59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek remaja dengan kriteria berada pada rentang  usia  12  hingga  22  tahun.  Pengambilan  data  dilakukan  di  beberapa
tempat  yang  berbeda  berdasarkan  ketersedian  dan  kemudahan  memperoleh subjek  penelitian.Pengambilan  data  dilakukan  di  2  tempat  berbeda  yakni
kampus  III  Universitas  Sanata  Dharma  dan  Galeria  Mall.  Pemilihan  lokasi pengambilan  data  penelitian  di  dua  tempat  yang  berbeda  berdasarkan
pertimbangan  untuk  memperoleh  subjek  dengan  rentang  usia  yang  lebih lebar.  Total  subjek  penelitian  yang  digunakan  sebanyak  70  orang.  Proses
pengambilan  data  penelitian  dilakukan  selama  2  hari  pada  tanggal  22 –  23
November 2013.
B.  Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek  penelitian  adalah  remaja    mahasiswa,  siswa  SMA,  siswa SMP  yang berada pada  batasan usia 12 hingga 22 tahun.  Berdasarkan hasil
penyebaran skala maka didapatkan identitas subjek sebagai berikut :
Tabel 8 Identitas Subjek Penelitian
Kriteria Total
Jenis Kelamin Laki-laki
30 Perempuan
40 Usia
13 tahun 2
14 tahun 3
15 tahun 6
16 tahun 6
17 tahun 9
18 tahun 11
19 tahun 12
20 tahun 13
21 tahun 8
C.  Deskripsi Data Penelitian 1.   Perbandingan Data Teoritik dan Data Empirik
Berdasarkan  skala  penelitian  yang  digunakan,  maka  didapatkan hasil  perhitungan  mean  teoritik  intensitas  mengunjungi  toko  online
sebagai berikut : Jumlah aitem
: 6 Nilai minimum
: 6 x 1 = 6 Nilai maksimun
: 6 x 4 = 24
Rentang nilai : 6
– 24 Jarak
: 24 – 6 = 18
Mean teoritik
µ
: min+max2 = 6+242 = 15 Mean teoritik kecenderungan pembelian impulsif secara online :
Jumlah aitem : 36
Nilai minimum : 36 x 1 = 36
Nilai maksimun : 36 x 4 = 144
Rentang nilai : 36-144
Jarak : 144-36 = 108
Mean teoritik
µ
: min+max2 = 36+1442 = 90
Tabel 9 Deskripsi Data Penelitian
Skala Skor Empirik
Skor Teoretik Xmi
n Xmax
Mean µ
SDσ Xmi
n Xm
ax Mean
µ
Intensitas mengunjungi
toko online 6
21 11,09
3,981 6
24 15
Kecenderung an pembelian
impulsif secara online
45 109
80,20 15,385
36 144
90
Tabel 9 menunjukkan keseluruhan deskripsi data penelitian. Tabel menunjukkan  bahwa  mean  teoritik  intensitas  mengunjungi  toko
onlinesebesar  15,  sedangkan  mean  empirik  dari  intensitas  mengunjungi toko  online  sebesar  11,09  dengan  SD  sebesar  3,981.  Nilai  tertinggi  dari
intensitas mengunjungi toko online sebesar 21 dan nilai terendah sebesar 6.  Tabel  juga  menunjukkan  mean  teoritik  kecenderungan  pembelian
impulsif  secara  onlinesebesar  90,  sedangkan  mean  empirik  dari kecenderungan pembelian impulsif secara online sebesar 80,2 dengan SD
sebesar  15,385.  Nilai  tertinggi  dari  kecenderungan  pembelian  impulsif secara online sebesar 109 dan nilai terendah sebesar 45.
