TINJAUAN HISTORIS USAHA PASUKAN BERUANG HITAM DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI LAMPUNG TAHUN 1949

(1)

ABSTRAK

TINJAUAN HISTORIS USAHA PASUKAN BERUANG HITAM DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI

LAMPUNG TAHUN 1949

Oleh: Myristica Imanita

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia di proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia langsung berhadapan dengan masalah, yaitu mempertahankan kemerdekaan yang baru dicapai dari ancaman bangsa asing yang berusaha untuk menjajah Indonesia kembali. Sikap belanda terhadap proklamasi Kemerdekaan Indonesia seolah-olah tidak tahu menahu bahkan beranggapan bahwa kemerdekan Indonesia itu tidak pernah ada. Dengan adanya kekalahan jepang terhadap sekutu, maka Belanda berusaha untuk dapat kembali menguasai dan menjajah Indonesia.

Pada tanggal 19 Desember 1948 Tentara belanda melancarkan agresi ke II. Belanda berusaha untuk menduduki daerah-daerah Republik Indonesia dan kota-kota yang dipandang strategis, dalam rangka memperluas kekuasaannya untuk dapat kembali menjajah negara maupun bangsa Indonesia. Pertempuran-pertempuran dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia muncul dimana-mana di berbagai daerah pelosok tanah air demikian juga di daerah Lampung yang turut mendapatkan ancaman dan aksi militer Belanda. Pelabuhan Panjang yang terletak di Daerah panjang, merupakan pintu gerbang di ujung sumatera bagian Selatan dan termaksuk territorial kekuasaan ALRI mendapat serangan dari tentara Belanda pada tanggal 1 Januari 1949. Karena pertempuran laut tersebut, merupakan pengalaman pertama kali pasukan ALRI dan keadaan persenjataan yang sangat tidak seimbang, maka pasukan ALRI diperintahkan mundur, dan sambil melakukan bumi hangus. Selanjutnya diperintahkan untuk berkumpul di Km 21 Gedongtataan, yang ditentukan sebagai markas darurat pasukan ALRI. Kemudian dimarkas darurat tersebut dilakukan konsolidasi pasukan dan menghasilkan pemecahan pasukan menjadi dua pasukan, yaitu :

1. Pasukan Induk ALRI dipimpin oleh Kapten C.Souhoka bertugas di front Selatan


(2)

2. Pasukan mobil yang dipimpin Lettu Abu Bakar Sidiq bertugas di Lampung Utara.

Mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukan hanya merupakan tanggung jawab pihak militer tetapi juga tanggung jawab semua masyarakat Indonesia. Ancaman dari pihak belanda yang ingin menguasai kembali daerah Lampung menyulutkan semangat rakyat Lampung untuk membentuk Laskar-laskar rakyat dalam hal turut berjuang melawan tentara Belanda yang ingin menguasai Lampung. Laskar rakyat yang muncul pada saat itu adalah laskar Hizbuallah, laskar Harimau Kumbang dan pasukan Letnan II Mustofa, selain ketiga pasukan rakyat tersebut, Pasukan Mobil yang dipimpin Lettu Abu Bakar Sidiq juga turut menjadi wadah bagi Rakyat Lampung yang ingin berjuang melawan pihak Belanda. Sehingga berdasarkan hasil musyawarah pada tanggal 2 Januari 1949 pasukan laskar yang dipimpin Abu Bakar Sidiq ini diberinama Pasukan Beruang Hitam.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “1) Bagaimanakah pelaksanaan perang gerilya Pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis dengan langkah penulisan melalui heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Variable yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variable tunggal, sedangkan teknik analisis data digunakan teknik data kualitatif yaitu menguraikan jawaban yang dilakukan dalam kalimat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kepustakaan, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perang gerilya Pasukan Beruang Hitam dimula sejak tahun 1949 saat datangnya tentara Belanda ke pelabuhan Panjang yang bertujuan untuk menguasai Lampung kembali. Gerilya Pasukan Beruang Hitam adalah untuk mengacaukan pertahanan dan menimbulkan keresahan tentara Belanda. Adapun anggota dari Pasukan Beruang Hitam berasal dari ALRI,TNI dan Rakyat.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perang gerilya yang dilakukan Pasukan Beruang Hitam merupakan usaha dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia khususnya di Lampung


(3)

Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak pada tanggal 19 Januari 1948. Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi (yang disebut garis Van Mook) status quo berbatasan antara kekuasaan Belanda dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

