8
BAB II TINJAUAN TEORETIK
A. Kajian Teori
1. Penelitian Pengembangan
a. Pengertian Penelitian Pengembangan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan
prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik
atau sempurna. Penelitian dan arti pengembangan dikaitkan menjadi satu kata utuh yaitu penelitian dan pengembangan, maka dapat
diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang
disertai dengan kegiatan mengembangkan sebuah produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2011:297. Menurut Gay, penelitian pengembangan
adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji
teori Wasis, 2004:4.
Sedangkan Borg and Gall Suryani, 2012 mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:
Educational Research and development R D is a process used to develop and validate educational products.
The steps of this process are usually referred to as the R D cycle, which consists of studying research findings pertinent to
the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be
used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of
RD, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.
b. Model-model Penelitian Pengembangan
Banyak model penelitian pengembangan yang dikemukakan para ahli, seperti:
1 Model penelitian dan pengembangan versi Borg and Gall
Suryani, 2012: Prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg dan
Gall, adalah sebagai berikut: a
Studi Pendahuluan. Pada tahap ini dilakukan studi literatur. Pada
studi literatur, digunakan untuk menemukan konsep- konsep
atau landasan-landasan
teoritis yang
memperkuat suatu produk, dan untuk mengetahui langkah-langkah
yang paling
tepat untuk
mengembangkan produk, sehingga dapat memberikan gambaran berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang dapat digunakan sebagai perbandingan untuk mengembangkan suatu produk.
b Perencanaan penelitian.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka dapat dibuat perencanaan
rancangan produk yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk
menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil uji ahli atau uji coba pada skala kecil, atau
expert judgement
. c
Pengembangan produk awal. Pengembangan
format produk
awal yang
mencakup: penentuan desain produk yang akan dikembangkan, penentuan sarana dan prasarana
penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan
pengembangan, penentuan
tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan, penentuan
deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
d Uji coba lapangan awal terbatas.
Uji validasi yang dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk untuk
mengetahui kesan
produk awal
yang telah
dikembangkan dengan memperoleh masukan untuk perbaikan dari ahli.
e Revisi hasil uji lapangan terbatas.
Revisi yang dilakukan berdasarkan hasil validasi awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh
informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan.
f Uji lapangan lebih luas.
Uji coba dan penyempurnaan pada tahap produk awal masih difokuskan kepada pengembangan dan
penyempurnaan materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi. Kelayakan
populasi
dilakukan dalam
uji coba
dan penyempurnaan produk yang telah disempurnakan.
Dalam tahap ini, uji coba dan penyempurnaan dilakukan dalam jumlah sampel yang lebih besar yang
disarankan dalam tahap ini menggunakan sampel sekolah 5 sampai dengan 15 sekolah, dengan sampel
subjek antara 30 sampai 100 orang.
g Revisi hasil uji lapangan.
Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang
dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok
kontrol.
h Uji kelayakan.
Dalam uji kelayakan ini, langkah yang dilakukan sebaiknya dengan skala besar melalui uji efektivitas
dan adaptabilitas desain produk, uji efektivitas desain melibatkan para calon pemakai produk, hasil uji
lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan.
i Revisi hasil uji kelayakan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan.
Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai generalisasi yang dapat diandalkan.
j Diseminasi dan sosialisasi produk akhir.
Melaporkan dan
menyebarluaskan produk
melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk
komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
2 Model penelitian dan pengembangan versi Kemp
Menurut Kemp
Trianto, 2007:53,
pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkesinambungan.
Model pengembangan ini memuat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran, yaitu:
a Identifikasi masalah pembelajaran.
Menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran pada tiap topiknya dengan mengidentifikasi antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut
model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.
b Analisis Siswa.
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang
meliputi ciri, kemampuan dan pengalaman baik individu maupun kelompok.
c Analisis Tugas.
Analisis ini merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep,
analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan
penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana
Program Pembelajaran RPP dan lembar kegiatan siswa LKS.
d Merumuskan Indikator.
Analisis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja
dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan panduan siswa dalam belajar.
e Penyusunan Instrumen Evaluasi.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah
penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar
yang telah dirumuskan.
f Strategi Pembelajaran.
Pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan, meliputi:
pemilihan model,
pendekatan, metode,
pemilihan format,
yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang
berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. g
Pemilihan Media atau Sumber Belajar. Keberhasilan pembelajaran tergantung pada
penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan
disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran.
h Merinci Pelayanan Penunjang yang diperlukan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk
memperoleh atau membuat bahan. i
Menyiapkan Evaluasi Hasil Belajar dan Hasil Program. j
Melakukan Kegiatan Revisi Perangkat Pembelajaran. Setiap langkah rancangan pembelajaran selalu
dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang
dibuat.
3 Model Penelitian dan Pengembangan versi Dick Carey
Model yang dikembangkan oleh Walter Dick Lou Carey ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp,
tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, dan terdapat beberapa komponen yang akan
dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan Trianto, 2007: 61.
Model Dick dan Carey dapat digambarkan sebagai berikut: a
Identifikasi Tujuan. Tahap awal model ini adalah menentukan apa
yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika
mereka telah
menyelesaikan program
instruksional. Tujuan Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja
performance analysis
, dari penilaian kebutuhan
needs assessment
, dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar siswa, dari analisis orang-orang yang
melakukan pekerjaan
job analysis
, atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru. Langkah ini
sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar.
b Melakukan Analisis Instruksional.
Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar. Penentuan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan tujuan tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis Instruksional adalah
untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan
entry behaviors
, yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai
instruksional. Peta
konsep akan
menggambarkan hubungan
di antara
semua keterampilan yang telah diidentifikasi.
c Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal.
Langkah ini dilakukan dengan cara analisis siswa, analisis konteks di mana siswa akan belajar, dan
analisis konteks
di mana
siswa akan
menggunakannya. Keterampilan, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki siswa akan digunakan untuk
merancang strategi instruksional.
d Merumuskan Tujuan Kinerja.
Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis
Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan
yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses.
e Pengembangan Tes Acuan Patokan.
Berdasarkan tujuan yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang
sejajar tes acuan patokan untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari
tujuan. Penekanan utama berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan
dan penilaian yang diminta.
f Pengembangan Strategi Pengajaran.
Bagian-bagian siasat instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan cara belajar siswa,
presentasi isi, partisipasi peserta didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan.
g Pengembangan atau Memilih Pengajaran.
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi
petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
h Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif.
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi cara
meningkatkan pengajaran. i
Menulis Perangkat. Hasil-hasil pada tahap sebelumnya dijadikan
dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan kemudian
diujicobakan di kelas.
j Revisi Pengajaran.
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi
kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil
implementasi dari ahli.
4 Model penelitian dan pengembangan versi 4-D
Model 4-D dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D
terdiri atas 4 tahap utama Trianto, 2007:65 yaitu:
a Tahap Pendefinisian
Define
. Proses menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya
b Tahap Perencanaan
Design
. Proses
menyiapkan prototipe
perangkat pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan penyusunan
tes acuan patokan sebagai langkah awal yang menghubungkan antara tahap
define
dan tahap
design
. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan
Pembelajaran Khusus untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah
kegiatan belajar mengajar, Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran,
Pemilihan format yang dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada.
c Tahap Pengembangan
Develop
. Proses menghasilkan perangkat pembelajaran
yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari ahli dengan validasi perangkat oleh para ahli yang diikuti
dengan revisi, uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
d Tahap penyebaran
Disseminate
. Proses
penggunaan perangkat
yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Pengembangan R D