas t hitung ≤ t tabel = tidak ada heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Pengujian asumsi ketiga menggunakan uji Durbin Watson, yaitu menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung nilai d statistik dengan rumus (Gujarati 1999 : 215) berikut :


(51)

t=N

Σ

e

t

e

t-1

t=1

d

=

t=N

Σ

e

t 2

t=1

dimana :

d = nilai d

et = nilai residu dari persamaan regresi periode t et-1 = nilai residu dari persamaan regresi periode t-1

4.6.2. Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut :

1. Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95% (α =0.05).

Urutan uji F meliputi :

a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H0 : β1 = β2 = β3

H1 : Paling sedikit ada satu βi≠0 i=1,2,3 b. Menghitung Fhitung dengan menggunakan rumus yaitu :


(52)

F

=

( 1 - R

2

) / (n-k-1)

R

2

/ k

dimana :

R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0.05 dan degree of freedom = n-k-1.

c. Kriteria Pengujian :

dimana : Fhitung > Ftabel = H0 ditolak Fhitung≤ Ftabel = H0 diterima

2. Uji Koefisien Determinasi (R2), melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel tidak bebas dengan

formula (Gujarati 1995 : 207) sebagai berikut:

Jk

R

R2 =

Jk

Y

dimana :

Jika JkR = Jumlah kuadrat regresi (Explained sum of squares) Jika JkY = Jumlah total kuadrat ( Total sum of squares)


(53)

Dalam hasil output SPSS, maka yang menjadi patokan adalah Adjusted R Square.

3. Uji t Statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05).

Urutan uji t :

a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H0 : β1 = β2 = β3 = 0

H1 : Paling sedikit ada satu β1 ≠ 0, i = 1,2,3

b. Menghitung thitung dengan menggunakan rumus : (Clave et al, 2001 :534)

b

i

t

hit

=

s

b

i dimana :

bi = koefisien regresi masing-masing variabel Sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95%.

c. Kriteria pengujian : thitung > ttabel = H0 ditolak thitung≤ ttabel = H0 diterima


(54)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian BUMN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividen Payout Ratio, sedangkan variabel independen adalah Cash Ratio, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio. Didalam tabel 5.1 dibawah ini menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari data.

Tabel 5.1 Deskripsi Data Penelitian pada BUMN

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

CR_X1 70 .08 69.30 15.2337 17.36346

ROA_X2 70 .01 1.23 .2535 .27104

DER_X3 70 .24 103.50 27.0426 32.23226

DPO_Y 70 .05 5.01 .7313 .74242

Valid N (listwise) 70 Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 5.1, maka secara umum nilai minimum dari Cash Ratio adalah 8 persen, nilai maksimum Cash Ratio adalah 6.930 persen dengan rata-rata Cash Ratio yang diperoleh BUMN yang go publik dari tahun 2001 – 2007 sebesar 1.523,37 persen. Hal tersebut menunjukkan besarnya jumlah kas yang tersedia yang


(55)

mampu untuk digunakan dalam melunasi kewajiban jangka pendek BUMN. Setiap Rp1 kewajiban jangka pendek BUMN akan dijamini oleh tersedianya kas sebesar Rp15,23. Penyimpangan dari nilai rata-rata data Cash Ratio yang ada sebesar 1.736,35 persen.

Nilai minimum Return on Asset adalah 1 persen, nilai maksimum Return on Asset adalah 123 persen dengan rata-rata Return on Asset yang diperoleh pada BUMN yang go publik dari tahun 2001 – 2007 sebesar 25,35 persen, sementara penyimpangan dari nilai rata-rata data Return on Asset yang ada sebesar 27,10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah aset yang dimiliki oleh masing-masing BUMN, maka rata-rata BUMN hanya dapat menghasilkan 25,35 persen return dari hasil mengelola aset yang dimiliki tersebut.

Nilai minimum Debt to Equity Ratio adalah 24 persen, nilai maksimum Debt to Equity Ratio adalah 10.350 persen dengan rata-rata Debt to Equity Ratio yang diperoleh pada BUMN yang go publik dari tahun 2001 – 2007 adalah 2.704,26 persen. Hal tersebut menunjukkan tingginya pembiayaan dalam operasional perusahaan yang berasal dari hutang kepada pihak ketiga. Hal ini didominasi oleh BUMN perbankan yang operasionalnya adalah mengelola dana- dana nasabah yang merupakan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Penyimpangan dari nilai rata-rata data Debt to Equity Ratio yang ada sebesar 3.223,23 persen.