Suatu perundingan yang mempunyai nilai besar adalah perundingan yang diadakan di Martapura. Perundingan tersebut untuk melaksanakan penarikan mundur pasukan TNI dari daerah sekitar Palembang, Ogan dan Komering. Perundingan di Martapura berlangsung satu minggu setelah perjanjian Renville ditandatangani, dihadiri oleh delegasi RI dan Belanda dan diawasi pihak KTN. Yang hadir dalam pertemuan hari pertama tersebut Komandan Resimen 41 dari Lampung, yaitu Kolonel Syamaun Gaharu, Residen Lampung Rukandi, Mr. Gele Harun, Mr. Mahadi, Letkol Arief dan beberapa perwira senior lainnya. Dalam pertemuan selanjutnya dihadiri Kapten Alamsyah,yang pada intinya dalam perundingan tersebut adalah penarikan pasukan dari Ogan dan Komering Area ke daerah Republik, yaitu Lampung

Menjelang tahun 1949, sekitar awal-awal bulan November dan Desember 1948, keadaan kota Tanjungkarang-Telukbetung relatif tenang dan aman, dalam arti tidak terdengar adanya tembakan-tembakan, letusan senjata dan ledakan-ledakan seperti suasana dalam keadaan perang. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu adalah didalam suasana gencatan senjata akibat adanya perjanjian Renville. Tetapi sebenarnya tidak dapat dikatakan bahwa hasil perjanjian renville


(4)

memuaskan, sehingga dapat menjamin suasanan ketenangan tadi. Didalam genjatan senjata suasananya ibarat api didalam sekam, artinya sewaktu-waktu dapat menyala kembali. Belanda yang sangat licik menggunakan gencatan senjata untuk memperkuat diri dalam usaha memusnahkan negara Republik Indonesia. Sama sekali tidak ada niat baik di dalam diplomasi dan perundingan.

Pada tanggal 19 Desember 1948 Tentara belanda melancarkan agresi ke II. Belanda berusaha untuk menduduki daerah-daerah Republik Indonesia dan kota-kota yang dipandang strategis, dalam rangka memperluas kekuasaannya untuk dapat kembali menjajah negara maupun bangsa Indonesia. Pertempuran-pertempuran dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia muncul dimana-mana di berbagai daerah pelosok tanah air demikian juga di daerah Lampung yang turut mendapatkan ancaman dan serangan militer Belanda.

Pada tanggal 1 Januari 1949 Pelabuhan Panjang yang terletak di Daerah Panjang, merupakan pintu gerbang di ujung Sumatera bagian Selatan dan termaksuk territorial kekuasaan ALRI mendapat serangan dari tentara Belanda . Karena pertempuran laut tersebut, merupakan pengalaman pertama kali bagi pasukan ALRI dan keadaan persenjataan yang sangat tidak seimbang, maka pasukan ALRI diperintahkan mundur, dan sambil melakukan bumi hangus. Selanjutnya diperintahkan untuk berkumpul di Km 21 Gedongtataan, yang ditentukan sebagai markas darurat pasukan ALRI. Kemudian dimarkas darurat tersebut dilakukan konsolidasi pasukan dan menghasilkan pemecahan pasukan menjadi dua pasukan, yaitu :


(5)

1. Pasukan Induk ALRI dipimpin oleh Kapten C.Souhoka bertugas di front Selatan

2. Pasukan mobil yang dipimpin Lettu Abu Bakar Sidiq bertugas di Lampung Utara.

Berdasarkan dokumen peninggalan sejarah perjuangan Abu Bakar Sidiq bahwa pasukan mobil yang dipimpin Lettu Abu Bakar Sidiq Tidak hanya bertugas di Lampung Utara tetapi juga kapten C.Souhoka memerintahkan agar pasukan yang dipimpin Abu Bakar Sidiq beroperasi di seluruh Lampung dan menampung bilamana ada anak-anak buah dari anggota ALRI yang terpisah dari induk pasukan agar menggabungkan diri ke pasukan Abu Bakar Sidiq. (Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq. 1981: 18)

Mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukan hanya merupakan tanggung jawab pihak militer tetapi juga tanggung jawab semua masyarakat Indonesia. Peran rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia sangat penting. Kerjasama antara pihak militer dan rakyat dalam hal mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia sangat diperlukan.

