PERANCANGAN ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DI LABORATORIUM PPTI TEKNIK INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE.

(1)

INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN

MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE

SKRIPSI

Oleh :

HAYU AWAL PUTRA

NPM. 0734010068

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN

MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

HAYU AWAL PUTRA

0734010068

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


(3)

Alhamdulillah, Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas semua Rahmat, Berkah, dan Ridho-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis berpegang pada teori serta bimbingan dari para dosen pembimbing Skripsi, dan berbagai pihak yang banyak membantu hingga terselesaikannya Skripsi ini. Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan program studi Sarjana Strata Satu (S1) di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Terwujudnya Skripsi ini adalah berkat usaha, kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak. Dan tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis antara lain:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan FTI, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur juga selaku Dosen Pembimbing serta Dosen Penguji pada saat Ujian Lisan.

3. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.kom, M.kom selaku Ketua Jurusan Studi Sistem Informasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur berkat bimbingan, nasehat dan tausiyah selama kuliah di UPN.


(4)

kuliah sampai wisuda.

6. Teman – teman IceTea 12 ( Adi, Chanif, Faiq, Didit, Aldo, Rizal, Novy, Nyoman, Arif, Ghora dan Sanggra) yang sudah mewarnai hari – hariku di lingkungan UPN ”Veteran” Jatim dan Teman – teman PowerRangers (Sisca, Rhina, April, Lian dan Nanda) dan Teman teman TF angkatan 2007.

7. Farach Kanifah, S.Pd yang sudah memberikan motivasi dan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.

8. Teman – Teman UKKI , KKN kelompok 6, Himatifa, LiQomm [Liqo_Community], OWJ 11(Optimis Wisuda Juli), Assisten Sistem Operasi Tahun Ajaran 2010/2011 dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena tiada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna terciptanya kesempurnaan penulisan ini selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.


(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan & Manfaat ... 2

1.4.Batasan Masalah ... 2

1.5.Metode Penelitian ... 3

1.6.Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1.Enterprise Arsitektur ...7

2.1.1.Arsitektur Secara Umum ..……….7

2.1.2.Tujuan dari manajemen Enterprise Architecture…………...8

2.1.3.Fungsi dari Enterprise Architecture………...9

2.1.4.Keuntungan dan Fungsi Enterprise Arsitektur……….10

2.2.Evolusi Enterprise Arsitektur ... 10

2.2.1.Pendekatan Evolusi Stephen Marley………11

2.2.2.Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman………...12


(6)

2.2.6.Pendekatan Evolusi Florian Mattes ………16

2.3.Gartner Enterprise Arsitektur ... 17

2.3.1.Dasar Kerangka Berpikir Gartner EA ... 17

2.3.2.Gartner Enterprise Architecture Process: Evolution 2005 .. 20

2.3.3.Gartner Magic Quadrant ... 37

2.4.UML ... 40

2.5.Microsoft Visio………..….43

2.6.Rational Rose………..44

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI ... 47

3.1.Sejarah, Perkembangan Fakultas Teknologi Industri………48

3.1.1.Jurusan Di Fakultas Teknologi Industri………...48

3.1.2.Visi, Misi Dan Tujuan Fakultas Teknologi Industri……...49

3.2. LABORATORIUM PPTI………..50

3.2.1.Strategi Enterprise Laboratorium PPTI………52

3.2.2.Visi Laboratorium PPTI………...53

3.2.3.Misi Laboratorium PPTI………..54

3.2.4.Tujuan Laboratorium PPTI………..54

3.2.5.Teknologi Saat Ini………57

3.2.6.Proses Bisnis………61

3.2.7.Strategi Dan Kebijakan ………...75


(7)

4.3.1.Develop Requirements...80

4.3.2.Develop Principles...82

4.3.3.Develop Model ... 82

4.4.Future Architechture...84

4.4.1.Arsitektur Bisnis...84

4.4.2.Arsitektur Informasi...87

4.4.3.Arsitektur Teknologi...92

4.5.Analisis GAP...107

BAB V PENUTUP ... 109

5.1.Kesimpulan...109

5.2.Saran...109

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(8)

1. Gambar 1.1 Gartner Business Strategy ……….4

2. Gambar 2.1. Pendekatan Evolusi Stephen Marley ………....12

3. Gambar 2.2 Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman………12

4. Gambar 2.3. Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan ………...13

5. Gambar 2.4. Pendekatan Evolusi roger Sessions ………..14

6. Gambar 2.5. Pendekatan Evolusi Daniel Minoli ………...15

7. Gambar 2.6. Pendekatan Evolusi Florian Mattes………16

8. Gambar 2.7 Proses Model Gartner EA……….……….23

9. Gambar 2.7 Magic Quadrant ……….……38

10.Gambar 3.1 Skema Arsitektur Lab PPTI………..……… 58

11.Gambar 3.2 Bagan Organisasi PPTI………..……….. 63

12.Gambar 3.3 Bussiness Process Pelatihan ……….……….65

13.Gambar 3.4 Diagram Aktivitas Proses Penyelenggara Pelatihan Lab PPTI ……….67

14.Gambar 3.5 Bagan Proses Bisnis Penyelenggaraan Praktikum ………….69

15.Gambar 3.6 Proses Pendaftaran dan Pengelolaan Data Praktikum Lab PPTI ……….71

16.Gambar 4.1 Activity Diagram Proses Kegiatan Praktikum………. 88

17.Gambar 4.2 Activity Diagram Proses Kegiatan Pelatihan ………..90

18.Gambar 4.3 Arsitektur Teknology ………..92


(9)

(10)

1. Tabel 2.1 Simbol Activity Diagram ………43

2. Tabel 3.1. Spesifikasi Hardware Laboratorium PPTI ………58

3. Tabel 3.2 . Divisi Pelatihan ………..73

4. Tabel. 4.1 Mekanisme hubungan Kegiatan Praktikum Basis Data dengan Stakeholder ………...84

5. Tabel. 4.2 Mekanisme hubungan Laboratorium PPTI dengan Stakeholder ………..……….86

6. Tabel 4.3 Aplikasi Praktikum & Pendaftaran………...93

7. Tabel 4.4 Spesifikasi Jaringan Lab PPTI ………...95

8. Tabel 4.5 Analisis GAP Arsitektur Bisnis ………107


(11)

Pembimbing II : Budi Nugroho, S.Kom

Penyusun : Hayu Awal Putra

ABSTRAK

Penerapan teknologi informasi pada beberapa kegiatan terutama pada perguruan tinggi dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan yang baik, efektif dan efisien. Teknologi informasi memberikan dampak yang positif dalam berbagai hal, di antaranya pendukung pengambilan keputusan, peningkatan efisiensi dan produktifitas dalam proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi tersebut.

Dalam Penelitian yang di lakukan oleh lembaga riset Gartner terkait dengan usaha untuk melakukan menajemen investasi di bidang teknologi informasi pada sebuah Organisasi, terdapat cara berpikir unik berdasarkan beberapa Enterprise Arsitektur yang ada sebelumnya. Gartner melihat bahwa suatu kebijakan investasi perusahaan sangat dominan untuk saat ini. Gartner juga menyediakan sebuah manajemen organisasi dengan pendekatan logis dalam pengembangan EA kedepan. Proses model Gartner merupakan model yang multifase, itertif dan juga non linier dalam fokus untuk perancangan arsitektur IT di masa depan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk proses evolusi dan migrasi dalam pembangunan organisasi dan manajemen IT yang ada di dalam Laboratorium PPTI.

Perancangan arsitektur ini diharapkan dapat dipakai dalam mengelola dan manejemen untuk pengembangan laboratorium PPTI di masa depan. Sehingga proses bisnis dapat sejalan dengan pengembangan infrastruktur dan sistem informasi di dalam Laboratorium PPTI tersebut.


(12)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dibarengi meluasnya perkembangan infrastruktur Teknologi Informasi secara umum pada masyarakat luas menjadikan peran teknologi informasi menjadi salah satu aspek penting dalam mendukung aktifitas yang ada dalam perguruan tinggi maupun pemerintah. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat serta potensi pemanfaatannya yang sangat luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara tepat dan akurat.

Penerapan teknologi informasi pada beberapa kegiatan terutama pada perguruan tinggi dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan yang baik, efektif dan efisien. Teknologi informasi memberikan dampak yang positif dalam berbagai hal, di antaranya : pendukung pengambilan keputusan; peningkatan efisiensi dan produktifitas.

Implementasi Teknologi Informasi di suatu organisasi sebagai basis dalam penciptaan layanan yang berkualitas dan optimalisasi proses bisnis Fakultas Tehnik Industri Jurusan Tehnik Informatika UPN “Veteran” Jatim, memiliki Laboratorium PPTI (Pengembangan & Penerapan Teknologi Informasi) yang dimanfaatkan untuk program pelatihan yang sesuai dengan jurusan teknik informatika, ternyata penggunaannya belum dimaksimalkan untuk laboratorium yang bersifat komersil. Kurangnya perencanaan dalam pengembangan arsitektur


(13)

teknologi dan arsitektur bisnis, membuat kebutuhan dalam fungsi bisnis tidak dapat dijalankan seperti apa yang diinginkan.

Dalam Tugas Akhir ini akan perancangan arsitektur Teknologi informasi di laboratorium PPTI Teknik Informatika UPN "Veteran " Jatim menggunakan model Gartner Enterprise Framework.

1.2 Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana menyelaraskan antara bisnis dan teknologi informasi bagi

kebutuhan laboratorium.

b. Bagaimana Merancang Arsitektur IT di laboratorium PPTI Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim dengan model Gartner Enterprise Framework.

c. Bagaimana melakukan dokumentasi terhadap Arsitektur yang telah dibangun.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Melakukan perancangan Arsitektur Teknologi Informasi di Laboratorium Pengembangan & Penerapan Teknologi Informasi UPN “Veteran” Jatim. Adapun manfaat detail yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Tugas Akhir adalah Laboratorium PPTI mampu mengelola Infrakstuktur secara professional dan mampu mempermudah dalam perancanaan dan pengembangan Laboratorium PPTI

1.4 Batasan Masalah


(14)

a. Melakukan capture kondisi laboratorium PPTI saat ini.

b. Melakukan perancangan proses bisnis dengan model Gartner Enterprise Architechture

1.5 Metodologi

Framework arsitektur enterprise tidaklah selalu komprehensif, namun secara umum bisa menjadi titik awal dalam pengembangan arsitektur enterprise. Banyak organisasi yang menganggap arsitektur sebagai diagram yang tidak komprehensif karena tidak bisa diubah, dan salah satu framework yang digunakan adalah gartner

Gartner telah mengembangkan seperti kerangka, disebut Delapan Gedung Blok CRM:

1. Vision — menciptakan / mencari gambaran dari apa yang ada untuk dilakukan pemetaan

2. Strategy — mengembangkan strategi untuk mengubah basis customer menjadi aset dengan memberikan proposisi nilai customer. Ini termasuk menetapkan tujuan dan menentukan bagaimana sumber daya akan digunakan untuk berinteraksi dengan customer.

