Bab 7 Bab 7
Bab 7 Bab 7
Bab 7 Menuju Kemerdekaan Indonesia 105
105 105
105 105
Untuk menanggapi kebijakan Jepang tersebut terdapat beberapa sikap perjuangan bangsa Indonesia. Propaganda Jepang sama sekali tidak
mempengaruhi para tokoh perjuangan untuk percaya begitu saja. Bagaimanapun mereka sadar bahwa Jepang adalah penjajah. Bahkan mereka
sengaja memanfaatkan organisasi-organisasi bikinan Jepang untuk meraih Indonesia merdeka. Beberapa bentuk perjuangan pada jaman Jepang adalah:
1. Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang
Kelompok bersedia bekerja sama dengan Jepang. Sebenarnya ini adalah sebagai bentuk perjuangan diplomasi. Tokoh-tokohnya adalah para pemimpin
Putera seperti; Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mas Mansyur.
Mereka memanfaatkan Putera sebagai sarana komunikasi dengan rakyat. Putera justru dijadikannya sebagai ajang kampanye nasionalisme. Pemerintah
Jepang menyadari hal tersebut, dan akhirnya membubarkan Putera digantikan Barisan Pelopor.
2. Gerakan Bawah Tanah
Pelarangan berdirinya partai politik pada zaman Jepang, mengakibatkan sebagian tokoh perjuangan melakukan gerakan bawah tanah. Gerakan
perjuangan ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan tidak resmi, tanpa sepengetahuan Jepang.
Mereka terus melakukan konsolidasi dalam menuju kemerdekaan Indonesia. Mereka menggunakan tempat-tempat strategis, seperti asrama
pemuda untuk melakukan pertemuan-pertemuan. Penggalangan semangat kemerdekaan dan membentuk suatu negara terus mereka kobarkan.
Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh,
dan Amir Syarifuddin. Mereka terus memantau perang Pasifik melalui radio- radio gelap. Sebab pada saat itu Jepang melarang bangsa Indonesia memiliki
pesawat komunikasi. Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal keras, karena mereka tidak kenal kompromi dengan Jepang.
3. Beberapa Perlawanan Bersenjata
Di samping perjuangan yang dilakukan dengan memanfaatkan organisasi bentukan Jepang dan gerakan bawah tanah, juga terdapat perlawanan-
perlawanan bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia. Perlawanan tersebut terjadi di Aceh, Singaparna Jawa Barat, dan Indramayu Jawa Barat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
106 106
106 106
106 Ilmu Pengetahuan Sosial 5
Perlawanan juga terjadi oleh organisasi militer buatan Jepang yakni pemberontakan PETA di Blitar Jawa Timur. Pemberontakan PETA merupakan
pemberontakan terbesar pada masa penjajahan Jepang. Pemberontakan dipimpin Supriyadi, seorang syudanco Komandan pleton PETA tanggal 14
Februari 1945. Pemberontakan ini kurang persiapan yang matang, sehingga dapat dipadamkan Jepang.
Para pemberontak yang berhasil ditangkap dan diadili. Beberapa di antaranya dihukum mati, seperti:dr. Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir
Mangkudidjaya, Sunanto, dan Sudarmo. Supriyadi, sebagai pemimpin pemberontakan tidak diketahui nasibnya.
C. C.
C. C.
C. Meneladani Sik Meneladani Sik
Meneladani Sik Meneladani Sik
Meneladani Sikap T ap T
ap T ap T
ap Tokoh P okoh P
okoh P okoh P
okoh Perjuangan dalam erjuangan dalam
erjuangan dalam erjuangan dalam
erjuangan dalam Melawan P
Melawan P Melawan P
Melawan P Melawan Penjajah
enjajah enjajah
enjajah enjajah
Meskipun sekarang telah merdeka, kita harus meniru sikap dan perjuangan mereka yang rela berkorban demi bangsa dan negara.
Pada zaman penjajahan sikap kepahlawanan dan patriotisme diperlukan untuk mengusir penjajah. Setelah merdeka sikap kepahlawanan dan
patriotisme kita perlukan untuk mengisi kemerdekaan. Sikap kepahlawanan dan patriotisme harus selalu ditumbuhkan dalam diri kita.
Sikap-sikap ini dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini sikap kepahlawanan dan patriotisme yang dapat kita lakukan.
1. Rela Berkorban