1
1. Pendahuluan
Penyakit kardiovaskuler CVDs merupakan penyebab penting masalah kesehatan yang dapat dicegah di seluruh dunia. Hipertensi merupakan salah
satu faktor yang bertanggung jawab dalam 45 kematian akibat serangan jantung dan 51 kematian akibat stroke WHO, 2013. Hasil Riset Kesehatan
menunjukkan provinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak Dinas Kesehatan DIY, 2013. Pola penyakit rawat jalan
di Puskesmas Kabupaten Sleman pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit yang paling banyak ditemukan pada pasien dengan rentang usia 45-70
tahun adalah hipertensi primer Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2013. Penelitian yang dilakukan tahun 2015 di Desa Wedomartani,
Kecamatan Ngemplak, responden yang menderita hipertensi sebesar 46,67 dan hal ini menunjukkan penduduk yang menderita hipertensi cukup tinggi
Astuti, 2015. Prevalensi pada hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya usia, dari 7,3 diantara usia 18-39; 32,4 di antara usia 40-59;
dan 65,0 pada umur 60 tahun ke atas Nwankwo et al., 2013. European Society of Hypertension dan European Society of Cardiology
ESHESC mengklasifikasikan tekanan darah yaitu kategori normal dengan tekanan darah
sistolik 120-129 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-84 mmHg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah pers
isten dengan tekanan sistolik ≥14090 mmHg Mancia et al., 2013.
Penelitian World Health Organization WHO menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja menjadi penyebab 1 dari 10
kematian dan kecacatan dan lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerakaktivitas fisik WHO, 2010. Menurut
Riskesdas pada tahun 2013 terhadap hipertensi bahwa status pekerjaan pada kelompok yang tidak bekerja juga dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi
dengan prevalensi sebesar 29,2 Riskesdas, 2013. World Health Organization Quality of Life
WHOQOL menjelaskan kualitas hidup adalah kondisi fungsional sesorang yang meliputi kesehatan
fisik yaitu aktivitas sehari-hari, penyakit kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yatu perasaan positif, kebutuhan istirahat, dan hubungan sosial
WHO, 2004. Kualitas hidup dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pengobatan hipertensi. Pasien dengan tekanan darah yang terkontrol, kualitas hidupnya lebih baik dibandingkan dengan pasien yang tekanan darahnya tidak
terkontrol Carvalho et al., 2012. Pengukuran kualitas hidup dapat menggunakan instrumen kualitas
hidup yaitu Short Form-36. Kuesioner SF-36 Short Form-36 merupakan salah satu bentuk kuesioner generik yang banyak dipakai pada penelitian-
penelitian mengenai kualitas hidup. Kuesioner ini sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan kuesioner SF-36 terjemahan bahasa Indonesia
sebelum digunakan diuji terlebih dahulu kesahilan dan keandalannya. Kuesioner ini terdiri dari 36 butir pertanyaan yang terbagi dalam 8 aspek,
meliputi dimensi fungsi fisik, peran fisik, rasa nyeri, kesehatan umum, fungsi sosial, vitalitas, peran emosi dan kesehatan mental. Nilai SF-36 berkisar 0
–100, dengan nilai 100 sebagai kualitas hidup terbaik Rachmawati, Perwitasari, dan
Adnan, 2014. Belum banyak penelitian yang dilakukan orang untuk mengukur kualitas hidup pada jenis pekerjaan yang kurang aktivitas fisik dan banyak
aktivitas fisik. Peneliti akan menghubungkan aktivitas fisik dengan hipertensi, hipertensi dengan kualitas hidup, oleh sebab itu penelitian ini bersifat
eksploratif. Prevalensi hipertensi yang tinggi di Indonesia dan hipertensi dapat
mempengaruhi kualitas hidup seseorang sehingga perlu adanya penelitian mengenai evaluasi perbedaan kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75
tahun dengan perbedaan usia dan jenis pekerjaan seseorang. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perbedaan kualitas hidup responden hipertensi usia 40-
75 tahun menggunakan instrumen kualitas hidup SF-36 terhadap faktor usia dan jenis pekerjaan di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat evaluasi kualitas dan perbaikan hidup Kecamatan Ngemplak oleh pemerintah
Kabupaten Sleman dan sebagai masukan bagi instansi kesehatan masyarakat setempat terkait dengan kualitas hidup responden hipertensi, serta untuk
menjadi informasi terkait perbedaan faktor usia dan jenis pekerjaan terhadap kualitas hidup pada responden hipertensi bagi masyarakat.
3
2. Metode