Di lampung usaha dalam mempertahankan kemerdekaan yang baru dicapai dari pihak Belanda menjadi masalah yang serius. Ancaman dari pihak Belanda yang ingin menguasai kembali daerah Lampung menyulutkan semangat rakyat Lampung untuk membentuk Laskar-laskar rakyat dalam hal turut berjuang melawan tentara Belanda yang ingin menguasai Lampung. Laskar rakyat yang muncul pada saat itu adalah laskar Hizbuallah, laskar Harimau Kumbang dan


(6)

pasukan Letnan II Mustofa, selain ketiga pasukan rakyat tersebut, Pasukan Mobil yang dipimpin Lettu Abu Bakar Sidiq juga turut menjadi wadah bagi Rakyat Lampung yang ingin berjuang melawan pihak Belanda. Sehingga berdasarkan hasil musyawarah pada tanggal 2 Januari 1949 pasukan laskar yang dipimpin Abu Bakar Sidiq ini diberinama Pasukan Beruang Hitam.

Dalam usahanya mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung , Pasukan Beruang Hitam mencoba untuk memberi bantuan kepada pembela tanah air lainnya di Lampung tahun 1949, Membentuk Laskar-laskar rakyat dan memberikan pelatihan-pelatihan militer di Lampung tahun 1949 , menjalin kerjasama dengan TNI di Lampung tahun 1949 dan menggunakan strategi perang gerilya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949.

Usaha dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tidak dapat dilakukan secara perang terbuka ini disebabkan karena kekuatan musuh yang lebih besar dan persenjataan yang tidak seimbang, sehingga Pasukan Beruang Hitam memutuskan untuk menjalankan perang gerilya dalam usaha mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949.

Menurut ,A.H. Nasution, perang gerilya adalah perang sikecil atau silemah melawan sibesar atau sikuat. (A.H. Nasution, 1984; Hal 4).


(7)

Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta perang gerilya adalah pertempuran yang tidak dengan berhadap-hadapan melainkan dengan sembunyi-sembunyi (W.J.S.Poerdarminta, 1976; Hal 319)

Berdasarkan latar belakang penulisan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti perang gerilya yang dilakukan Pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Pasukan Beruang Hitam membentuk laskar-laskar rakyat dan memberikan pelatihan-pelatihan militer di Lampung tahun 1949

2. Pasukan Beruang Hitam berusaha memberi bantuan tenaga kepada pasukan-pasukan pembela tanah air lainnya di Lampung tahun 1949

3. Pasukan Beruang Hitam menjalin kerjasama dengan pasukan-pasukan TNI untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Lampung tahun 1949

4. Pasukan Beruang Hitam melaksanakan perang gerilya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949


(8)

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah penelitian ini pada “Pelaksanaan perang gerilya Pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah,” Bagaimanakah pelaksanaan perang gerilya Pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949”.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perang gerilya yang dilakukan pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Lampung tahun 1949.

F. Kegunaan Penelitian

1. Untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh penulis selama dalam pendidikan khususnya mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan nasional di daerah Lampung tahun 1949

2. Untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan perang gerilya Pasukan Beruang Hitam di lapangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tentara-tentara belanda


(9)

3. Sebagai sarana untuk memotivasi peranan sejarah daerah dan sejarah perjuangan daerah Lampung dalam sejarah Nasional.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian : Pelaksanaan perang gerilya Pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di lampung tahun 1949 Subjek Penelitian : Abu Bakar Sidiq dan Pasukannya

Tempat penelitian : Kecamatan Bukit Kemuning dan Kecamatan Abung Tinggi Desa Ulak Rengas.

Waktu Penelitian : 2012


(10)

mengenai masalalu manusia secara kronologis”. Pada perkembangan selanjutnya

kata istoria diadopsi oleh bahasa inggris dengan perubahan fonem menjadihistory

atau historis yang dipergunakan sebagai istilah untuk menyebut “cerita tenatng peritiwa atau kejadian yang dialami manusia pada masa lampau”. Sedangkan

dalam bahasa Indonesia kata historis dikenal dengan istilah sejarah. “adapun

pengertian historis atau sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta

studi yang kritis untuk mencari kebenaran “. Pendapat lain mengatakan keadaaan

atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta bahwa Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami. (Hugiono dan P.K Poerwantana, 1992 : 9)