(56)

Nilai minimum dari Dividen Payout Ratio adalah 5 persen, nilai maksimum dari Dividen Payout Ratio adalah 501 persen dengan rata-rata Dividen Payout Ratio yang diperoleh pada BUMN yang go publik dari tahun 2001 – 2007 adalah 73,13 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari setiap laba yang diperoleh, maka rata-rata BUMN akan membagikannya kepada pemegang saham sebagai dividen sebesar 73,13 persen, dan yang tinggal di dalam perusahaan sebagai retained earning yang digunakan untuk pengembangan perusahaan kedepannya hanya sebesar 26,87 persen saja. Penyimpangan dari nilai rata-rata data Dividen Payout Ratio yang ada sebesar 74,24 persen.

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis meliputi :

5.2.1.1. Pengujian Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak, dapat dideteksi melalui analisis statistik dengan alat uji one sample Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji awal dari penelitian ini menghasilkan bahwa data penelitian ini tidak terdistribusi normal sehingga peneliti mengubah bentuk data kedalam bentuk logaritma (Log),


(57)

kemudian baru dilakukan pengujian, dan diperoleh hasil pengujian seperti terdapat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Unstandardized Predicted Value

N 70

Normal Parameters(a,b) Mean -.5832838

Std. Deviation .28705286

Most Extreme Differences Absolute .102

Positive .102

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .853

Asymp. Sig. (2-tailed) .461

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Pengujian dilakukan dengan pengujian antara variabel Cash Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Dividen Payout Ratio dengan residualnya (unstandartized residual) sebagai daftar target variabel test secara bersamaan yang tidak dilakukan secara individual (Ghozali, 2001 : 114). Dari hasil pengujian terlihat pada tabel 5.2 tersebut besarnya nilai Kolmogorov – Smirnov adalah 0,853 dan signifikan pada 0.461. Hal ini berarti bahwa data residual berdistribusi normal.


(58)

5.2.1.2. Pengujian Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Hal tersebut terdapat pada tabel 5.3. berikut :

Tabel 5.3 Pengujian Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Constant Tolerance VIF

LOG_CR .980 1.021

LOG_ROA .843 1.186

LOG_DER .831 1.203

a Dependent Variable: LOG_DPO

Pada output SPSS pada tabel 5.3 tersebut menunjukkan bagian coefficient Log_CR, Log_ROA dan Log_DER memiliki angka VIF jauh dibawah 5 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel yang ada.


(59)

5.2.1.3. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas. Jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2005) jika variabel independen signifikan terjadi secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 5.4 Pengujian Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .579 .110 5.242 .000

LOG_CR .027 .027 .120 1.005 .319

LOG_ROA .077 .045 .222 1.728 .089

LOG_DER -.014 .029 -.064 -.494 .623

a Dependent Variable: ABSUT

Dari hasil pengujian terlihat tidak terjadi heteroskedastisitas, karena tidak ada satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut (ABSUT).


(60)

5.2.1.4. Pengujian Autokorelasi

Gejala Autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai DWhitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai DWtabel dengan tingkat signifikansi 5% dimana DWtabel = n-k-1 (n = jumlah sample, k = jumlah variabel independen). Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DWhitung sebesar 1,939 seperti yang terdapat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5 Nilai Durbin – Watson

Model R

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .414(a) .64470 1.939

a Predictors: (Constant), LOG_DER, LOG_CR, LOG_ROA b Dependent Variable: LOG_DPO

Nilai DWtabel untuk n = 70 dan k = 3 diperoleh DL = 1,525 dan DU = 1,703 dan nilai 4-DL = 2,475 dan 4-DU = 2,297. Oleh karena nilai DWhitung = 1,939 dimana lebih besar dari batas atas (DU) = 1,703 dan kurang dari 4-DU = 2,297 atau 1,703<1,939<2,297 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif atau tidak terdapat autokorelasi.


(61)

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian 5.3.1. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage secara simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio, dilakukan goodness of fit untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square.