2.  Hasil Uji t
Tabel 10 One-Sample Test
Variabel Sig. 2-tailed
Mean Difference
Intensitas mengunjungi toko online 0,000
-3,914 Kecenderungan pembelian impulsif
secara online 0,000
-9,800
Pada  tabel  10  dapat  dilihat  hasil  dari  uji  t  pada  skala  intensitas mengunjungi  toko  online  menunjukkan  nilai  signifikansi  0,000  yang
menunjukkan  terdapat  perbedaan  yang  signifikan  antara  mean  empirik dengan mean teoritik. Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa mean empirik dari
intensitas  mengunjungi  toko  online  lebih  kecil  dibandingkan  mean teoritiknya  11,09 15. Hal  ini menunjukkan bahwa subjek  penelitian
memiliki  intensitas  mengunjungi  toko  online  yang  tergolong  rendah. Maka  dapat  disimpulkan  bahwa  subjek  dalam  kenyataannya  memiliki
intensitas  mengunjungi  toko  online  yang  rendah.Pada  tabel  10  dapat dilihat  nilai  signifikansi  skala  kecenderungan  mengunjungi  toko  online
sebesar  0,000.  Dari  data  ini  dapat  dilihat  perbedaan  yang  signifikan antara  mean  empirik  dan  teoritik.  Tabel  9  menunjukkan  bahwa  mean
empirik  dari  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  lebih rendah dibandingkan mean teoritiknya  80,2 90 . Hal ini menunjukkan
bahwa  subjek  penelitian  memiliki  kecenderungan  pembelian  impulsif secara  online  yang  tergolong  rendah.Maka  dapat  disimpulkan  bahwa
subjek dalam kenyataannya memiliki kecenderungan pembelian impulsif secara onlineyang rendah.
D.  Hasil Penelitian 1.  Uji Normalitas
Uji  normalitas  digunakan  oleh  peneliti  untuk  menguji  apakah kontinum  berdistribusi  normal  sehingga  dapat  digunakan  untuk
melakukan  analisis  korelasi  Sarwono,  2012.  Data  dikatakan  normal apabila  memiliki  p    0,05  Sarwono,  2012.  Uji  normalitas  pada
penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test SPSS 16.00 for windows.
Tabel 11 Uji Normalitas
Intensitas Mengunjungi Toko
Online Kecenderungan
Pembelian Impulsif Secara Online
Kolmogorov- Smirnov Z
0,955 0,773
Asymp Sig 2- tailed
0,322 0,588
Pada tabel 11 terlihat bahwa variabel intensitas mengunjungi toko online memiliki nilai dari Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,955 dengan
nilai  p  sebesar  0,322  p0,05.Kesimpulan  yang  diambil  yaitu  variabel intensitas  mengunjungi  toko  online  memiliki  sebaran  data  mengikuti
distribusi normal.Pada variabel kecenderungan pembelian impulsif secara online,  nilai  Kolmogorov-Smirnov  Z  sebesar  0,773  dengan  nilai  p
sebesar  0,588  p0,05.Kesimpulan  yang  diambil  yaitu  variabel kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  mengikuti  distribusi
normal.Dengan  demikian  variabel  intensitas  mengunjungi  toko  online dan  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  memenuhi  syarat
uji normalitas.
2.  Uji Linieritas
Uji  linieritas  digunakan  untuk  menyatakan  hubungan  antara  dua variabel  yang dianalisis mengikuti garis lurus Santoso, 2010.Pengujian
asumsi  linearitas  menggunakan  test  for  linierity  dalam  SPSS16.0  for windows.Kedua variabel dikatakan linear apabila signifikan dari tabel test
of linearity lebih kecil dari 0,000 p 0,05.
3.  Uji Hipotesis
Uji  hipotesis  pada  penelitian  ini  menggunakan  uji  korelasi pearson  product  moment.  Korelasi  product  moment  berguna  untuk
menyatakan  ada  atau  tidaknya  hubungan  yang  signifikan  variabel  satu dengan  variabel  lainnya.  Pengujian  korelasi  product  moment  harus
memenuhi  syarat  yakni  data  dari  setiap  variabel  berdistribusi  normal, bersifat  linear  dan  data  yang  dihubungkan  mempunyai  pasangan  yang
sama  sesuai  dengan  subjek  yang  sama  Sufren  dan  Natanael,  201. Korelasi  Pearson  mempunyai  jarak  antara  1  sampa  dengan  -1.Jika
koefisien  korelasi  -1  maka  kedua  variabel  mempunyai  hubungan  linier sempurna negatif.Jika koefisien korelasi adalah +1, maka kedua variabel
mempunyai hubungan linier positif .jika koefisien menunjukkan angka 0 maka  tidak  ada  hubungan  anatara  dua  variabel  yang  dikaji  Sarwono,
2012.