Menurut J.V.Brice “Sejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan

dan diperbuat oleh manusia.” Sedangkan menurut R.G. Collengwood,” sejarah

ialah sejenis bentuk penyelidikan atau suatu penyiasatan tentang perkara-perkara yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau”.Sementara itu, menurut Mohammad Yamin yang dikutip oleh R. Mohammad Ali bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. (Mohammad Ali. 1963 : 5)

Berdasarkan beberapa konsep diatas, maka sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang dilakukan manusia dan ditulis


(11)

secara kritis dan sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebijakan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa tinjauan historis memiliki pengertian sebagai suatu bentuk penyelidikan ataupun penelitian terhadap gejala peristiwa masa lampau manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang ditulis secara ilmiah,kritis dan sistematis meliputi ukuran fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung serta member pengertian terhadap gejala peristiwa tersebut.

Dalam mempelajari sejarah, ada beberapa dan kegunaannya. Menurut Nugroho Notosusanto, kegunaan sejarah ada tiga yaitu :

1. Memberikan pelajaran (edukatif), bahwa kita dapat belajar dari pengalaman-pengalaman di masa lampau yang dapat dijadikan pelajaran sehingga hal-hal ang buruk dapat dihindari

2. Memberikan ilham (inspiratif), bahwa tidakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa masa lampau dapat mengilhami kita semua pada taraf perjuangan sekarang. Peristiwa-peristiwa yang benar akan member ilham yang besar pula

3. Memberikan kesenangan (rekreatif), bahwa kita bias terpesona oleh kisah yang baik, sebgaimana kita dapat terpesona oleh sebuah roman yang bagus dengan sedihnya kita berhasil mengangkat seni. (Nugroho Notosusanto, 1964: 17)

Selanjutnya Nugroho Notosusanto mengemukakan bahwa “mempelajari sejarah

supaya kita bijaksana terlebih dahulu dalam bertindak untuk berbuat sesuatu

dalam sekarang masa yang akan datang yang melandaskan pada masa lampau”.

(Nugroho Notosusanto, 1964: 17)

Berdasarkan beberapa konsep sejarah diatas, perlu dikemukakan juga bahwa manfaat mempelajari sejarah adalah agar kita dapat mengetahui peristiwa masa


(12)

lampau yang dilakukan manusia yang menjadi inspirasi dan pedoman untuk melakukan tindakan yang bijaksana pada masa sekarang dan yang akan datang.

C. Pengertian Usaha

Menurut W.J.S Poerwadarminta, usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu maksud. (W.J.S. Poerwadarminta. 1985 : 1136)

Selanjutnya menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, usaha diartikan sebagai kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai maksud, pekerjaan, perbuatan prakarya dan daya upaya untuk mencapai sesuatu. (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990 : 997).

Dari beberapa pendapat diatas dapat di ambil sebuah pengertian bahwa usaha adalah kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran dan juga badan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

D. Konsep Pasukan Beruang Hitam

Menurut Bapak Ibnu Husin sebagai saksi hidup dan merupakan anggota Ex Pasukan Beruang Hitam menyatakan bahwa,Pasukan Beruang Hitam adalah pasukan yang dipimpin oleh Abu Bakar sidiq dalam menjalankan perang gerilyanya ke Lampung Selatan, Lampung Tengah dan khususnya Lampung Utara.(Wawancara, Bapak Ibnu Husin, 10 Desember 2011)


(13)

Sedangkan menurut Bapak Safawi yang juga merupakan saksi hidup dan anggota Ex Pasukan Beruang Hitam mengungkapkan bahwa :

Pasukan Beruang Hitam merupakan Pasukan gerilya yang dipimpin oleh Abu Bakar Sidiq yang di dalamnya merupakan gabungan dari ALRI, TNI, dan Laskar yang bertujuan untuk mengacaukan pertahanan belanda sehingga menimbulkan keresahan bagi tentara-tentara belanda. (Wawancara, Bapak Safawi, 10 Desember 2011)

Beradasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pasukan Beruang Hitam adalah pasukan Gerilya yang didalamnya terdapat gabungan dari ALRI, TNI dan laskar rakyat dipimpin oleh Abu Bakar Sidiq untuk bergerilya ke seluruh daerah Lampung terutama daerah Lampung Utara

E. Konsep Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia

Bangsa Indonesia yang telah merdeka dan Negara Republik Indonesia yang telah berdaulat ini selalu mendapatkan ancaman-ancaman dari pihak luar oleh sebab itu untuk mempertahankan Negara kesatuan Republik Indonesia yang telah merdeka ini, seluruh rakyat Indonesia berusaha dan berjuang untuk mengusir setiap bangsa asing yang datang dengan tujuan menguasai wilayah Indonesia.