3. Valued Customer Experience — memastikan bahwa perusahaan itu penawaran dan interaksi

terus memberikan manfaat kepada pelanggan, yang disampaikan secara konsisten dan mencapai pasar yang diinginkan

4. Organizational Collaboration — perubahan budaya, struktur organisasi dan perilaku


(15)

untuk memastikan bahwa karyawan, mitra dan pemasok bekerja sama untuk memberikan nilai kepada customer.

5. Processes - efektif mengelola customer tidak hanya proses siklus hidup (misalnya, menyambut pelanggan baru, penanganan pertanyaan dan keluhan, dan memenangkan kembali pelanggan yang hilang), tetapi juga proses analisis dan perencanaan yang membangun pengetahuan tentang customer.

6. Information — pengumpulan data yang benar dan routing ke tempat yang tepat.

7. Technology — mengelola data and informasi, aplikasi, infrastuktur IT and arsitektur.

8. Metrics — menngukur indikasi kebarhasilan of CRM .

Bagaimana Strategi CRM dalam meningkatkan strategi Pemasaran

Gambar 1.1Gartner Business Strategy

Pada Gambar 1.1 menjelaskan perbandingan antara Marketing Strategy dan juga CRM dalam Gartner EA untuk vision, target dalam perencanaan pengguna dan juga life cycle produk.


(16)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam laporan skripsi ini, pembahasan disajikan dalam lima dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan pembuatan skripsi ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjuan pustaka yang tentang Enterprise Arsitektur, Methodology Gartner EA, Activity Diagram dan beberapa tools yang dipakai untuk pembuatan skripsi ini.

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI

Berisi tentang Arsitektur kondisi Laboratorium PPTI saat ini mulai dari Visi, misi dan tujuan Laboratorium saat ini, Proses bisnis dan dan gambaran arsitektur jaringan di Laboratorium PPTI .

BAB IV PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi Tentang Arsitektur Laboratorium PPTI kedepan mulai dari Proses bisnis dan Alur pelatihan sampai dengan arsitektur untuk kedepan dengan menggunakan methodology Gartner EA.

BAB V PENUTUP


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang sumber referensi yang dipakai penulis dalam skripsi.

LAMPIRAN

Berisi dokumen yang dipakai dalam mendukung dalam pembuatan skripsi.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Enterprise Arsitektur

Enterprise Architecture adalah mekansime perangkat utama yang digunakan untuk mempersingkat waktu penilaian analisis perubahan arah rencana strategis, dan reaksi taktis.

Enterprise Architecture terdiri dari dokumen-dokumen seperti gambar-gambar, diagram, dokumen tekstual, standar-standar atau model dan menggunakan berbagai metode bisnis yang menjelaskan seperti apa sistem informasi dan komunikasi yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan.

Untuk mengelola system yang kompleks dan menyelaraskan bisnis dengan Teknologi Informasi Organisasi dapat menggunakan Enterprise Architecture Framework. Enterprise Architecture Framework sendiri muncul pada tahun 1980-an, yang ditemukan oleh peniliti yang bernama John Zachman. Agar dokumen-dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan mudah dikelola, maka John Zachman mengusulkan agar dokumen-dokumen tersebut dikelompok-kelompokan. Tata cara pengelompokkan dokumen-dokumen

EnterpriseArchitecture itu disebut Zachman Framework.

2.1.1 Arsitektur Secara Umum

Pada Arsitektur secara umum ada beberapa hal yang diperlukan untuk tahap perancangan antara lain :


(19)

a. Penyelarasan

Memastikan kenyataan perusahaan yang diimplementasikan selaras dengan maksud manajemen.

b. Integrasi

Mengungkapkan konsistensi penerapan aturan dalam perusahaan, bahwa data dan penggunaannya adalah untuk selamanya, antarmuka dan aliran informasi terstadarisasikan, koneksi dan interoperabilitas dalam perusahaan terkelola. c. Perubahan

Memfasilitasi dan mengelola perubahan pada aspek apapun di perusahaan. d. Time to Market

Mengurangi pengembangan sistem, pembangkitan aplikasi, modernisasi timeframe, dan kebutuhan sumber daya.

e. Konvergensi

Mengarahkan agar portofolio produk standar TI terkandung dalam Technical Reference Model (TRM)

2.1.2 Tujuan dari manajemen Enterprise Arsitektur :

Dalam perancangan sebuah Enterprise Arsitektur mempunyai tujuan dalam hal manajemenen organisasi antara lain :

a. Strategi dan orientasi Bisnis

Merupakan enabler yang menyediakan model bisnis yang baru dengan memperhatikan pengaruh Teknologi Informasi terhadap bisnis.


(20)

Terhadap perubahan organisasi, berorganisasi, dan pertumbuhan dalam pasar, bisnis, dan teknologi yang dinamis, yang berkelanjutan dengan prinsip dan struktur arsitektur yang terus berlaku.

c. Efisiensi dan Efektif

Strategi berbasis arsitektur dengan berorientasi sukses untuk mengembangkan dan mengimplementasikan I & C dengan pengaruh yang kuat dan menjamin pemenuhanan standar.

d. Transparansi dan Komunikasi

Melibatkan sejumlah orang dengan komposisi yang berbeda dari manajemen hingga ke pakar Teknologi Informasi

2.1.3 Fungsi dari EnterpriseArchitecture :

Beberapa fungsi dari Enterprise arsitektur

a. Menjabarkan hubungan / kaitan antara tujuan organisasi dengan sistem informasi dan komunikasi.

b. Mendukung pengambilan keputusan investasi.

c. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas operasi organisasi sekaligus upaya mengurangi redudansi antara sistem informasi dan komunikasi, menggunakan kembali informasi dan komponen software, pemilihan solusi dan teknologi baru secara efektif. d. Meningkatkan kemampuan integrasi data antar bagian dalam organisasi :

1. Pengembangan standar-standar dalam sistem informasi dan komunikasi.


(21)

2.1.4 Keuntungan dan Fungsi Enterprise Arsitektur

Dalam implementasi Enterprise Arsitektur akan mendapat beberapa keuntungan antara lain :

1. Dapat menangkap fakta tentang misi, fungsi, dan landasan bisnis dalam bentuk yang dipahami untuk mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang baik.

2. Dapat memperbaiki komunikasi di antara organisasi TI dan bisnis dalam perusahaan menggunakan kosa kata standar.

3. Fokus pada penggunaan strategi dari teknologi untuk pengelolaan informasi perusahaan yang baik dan meningkatkan konsistensi, akurasi, tepat waktu, integritas, kualitas, ketersedian, akses, dan berbagi informasi pengelolaan TI di perusahaan.

4. Mencapai skala ekonomi dengan menyediakan mekanisme berbagi layanan di seluruh bagian perusahaan.

5. Mempercepat integrasi sistem yang eksis, migrasi, dan yang baru. 6. Memastikan pemenuhan hukum dan regulasi.

1.2Evolusi Enterprise Arsitektur

Sering terjadinya perbedaan pendapat dari karakteristik framework, membuat framework harus disusun secara terstruktur. Oleh karena itu, penulis akan menunjukkan pengelompokkan evolusi framework arsitektur enterprise, eksplorasi tentang pendekatan evolusi framework dan membandingkannya, dan merancang bagan evolusi yang bertujuan menyempurnakan pendekatan yang sudah ada.


(22)

Dari eksplorasi yang dilakukan, belum ditemukan upaya untuk memetakan evolusi framework arsitektur enterprise secara komprehensif, penulis mendapatkan beberapa pendekatan tentang evolusi framework arsitektur

enterprise melalui buku dan website. Pendekatan evolusi ini tidak berfokus pada masalah evolusi framework yang menyertakan langkah – langkah dan metodologi untuk pengembangan evolusi mereka, namun membuat sebuah bagan evolusi untuk mendukung penjelasan dari tulisan atau presentasi.

Pendekatan evolusi ini memiliki banyak nama, yang disesuaikan dengan kebutuhan terhadap jalinan evolusi framework ini, hanya beberapa yang secara eksplisit menyatakan bahwa ini adalah pendekatan tentang evolusi. Istilah yang digunakan adalah gambaran evolusi (Marley, 2003), timeline (Session, 2007), sejarah (Schekkerman, 2004), hubungan antara model framework (Minoli, 2008), dan perkembangan framework arsitektur enterprise (Matthes, 2009). Beberapa pendekatan evolusi memberikan referensi baru tentang framework arsitektur

enterprise yang belum teridentifikasi sebelumnya.

2.2.1 Pendekatan Evolusi Stephen Marley

Sumber pertama dari slide Stephen Marley. Marley menggunakan bagan yang menunjukkan keterkaitan beberapa framework. Gambar 2.1 menunjukkan bagan Marley yang terdiri dari nama framework, tahun framework, jenis hubungan, panduan yang menjadi dasar framework. Marley tidak memberi nama untuk bagannya, hanya digunakan untuk memperjelas keterkaitan antara


(23)

Gambar 2.1. Pendekatan Evolusi Stephen Marley [6]

Pada Gambar 2.1 merupakn gambar evolusi dan dapat diketahui pada bagan ini muncul framework POSIX, army enterprise architecture guidance, dan NIST enterprisearchitecture yang belum teridentifikasi sebelumnya.

2.2.2 Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman

Jaap Schekkerman membuat sebuah bagan yang diberi judul “sejarah

framework arsitektur enterprise” (Schekkerman, 2004).


(24)

Pada Gambar 2.3 ini kemudian digunakan untuk memperjelas hubungan 14 buah framework yang diperbandingkan dalam bukunya. Seperti Marley, bagan evolusi Schekkerman terdiri dari nama framework, tahun framework, jenis hubungan (referensi, pengembangan), namun tidak dimasukkan panduan yang mempengaruhi atau menjadi dasar framework. framework yang baru diperkenalkan adalah XAF 2003, dan UVA model 1994. Pada bagian bawah bagan ditampilkan sebuah timeline untuk petunjuk waktu framework.