Tabel 12 Uji Hipotesis
Intensitas Mengunjungi
Toko Online Kecenderungan
Pembelian Impulsif Secara
Online Intensitas
Mengunjungi Toko Online
Pearson Correlation
1 .883
Sig. 1-tailed .000
N 70
70
Kecenderungan Pembelian
Impulsif Secara Online
Pearson Correlation
.883 1
Sig. 1-tailed .000
N 70
70
. Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.
Berdasarkan tabel  12 dapat  dilihat bahwa hasil Korelasi  Pearson menunjukkan  bahwa  variabel  intensitas  mengunjungi  toko  online
berkorelasi  secara  positif,  sangat  kuat  dan  signifikan  dengan kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  N=  70,  r=  0,883,  p=
0,000  0,01.  Hal  ini  menunjukkan  semakin  tinggi  intensitas  seseorang mengunjungi  toko  online  maka  semakin  tinggi  pula  kecenderungan
pembelian  impulsif  secara  online.sebaliknya  semakin  rendah  intensitas
mengunjungi  toko  online  maka  akan  semakin  rendah  kecenderungan pembelian impulsif secara online.
4.  Analisis Data Tambahan
Pada  penelitian  ini  peneliti  ingin  melihat  perbedaan  intensitas mengunjungi  toko  online  dan  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara
online  berdasarkan  jenis  kelamin.  Peneliti  menggunakan  uji  perbedaan diantara  kelompok  subjek  laki-laki  dan  perempuan  menggunakan
Independent Samples T-Test
Tabel 13 Independent Samples T-Test
JK  Mean Sig
T Sig 2
tailed SD
N
Intensitas Mengunjungi
Toko Online P
10,32 0,143
-1,88 0,064
3,46 7
40
L 12,10
4,43 6
30
Kecenderungan Pembelian
Impulsif Secara Online
P 78,12
0,303 -1,31
0,195 13,6
85 40
L 82,97
17,2 48
30
Tabel 13 menunjukkan perbedaan  diantara dua kelompok subjek yaitu  laki-laki  dan  perempuan.  Taraf  signifikansiSig.  intensitas
mengunjungi  toko  online sebesar 0,143   0,05, artinya kedua kelompok ini  dapat  dianggap  homogen  secara  varians.Angka  sig.  2-tailed
intensitas  mengunjungi  toko  onlinemenunjukkan  signifikansi  0,064 0,05.  Hal  ini  menunjukkan  tidak  ada  perbedaan  intensitas  mengunjungi
toko  online  yang  signifikan  antara  subjek  laki-laki  dan  perempuan, walaupun  pada  kolom  mean  difference  menunjukkan  selisih  mean
dengan  tanda  minus  yang  menunjukkan  laki-laki  memiliki  intensitas mengunjungi toko online yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Tabel  juga  menunjukkan  taraf  signifikansi  kecenderungan pembelian  impulsif  secara  onlinesebesar  0,303    0,05,  artinya  kedua
kelompok subjek dianggap homogen secara varians.Angka sig. 2-tailed kecenderungan
pembelian impulsif
secara onlinemenunjukkan
signifikansi  sebesar  0,195    0,05.  Hal  ini  menunjukkan  tidak  ada perbedaan  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  onlineyang
signifikan antara subjek laki-laki dan perempuan, walaupun  pada kolom mean  difference  menunjukkan  selisih  mean  dengan  tanda  minus  yang
menunjukkan  laki-laki  memiliki  kecenderungan  pembelian  impulsif secara onlineyang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
D.  Pembahasan
