8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Absensi Biometric
Sistem adalah Beberapa komponen yang memiliki fungsi yang berbeda, dan saling berkait bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem dapat juga diartikan
sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran tertentu. Istilah lain dari suatu sistem adalah kumpulan dari elemen- elemen yang masing-masing elemen berinteraksi atau saling mempengaruhi untuk
mewujudkan suatu kegiatan bersama. Rizky Parlika, Arif, Nemicio, Aditya 2013 Biometrik adalah teknologi khusus yang biasa digunakan pada medis untuk
mengidentifikasi manusia dengan melihat atau mendeteksi karakteristik tertentu yang ada pada diri manusia itu sendiri. Adapun, karakteristik yang diidentifikasi
menggunakan sistem biometrik ini bisa saja berupa sidik jari, bentuk wajah, mata, dan suara Manusia. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi agar karakteristik fisiologis
dapat digunakan sebagai indikator karakteristik biometrik dalam identifikasi personal, yaitu :
a. Karakteristik tersebut harus dimiliki oleh semua orang universal.
b. Tidak ada dua orang atau lebih identik dalam karakteristik tersebut unik.
c. Karakteristik tersebut tidak dapat diubah. Suprihatin, Andi Nurhantara 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Absensi biometrik adalah mesin absensi yang menggunakan sistem biometrik untuk mengautentifikasi data diri saat proses mengabsen. Mesin absensi fingerprint
sidik jari adalah salah satu mesin absensi jenis biometrik yang menggunakan metode pendeteksian melalui sidik jari karyawan untuk mendata daftar kehadiran karyawan.
Jenis fingerprint ini mulai dikenal, dan digunakan sejak 1997. Arif, Nemicio, Aditya 2013.
Awal mulanya, penemu, dan pencipta teknologi mesin absensi menyadari bahwa sidik jari merupakan salah satu bagian pada tubuh manusia yang unik, dan
berbeda satu sama lain. Bahkan, kembar identik sekalipun memiliki jenis, dan bentuk sidik jari yang berbeda. Hal inilah yang menjadi pemicu timbulnya gagasan
mengintegrasikan mesin absensi fingerprint. Adapun kelebihan mesin absensi biometrik untuk mengabsen mahasiswa yaitu:
a. Penggunaan mesin absensi mudah, dan praktis. Mengabsen mahasiswa menjadi
sangat simpel dengan menggunakan mesin absensi biometrik berdasarkan penggunaannya. Mahasiswa dapat mengisi absen dengan cara menempelkan
salah satu jari atau seluruh jari tangannya pada layar monitor yang telah tersedia pada mesin absensi.
b. Pendataan daftar kehadiran mahasiswa lebih akurat. Sistem biometrik
membawa manfaat pada proses mengabsen siswa karena media yang digunakan adalah karakteristik yang terdapat pada diri siswa itu sendiri sehingga data yang
masuk tentunya akurat. Tidak ada lagi siswa yang suka berbuat curang dengan menitip absen karena sidik jari mereka sendirilah yang harus diautentifikasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Kapasitas pengguna yang banyak. Karena metode yang digunakan yaitu
pendeteksian karakteristik sidik jari Manusia, kapasitas input pengguna bisa mencapai ribuan atau puluhan ribu.
Adapun kekurangan mesin absensi biometrik yaitu: a.
Harga cenderung mahal. Dengan menggunakan teknologi biometrik yang canggih, mesin absensi ini cenderung mahal karena adanya komponen bahan
khusus untuk mendeteksi karakteristik sidik jari Manusia. b.
Error pada saat mengidentifikasi mahasiswa. Pengidentifikasian mahasiswa dengan menggunakan sistem biometrik cenderung ditemui beberapa masalah
atau error. Misalnya, karakteristik sidik jari yang lamban diproses, dan bahkan tidak bisa diidentifikasi, seorang mahasiswa yang sedang mengalami gangguan
pada sidik jari tangannya seperti sidik jari yang sedang dideteksi dalam keadaan kotor, basah atau berkeringat, pergantian kulit atau kulit rusak akan sulit
diidentifikasi oleh mesin absensi, padahal mahasiswa telah terdaftar. Contoh lain yaitu pada karakteristik suara, seorang murid yang sedang mengalami
gangguan pada suaranya seperti batuk atau hilang suara akan sulit diidentifikasi oleh mesin absensi. Nugroho Hendi 2008
2.2. Pengenalan Sidik Jari