2.2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan

Paula J.Hagan membuat bagan pendekatan evolusi yang diberi judul “Perkembangan utama dalam sejarah arsitektur enterprise” (Hagan, 2004 ).

Gambar 2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan [6]

Dalam gambar 2.3 Dalam bagannya Hagan menunjukkan beberapa evolusi bukan hanya pada framework saja, namun juga pada taxonomy, ide – ide awal,


(25)

enterprise. Framework yang dibahas oleh Hagan Terdiri dari 5 framework yakni Zachman, TOGAF, C4ISR, DodAF, FEAF dan TEAF. Pada Gambar 2.3 dapat dilihat Hagan juga menyertakan timeline sebagai penunjuk tahun dengan rentang 5 tahun untuk menunjukkan evolusi dari framework-nya.

2.2.4 Pendekatan Evolusi Roger Sessions

Sessions menambahkan framework Gartner kedalam daftar framework, Sessions hanya mengidentifikasi 5 framework saja, untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4. Pendekatan Evolusi roger Sessions [6]

Pada tahun 2007 Roger Sessions membuat bagan dengan judul “Timeline Arsitechture Enterprise” (Sessions, 2007). Seperti pendekatan sebelumnya Sessions juga memberikan timeline untuk penunjuk tahun terjadi pengembangan dan selain melibatkan framework, juga menambahkan perubahan politik dengan pengeluaran aturan Clinger / Cohen Bill, dan penunjukkan status dari masing-masing framework.


(26)

2.2.5 Pendekatan Evolusi Daniel Minoli

Salah satu pendapat tentang Evolusi Enterprise adalah Florian Mattes. Tahap evolusi Florian Mattes gambarkan pada gambar 2.5 dibawah ini.

Gambar 2.5. Pendekatan Evolusi Daniel Minoli [6]

Daniel Minoli dalam bukunya enterprise architecture A to Z (Minoli, 2008) menggambarkan sebuah bagan yang diberi judul “hubungan antara model

framework”. Minoli membuat bagan framework yang dilambangkan dengan piramida, yang juga melibatkan POSIX dan panduan dari Army Enterprise ArchitectureGuidance. Pada beberapa framework disertakan tahun dan versi.


(27)

2.2.6 Pendekatan Evolusi Florian Mattes

Salah satu pendapat tentang Evolusi Enterprise adalah Florian Mattes. Tahap evolusi Florian Mattes gambarkan pada gambar 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.6. Pendekatan Evolusi Florian Mattes [6]

Florian Mattes menunjukkan sebuah bagan perkembangan framework

arsitektur enterprise dalam slide powerpointnya (Mattes, 2009) tentang pendekatan berbasis pola untuk manajemen arsitektur enterprise. Mattes menyertakan tahun, versi beberapa framework, menyertakan timeline, status dari

framework, dan jenis pengembangan atau referensi (Mattes menyebutnya dengan istilah superseded by dan influenced). Mattes juga menambahkan beberapa

framework yang belum dibahas oleh pendekatan sebelumnya. NC3SAF, MODAF, ARIS, GRAI/GIM 1.0, dan GERAM adalah framework yang belum teridentifikasi sebelumnya namun termasuk dalam daftar framework yang didaftarkan oleh Mattes.


(28)

2.3 Gartner Enterprise Arsitektur

Gartner Enterprise Arsitektur merupakan penyempurnaan dari beberapa metode enterprise arsitektur yang sudah ada sebelumnnya. Gartner berbeda dengan arsitektur sebelumnya. Taxonomy seperti metode zachman, proses seperti TOGAF dan struktur metode seperti FEA. Jadi secara umum gartner penyempurnaan daripada ketiga metode tersebut (Roger,2007) .

2.3.1 Dasar Kerangka Berpikir Gartner EA

Ada sebuah kerangka konseptual menarik yang diperkenalkan oleh Lembaga Riset Gartner terkait dengan manajemen investasi teknologi informasi di sebuah perusahaan. Gartner melihat bahwa kebijakan investasi di sebuah perusahaan adalah merupakan bagian dari prinsip governance yang harus diterapkan – dalam hal ini adalah bagaimana perencanaan dan pengembangan teknologi informasi benar-benar dilakukan untuk mendukung tercapainya obyektif bisnis dengan menjunjung tinggi aspek akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi. Sehubungan dengan hal tersebut, perencanaan sebuah investasi teknologi informasi harus sejalan atau align dengan strategi bisnis terkait. Untuk keperluan tersebut, Gartner menawarkan sebuah konsep governance yang diberi nama ”Gartner’s Integrated Planning Suite” (Kumagai, 2002).

Dalam kerangka ini, ada empat aspek yang saling terkait satu dengan lainnya sehubungan dengan prinsip governance yang ingin ditegakkan, dimana masing-masing memiliki relasi keterkaitan sebagai berikut:


(29)

a. Strategic Planning dari perusahaan yang biasa dikemukakan secara gamblang dalam rencana bisnis korporat (business plan) merupakan hal yang men-drive disusunnya sebuah rencana investasi teknologi informasi. Dengan memahami visi, misi, obyektif, dan ukuran kinerja dari perusahaan yang bersangkutan, akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai peranan dan teknologi informasi seperti apa yang harus dibangun oleh perusahaan tersebut. Untuk itulah perlu dialokasikan sejumlah dana untuk mengembangkan teknologi informasi tersebut dalam durasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Detail dari rencana tersebut biasanya dijelaskan secara mendalam dalam dokumen Rencana Induk Teknologi Informasi atau IT Masterplan atau Information Technology Strategic Planning yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Strategic Corporate Planning (Perencanaan Strategis Korporat).

b. Mengingat bahwa pengembangan teknologi informasi perusahaan akan dibangun secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, maka manajemen investasi teknologi informasi tersebut harus dikembangkan berdasarkan arsitektur teknologi informasi yang diadopsi perusahaan atau yang diistilahkan Gartner sebagai Enterprise Architecture. Sebuah arsitektur yang baik akan memperlihatkan keseluruhan komponen dan hubungan keterkaitan satu dengan lainnya yang membentuk sebuah sistem teknologi informasi korporat. Diperlihatkan pula dalam arsitektur tersebut bagaimana filosofis pembangunan sistem secara ”rumah tumbuh” akan dikembangkan oleh perusahaan, sesuai dengan kekuatan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki.


(30)

c. Karena begitu banyaknya komponen dalam arsitektur teknologi informasi yang harus dibangun – yang terbagi menjadi sejumlah kategori seperti perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, dan basis data), perangkat keras (komputer, jaringan, dan infrastruktur), dan perangkat manusia (user dan kebijakan) – maka diperlukan suatu pendekatan manajemen portofolio atau Portfolio Performance Management agar terjadi optimalisasi proses pengembangan. Konsep portofolio yang dikembangkan tersebut berakar dari beranekaragamnya perspektif atau pandangan mengenai nature dari teknologi informasi yang ingin dibangun, seperti dilihat dari segi: prioritas, fungsi, utilisasi, kebutuhan, demografi, stakeholder, karakteristik sumber daya, aspek perencanaan, dan lain sebagainya.

d. Dalam perkembangannya, keputusan yang diambil berdasarkan prinsip manajemen portofolio ini akan diukur kinerjanya, terutama terkait dengan bagaimana keputusan penerapan teknologi informasi tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itulah dikatakan bahwa manajemen portofolio tersebut akan mempengaruhi strategic planning yang disusun.

Perlu diketahui bahwa Gartner mengembangkan konsep berfikir dalam kerangka tersebut karena dilatarbelakangi oleh hasil riset yang dilakukannya pada tahun 2002, dimana didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Perusahaan yang dapat mengintegrasikan rencana bisnis organisasi dengan strategi pengembangan teknologi informasinya (strategic planning) akan


(31)

memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada perusahaan yang gagal melakukan integrasi tersebut;

b. Perusahaan yang memiliki arsitektur teknologi informasi yang jelas (enterprise information technology architecture) akan mampu memperbaiki kinerja operasionalnya 30% lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak memilikinya – terutama berkaitan dengan tuntutan perubahan karena lingkungan eksternal yang dimanis dari waktu ke waktu.

c. Perusahaan yang menerapkan prinsip manajemen portofolio dalam beragam proyek teknologi informasinya berhasil melakukan penghematan 10-30% terhadap pengeluaran dari masing-masing proyek yang dilakukan (kebanyakan karena adanya pengurangan aktivitas alokasi sumber daya yang redudansi).

Dengan kata lain, keberadaan aspek strategic planning, enterprise architecture, dan portfolio performance management merupakan kunci penting yang harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam melakukan strategi pengelolaan investasi teknologi informasi di sebuah perusahaan.

2.3.2 Gartner EnterpriseArchitecture Process: Evolution 2005

Model Enterprise architecture yang dijelaskan dalam penelitian ini merupakan dasar/pondasi dimana penelitian Gartner EA digambarkan. Arsitek (dan banyak lainnya) cenderung berpikir secara visual, jadi hal ini memberikan dasar visual untuk berpikir tentang Proses yang berhasil dari sebuah program Enterprise Arsitektur diciptakan dan dipelihara .


(32)

Selain strategi bisnis, EA secara umum disusun berdasarkan Solusi TI:

a. Model acuan bagi rancangan arsitektur, misalnya berupa pola solusi best practices.

b. Model acuan dipilih berdasarkan ketepatannya untuk mendukung pencapaian tujuan strategis suatu organisasi.

c. Juga mempertimbangkan kondisi TI organisasi saat ini, tren teknologi, dan ketentuan perundangan (regulasi).

Kunci Utama Dari Gartner EA

1. Keberhasilan program EA merupakan sebuah proses yang terfokus. Sebuah proses mengatur apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana langkah-langkah yang berhubungan satu sama lain.

2. Sebuah proses EA dan kerangka EA tidak saling eksklusif. Suatu kerangka EA adalah taksonomi untuk mengatur sebuah kerangka arsitektur.

3. Pendekatan dengan bottom-up untuk EA jarang berhasil secara berkelanjutan. Organisasi harus kembali ke strategi bisnis. Hal itu paling baik untuk dimulai dari hal tersebut kemudian memetakan detail teknik yang bisa dilakukan.