Penelitian  ini  memiliki  tujuan  untuk  mengetahui  hubungan  antara intensitas  mengunjungi  toko  online  dengan  kecenderungan  pembelian
impulsif  secara  online  pada  remaja.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa korelasi  antara  intensitas  mengunjungi  toko  online  dengan  kecenderungan
pembelian  impulsif  secara  online  memiliki  hubungan  yang  sangat  kuat, berkorelasi  positif  dan  signifikan  r  =  0,883,  p=  0,000Berdasarkan  data
tersebut  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  intensitas  mengunjungi  toko  online memiliki  hubungan  yang  positif  dan  juga  signifikan  dengan  kecenderungan
pembelian impulsif secara online. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas  mengunjungi  toko  online  maka  akan  semakin  tinggi  pula
kecenderungan pembelian impulsif secara online-nya. Begitu pula sebaliknya, semakin  rendah  intensitas  mengunjungi  toko  online  maka  semakin  rendah
pula kecenderungan pembelian impulsif secara online-nya. Tingkat  korelasi  yang  sangat  kuat  r  =  0,883  menunjukkan  bahwa
terdapat  hubungan  positif  yang  sangat  kuat  antara  intensitas  mengunjungi toko  online  dengan  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online.Hal  ini
menunjukkan  bahwa  semakin  sering  remaja  mengakses  atau  mengunjungi toko  online  dan  semakin  lama  waktu  kunjungan  ke  toko  online  akan
menyebabkan  kecenderungan  untuk  melakukan  pembelian  barang  secara online dengan spontan, tanpa pertimbangan dan perencanaan yang jelas serta
lebih  didasari  oleh  kesenangan  dan  kepuasan  semata.  Promosi  penawaran yang  semakin  kreatif  dan  inovatif  serta  lingkungan  online  yang  cenderung
interaktif akan memberikan kenyamanan lebih kepada konsumen rekreasional
yang paling berpotensi melakukan pembelian impulsif Herabadi et al.,2009. Rook  berpendapat  bahwa  rasionalitas  akan  meningkat  seiring  dengan
bertambahnya  usia.  Remaja  lebih  suka  berbelanja  sehingga  kurang  memiliki kontrol  terhadap  keinginan  untuk  melakukan  pembelian  secara  spontan
dibandingkan  mereka  yang  lebih  tua.  Hal  ini  terjadi  karena  para  remaja berusaha mengadopsi gaya hidup sesuai perkembangan zaman. Mereka suka
untuk membeli berbagai produk baru serta menikmati berbelanja di toko-toko baru Mai et al., 2003.
Hal ini berlaku  sebaliknya, semakin jarang subjek mengunjungi toko online  dan  semakin  sedikit  waktu  kunjungan  ke  toko  online  akan
menyebabkan  kecenderungan  untuk  melakukan  pembelian  barang  secara online  dengan  lebih  didasari  oleh  perencanaan  dan  pertimbangan  yang  jelas
serta memperhatikan akibat  yang mungkin  ditimbulkan dari pembelian  yang dilakukan.Hal  ini  terjadi  karena  subjek  semakin  jarang  menghadapi  promosi
penawaran  yang  kreatif  dan  inovatif  serta  dunia  interaktif  yang  ditawarkan oleh  toko  online.Remaja  hedonis  dan  rekreasional  yang  jarang  menghadapi
dunia  online  interaktif  memiliki  kemungkinan  rendah  untuk  melakukan pembelian impulsif.