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6 Pengujian Goodness of Fit Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .414(a) .172 .134 .64470

a Predictors: (Constant), LOG_DER, LOG_CR, LOG_ROA b Dependent Variable: LOG_DPO

Penggunaan Adjusted R Square berdasarkan bahwa penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model (Ghozali, 2001 : 83). Setiap tambahan satu variabel independen, maka R Square pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu hal diatas menjadi dasar penggunaan nilai Adjusted R Square daripada menggunakan R Square.


(62)

Nilai Adjusted R Square pada tabel 5.6 diatas sebesar 13,40. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 13.40 persen variasi Dividen Payout Ratio dapat dijelaskan oleh variasi dari ke tiga variabel Cash Ratio, Return on Assset dan Debt to Equity Ratio, sedangkan sisanya sebesar 86.6 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Untuk menguji apakah parameter koefisien Adjusted R Square signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 persen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, dan apabila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho dapat diterima.

Atas hal tersebut berdasarkan pada ikhtisar pengujian terdapat dalam tabel 5.7 berikut ini :

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Uji F ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 5.686 3 1.895 4.560 .006(a)

Residual 27.432 66 .416

Total 33.118 69

a Predictors: (Constant), LOG_DER, LOG_CR, LOG_ROA b Dependent Variable: LOG_DPO

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 4,560 dengan tingkat signifikansi 0,006. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2.76. Oleh karena pada kedua perhitungan Fhitung > Ftabel (4,560 > 2.76), maka Ho


(63)

ditolak yang menunjukkan bahwa secara simultan variabel cash ratio, return on asset dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividen payout ratio.

Untuk melihat pengaruh variabel independen cash ratio, return on asset dan debt to equity ratio terhadap dividen payout ratio secara parsial digunakan uji T yang dapat dilihat sesuai dengan tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Uji T Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.279 .159 -1.758 .083

LOG_CR .066 .039 .191 1.690 .096

LOG_ROA .188 .065 .355 2.910 .005

LOG_DER -.009 .042 -.025 -.206 .837

a Dependent Variable: LOG_DPO

Dari tabel 5.8 diatas diperoleh suatu model regresi yang dibentuk dari nilai Unstandardized Coefficients sebagai berikut:

Y = - 0,279 + 0,066 Log X1 + 0,188 Log X2 - 0,009 Log X3 + ε

Adapun makna dari model tersebut yaitu :

1. Konstanta sebesar - 0,279 dapat diartikan jika cash ratio, return on asset dan debt to equity ratio tidak mengalami perubahan atau sama dengan nol, maka dividen payout ratio akan berkurang sebesar 0,279 persen.


(64)

2. Dari coefficient variabel Log X1 sebesar 0,066 diperoleh coefficient variabel X1 sebesar 1,164 yang berarti bahwa apabila cash ratio bertambah satu satuan maka dividen payout ratio akan bertambah sebesar 1,164 persen.

3. Dari coefficient variabel Log X2 sebesar 0,188 diperoleh coefficient variabel X2 sebesar 1,542 yang berarti bahwa apabila return on asset bertambah satu satuan maka dividen payout ratio akan bertambah sebesar 1,542 persen.

4. Dari coefficient variabel Log X3 sebesar - 0,009 diperoleh coefficient variabel X3 sebesar - 1,021 yang berarti bahwa apabila debt to equity ratio bertambah satu satuan maka dividen payout ratio akan berkurang sebesar 1,021 persen. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung untuk variabel cash ratio sebesar 1,690 sedangkan ttabel pada tingkat keyakinan 95% adalah 1,994 dimana 1,994 > 1,690 dan karena ttabel > thitung maka Ho diterima, yang artinya bahwa cash ratio tidak berpengaruh terhadap dividen payout ratio. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (1997) dan Kapoor (2007) dimana cash ratio berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio.

Pemerintah selaku pemegang saham dalam pengelolaan BUMN menciptakan kebijakan yang dalam jangka panjang bisa menyulitkan BUMN. Pembebanan dividen yang besar kepada BUMN berpotensi membebani cashflow. Ini karena secara, laba (net income) dengan arus kas (cash flow) adalah dua aspek yang tidak sama. Sebuah BUMN yang memiliki laba besar bukan berarti pada saat yang sama memiliki cashflow untuk membayar dividen yang besar pula. Akibatnya menjadi tidak sehat apabila BUMN harus meminjam dana dari bank untuk membayar dividen.