Organisasi – organisasi akan semakin menggunakan proses disiplin dari gartner EA sebagai kunci disiplin untuk organisasi mereka, EA akan digunakan untuk mengurangi risiko dan mempercepat perubahan rancana bisnis dari organisasi tersebut.

a. Alasan suatu Model Proses EA Apakah Diperlukan


(33)

untuk mengarahkan investasi, seperti strategi bisnis yang dipilih dan yang akan direalisasikan. Proses EA menjadi jembatan kesenjangan (GAP) antara strategi bisnis dan implementasi teknologi

Suatu Organisasi High-performing (memiliki performa yang besar) merupakan serangkaian dari proses-disiplin. Pada waktunya, setiap proses dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi harus didefinisikan / didokumentasikan.

Proses Model Gartner EA telah disintesis dari praktek penelitian terbaik untuk mendokumentasikan proses EA dalam bentuk high level model (model tingkat tinggi).

b. Revisi Pada Proses Model Gartner EA

` “So far, I have written about three different methodologies that come together under the banner of enterprise architectures. This last methodology is a little different. It isn't a taxonomy (like Zachman), a process (like TOGAF), or a complete methodology (like FEA). Instead, it is what I define as a practice. It is the enterprise-architecture practice of one of the best known IT research and consulting organizations in the world: Gartner (Roger, 2007). “

Proses Model Gartner EA bagi organisasi merupakan suatu metode pendekatan logis untuk mengembangkan model EA. Ini adalah model yang multifase, iteratif dan nonlinier, yang difokuskan pada pengembangan proses EA, evolusi dan migrasi dan pembangunan , subproses dan manajemen sebuah organisasi. Ini merupakan karakteristik kunci dan sebuah praktek terbaik tentang bagaimana suatu organisasi yang berhasil telah dikembangkan dan dipelihara dari proses EA mereka (Kreizzman, 2005)


(34)

.

Gartner Riset telah meningkatkan pengetahuan penelitian terapan dengan setiap paparan masalah EA klien dari Gartner telah mengarah pada pendekatan yang konsisten di luar lingkup asli Proses Model EA yang telah dikembangkan pada tahun 1996. Dalam penelitian pertama, Proses Model EA yang awalnya hanya ditujukan hanya pada arsitektur teknis. Arsitektur bisnis Enterprise telah mengambil suatu proses disiplin di luar lingkup arsitektur TI itu sendiri. Memang, pada proses EA telah menjadi mekanisme utama untuk membangun suatu relasi yang permanen antara kelompok staf bisnis dan TI pada tingkat beberapa organisasi yang ada.

Dasar aliran Proses Model EA adalah siklus yang umum dan mendasar, dan diterapkan untuk banyak model seperti - Arsitektur masa depan vs Arsitektur saat ini, yang diikuti dengan GAP analisis diantara kedua arsitektur tersebut, dan juga sebuah manajemen portofolio, yang diperoleh dari GAP analisis dan rekomendasi yang ada. Gartner EA seperti yang terdapat pada Gambar 2.7 dibawah ini :


(35)

Beberapa macam tahap – tahap dalam perancangan arsitektur pada Gartner EA seperti pada gambar 2.7 diatas

a. Environmental Trends

Suatu organisasi yang berada pada kondisi lingkungan tertentu sehingga berefek pada Organisasi kedepan. Sebagai contoh kondisi itu antara lain :

1. Iklim ekonomi

2. Permintaan pasar

3. Regulasi(peraturan) dan aturan hukum

4. Geografi

5. Kondisi politik

6. Kebudayaan

7. Buruh

8. Teknologi

Tren ini jelas mempengaruhi kondisi lingkungan strategi bisnis, dimana EA berikutnya, dan hasil pengembangan, pengadaan dan operasi. Tren Lingkungan sering tersirat atau yang disertakan secara tersembunyi dengan strategi bisnis yang ada. Namun, kecenderungan ini harus disebut secara eksplisit.

Strategi Bisnis dapat mencakup tindakan bahwa perubahan kondisi lingkungan. Namun, strategi sering berlawanan dengan kendala lingkungan. Mengidentifikasi kondisi lingkungan yang relevan sebagai masukan kepada strategi bisnis dan masa depan bagian perkembangan EA. Diikuti dengan perubahan perkiraan untuk taktik/strategis dan perencanaan strategis keedepan. Kemudian mengembangkan implikasi bisnis berdasarkan perkiraan tersebut


(36)

Salah satu jenis tren yaitu tren teknologi merupakan salah satu tren didalam EA yang harus dikelompokkan sendiri secara eksplisit. Sebuah dokumen tren teknologi dapat diciptakan dan diperbarui setidaknya setiap tahun untuk dikirimkan kepada senior IT dan manager bisnis untuk memberikan informasi kepada mereka yang relevan tentang bagiamana tren makro teknologi dapat mempunyai dampak yang berpotensial untuk untuk sebuah organisasi / perusahaan (enterprise).

b.

Business Strategy (Strategy Bisnis)

Banyak organisasi menghadapi tantangan yang kompleks dan berat dalam menilai dan mengartikulasikan perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi bisnis pada tingkat (operasional) yang lebih rinci. Dasar untuk legitimasi eksekutif senior dan kredibilitas didasarkan pada kemampuan dan kemauan untuk mengartikulasikan dan berbagi misi, strategi dan tujuan perusahaan. Ketika niat dan tindakan tidak sama , mak sebuah "GAP" terbentuk, yang menghasilkan vakum konteks bisnis organisasi tersebut.Dan pada akhirnya memiliki dampak yang mendalam terhadap risiko / perilaku penghargaan karyawan organisasi itu sendiri, menghambat pengambilan keputusan yang efektif, dan mengikis kepercayaan diri dan loyalitas.

Jika perusahaan/organisasi sudah berhasil menjembatani kekosongan proses bisnis tersebut di atas, maka mekanisme harus dikerahkan untuk mengartikulasikan dampak dari strategi perusahaan. Penulis menegaskan bahwa mekanisme ini adalah EA. Di beberapa waktu, tantangan terbesar perusahaan


(37)

dan mengartikulasikan perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi pada tingkat yang lebih rinci. Sedangkan maksud dari arsitektur adalah untuk mengartikulasikan efek pada tingkat yang lebih rinci pada area yang berbeda, proses EA tergantung pada beberapa jumlah usaha visi di tingkat perusahaan.

Salah satu poin penting untuk dicatat adalah bahwa EA, sementara tergantung pada strategi bisnis, adalah berkembangnya strategi bisnis seperti itu berkembang menjadi proses yang lebih matang dalam pelaksanaannya. EA memungkinkan strategi bisnis dengan menyediakan satu set model yang menggambarkan keadaan bisnis, informasi dan arsitektur teknologi dalam perusahaan, sehingga lebih mudah untuk melakukan analisis dampak dan skenario. Hasil dari paradoks ini adalah bahwa upaya awal pada strategi bisnis akan lebih rumit dan memakan waktu karena kurangnya bantuan pemodelan

Manajemen senior perusahaan dan line-of-business (LOB) harus menyediakan tim EA dengan visi yang jelas untuk perusahaan/ organisasi kedepan. Kurangnya visi formal, yang diartikulasikan dan jelas akan terwujud dalam kerangka arsitektur yang dihasilkan sebagai GAP dalam konteks bisnis. Meskipun tidak realistis untuk mengharapkan manajemen perusahaan dan LOB senior untuk memiliki pandangan yang sepenuhnya akurat masa depan, latihan ini dimaksudkan untuk menciptakan sebuah forum dari percakapan strategis antara eksekutif senior. Tujuan forum ini adalah untuk membahas dan menyelesaikan masalah yang menghambat visi yang jelas dan menangkap strategi bisnis yang dijalankan saat itu. Dengan terlibat dalam bisnis visi, eksekutif senior dapat memeriksa dampak dari alternatif yang berbeda dan berkomunikasi keputusan


(38)

mereka di bisnis, sehingga penyatuan beberapa kelompok orang berbakat berusaha menuju tujuan bersama.

Enterprise dapat terlibat dalam berbagai jenis bisnis strategis visi. Salah satu tujuan dari strategi bisnis adalah keseimbangan antara strategi jangka panjang (perencanaan strategis tradisional) dan strategi untuk dicapai sebagai hasil dari peluang jangka pendek. Perbedaan utama mengenai dua jenis strategi adalah waktu. Sementara semua orang akan berusaha untuk mencapai strategi mereka secepat mungkin, perencanaan strategis tradisional mencakup suatu perencanaan dengan lebih lama (18 sampai 36 bulan) bagi sebagian besar perusahaan dari jangka pendek, perencanaan inovasi digital. Setiap organisasi harus menentukan kesempatan untuk mengejar dalam jangka pendek sementara menilai dampak terhadap rencana jangka panjang dan, jika perlu, menyesuaikan strategi bisnis mereka.

EA dalam hal ini dapat mempengaruhi dan mendukung keputusan investasi dan perubahan organisasi secara luas. Program EA yang benar sumber daya dan baik yang dikelola adalah penting untuk mencapai dan mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan. Upaya arsitektur harus benar mencakup sumber daya dan dijalankan, dan tujuan dan prestasi harus dikomunikasikan secara efektif. Sedangkan pengembangan kerangka EA, seperti prinsip-prinsip, model dan standar, biasanya mendapatkan perhatian besar, ini EA berisiko jatuh ke dalam tidak digunakan, jika upaya arsitektur tidak diatur dengan benar dan berkelanjutan.


(39)

setidaknya sebagian tahap harus diulang di bawah beberapa kondisi. Proses EA harus dilakukan dengan cara iteratif. Dengan demikian, setiap iterasi kebutuhan beberapa bagian dari upaya organisasi untuk dilakukan. Selain itu, perubahan dalam kepemimpinan atau perubahan organisasi yang signifikan dapat memotivasi kebutuhan untuk menata kembali program arsitektur.