Dari  penelitian  ini,  nilai  rata-rata  subjek  menunjukkan  intensitas mengunjungi  toko  onlineyang    rendah.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  rendahnya
nilai  mean empirik jika  dibandingkan dengan mean teoritik  11,09 15  dan nilai  p  sebesar  0,000  yang  menunjukkan  perbedaan  yang  sangat  signifikan
antara mean empirik dan mean teoritik. Nilai mean empirik yang lebih rendah
dibandingkan  mean  teoritik  menunjukkan  bahwa  subjek  penelitian  termasuk jarang melakukan kegiatan untuk mengunjungi tempat menjual dan membeli
produk dengan perangkat elektronik yang terhubung dengan koneksi internet. Hal  ini  juga  berarti  frekuensi  dan  durasi  kunjungan  subjek  ke  toko  online
dapat  dikatakan  masih  rendah.  Berdasarkan  penggolongan  lama  penggunaan internet  menurut  SWA  Mark-Plus    Co  yang  menjadi  acuan  penggolongan
intensitas  mengunjungi  toko  online  maka  subjek  penelitian  melakukan kunjungan  ke  toko  online  kurang  dari  2,5  jam  per  minggu.  Frekuensi  dan
durasi  intensitas mengunjungi  toko  online  yang  rendah akan menyebabkan konsumen  semakin  jarang  menghadapi  lingkungan  online  yang  interaktif  ,
promosi  penawaran  yang  semakin  kreatif  dan  inovatif,  serta  akses  penuh terhadap perkembangan trends.
Chen  et.al.,  dalam  MurugananthamBhakat,2003  menyatakan bahwa persepsi konsumen akan kelebihan dan kenyamanan  yang ditawarkan
oleh  toko  online  memiliki  hubungan  yang  positif  dengan  kecenderungan konsumen  untuk  berbelanja  secara  online.  Semakin  kecilnya  kemungkinan
subjek untuk memperoleh kesempatan merasakan berbagai macam kelebihan yang  ditawarkan  oleh  toko  onlineakan  menyebabkan  kecenderungan
konsumen  untuk  melakukan  pembelian  impulsif  secara  online  juga  semakin rendah.
Penelitian ini
juga menunjukkan
bahwa subjek
memiliki kecenderungan pembelian impulsif secara online yang tergolong rendah. Hal
ini dapat dilihat dari rendahnya nilai mean empirik jika dibandingkan dengan
nilai  mean  teoritik  80,2  90  dan  nilai  p  sebesar  0,000  yang  menunjukkan perbedaan  yang  signifikan  antara  mean  empirik  dengan  mean  teoritik.
Kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  yang  rendah  diakibatkan oleh
rendahnya intensitas
mengunjungi toko
online pada
subjek.Kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  yang  rendah menunjukkan  bahwa  pembelian  barang  secara  online  yang  dilakukan  oleh
subjek  penelitian  cenderung  didasari  oleh  pertimbangan  dan  perencanaan yang  baik  serta  lebih  didasarkan  pada  kegunaan  suatu  barang  dibandingkan
untuk  memenuhi  kesenangan  serta  kepuasan  semata.Hal  ini  berlawanan dengan  karakteristik  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  yang
didasari  spontanitas,  kurangnya  perencanaan  dan  pertimbangan  serta  lebih mengutamakan  kepuasan  dan  kesenangan  tanpa  mempedulikan  akibat  yang
ditimbulkan Verplanken dan Herabadi, 2001. Rendahnya  kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  yang
terjadi  sangat  bergantung  pada  kemampuan  penjual  untuk  membentuk persepsi  konsumen  agar  dapat  melihat  berbagai  macam  kelebihan,
kemudahan  dan  kenyamanan  yang  ditawarkan  oleh  toko  online.  Jeffrey  dan Hodge  2007    menjelaskan  bahwa  situs  online  memiliki  kelemahan  seperti
akses konsumen yang terbatas untuk bisa memegang produk, mencium aroma produk  dan  kesegeraan  untuk  memiliki  produk  setelah  melakukan
pembayaran  yang  merupakan  faktor  penting  dalam  pembelian  impulsif  . Kelemahan  tersebut  membuat  remaja  merasa  kurang  nyaman  pada  waktu
mengunjungi toko
online.Survei yang
dilakukan Kemenkominfo
menunjukkan  bahwa  35  konsumen  takut  berbelanja  online  karena  tidak dapat  melihat  barang,  34    karena  tidak  dapat  mencoba  sebelum  membeli
dan  24  khawatir  akan  keamanan  bertansaksi  online  Rianto,  Amsas, Umami, Laksani dan Triyono, 2013.