Menurut WJS. Poerdarminto mempertahankan adalah mengusahakan supaya tetap atau membiarkan pada keadaan semula”. Sedangkan kemerdekaan adalah “ Suatu kebebasan dari penjajahan atau kebebasan untuk berdiri sendiri “. (WJS Poerdarminta, 1985 Hal 647)


(14)

Setelah di proklamasikan kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia ini belumlah selesai perjuangan bangsa Indonesia baik perjuangan mealui diplomasi maupun perjuangna melalui konfrontasi. Perjuangan Indonesia lebih menekankan pada perjuangan yang bersifat diplomasi dari pada melalui konfrontasi seperti yang diungkapkan oleh Tirtoprojo

Akan tetapi pemerinta Republik Indonesia setelah proklamasi berpendirian bahwa usaha memepertegakkan kemerdekaan yang telah di poklamasikan itu melalui jalan diplomasi, sedangkan perjuangan bersenjata di tempatkan pada taraf ke dua (Tirtoprojo, 1966: Hal 29)

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang dinyatakan oleh Ir Soekarno dan Drs, M,Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hal yag amat penting bagi seluruh rakyat Indonesia, karena dengan proklamasi tersebut maka lahirlah Negara Republik Indonesia yang merdeka,satu dan berdaulat.

Seperti yang disebutkan Tirtiprojo, perjuanagn bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus dilakukan baik itu perjuangan secara diplomasi ataupu , hal ini dilakukan agar Negara Republik Indonesia yang telah merdekan ini teptap tegak di pertahankan.

Trito Projo, 1966: Hal 32)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mempertahankan kemerdekaan adalah suatu usaha untuk dapat menjaga, melindungi dan membela diri dari berbagai ancaman yang dapat membahayakan dalam alam kehidupan yang bebas dari sistim penjajahan baik dengan cara diplomasi maupun konfrontasi.


(15)

Mempertahankan kemerdekaan merupakan kemampuan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar.

F. Pengertian Pelaksanaan Perang Gerilya

Kata pelaksanaa berasal dari kata dasar ‘laksana” yang mendapat konfik pe-an, yang artinya tanda (yang baik) ; sifat; laku; perbuatan. Sedangkan pelaksanaan adalah prosess, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan sebagainya). (Depdikbud, 1988 : Hal 488)

Beberapa pendapat mengemukakan tentang pengertian perang gerilya antara lain sebagai berikut:

perang gerilya adalah bersama-sama dengan rakyat dan pasukan harus memelihara kekuatan diluar tempat yang diduduki oleh musuh dan harus menyerang kedudukan-kedudukan musuh serta mengganggu lalu lintas antara tempat yang diduduki oleh musuh, pasukan harus menghindar pertempuran apabila musuh menyerang dengan kekuatan yang lebih besar dan apabila memungkinkan menyerang musuh

(T.B.Simatupang, 1981; Hal 91).

Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta perang gerilya adalah pertempuran yang tidak dengan berhadap-hadapan melainkan dengan sembunyi-sembunyi (W.J.S.Poerdarminta, 1976; Hal 319).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan perang gerilya adalah proses atau rancangan sebuah perang gerilya yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi kemudian menghindari musuh bila di serang dengan kekuatan yang lebih besar dan apabila memungkinkan musuh harus diserang.


(16)

Menurut A.H Nasution siasat dan taktik gerilya dalam dua hal yaitu :

Pertama. Siasat gerilya adalah mengikat musuh sebanyak mungkin, melelahkan, memeras darah dan keringatnya sebanyak mungkin, dan menggoncangkan urat syarafnya dan hanya sampai sekian jadi tidak sampai mengalahkan lawan, memang sigerilya tidak bisa berhadapan secara terbuka, kecuali hanya menggempur sekonyong-konyong dengan suatu konsentrasi untuk selekas mungkin menghilang kembali. Maka kurang tepatlah istilah bahwa gerakan gerilya adalah maju mundur, yang masih terikat kepada jurusan depan-belakang. Gerilya adalah untuk muncul-menghilang, mondar-mandir dimana-mana, sehingga bagi musuh tiada dapat dicari dimana-manapun, tapi dirasakan menggempur dimana sajapun.