Kegiatan dalam tahap proses arsitektur meliputi:

1. Melingkupi program EA dan iterasi berikutnya daripadanya dalam hal luas dan kedalaman, yang dikenal sebagai mendefinisikan apa yang dimaksud dengan "Enterprise"

2. Mendapatkan sponsor eksekutif dan dukungan (support) 3. Melakukan analisis stakeholder

4. Mengidentifikasi pemimpin EA atau kepala arsitek

5. Membangun "tim EA," yang akan memiliki dan memfasilitasi proses EA dan menetapkan peran dan tanggung jawab masing – masing

6. Menilai kesiapan organisasi dan kedewasaan EA

7. Mengembangkan rencana komunikasi awal, mengkomunikasikan peran EA dan pengaturan harapan individu yang berpartisipasi dalam proses EA 8. Menetapkan rencana untuk menyiapkan mekanisme tata kelola EA

9. Mendefinisikan ukuran keberhasilan untuk mengartikulasikan nilai disampaikan

Sebuah batas waktu untuk setiap iterasi melalui EA Model Proses harus ditetapkan pada awal iterasi itu. Ini seharusnya tidak lebih dari satu anggaran siklus (biasanya satu tahun). Oleh karena itu, tim EA harus berhati-hati dan


(40)

pragmatis tentang bagian dari rencana apa yang dapat diselesaikan dalam setiap iterasi untuk memberikan nilai yang terukur.

c. Future-State Architecture

Kegiatan Arsitektur keadaan masa depan EA adalah inti dari seluruh proses yang ada didalam EA itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menerjemahkan strategi bisnis ke dalam satu set panduan deskriptif yang akan digunakan oleh organisasi (bisnis dan TI) dalam proyek-proyek yang menerapkan perubahan suatu organisasi kearah depan (future).

Namun, perlu dicatat bahwa ini adalah jebakan bagi banyak organisasi yang hanya melakukan ini hanya melalui serangkaian kertas putih, tapi sebagian lagi diabaikan oleh organisasi tersebut, sehingga perhatian seimbang ke seluruh proses diperlukan dalam hal ini.

Future state Arsitektur (Arsitektur masa depan) menghasilkan klasifikasi sebagai berikut:

Requirements — Mendefinisikan kebutuhan organisasi.

Principles — Memberikan panduan tingkat tinggi untuk pengambilan keputusan.

Models — Ilustrasikanlah arsitektur masa depan secara lebih rinci untuk memandu yang lebih rinci pengambilan suatu keputusan.

Hal Ini adalah bagaimana Gartner datang dengan tiga wilayah pembangunan utama (Requirements, Principles dan Models). Pekerjaan kreatif mengembangkan konten di daerah tersebut paling baik dilakukan bersamaan dengan EA Gartner Framework, meskipun kompatibel dengan kerangka kerja


(41)

d. Develop Requirements

Hal ini selalu menjadi praktik terbaik untuk mengembangkan EA dengan cara bisnis-driven. Ini tidak akan pernah berubah. Akibatnya, EA Model Proses ini, seperti pendahulunya, termasuk identifikasi kebutuhan bisnis yang didorong untuk setiap sudut pandang arsitektur dan sintesis mereka dengan arsitektur. Sementara beberapa dependensinya masih dibiarkan di antara Requirements tersebut, dan tidak setiap kebutuhan harus selalu diidentifikasi dalam iterasi sebelumnya melalui proses. Misalnya, sambil memfokuskan pada ETA, tim arsitektur mungkin telah berusaha untuk fokus pada persyaratan arsitektur teknis yang berasal langsung dari strategi bisnis enterprise. Ini jauh terlalu besar lompatan untuk hampir semua orang. Kebanyakan EA tim akan menemukan bahwa mereka dapat mengembangkan set jauh-lebih-kuat dan dibenarkan persyaratan arsitektur teknis setelah pertama kebutuhan bisnis yang berasal informasi (yang direkomendasikan) dari laporan strategi bisnis. Selanjutnya, tindakan menghubungkan dan pelacakan persyaratan di sudut pandang mengarah ke lebih fokus. Ingat bahwa persyaratan harus mengarahkan arsitektur dalam apa yang mereka untuk memberikan mendukung bisnis, bukan bagaimana mereka akan memberikan itu.

e. Develop Principles

Prinsip-prinsip konseptual arsitektur harus mencerminkan arah kolektif dan umum dari organisasi. Prinsip-prinsip yang memandu laporan posisi yang berkomunikasi elemen-elemen mendasar, kebenaran, peraturan atau kualitas yang


(42)

harus ditunjukkan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Prinsip adalah alat manajemen yang digunakan untuk memberikan kondisi batas untuk pengambilan keputusan oleh seseorang, karena para pemimpin tidak selalu bisa berada di mana ketika keputusan dibuat. Sekali diterima, prinsip harus digunakan segera untuk memandu pengambilan keputusan yang konsisten. Secara paralel, mereka memberikan bimbingan kepada upaya pemodelan yang lebih rinci. Prinsip harus digunakan sebagai kriteria evaluasi dalam ketiadaan model rinci bahwa keputusan langsung membuat jauh lebih rahasia dan komprehensif. Sebagai contoh, satu jenis arsitektur "model" adalah domain teknologi standar konfigurasi bahwa produk-produk teknologi informasi dan cara yang mereka konfigurasi untuk memberikan sebuah blok bangunan dapat digunakan kembali infrastruktur teknis, seperti server aplikasi. Dengan tidak adanya standar konfigurasi yang ditetapkan, desain teknis sebuah tim pengembangan aplikasi untuk aplikasi harus dievaluasi untuk konsistensinya, dengan prinsip-prinsip konseptual berurusan dengan aplikasi, informasi dan infrastruktur teknis

Tidak semua jenis prinsip niscaya diidentifikasi di jalan sebelumnya melalui Model EA. Dasar banyak prinsip adalah industri dan praktik internal terbaik, pendekatan yang secara konsisten telah ditunjukkan oleh berbagai organisasi untuk mencapai hasil yang sama. Jadi sejauh mana suatu organisasi dapat menetapkan prinsip-prinsip arsitektur di seluruh sudut pandang tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan menerapkan praktek terbaik di masing-masing wilayah organisasi tersebut.


(43)

f. Develop Models

Banyak arsitektur yang mengalami kegagalan karena mereka mulai dengan develop model telebih dahulu, daripada membentuk suatu requirement dari bisnis dan prinsip-prinsip konseptual untuk membuat suatu pemodelan. Tahap Develop Model dalam proses model EA merupakan suatu pendalaman yang rinci bahwa pengembangan konten suatu domain arsitektur di setiap sudut pandang arsitektur dalam sebuah kerangka EA. Segala sesuatu belum tentu dapat dimodel sehingga arsitek memerlukan panduan dalam apa yang harus dimodel.

Suatu model yang cukup harus dibuat tepat pada waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu. Analisis stakeholder (dari fase "organize") dari requirements akan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang harus diatasi. Hal ini memungkinkan fokus pada develop model yang tepat pada waktu yang tepat dan membantu menghindari " paralysis analisis".

Seperti kita lain, prinsip-prinsip arsitektur konseptual harus dikembangkan (minimal) sebelum model rinci. Model arsitektur konseptual (tingkat tinggi), yang mengikuti prinsip-prinsip konseptual, sementara bukan merupakan minimum requirements, akan memberikan petunjuk tambahan berharga bagi pengembangan model lebih-rinci di setiap sudut pandang arsitektur. Model akan membuat persentase kenaikan kandungan. Prinsip cenderung cukup abadi dan statis, sementara model yang dinamis dan waktu sensitif, dalam beberapa kasus. Oleh karena itu, jenis dan jumlah model akan berubah. Selain itu, tergantung pada jenis model apa yang sedang dikembangkan, ruang lingkup, tujuan, tingkat detail dan penonton akan berbeda dan meningkat seiring waktu. Ingatlah untuk model negara masa depan serta kondisi saat ini


(44)

(meskipun di kedalaman terbatas) untuk membantu dalam gap analisis, analisis dampak dan perencanaan migrasi.

g.Current-State Architecture — Documenting (Dokumentasi)

Analisis organisasi masa depan yang lengkap sebagai suatu pendorong bagi perubahan dan untuk memastikan bahwa investasi untuk usaha mendukung requirements strategi bisnis arsitektur saat ini. Setiap organisasi memiliki arsitektur dasar, terlepas dari apakah itu didokumentasikan atau tidak. Jika tidak diciptakan melalui sebuah panduan EA, maka sebagian orang akan mengatakan bahwa Environtment saat tidak pernah dibangun dalam suatu metode arsitektur. Memahami dan mendokumentasikan arsitektur saat ini perlu untuk melanjutkan dengan rencana untuk menutup gap antara bagian saat ini dan masa depan. Tujuan untuk mendokumentasikan bagian arsitektur adalah untuk:

1. Memberikan awal untuk membandingkan terhadap arsitektur kedepan 2. sebagai bantuan mengidentifikasi disfungsi, duplikasi, kompleksitas dan

dependensi

3. Memfasilitasi terus-menerus dan memperbarui dokumentasi infrastruktur 4. Menyajikan sebagai bahan referensi

Banyak program EA yang gagal untuk alasan ini. Sebagai aturan umum, arsitektur harus dikembangkan sebelum arsitektur ini untuk sudut pandang EA yang diberikan atau wilayah dalam pandangan (walaupun ada pengecualian untuk aturan ini). Daftar inisiatif Arsitektur masa depan diprioritaskan dan investasi harus menjadi pedoman bagi dilingkup latihan dokumentasi EA saat ini.


(45)

evaluasi untuk menilai penerapan dan kesesuaian produk teknologi dan standar. Lingkup dokumentasi saat ini yang berdasarkan arsitektur masa depan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai aplikasi, infrastruktur dan standar:

1. Apakah hal itu mendukung Requirents di TI masa depan?

2. Apakah hal itu konsisten dengan pada teknologi / tren teknologi pasar? 3. Apakah mereka selaras dengan prinsip-prinsip desain (design principles)? Mengidentifikasi teknologi requirements yang tidak dipenuhi oleh infrastruktur teknis. Hal Ini adalah yang disebut sebagai GAP.

h. Closing the GAP

GAP analisis adalah langkah dari proses EA yang dimana tahap untuk mengidentifikasi perbedaan antara arsitektur saat ini dan requirement EA di masa depan. Analisis Gap yang solid menggambarkan model arsitektur dan membandingkannya dengan model spesifikasi masa kedepan yang berasal dari proses EA. Setiap organsisi yang mengunakan EA harus menghindari untuk tidak menggunakan GAP analisis. karena kegagalan umum untuk Organisasi TI adalah melewatkan langkah penting dimana pada umumnya suatu organisasi tanpa GAP anilisa pada umumnya mengulang pada kebiasaan buruk sebelumnya. Sebagai contoh, sebuah organisasi yang telah menyelesaikan spesifikasi ESA masa depan yang siap untuk mengajukan upaya proyek untuk menutup GAP dengan kondisi saat ini. Alih-alih melaksanakan due diligence yang diperlukan analisis kesenjangan tradisional pada tahap upaya EA, organisasi melewatkan analisis gap mempertimbangkan hanya pengajuan proyek dari sumber traditional (misalnya, persyaratan peraturan, kepala departemen dan manajemen LOB) dan gagal untuk


(46)

mempertimbangkan transformasi bisnis melekat dalam pedoman ESA yang telah didorong peluang. Hasilnya adalah bahwa keluaran EA menjadi "shelfware," dan resort Organisasi TI dengan budaya proyek-driven gagal menyerap Organisasi TI yang tidak memiliki kredibilitas bisnis. Tanpa panduan arsitektur masa depan, Kantor tidak akan dapat proyek peta jalan untuk investasi teknologi untuk memenuhi kemampuan bisnis dari waktu ke waktu. (Catatan bahwa ini adalah contoh hanya Gap analisis seharusnya dilakukan pada setiap sudut pandang arsitektur.)