(65)

Perkembangan BUMN dapat terganggu akibat kebijakan Dividen Payout Ratio yang besar karena untuk dapat bersaing dengan kompetitor, BUMN membutuhkan dana investasi yang tidak kecil dimana sebagian dana tersebut diambil dari pencadangan laba. Apabila dana cadangan laba tersebut terlalu kecil karena habis untuk membayar dividen, maka BUMN akan menunda rencana investasinya yang berarti melepas peluang bisnis yang ada atau meminjam ke bank untuk konsekuensi membayar bunga.

Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa thitung untuk variabel return on asset sebesar 2,910 sedangkan ttabel pada tingkat keyakinan 95% adalah 1,994 dimana 1,994 < 2,910 dan karena ttabel < thitung maka Ho ditolak, yang artinya bahwa return on asset berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwiyani (2005) dimana return on asset berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.

Kebijakan dividen yang diterapkan pada BUMN selalu berdasarkan pada laba akuntansi yang diperoleh dengan melihat kemampulabaan (Profitabilitas) dari suatu perusahaan BUMN tersebut. Pemerintah dalam menetapkan jumlah dividen hanya berpatokan kepada jumlah laba yang dihasilkan, dan dari setiap rupiah laba yang dihasilkan tersebut harus menjadi suatu bagian dividen yang disetor ke negara berdasarkan Dividen Payout Ratio yang ditetapkan. Hal ini membuat BUMN menjadi raksasa yang gemuk yang bergerak lamban yang disebabkan oleh jumlah asset yang tinggi sementara pengelolaan asset tersebut agar dapat menghasilkan profit yang tinggi masih rendah. Akibatnya accounting profit yang dihasilkan sering


(1)

Widoadmodjo, Sawidji. 1996.

Cara Sehat Investasi di Pasar Modal.

PT Jurnalindo

Aksara Grafika, Jakarta.

Santoso, Singgih. 2008.

Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16.

PTElex Komputindo.

Jakarta.

Sudarsi, Sri. 2002.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio

pada Industri Perbankan yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Edisi Maret 2002. STIE Stikubank Semarang.

Sugiyono. 2003.

Metode Penelitian Bisnis.

CV Alfabeta. Bandung.

Syamsuddin, Lukman. 2002.

Manajemen Keuangan Perusahaan,

Edisi Baru.

Cetakan Ketujuh. PT.Grafindo Persada, Jakarta.

Weston J.Fred & Thomas E Coopeland. 1999.

Manajemen Keuangan,

terjemahan Jaka Wasana dan Kibrandoko. Edisi Kedelapan. Erlangga.

Jakarta.


(2)

Lampiran I Daftar Sample Perusahaan BUMN Yang Go Publik di Bursa

Efek Jindonesia Tahun 2001-2007

Lampiran 1

No Kode Emiten Tahun

CASH RATIO (X1)

RETURN ON ASSETS

(X2)

DEBT TO EQUITY RATIO (X3)

DIVIDEN PAYOUT RATIO (Y) *

1 TLKM 2001 0.35 0.25 10.23 0.23

2002 0.34 0.45 8.78 1.23

2003 0.39 0.34 3.45 3.44

2004 0.42 0.12 2.10 0.46

2005 0.40 0.13 16.70 0.46

2006 0.40 0.15 16.80 0.55

2007 0.49 0.16 14.30 0.63

2 BBRI 2001 9.33 0.23 67.54 0.22

2002 11.33 0.34 45.43 0.43

2003 13.23 0.43 87.43 0.35

2004 12.70 0.03 77.23 0.50

2005 14.10 0.03 81.90 0.48

2006 14.70 0.03 81.70 0.48

2007 12.70 0.02 94.80 0.49

3 ANTM 2001 13.35 0.42 43.45 1.33

2002 22.23 0.65 32.12 1.54

2003 31.43 0.76 11.43 2.32

2004 21.90 0.13 14.70 0.05

2005 9.25 0.13 11.10 0.29

2006 9.65 0.21 0.70 0.92

2007 26.37 0.43 0.37 0.40

4 SMGR 2001 9.32 0.43 0.88 0.73

2002 12.44 0.76 0.24 0.32

2003 6.53 0.97 0.43 0.55

2004 0.51 0.08 0.83 0.49

2005 0.63 0.14 0.63 0.26

2006 11.90 0.17 0.36 5.01

2007 19.50 0.21 0.28 0.50

5 BMRI 2001 54.45 1.23 1.55 1.53

2002 67.34 0.34 0.67 1.87

2003 65.33 0.46 0.84 0.65

2004 44.70 0.02 89.50 0.27

2005 37.40 0.02 103.50 0.50

2006 59.10 0.01 91.60 0.58

2007 69.30 0.01 99.10 0.89

Daftar Sample perusahaan BUMN yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2001 - 2007


