Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan lignosulfonat :

Hasil Penelitian Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jatim 16 Pada sulphite pulping, sulfonasi terjadi pada quinonemethide dengan reaksi: Gambar II.5. Reaksi sulfonasi yang terjadi di gugus quinonemethide

II.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan lignosulfonat :

Pemilihan proses tergantung pada banyak faktor, diantaranya yaitu nisbah lignin dan agen sulfonasi, pH, suhu dan tekanan reaksi, kecepatan pengaduk, ukuran bahan, konsentrasi reaktan, dan waktu atau lama reaksi Foster 1997, Kamoun dan Châabouni 2000. 1. Waktu pemasakan, dipengaruhi oleh lignin semakin besar konsentrasi lignin semakin lama waktu pemasakan. 2. Konsentrasi larutan pemasak, jika kadar lignin besar maka konsentrasi larutan pemasak juga harus besar. 3. Pencampuran bahan, dipengaruhi oleh pengadukan. Dengan pengadukan, akan dapat meratakan larutan dengan bahan baku. 4. Perbandingan larutan pemasak dengan bahan baku, didasarkan pada perbandingan larutan pemasak dengan bahan baku. Semakin kecil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hasil Penelitian Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jatim 17 perbandingan larutan pemasak dengan bahan baku maka lignin yang bereaksi akan kecil juga. 5. Ukuran bahan, semakin besar ukuran bahan maka semakin lama waktu prosesnya. Sehingga ukuran bahan yang lebih kecil dapat mempercepat terjadinya reaksi. 6. Suhu dan Tekanan, semakin besar suhu dan tekanan maka semakin cepat waktu prosesnya, kisaran suhunya antara 100 o C - 115 o C dan untuk tekanannya 1 atm. Ari Hepi 2007 melakukan dengan cara mereaksikan 7 gr ampas tebu ukuran partikel tertentu sesuai variabel dengan 300 ml larutan perebus pada berbagai konsentrasi. Reaksi ini dilakukan dalam labu leher tiga dengan kondisi operasi suhu 105 C, pH 4, serta pengadukan konstan selama 30 menit. Hasilnya disaring, kemudian filtrat dianalisa kadar surfaktannya dengan spektrofotometer. Apris Kurniawan 2009 melakukan dengan menggunakan Serbuk tempurung kelapa direaksikan dengan larutan natrium bisulfit dengan variasi konsentrasi 10, 15, 20, 25, dan 30, dan variasi perbandingan tempurung kelapa dan natrium bisulfit sebesar 1:5, 2:5, dan 3:5. Hasilnya disaring sehingga dihasilkan residu dan filtrat. Filtrat yang mengandung surfaktan hasil reaksi dianalisis dengan metode spektrofotometri UV-Visible. Berdasarkan penelitian didapatkan konsentrasi surfaktan maksimal pada penggunaan natrium bisulfit dengan konsentrasi 30 dan perbandingan reaktan 3:5. Kurniawan, Apris, 2009 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hasil Penelitian Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jatim 18 Beberapa penelitian mengenai proses pembuatan natrium lignosulfonat dari lignin yang sudah dilakukan oleh Ari Hepi 2007 dan Kurniawan, Apris 2009, akan tetapi lignin yang digunakan sebagai bahan baku berasal dari jenis tanaman yang berbeda, sehingga agen sulfonasi dan kondisi sulfonasinya juga berbeda. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dilakukan penelitian awal tentang pembuatan surfaktan dengan bahan baku kulit kacang tanah dengan perlakuan yang berbeda. Diketahui bahwa struktur lignin berbeda tergantung dari jenis tanamannya.

II.8. Hipotesa