Masukan beberapa kunci berikut diperlukan (meskipun tidak eksklusif) untuk secara efektif mengidentifikasi, menganalisis dan mengusulkan rekomendasi:

1. Requirements solusi bisnis dari visi persyaratan umum 2. prinsip-prinsip konseptual Arsitektur

3. Requirements Arsitektur EA kedepan 4. Kerangka dan Model Arsitektur Masa Depan 5. Dokumentasi arsitektur saat ini

Langkah-langkah Tahap menentukan analisis GAP untuk digunakan sebagai masukan:

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan GAP (budaya, struktural dan fungsional) -Pada tahap ini, perbedaan antara arsitektur saat ini dan arsitektur target kedepan harus diidentifikasi dan diklasifikasikan harus sesuai


(47)

3. Develop recommendations — usulan untuk menutup GAP yang ada. Beberapa scenario berbeda dilakukan untuk menutup hal tersebut.

4. Rekomendasi Prioritas — Ilustrasi dari interdependensi dan prioritas yang diselesaikan untuk memenuhi rekomendasi yang digunakan untuk menutup GAP dari daftar skenario, sebagai hal yang diperlukan.

i. Governing and Managing

Pengaturan mengacu pada proses dan struktur organisasi, bersama dengan masukan mereka terkait dan hak keputusan, bahwa perilaku panduan perusahaan yang diinginkan. Ada beberapa proses tata kelola potensial atau media kontak untuk EA dengan disiplin ilmu manajemen lainnya. Namun, terkait dua hal yang paling penting untuk mengatur struktur dan isi kerangka EA dan menghubungkan manajemen proyek portofolio dengan EA.

Mengelola mengacu pada disiplin untuk menciptakan dan memelihara kerangka EA.

Tujuan primer dari EA adalah untuk menanamkan prinsip dan standar dan mendorong perilaku/kebiasaan yang diinginkan. Sebuah badan pengatur harus dibentuk untuk membuat keputusan akhir mengenai persetujuan konten EA baru atau diubah. Gartner mengacu pada entitas ini sebagai dewan peninjau arsitektur (ARB)

EA tidak menjadi nyata sampai digunakan untuk membuat keputusan dalam proyek dan pengadaan. Tanggung jawab utama kedua dari suatu ARB adalah untuk mendefinisikan dan melakukan kepatuhan EA atau proses pengabaian manajemen. Proses ini menjelaskan bagaimana untuk menghadapi situasi di mana


(48)

proyek berpendapat itu harus dilanjutkan dengan cara yang tidak konsisten dengan setidaknya satu unsur yang didefinisikan kedepan. Proyek seharusnya tidak memiliki wewenang untuk membuat keputusan seperti mereka sendiri. Sebuah pengecualian harus dicari melalui proses pasti yang dikelola oleh ARB.

j. Managing

Selain membuat keputusan tentang aturan kerangka artefak EA, EA tim inti harus mengelola EA repositori dan isinya. Pada tahap awal pengembangan EA, repositori mungkin sistem file sederhana, memegang teks, spreadsheet dan grafik. EA Lebih-lanjut dan rinci dapat ditangani dengan sistem dokumen-manajemen, alat-alat pemodelan atau alat dirancang secara khusus untuk pengembangan EA.

Mengelola mencakup pengelolaan program EA itu sendiri. Setiap iterasi proses dapat dikelola sebagai sebuah proyek, jadi bagian ini mencakup pekerjaan yang terkait dengan kegiatan proyek manajemen. Manajemen dari internal EA melakukan konsultasi kepada tim proyek adalah ditujukan di sini juga.

2.3.3 Gartner Magic Quadrant

Magic Quadrant adalah alat untuk memahami posisi vendor atau layanan penyedia. gambar di bawah (Gambar 2.7) menunjukkan contoh tipikal. Tempat dua dimensi kerangka grafis vendor dari suatu sektor industri tertentu menjadi matriks strategis. analis Gartner menggunakan beberapa objektif dan subjektif kriteria untuk mengevaluasi pemasok individu, disajikan pada dua sumbu: Kemampuan untuk Jalankan dan Kelengkapan Visi.


(49)

Gambar 2.7Magic Quadrant [3]

Parameter ini, yang dinyatakan dengan grafis, membuat empat kuadran:

Leader, Challengers, visioner dan Niche Players. Hasil analisis menunjukkan kemampuan vendor untuk menyediakan jasa sehubungan dengan pesaing, dan apa yang diharapkan untuk masa depan. Magic Quadrant dapat dilihat sebagai sebuah perencanaan strategis visual dengan asumsi. asumsi Strategis menunjuk prediksi yang berkualitas tentang pembangunan masa depan industri.

a. Ability to Execute

Ability to execute merupakan kombinasi dari beberapa hal :

a. Barang/Jasa – semua yang berhubungan dengan barang/jasa yang ditawarkan, seperti kemampuan, kualitas, fitur, keahlian, dan sebagainya b. Tingkat Kemampuan – seperti kesehatan perusahaan, tingkat sukses,

tingkat investasi, sukses/gagalnya suatu produk dari suatu perusahaan c. Pemasaran/Harga – kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan


(50)

d. Reaksi Pasar – kemampuan serap pasar

e. Eksekusi pemasaran – kemampuan perusahaan untuk publikasi, promosi, mempimpin, dan sebagainya

f. Pengalaman pelanggan – berhubungan dengan kepuasan pelanggan, dukungan, dan sebagainya

g. Operasi – kemampuan perusahaan untuk memenuhi targetnya dan komitmen

b. Completeness of Vision

Untuk arah visi kedepan beberapa pertimbangan untuk magic quadrant antara lain :

a. Mengerti kondisi pasar – kemampuan perusahaan untuk mengetahui/mendengar apa yang diinginkan oleh pelanggan dan menterjemahkannya kepada barang/jasa

b. Strategi pasar – kemampuan perusahaan untuk berkomunikasi ke dalam dan ke luar perusahaan melalui banyak cara (spt internet, iklan, program dan sebagainya)

c. Strategi penjualan – kemampuan memperlebar pasar, meningkatkan ketrampilan, teknologi, jasa, dan jumlah pelanggan

d. Strategi menawarkan barang/jasa – kemampuan perusahaan untuk menawarkan sesuatu yang berbeda mengikuti keperluan pasar

e. Model Bisnis – filosofi perusahaan dalam menawarkan produknya

f. Strategi Industri vertikal – strategi perusahaan dalam mengarahkan sumber, ketrampilan dan penawaran untuk menjawab keperluan pasar


(51)

g. Inovasi – kemampuan untuk mengarahkan, menghubungkan, melengkapi, dan memperkuat sumber, tenaga ahli, atau kapital untuk keperluan investasi, konsolidasi, pertahanan, atau masa depan

h. Strategi Geografis – strategi perusahaan untuk mengarahkan semua sumber, ketrampilan, dan penawaran ke daerah tertentu di luar tempat asal melalui berbagai macam cara.

2.4 UML

Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik. Dengan menggunakan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktor-faktor seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebuan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat.


(52)

a. Unified Modelling Language

(UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan

syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun 1990 seperti kita ketahui puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya adalah: metodologi booch, metodologi coad metodologi OOSE, metodologi OMT metodologi shlaer-mellor, metodologi wirfs-brock, dsb. Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi (method


(53)

membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang berlainan.

b. Activity Diagram

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state

adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state

sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.


(54)

Tabel 2.1Simbol Activity Diagram

2.5Microsoft Visio

Microsoft Visio (atau sering disebut Visio) adalah sebuah program aplikasi komputer yang sering digunakan untuk membuat diagram, diagram alir

(flowchart), brainstorm, dan skema jaringan yang dirilis oleh Microsoft Corporation. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor untuk membuat diagram-diagramnya.

Visio aslinya bukanlah buatan Microsoft Corporation, melainkan buatan Visio Corporation, yang diakusisisi oleh Microsoft pada tahun 2000. Versi yang telah


(55)

2007 yang merupakan versi terbaru. Visio 2007 Standard dan Professional menawarkan antarmuka pengguna yang sama, tapi seri Professional menawarkan lebih banyak pilihan template untuk pembuatan diagram yang lebih lanjut dan juga penataan letak (layout). Selain itu, edisi Professional juga memudahkan pengguna untuk mengoneksikan diagram-diagram buatan mereka terhadap beberapa sumber data dan juga menampilkan informasi secara visual dengan menggunakan grafik. [9]

Microsoft mengeluarkan beberapa versi Microsoft Visio sampai saat ini. 1. Visio 5.0

2. Visio 2000

3. Microsoft Visio 2002 (dikenal juga dengan sebutan Visio XP) 4. Microsoft Office Visio 2003

5. Microsoft 2007

2.6 Rational Rose

Rational Rose merupakan sebuah perangkat pemodelan secara visual yang memiliki banyak kemampuan (powerfull) untuk pembentukan sistem berorientasi obyek yang menggunakan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa pemodelan yang dapat digunakan secara luas dalam pemodelan bisnis, pemodelan perangkat lunak dari semua fase pembentukan dan semua tipe sistem, dan pemodelan secara umum dari berbagai pembentukan / konstruksi yang memiliki dua perilaku yaitu baik statis maupun dinamis.


(56)

Tutorial ini akan membahas cara pemakaian Rasional Rose dengan mengambil sebuah kasus untuk mempermudah pemahaman. Namun demikian tutorial ini bersifat sangat sederhana karena pemakaian perangkat lunak ini sangat ditentukan pada system yang akan dibangun dan variasinya. Tutorial ini dapat dianalogkan dengan kursus privat mengendarai mobil. Mobil merupakan sebuah sarana transportasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, dalam kursus privat hanya diajarkan bagaimana cara mengoperasikan, perpindahan gigi, gas, rem, light sign, klakson, dsb.

