Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda

Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 Masa Penjajahan di Indonesia 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Pembangunan jalan Anyer Panarukan Herman Willem Deandels 1808-1811 adalah gubernur jenderal pertama Hindia Belanda. Ia berusaha mendapatkan keuntungan dari penjajahan di Indonesia. Berbagai sarana dibangun. Deandels membangun benteng-benteng pertahanan dan meningkatkan jumlah tentara dari 4000 menjadi 18000 orang. Untuk mendukung seluruh aktivitas pemerintahan, Deandels membangun jalan raya sepanjang 1000 km. Jalan ini menghubungkan Anyer ujung barat Jawa dan Panarukan ujung timur Jawa. Pembangunan jalan selama satu tahun tersebut banyak memakan korban dan penderitaan rakyat akibat kerja wajib. Hasil bumi penduduk Indonesia diangkut menggunakan kereta dan pedati. Pembangunan jalan ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk menekan besarnya biaya pembangunan, Belanda memaksa penduduk Indonesia bekerja. Penduduk yang tidak mau bekerja dianggap pemberontak dan dihukum. Kegiatan ini disebut kerja paksa atau kerja rodi. Pemuda dan orang dewasa disuruh membangun jalan raya dan rel kereta api dengan upah yang sangat kecil. Bahkan sebagian dari mereka tidak menerima upah. Akibatnya banyak penduduk yang kelaparan dan kekurangan gizi.

5. Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda

Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia. Sehingga timbullah perlawanan dari rakyat karena tindakan Belanda yang sewenang-wenang. Berikut ini beberapa tokoh daerah yang berusaha mengusir Belanda.

a. Pattimura atau Thomas Matullesi

Pemerintahan Belanda di Maluku benar-benar membuat rakyat sengsara. Rakyat Maluku tidak lagi mempunyai kebebasan berdagang. Apalagi Belanda sering campur tangan dalam urusan kerajaan di Maluku. Keadaan tersebut mendorong Thomas Matulessi Pattimura memimpin perlawanan. Pada tahun 1817, rakyat Ambon menyatakan perlawanan terhadap Belanda. Ternyata dukungan segera datang dari berbagai masyarakat. Pusat perlawanan berada di Saparua. Rakyat Maluku berhasil merebut benteng Belanda bahkan membunuh Residen van den Berg. Belanda benar- benar tidak menyangka perlawanan rakyat Maluku sangat sengit. Hal ini memaksa Belanda minta bantuan pasukan ke Jakarta. Kemudian datanglah pasukan tambahan Belanda dari Jakarta. Mereka menggunakan senjata yang lebih canggih. Belanda berhasil menangkap Pattimura dan tiga pengikutnya. Ketiga pahlawan ini dihukum gantung oleh Belanda. Di unduh dari : Bukupaket.com 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Ilmu Pengetahuan Sosial 5

b. Tuanku Imam Bonjol

Di Minangkabau, Sumatera Barat terjadi perselisihan pendapat antara kaum Padri dan kaum Adat. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan memihak kaum Adat. Akhirnya meletus peperangan antara kaum Padri dan Kaum Adat. Kaum Adat sadar bahwa Belanda hanya memanfaatkan keadaan. Akhirnya kaum Padri dan kaum Adat bersatu kembali. Mereka melakukan perlawanan terhadap Belanda mulai tahun 1821. Kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum Padri berhasil mendesak benteng-benteng Belanda. Setelah berhasil memadamkan perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa, Belanda kembali menghadapi perang Padri. Belanda menerapkan sistem pertahanan Benteng Stelsel. Benteng Fort de Kock di Bukittinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng pertahanan Dengan siasat ini akhirnya Belanda menang, yang ditandai jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Manado hingga wafat tahun 1864.

c. Pangeran Diponegoro mengobarkan perang Jawa 1825-1830

Penyebab utama perlawanan Diponegoro adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 1825. Belanda membangun jalan baru tanpa seizin Diponegoro. Belanda memasang patok-patok pada tanah leluhur Diponegoro. Lalu Diponegoro memerintahkan pengikutnya yang bernama Patih Danureja IV untuk mencabuti patok-patok tersebut. Rakyat Yogyakarta sudah siap menghadapi kemarahan Belanda. Akhirnya benar perkiraan Diponegoro. Belanda marah dan mengutus serdadu untuk menangkap Diponegoro. Bahkan pada tanggal 20 Juli 1825, Belanda mengirim pasukan untuk menyerang kedudukan Diponegoro di Tegalrejo. Kampung tersebut dibakar dan direbut oleh Belanda. Tetapi Diponegoro dan pasukannya telah membuat benteng pertahanan baru. Tempat tersebut tidak jauh dari kota Yogyakarta, yakni di Goa Selarong. Di goa itulah Pangeran Diponegoro menyusun siasat dan komando perlawanan. Sumber: www.foto-foto.com Gambar 6.3 Tuanku Imam Bonjol Di unduh dari : Bukupaket.com Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 Masa Penjajahan di Indonesia 8 9 8 9 8 9 8 9 8 9 Diponegoro mengumandangkan Perang Jawa. Perlawanan tersebut menjalar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lima belas pangeran keraton Yogyakarta bergabung mendukung Diponegoro. Belanda benar-benar dalam keadaan terjepit. Berbagai rayuan Belanda tidak digubris tentara Diponegoro. Pada tahun 1829, Belanda berhasil menangkap Kyai Maja. Beliau adalah salah satu panglima perang Diponegoro. Kemudian disusul Pangeran Mangkubumi, dan panglima Sentot Ali Basyah Prawiryodirjo. Pada bulan Maret 1830, Diponegoro akhirnya diajak berunding. Tempat perundingan ada di Magelang, Jawa Tengah. Ternyata perundingan tersebut hanya sebagai jalan tipu muslihat. Pada saat berunding, tiba-tiba Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian ke Makasar. Akhirnya Diponegoro wafat pada tahun 1855 di Makasar. B . B . B . B . B . Masa P Masa P Masa P Masa P Masa Penjajahan Jepang enjajahan Jepang enjajahan Jepang enjajahan Jepang enjajahan Jepang

1. Kedatangan Jepang ke Indonesia