Kedua. Siasat gerilya untuk memaksa musuh tersebar kemana-mana dan terpaksa menagdakan stelse pembentengan yang tepat,. Musuh ds memeras disebar-sebar, dipecah-pecah dan dipakukan, sambil sigerilya terus memeras darah, keringat dan urat syarafnya. Musuh yang besar harus dihindari, musuh yang kecil harus dikepung dan dihancurkan serta alat-alatnya dirampas. (A.H. Nasution, 1984 : hal 37)

Adapun ciri-ciri perang gerilya adalah kebiasaan bergerak dibawah tanah, menagcaukan musuh, melakukan sabotase, bergerak cepat dan bersifat sementara. Perang gerilya mementingkan siasat atau persiapan yang matang untuk melawan musuh yakni dengan menyusun taktik dan strategi dan siasat lainnya yang disesuaikan dengan kondisi atau tempat perang karena tanpa persiapan dan menyusun siasat bagaimana bisa melawan musuh yang lebih besar, perjuangan dapat berhasil dengan perlawanan gerilya yang terkordinir dengan baik.

G. Syarat Pokok Perang Gerilya

Perjuangan bangsa indonesia dalam menghadapi serangan belanda telah banyak mengalami kerugian dan kehilangan harta dan benda, bahkan banyak rakyat yang mati terbunuh dalam mempertahankan bangsa dan negara Indonesia. Berdasarkan


(17)

pengalaman tersebut maka telah ditetapkan rencana untuk menghadapi Belanda. syarat pokok perang gerilya adalah adanya bantuan rakyat, geografi yang mendukung kemudian di butuhkan waktu yang panjang atau lama. (A.H. Nasution, 1984 : Hal 31). Untuk lebih jelas maka akan diuraikan sebagai berikut G.1.1 Bantuan Rakyat

Gerilya lahir dan tumbuh dari rakyat yang tertindas oleh musuh, karena itu perang gerilya dapat dilaksanakan apabila syarat rakyat turut membantu perjuangan. Sebab dengan bantuan rakyat maka akan mendapatkan informasi mengenai musuh.

menurut Sukarno pada masa perang gerilya kita pernah berkata “ belanda

tidak mungkin memengangkan perang total ini, karena Indonesia terdiri dari desa-desa, penduduk desa hidup berdasarkan gotong royong, pasukan gerilya hidupnya tidak dalam asramadan perkampungan tersendiri, mereka tinggal dengan rakyat dan dilindunginya, mereka turut disawah-sawah rakyat tinggal bersama-sama di pondok rakyat, menyatukan diri dengan rakyat, kalau rakyat mendukungmu tidaklah musuh akan memperoleh kemenangan.

(Cindy Adams, 1966 ; Hal 371)

Dari pendapat diatas jelaslah bahwa dalam suatu perang gerilya, bantuan rakyat sangat penting karena tanpa bantuan rakyat gerilya tidak akan berhasil

G.1.2 Geografi Yang Memungkinkan Bergerilya

Perang gerilya adalah perang yang dilakukan secara berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lain, serta melakukan tindakan muncul dan menghilang dengan cepat.oleh karena itu dalam perang gerilya diperlukan adanya wilayah yang cukup luas dan sulit dilalui dan banyak gunung serta hutan lebat.


(18)

Untuk melakukan tindakan-tindakan yang muncul menghilang yang tak dapat dicari tetapi selalu terasa dimana sajapun, gerilya memerlukan pangkalan diantara kedudukan musuh, yang diladeni oleh rakyat yang tersedia di berbagai pelosok buat keperluan gerilya yang mondar mandir. Pangkalan-pangkalan itu harus dipilih di daerah-daerah yang bumi dan rakyatnya yang cukup memenuhi syarat-syarat, bumi yang sulit didatangi oleh musuh yang cukup tempat persembunyian dan jalan penyingkiran yang tak dapat diserbu oleh musuh secara besar-besaran dengan peralatan yang berat.

(A.H. Nasution, 1984 : Hal 37)

G.1.3 Waktu Yang Panjang

Dalam bergerilya diperlukan waktu yang lama karena perang gerilya adalah perang secara tidak langsung dengan melakukan tindakan muncul dan menghilang kemudian berpindah-pindah tempat, melintasi pegunungan dan bukit-bukit serta hutan yang lebat.