Istilah-istilah yang digunakan dalam UML, bagian-bagian yang digunakan yaitu: views, diagram, dan elemen model.

1. View. View menunjukkan perbedaan dari berbagai aspek-aspek suatu sistem yang dimodelkan. View bukan sebuah graph, tetapi sebuah abstraksi yang terdiri dari beberapa diagram. Hanya dengan mendefinisikan sejumlah view, dimana setiap view menunjukkan aspek yang berbeda dan saling terpisah dari sistem, maka gambaran sebuah sistem secara komplit dapat dibentuk. Rational rose memiliki empat view yaitu: Use case View, Logical

2. Diagram. Diagram merupakan graph yang menjelaskan tentang isi dari sebuah view. UML memiliki beberapa tipe diagram yang berbeda yang dapat digunakan untuk mengkombinasi dalam menyusun semua dari sebuah sistem. Rational Rose 2000, memiliki delapan diagram yaitu: Use case diagram, Sequence diagram, Collaboration diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Statechart Diagram, Component Diagram dan


(57)

3. Elemen Model. Konsep-konsep yang digunakan dalam diagram merupakan elemen-elemen model yang menyatakan konsep-konsep berorientasi obyek secara umum , seperti class, object, dan message, serta hubungan antar konsep-konsep tersebut termasuk association, dependency, dan generelization. Sebuah elemen model digunakan dalam beberapa diagram yang berbeda tetapi selalu memiliki simbol dan arti yang sama.


(58)

BAB III

STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI

3.1SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN FAKULTAS

TEKNOLOGI INDUSTRI

Fakultas Teknologi Industri merupakan salah satu Fakultas Teknik di Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur. Fakultas Teknlogi Industri pada awalnya bernama Faklultas Teknik Kimia, didirikan pada tanggal 17 Mei 1968 , Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi , Urusan Veteran dan Demobilisasi Nomor 068/Kpts/MENTRANVED/68. Pada Tahun 1989. Fakultas Teknik Kimia berubah menjadi Fakultas Teknologi Industri dengan dua jurussn , yaitu jurusa Teknik Kimia dan Jurusan Teknik Manajemen Industri.

Seiring Dengan kebutuhan Tenaga Ahli di bidang Industri Pangan dan teknologi informatika , makan pada tahun 1993 Fakultas Teknologi Industri membuka jurusan Teknologi Pangan dan Tahun 2002 membuka jurusan Teknologi Informatika.

Sejak berdiri tahun 1968 sampai TA 1994/1995, Fakultas Teknologi Industri berstatus Negeri Kedinasan dibawah Departemen Pertahanan dan Menhankam Nomor : kep/0307/U/1994/-10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 mengubah status UPN “Veteran” Jawa Timur dari perguruan tinggi kedinasan menjadi perguruan tinggi swasta.


(59)

3.1.1. Jurusan di Fakultas Teknologi Industri

Fakultas Teknologi Industri samapai saat ini menyelanggarakan program pendidikan strata-1 (S1) yang terdiri dari 4 macam jurusan , yaitu

1. Jurusan Teknik Kimia

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “ Veteran “ Jatim telah melaksanakan kegiatan perkuliahan sejak tahun 1968, dan pada tahun 2004 telah terakreditasi dengan peringkat A. sampai saat ini sudah meluluskan ribuan sarjana Teknik Kimia yang bekerja di berbagai Instansi pemerintah maupun swasta.

2. Jurusan Teknik Industri

Jurusan Teknologi Industri Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur juga telah terkreditasi oleh BAN-PT dengan Nilai B. sampai saat ini Jurusan TI telah meluluskan ribuan sarjana Teknik Indusri yang terserap di berbagai bidang, di Instansi pemerintah maupun swasta.

3. Jurusan Teknologi Pangan

Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jatim sejak tahun 2005 juga telah terakreditasi dengan peringkat A dan sampai saat ini telah meluluskan sarjana Teknologi Pangan. Lulusannya sangat dibutuhkan baik, dimasa kini maupun masa mendatang, khusus dalam menunjang perkembangan di bidang industri pangan.

4. Jurusan Teknik Informatika

Jurusan Teknik Informatika Falkultas Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur didirikan pada tahun akademik 2002/2003. Tujuan pendidikan Teknik


(60)

Informatika adalah untuk menghasilkan Sarjana yang unggul dan mempunyai pengetahuan dasar dan keahlian yang luas dalam bidang teknologi Informatika. 5. Jurusan Sistem Informasi

Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur didirikan pada tahun 2007. Sebelumnya jurusan system informasi masih bergabung dengan jurusan Teknik Informatika. Dan saat ini ini jurusan sistem informasi merupakan jurusan tersendiri .

3.1.2. Visi, Misi Dan Tujuan Fakultas Teknologi Industri

Fakultas Teknologi industri UPN “Veteran” Jatim memilik Visi , Misi dan Tujuan organisasi seperti dijelaskan dibawah ini

a. Visi

Visi Fakultas Teknologi Industi UPN “Veteran” Jawa Timur yaitu Fakultas Teknologi Industri unggul di bidang perencanaan , pengolahan /proses dan informasi untuk mewujudkan perguruuan tinggi yang terdepan, modern dan mandiri di tahun 2015.

b. Misi

Misi Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jatim yaitu :

1. Menyelenggarakan program pendidikan bersifat akademik dengan kurikulum berbasis kompetensi di bidang perencanaan , pengolaha/proses, informasi dan diterapkan secara professional yang sesuai dengan kebutuhan di era globalisasi


(61)

2. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan guna menunjang pembangunan Teknologi Industri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

3. Melaksanakan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat dalam bidang penyuluhan, pelatihan dan konsultasi bidang perencanaan industri, proses pengolahan dan sistem informasi serta bakti sosial.

c. Tujuan

Tujuan program pendidikan Sarjana Strata 1 (S-1) Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan lulusan sebagai pionir pembangunan yang bermoral Pancasila, memiliki kemampuan akademik yang handal, mampu mengembangkan kompetensi dirinya menjadi profesional yang lebih proaktif dan produktif.

2. Menggali dan mengembangkan IPTEK di bidang Teknologi Industri/Informasi, baik dasar maupun terapan.

3. Menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bidang Teknologi Industri dan Informasi guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3.2LABORATORIUM PPTI

Laboratorium Pengembangan dan Penerapan Teknologi Informasi disingkat PPTI merupakan salah satu dari tiga laboratorium milik Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berdiri dari tahun 2009 dimana saat itu terdapat dua jurusan pada Teknik Informatika. Laboratorium PPTI diresmikan pada tahun 2009 dimana peresmian


(62)

ditandai dengan pengalihan fungsi Laboratorium Multimedia menjadi laboratotium untuk praktikum Bahasa Pemrograman dan Laboratorium Bahasa Pemrograman yang lama menjadi Laboratorium PPTI. Sejak saat itu Laboratorium PPTI yang sebelumnya merupakan laboratoium praktikum Bahasa Pemrograman menjadi pusat pengembangan dan penerapan software oleh mahasiswa terutama mahasiwa Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

Laboratorium PPTI sesuai namanya merupakan laboratorium pengembangan dan penerapan teknologi informasi dimana kegiatan yang dilakukan PPTI sebagai laboratorium penunjang jurusan harus disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan dari Teknik Informatika sehingga tidak ada tolak belakang antara PPTI dengan Jurusan Teknik Informatika. Laboratorium PPTI dalam kegiatan selama ini lebih banyak digunakan untuk pengadaan pelatihan dalam bidang teknologi informasi dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang disetujui oleh Jurusan dan dianggap bermanfaat untuk menunjang visi dan misi Teknik Informatika.

Laboratorium PPTI bukanlah sebuah laboratorium yang berdiri sendiri namun laboratorium ini merupakan aset dari Teknik Informatika dimana segala yang dilakukan dalam laboratorium atau oleh PPTI merupakan kegiatan yang dapat menunjang dan berkaitan dengan Teknik Informatika. Laboratorium PPTI juga bukan sebuah organisasi, melainkan sebuah laboratorium penunjang sebuah organisasi dalam hal ini adalah Teknik Informatika. Selain itu Teknik Informatika sendiri juga masih belum berdiri sendiri sebagai sebuah Fakultas namun masih bergantung atau bernaung pada Fakultas Teknologi Industri dimana Fakultas ini


(63)

Saat ini Teknik Informatika merupakan salah satu jurusan dalam Fakultas Teknologi Industri yang mempunyai akreditasi B dan dalam tahap pengembangan dan perbaikan untuk mendapatkan akreditasi A. Jurusan Teknik Informatika merupakan sebuah organisasi, dalam organisasi ini terdapat aset yang mendukung tujuan serta kebijakan jurusan. Beberapa aset tersebut antara lain adalah Laboratorium PPTI yang merupakan tempat dimana pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dilakukan.

Saat ini Laboratorium PPTI berfungsi sebagai Laboratorium untuk pelatihan serta pembelajaran bagi umum, mahasiswa, ataupun dosen dengan sembilan unit Personal Computer (PC) yang dioperasikan untuk keperluan pelatihan dan pembelajaran tersebut serta satu Personal Computer (PC) untuk Ketua Laboratorium. Laboratorium PPTI memiliki fungsi yang cukup lengkap mulai dari PC yang mampu menangani software terbaru sampai akses internet untuk kegiatan bertema jaringan, walau belum maksimal untuk dalam beberapa aspek kegiatan.

Dalam beberapa waktu ini Laboratorium PPTI digunakan sebagai laboratorium multifungsi dimana selain untuk keperluan utama pengembangan dan penerapan juga digunakan untuk pelaksanaan praktikum mahasiswa yaitu praktikum basis data. Penggunaan laboratorium sebagai laboratorium praktikum dimulai sejak tahun 2011 dimana saat itu terjadi perombakan arsitektur Teknik Informatika menjadi dua yaitu Sistem Informasi dan Teknik Informatika. Namun fungsi utama Laboratorium PPTI tetap tidak berubah dan masih tetap dijalankan sesuai kebijakan yang ada. Lebih jelas mengenai Laboraotorium PPTI dan


(64)

organisasi yang didukungnya yaitu Jurusan Teknik Informatika akan dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1. Strategi Enterprise Laboratorium PPTI

Perumusan strategi enterprise tercermin pada visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan. Dari visi dan misi maka tujuan dapat dirumuskan sehingga kegiatan yang dilakukan dapat bermanfaat dan tidak bertolak belakang dengan visi dan misi tersebut. Dalam kondisi saat ini, laboratorium PPTI tidak memiliki visi dan misi namun masih mengikuti visi dan misi Teknik Informatika yang berarti segala kegiatan PPTI merupakan kebijakan dari Teknik Informatika dan harus dapat menunjang organisasi tersebut (Teknik Informatika).