(3)

No Kode Emiten Tahun

CASH RATIO (X1)

RETURN ON ASSETS

(X2)

DEBT TO EQUITY RATIO (X3)

DIVIDEN PAYOUT RATIO (Y) *

6 TINS 2001 10.55 0.53 1.85 1.54

2002 9.35 0.54 0.99 1.43

2003 11.33 0.57 0.54 0.41

2004 34.00 0.07 0.60 0.46

2005 0.12 0.04 0.79 0.47

2006 12.80 0.06 10.60 0.50

2007 12.80 0.04 0.50 0.50

7 PGAS 2001 24.53 0.53 13.43 0.85

2002 25.44 0.24 14.44 0.34

2003 21.32 0.43 11.33 0.86

2004 26.20 0.04 24.70 0.46

2005 28.10 0.07 20.23 0.54

2006 0.49 0.13 17.10 0.50

2007 0.39 0.08 22.30 0.49

8 ADHI 2001 0.34 0.13 26.45 0.75

2002 0.97 0.55 45.43 0.53

2003 0.65 0.94 34.35 0.86

2004 0.19 0.04 45.20 0.49

2005 0.13 0.03 55.10 0.30

2006 0.08 0.03 55.10 0.21

2007 0.24 0.03 71.60 0.24

9 BBNI 2001 23.22 0.05 56.43 0.67

2002 21.23 0.03 23.45 0.85

2003 22.44 0.34 37.55 0.65

2004 19.10 0.02 68.20 0.51

2005 22.00 0.05 11.43 0.50

2006 21.30 0.01 10.45 0.50

2007 29.10 0.05 96.50 0.45

10 KAEF 2001 0.87 0.53 0.34 0.85

2002 0.65 0.56 0.67 0.52

2003 0.87 0.52 0.85 0.85

2004 0.49 0.07 0.44 0.27

2005 0.44 0.04 0.39 0.32

2006 0.60 0.03 0.45 0.25

2007 0.52 0.04 0.53 0.32


(4)

Lampiran 2 : Output SPSS

Descriptive

Statistics

N

Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation

CR_X1

70

.08

69.30

15.2337

17.36346

ROA_X2

70

.01

1.23

.2535

.27104

DER_X3

70

.24

103.50

27.0426

32.23226

DPO_Y

70

.05

5.01

.7313

.74242

Valid N (listwise)

70

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1

.414(a)

.172

.134

.64470

a Predictors: (Constant), LOG_DER, LOG_CR, LOG_ROA

b Dependent Variable: LOG_DPO

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

1

Regression

5.686

3

1.895

4.560

.006(a)

Residual

27.432

66

.416


(5)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

-.279

.159

-1.758

.083

LOG_CR

.066

.039

.191

1.690

.096

LOG_ROA

.188

.065

.355

2.910

.005

LOG_DER

-.009

.042

-.025

-.206

.837

a Dependent Variable: LOG_DPO

Regression Standardized Residual

3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 .50 0.00 -.50 -1.00 -1.50 -2.00 -2.50 -3.00 -3.50 -4.00

Histogram

Dependent Variable: LOG_DPO

Frequency

30

20

10

0

Std. Dev = .98 Mean = 0.00 N = 70.00


(6)

4

Normal P-P Plot of Regression Stand

Dependent Variable: LOG_DPO

Observed Cum Prob

1.00 .75

.50 .25

0.00

E

x

pec

ted C

um

P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Scatterplot

Dependent Variable: LOG_DPO

3 2

1 0

-1 -2

R

e

gr

es

s

io

n S

tu

denti

z

ed

R

e

s

idual

4

2

0

-2

-4


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh likuiditas, Solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index

3 43 131

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden pada Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

0 4 130

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTASI, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DEVIDEN PAYOUT RATIO (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 11

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA.

0 0 22

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS,LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 74

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 74

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA - Repositori Universitas Andalas

0 0 2

PENGARUH PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE PADA DIVIDEND PAYOUT RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA -

1 3 118