Untuk memenuhi syarat perang yang lama, maka perlulah sungguh-sungguh tabah rakyat dan tentaranya, dengan seksama berjuang menderita sampai tercapainya kemenangan perang yang terakhir, rakyat dan lebih-lebih pemimpin harus tabah terhadap intimidasi musuh yang saling berganti dengan bujukan manis seperti madu. Tabah untuk tetap menolak kolaborasi, tabah untuk tetap bernonkoprasi, dan tetap lebih suka menderita dari pada menerima perlindungan dirumah yang disediakan musuh atau kota-kota di pasifirnya.

(A.H. Nasution, 1984;Hal 41)

Untuk dapat memenuhi syarat perang gerilya dengan waktu yang lama, maka jelaslah diperlukan ketabahan rakyat, pemimpin dan tentara gerilya.


(19)

H. Kerangka Fikir

Dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949 Pasukan Beruang Hitam di bawah Pimpinan Abu Bakar Sidiq melaksanakan perang gerilya, terdapat dua proses yang dilakukan Abu Bakar Sidik bersama pasukannya sebelum melaksanakan perang gerilya yaitu proses persiapan perang dan pelaksanaan atau pertempuran . Pada tahap proses Persiapan yang dilakukan dalam perang gerilya yaitu : membangun kekuatan, pengenalan medan perang, sosialisasi strategi pertahanan, sosialisasi strategi perang, pembuatan strategi penyerangan dan pembuatan peraturan pasukan . Pertempuran perang gerilya yang dilakukan Pasukan Beruang Hitam dibawah pimpinan Abu Bakar Sidiq tidak hanya terbatas pada Lampung Utara tetapi juga di beberapa daerah Lampung diantaranya : Perang di Pabrik Listrik Gedung Pakuon Lampung Selatan, Perang di Gedong Air dan Kemiling, Perang di Way Lima,Perang di Sukadanaham, Perang di Gunung Sugih dan Metro.

Perang gerilya yang terus dilakukan oleh Pasukan Beruang Hitam yang terus-menerus pantang menyerah dan penuh tekat juang yang tinggi membuat pihak Belanda mengalami banyak kerugian , dan pada bulan Agustus 1949 terjadi cease fire atau gencatan senjata oleh pihak RI dan Belanda. maka pada tanggal 27 Desember 1949 belanda resmi mengakui kedaulatan Republik Indonesia dan Lampung tetap menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia yang merdeka


(20)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan menggunakan metode historis. Berkenaan dengan metode historis, Nugroho Notosusanto memberikan penjelasan bahwa historis adalah :

“ Sekumpulan prinsip atau aturan yang sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa daripada hasil-hasilnya dalam bentuk tertulis.“ (Nugroho Notosusanto, 1984 : Hal 11)

Metode penelitian historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau keadaan masalah. Selanjutnya kerapkali juga hasilnya dapat digunakan untuk meramal kejadian atau keadaan masa yang akan datang. Dalam metode historis , biasanya datanya cenderung lebih lama, yang diantaranya sudah berumur berabad-abad atau yang sudah layak bernilai sejarah.

Selanjutnya mengenai metode sejarah, nugroho Notosusanto membagi penelitian sejarah kedalam 4 langkah yaitu :

1. Heuristik, yaitu proses mencari, menemukan dan menghimpun jejak-jejak masa lalu

2. Kritik, yaitu menyelidiki apakah jejak-jejak itu asli atau tidak

3. Interpretasi, yaitu menentukan makna yang paling berhubungan dengan fakta fakta yang diperoleh


(21)

4. Historiografi, yaitu menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk kisah. (Nugroho Susanto, 1984 : Hal 18)

Heuristik, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan sejumlah fakta, data, dan jejak-jejak penelitian dari referensi atau literature yang relevan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Kritik, tahap ini adalah setelah data terkumpul, selanjutnya diadakan kritik terhadap sumber-sumber yang telah di dapat untuk menguji apakah data tersebut valid atau tidak. Kritik yang diberikan dapat berupa kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal bertujuan untuk meneliti kebenaran isi data dari sumber yang sudah didapat. Sedangkan kritik eksternal bertujuan untuk melihat apakah data yang di dapat dari sumber asli atau palsu.

Interpretasi, adalah kegiatan menafsirkan data yang telah diuji, kemudian menghubungkan fakta-fakta tersebut dalam bentuk konsep dan generalisasi. Langkah ini merupakan kegiatan dalam menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh.