3.2.2. Visi Laboratorium PPTI

Laboratorium PPTI tidak memiliki visi, namun sebagai laboratorium penunjang jurusan maka PPTI harus dapat mendukung visi dari jurusan yaitu Teknik Informatika. Berdasarkan visi pada Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim yang berbunyi “Menghasilkan Sarjana Komputer yang Unggul dalam Bidang Teknologi Informasi dan Mampu Berkompetisi di Pasar Global” maka PPTI bertindak sebagai media untuk mahasiswa agar dapat menjadi Sarjana yang unggul sesuai dengan visi yang ada pada Jurusan


(65)

3.2.3. Misi Laboratorium PPTI

Untuk mewujudkan apa yang menjadi visi Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim, maka dibutuhkan target atau strategi yang bedasar pada visi itu sendiri. Adapun misi dari Jurusan Teknik Informatika UPN adalah

1. Menghasilkan anggota masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak tinggi, berbudaya Indonesia, bersemangat ilmiah serta memiliki kemampuan akademik yang memadai dan sanggup berkinerja baik, serta mampu menerapkan, mengmbangkan dan melakukan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi informasi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat..

2. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan iklim yang baik agar mampu dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk bersaing di pasar global.

3. Menyebarkan hasil penelitian dan teknologi terapan untuk dimanfaatkan dalam kegiatan produktif dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat.

3.2.4. Tujuan

Tujuan merupakan penerjemahan visi dan misi yang telah disebutan sebelumnya. Adapun tujuan yang telah ditentukan pada Teknik Informatika (sesuai buku pedoman akademik tahun 2010) terbagi dalam beberapa sudut pandang, antara lain adalah :


(66)

a. Mahasiswa

1. Mengupayakan mahasiswa untuk berpartisipasi secara penuh di dalam semua aspek aktivitas dan Program Studi

2. Membekali lulusan dengan pengetahuan, kecakapan dan nilai yang dibutuhkan

3. Bagi mereka untuk melanjutkan studi atau berpartisipasi dalam masyarakat.

b. Proses Belajar

1. Selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar

2. Mengupayakan staf pengajar untuk menggunakan metode proses belajar mengajar yang bersifat kekinian (up to date)

3. Menggunakan metode student based learning untuk membekali lulusan yang trampil, professional, beretika dan mampu untuk berkarya secara mandiri.

c. Penelitian

1. Menyediakan lingkungan yang memungkinkan untuk melakukan penelitian dengan kualitas berskala nasional atau bahkan internasional sebagai tanggung jawab akademik utama

2. Mengupayakan agar bersedia infrastruktur untuk melakukan penelitian dengan kualitas yang baik

d. Sumber Daya Manusia


(1)

Gambar 4.6 Merupakan Magic Quadrant diatas digunakan untuk mencari bagaimana system operasi yang akan digunakan Menjadi system Operasi di Server. Untuk

1. Router menggunakan Mikrotik OS / routerboard 2. Database Server menggunakan Windows Server 3. Database Server 2 menggunakan Windows Server 4. Web Server menggunakan Ubuntu Server

Untuk Router menggunakan routerboard mikrotik karena saat ini salah satu penggunaan routerboard yang cukup handal adalah menggunakan mikrotik router. Disamping itu untuk pengguanaan jangka panjang, dan skala penggunaan network router skala laboratorium PPTI saat ini cukup handal.

Untuk Dua Operating system dalam komputer database server menggunakan Sistem Operasi windows Server. Ada beberapa keunggulan dalam menggunakan Windows Server dalam penggunaan sebagai database server , windows server dapat digunakan untuk instalasi hampir semua database server, berbeda dengan Linux yang agak sulit dalam instalasi untuk Oracle Enterprise. Untuk Web Server sebagai platform untuk aplikasi sistem praktikum dan juga aplikasi pelatihan menggunakan Ubuntu server. Dalam hal ini ada beberapa keunggulan untuk web server menggunakan system operasi tersebut. Salah satu keunggulannya adalah apache web server yang sudah ada didalam Ubuntu dapat dipakai sebagai web server aplikasi untuk PHP dan AJAX. Selain itu Ubuntu server bebas lisensi. Dan keunggulan lainnya untuk konfigurasi Ubuntu server sebagai web server lebih mudah dari web server yang lain.


(2)

Gambar 4.7 Magic Quadrant Software Database Server

Pada Gambar 4.7 Magic Quadrant diatas menggambarkan Posisi Software Database apa yang sesuai dengan kegiatan praktikum dan penggunaan di sisi Database Server dan Juga disisi klien. Dan yang menjadi Leader adalah Oracle dalam saat ini . karena Oracle sudah digunakan di beberapa perusahaan besar. Untuk database alternatif hal yang digunakan adalah Mysql. Beberapa keunggulan Mysql adalah bebas lisensi. Selain itu instalasi , konfigurasi dan pengguanaan Ability

to execute

challengers leaders

Nice players visionaries Completeness Of Vision

● Oracle

● SQL server

● PostGre SQL ● Access


(3)

database server mysql lebih mudah daripada database server. Selain itu untuk penggunaan skala laboratorium PPTI mysql sudah cukup memadai.

4.5. Analisis GAP

Analisis GAP terdiri dari struktur kumpulan solusi yang mengkomunikasikan teknologi pendukung yang diperlukan dalam penerapan seluruh sistem aplikasi, penerapan teknologi di masa depan bagi sistem aplikasi baru dalam bisnis yang mengelola data/informasi dan bagaimana penerapan teknologi yang akan dibangun di masa depan dengan teknologi saat ini.

Tabel 4.5 Analisis GAP Arsitektur Bisnis

Arsitektur Saat Ini Analisis Arsitektur Kedepan Dalam menjalankan

bisnisnya TI belum sepenuhnya digunakan

Upgrade Fasilitas TI Sudah menggunakan TI didalam

menjalankan bisnis Belum ada Dokumentasi /

Manual

Upgrade Fasilitas TI Dokumentasi

Belum ada Autentifikasi dan Otorisasi

Upgrade Fasilitas TI Otorisasi dan autentifikasi

Belum Ada system Laboratorium yang terintegrasi

Pengadaan Ada System Praktikum yang terintegrasi

Dari Tabel 4.4 analisis GAP diatas dapat dilihat bahwa Ada perbedaan mendasar yang biasa disebut kesenjangan dilingkungan proses bisnis. Kesimpulan


(4)

yang didapat dari hasil analisis GAP adalah harus ada Upgrade Fasilitas TI untuk Dokumentasi serta system yang terintegrasi harus ada pengadaan aplikasi.

Tabel 4.6 Analisis GAP Arsitektur Teknologi

Arsitektur Saat Ini Analisis Arsitektur Kedepan Belum Ada akses internet

Terpisah dengan TF

Pengadaan Ada akses internet Terpisah

Pendaftaran Manual Upgrade Fasilitas TI Pendaftaran

menggunakan system Belum ada Web Server Pengadaaan Ada Web Server Belum ada Database Server Pengadaaan Ada Database Server KOndisi PC client kurang

Layak untuk 2 tahun

Upgrade Fasilitas TI Kondisi PC layak untuk 2 tahun kedepan

Dari Tabel 4.5 analisis GAP diatas dapat dilihat bahwa bahwa Arsitektur saat ini masih perlu dilakukan pengadaan untuk Web server, Database Server dan juga menggunakan akses internet yang terpisah sehingga perlu solusi pengdaan untuk hal itu. Sedangkan PC client yang digunakan untuk praktikum dan pelatihan hanya perlu di upgrade.


(5)

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Dari uraian diatas diperoleh suatu kesimpulan mengenai Skripsi ini, sebagai berikut :

a. Perancangan ini mampu mendefinisikan kebutuhan dan merencanakan proses bisnis yang ada sehingga laboratorium PPTI untuk beberapa tahun kedepan proses bisnis dapat berjalan sesuai dengan tujuan bisnis laboratorium.

b. Dalam Perancangan Arsitektur Enterprise menghasilkan sebuah perancangan Arsitektur didalam laboratorium PPTI berdasarkan model Gartner Enterprise Arsitektur .

c. Perancangan Arsitektur ini telah mendokumentasikan kondisi laboratorium saat ini dan juga merancang proses bisnis adan arsitektur IT untuk 2-3 tahun kedepan.

5.2. SARAN

Ada beberapa saran dalam pengembangan arsitektur yaitu

a. Dari kondisi laboratrium saat ini perlu adanya pengembangan dalam yang sehingga pelu implementasi dari arsitektur yang dibuat dalam skripsi ini.

b. Para pelaksana harus bisa bersikap dinamis sesuai dengan perkembangan dan kondisi real di lapangan karena penulis tidak dapat memprediksi faktor di luar perkiraan penulis


(6)

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Audrey L. Apfel, Michael Smith. 2003. TVO Methodology: Valuing IT Investments via the Gartner Business Performance Framework. ID Number: R-19-1910.

[2]. Budi, Erwin setiawan (2000). Perancangan Strategis Sistem Iinformasi IT Telkom Untuk Menuju World Class University, diakses online pada 15 Mei 2011. http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/959/902 [3]. Gartner Enterprise Architecture Foundation Seminar, Day 1, diakses

online pada 12 Mei 2011.. http://itsm.is.wfu.edu/node/303

[4]. Kreizzman, Gregg. 2005. Gartner Enterprise Architecture Process: Evolution 2005. Research ID Number: G00130849. http://folk.ntnu.no/alexanno/skole/infoSys/InfoSys/GartnerEA.pdf diakses online pada 10 April 2011.

[5]. Pereira, Carla Marques., Sousa, Pedro (2005): Enterprise Architecture: Business and IT Alignment, ACM Journal

[6]. Sessions, Roger. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies, diakses online pada 25 April 2011. http://msdn.microsoft.com/en-us/library/bb466232.aspx

[7]. Yunizal, Edri. 2010. Evolusi Framework Arsitektur Enterprise. http://pasca.if.its.ac.id/share/SNPS diakses online pada 10 April 2011. [8]. Yunizal, Edri. 2010. Evolusi Framework Arsitektur Enterprise.

http://pasca.if.its.ac.id/share/SNPS diakses online pada 10 April 2011. [9].________..Microsoft Visio. http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Visio