Pada  analisis  data  tambahan  berdasarkan  demografi  jenis  kelamin terlihat  bahwa  tidak  ada  perbedaan  intensitas  mengunjungi  toko  onlineyang
signifikan  antara  subjek  laki-laki  dan  perempuan  t68  =  -  1,880;  p    0,05. Pusat  Data  dan  Sarana  Informatika  2013  menyebutkan  bahwa  hampir
separuh  pengguna  internet  baik  laki-laki  49  ataupun  perempuan  44 menggunakan  internet  untuk  berbelanja  online  Rianto  et.al.,  2013.
Sedangkan survei yang dilakukan oleh perusahaan e-commerce Rakuten baru- baru  ini  menunjukkan  sekitar  84    pebelanja  online  di  Indonesia  memiliki
pengalaman  online  yang  tidak  memuaskan  Hidayat,  2013.  Hal  ini  yang mungkin  menyebabkan  konsumen  laki-laki  di  Indonesia  juga  memiliki
intensitas  mengunjungi  toko  online  yang  rendah  seperti  konsumen perempuan.  Selain  itu  para  remaja  baik  laki-laki  ataupun  perempuan
menghabiskan  lebih  banyak  waktu  untuk  mengunjungi  jejaring  sosial sehingga dibandingkan toko online.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan pembelian impulsif secara  onlineyang signifikan antara subjek laki-laki dan perempuan
t68  =  -1,310;  p    0,05.  Hal  ini  menunjukkan  tidak  ada  perbedaan kecenderungan pembelian impulsif secara onlineyang signifikan antara subjek
laki-laki  dan  perempuan.Zhou  et  al.,  2007  menyebutkan  bahwa  konsumen
laki-laki  melakukan  lebih  banyak  pembelian  online  dan  menghabiskan  lebih banyak  uang  untuk  berbelanja  online  dibandingkan  konsumen  perempuan.
Zhou  menyebutkan  bahwa  laki-laki  cenderung  akan  lebih  suka  berbelanja secara online di masa depan dibandingkan perempuan, hal ini tidak lepas dari
tingginya  ketidakpercayaan  dan  sikap  skeptis  perempuan  terhadap  bisnis online.Dittmar dalam Muruganantham  Bhakat, 2003  menemukan bahwa
laki-laki  cenderung  melakukan  pembelian  impulsif  pada  barang  yang  dapat menunjang  kemandirian  dan  aktivitasnya  sedangkan  perempuan  akan
cenderung  melakukan  pembelian  impulsif  pada  barang-barang  yang  dapat menunjukkan  simbol  dan  ekspresi  dirinya.Jika  melihat  hasil  korelasi  yang
sangat kuat dan signifikan antara intensitas mengunjungi toko online dengan kecenderungan pembelian impulsif secara online dapat diprediksi bahwa laki-
laki  dan  perempuan  memiliki  intensitas  mengunjungi  toko  onlinedan kecenderungan pembelian impulsif secara online yang sama.
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Pada  penelitian  ini  dapat  diambil  beberapa  kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yaitu :
1.  Intensitas  mengunjungi  toko  online  dan  kecenderungan  pembelian impulsif secara online memiliki hubungan yang positif dengan tingkat
korelasi  yang  sangat  kuat  dan  signifikan.  Hal  ini  berarti  semakin tinggi  intensitas  mengunjungi  toko  online  pada  remaja  maka  akan
semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsif secara online remaja  tersebut.  Sebaliknya,  semakin  rendah  intensitas  mengunjungi
toko  online  pada  remaja  maka  akan  semakin  rendah  pula kecenderungan pembelian impulsif secara online remaja tersebut.
2.  Pada  analisis  data  tambahan,  berdasarkan  demografi  terlihat  bahwa tidak  ada  perbedaan  intensitas  mengunjungi  toko  online  dan
kecenderungan  pembelian  impulsif  secara  online  yang  signifikan antara subjek laki-laki dan perempuan.
B.  Keterbatasan Penelitian
1.  Kontrol  terhadap  toko  online  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini belum  menyeluruh.  Oleh  karena  itu  kunjungan  toko  online  pada