13 pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
2.1.3 Pengetahuan Seksual
Pengetahuan atau pendidikan seksual pada remaja terdiri dari pemahaman tentang seksualitas yang
dilakukan sebelum menikah yang terdiri dari pengetahuan tentang fungsi hubungan seksual, dampak seksual
pranikah, dan faktor yang mendorong seksual pranikah Sarwono, 2006. Selain itu, pengetahuan seksual yang
harus diperoleh remaja di usianya adalah pengetahuan tentang reproduksi, maturasi seksual dan pendidikan HIV
sesuai usia remaja Potter Perry, 2005. Namun, sekolah
maupun orang
tua jarang
memberikan pengetahuan seks yang seharusnya kepada remaja
karena hal ini dianggap tabu untuk dibicarakan sehingga masyarakat masih sangat mempercayai mitos-mitos
seksual yang merupakan salah satu pemahaman yang salah tentang seksual. Kurangnya pemahaman ini
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : adat istiadat, budaya, agama dan kurangnya informasi dari sumber
yang benar Soetjingsih, 2007.
14 Sarwono 2006 menyatakan, illustrasi dari adanya
informasi yang tidak benar di kalangan remaja, disebabkan karena pengetahuan tentang fungsi hubungan
seksual berdasarkan mitos yang berkembang yaitu hubungan
seksual dapat
mengurangi frustasi,
menyebabkan awet muda dan menambah semangat belajar. Selain itu mitos akibat hubungan seksual yaitu
tidak akan hamil kalau senggama terputus, hanya menempelkan alat kelamin, senggama 1-2 kali saja serta,
berenang atau berciuman bisa menyebabkan kehamilan. Disamping itu terdapat pula mitos yang mendorong
hubungan seksual pranikah yaitu berganti pasangan seksual tidak menambah Penyakit Menular Seksual
PMS, pacaran perlu variasi antara lain bercumbu, mau berhubungan seksual berarti serius dengan pacar dan
sekali berhubungan seksual tidak akan tertular PMS.
2.1.4 Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan antara dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda, dimana terjadi
hubungan seksual tanpa adanya ikatan pernikahan Ghifari, 2003. Seks bebas dapat diartikan sebagai pola perilaku
seks yang bebas tanpa batasan, baik dalam tingkah laku
15 seksnya maupun dengan siapa hubungan seksual itu
dilakukan Nanggala, 2006. Dikatakan bahwa perilaku seks bebas dilatarbelakangi oleh beberapa hal seperti: 1
kurangnya pemahaman nilai nilai agama, 2 belum adanya pendidikan seks secara formal di sekolah, 3 pengaruh
teman, internet dan lingkungan, 4 penyebaran gambar dan VCD porno melalui berbagai media, 5 penggunaan NAPZA
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif .
2.1.5. Faktor yang mendorong seks bebas