Historiografi, pada tahap terakhir ini peneliti melakukan penyusunan atau penulisan dalam satu bentuk laporan setelah sebelumnya menghubung-hubungkan data dan fakta yang ada kemudian dalam laporan ini dirangkaikan antara fakta, konsep dan generalisasi sehingga tersusun konsep sejarah yang sistematis


(22)

Validitas, reabilitas, dan objektifitas hasil penelitian histori tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel sebagai sumber data. Untuk itu yang menentukan adalah sifat dan jenis data yang dibedakan sebagai berikut :

Data primer, yakni data otentik atau data langsung dari sumber/tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan. Dalam kalimat yang sederhana disebut data/informasi asli.

Data sekunder, yakni data yang materinya tidak langsung mengenai masalah yang diungkapkan, yang pada umumnya terdiri dari data yang tidak asli (Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994 : Hal 216).

B. Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata, variable dikatakan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian sering pula dinyatakan variable penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam perisiwa atau gejala yang akan diteliti. (Suryabrata, 1991 : Hal 79)sedangkan menurut Masri Singarimbun, variable merupakan konsep yang telah diberi lebih dari satu nilai. (Singarimbun, 1981 : Hal 26)

Pada awal perencanaan kegiatan secara jelas menunjukan bahwa variable-variabel yang ada harus dipisahkan untuk membedakan perubahan yang ada. Hal; ini bertujuan sebagai strategi untuk mempermudah kita melihat perbedaan-perbedaan yang mungkin dapat kabur.


(23)

Dari pendapat-pendapat di atas, variable merupakan objek atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang dijadikan titik perhatian dalam sebuah penelitian. Maka variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable tunggal dengan fokus penelitian mengenai bagaimana usaha perang gerilya pasukan beruang hitam dibawah pimpinan Abu Bakar Sidiq dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung tahun 1949.

C. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian ilmiah, karena pada umumnya data yang telah dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Tekhnik pengumpulan data adalah suatu prosedur data yang diperlukan (Muhammad Nazir.1993:211). Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya penggunaan teknik-teknik tertentu yang sistematis dan standar akan dapat diperoleh data-data yang akan dapat menjawab dari apa yang menjadi permasalahan dari penelitian yang direncanakan. Agar data yang dilperoleh sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dalam hal ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :

Teknik kepustakaan

“Teknik kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah (Joko Subagyo 1997:109)”, sedangkan


(24)

Kontjaraningrat (1983:133) menyatakan bahwa “Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat diruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk koran, naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian”.

Sementara itu teknik kepustakaan juga dapat diartikan sebagai “studi penelitian yang dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh diperpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.(Hadari Nawawi 1993:133).

Jadi teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mempelajari dan menelaah buku-buku untuk memperoleh data-data dan informasi berupa teori- teori atau argumen-argumen yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Manfaat dari penggunaaan teknik kepustakaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah topik penelitian kita telah diteliti oleh orang lain sebelumnya, sehingga penelitian kita bukan hasil duplikasi.

2. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain yang ada kaitannya dengan penelitian kita, sehingga kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan referensi tambahan.

3. Untuk memperoleh data yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah dalam penelitian kita.


(25)

4. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan (Muhammad Nazir, 1989 :97)

Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan sumber data, komunikasi tersebut dilakukan dengan cara berdialog (Tanya jawab) baik lisan maupun tertulis. ( I. Djumhur dan Moh. Suryo, 1975 : Hal 50). Sedangkan menurut Muhammad Nazir “Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat atau interview guide”. (Panduan wawancara) (Moh.Nazir,1985:234)

Dalam teknik wawancara ini peneliti akan menggunakan langkah-langkah wawancara yakni :

1.Persiapan

1. Menentukan Informan

2. Membuat daftar alat-alat yang digunakan 3. Menentukan prosedur wawancara

2.Pelaksanaan

1. Mewawancarai, yaitu mengajukan Tanya jawab sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan dan disiapkan sebelumnya


(26)

2. Pengolahan hasil wawancara, dari hasil wawancara dianalisa sesuai dengan metode yang digunakan

3. Membuat laporan hasil wawancara.

Penulis akan melakukan wawancara dengan Bapak Ibnu Husin dan Bapak Safawi sebagai saksi hidup sekaligus Ex Pasukan Beruang Hitam

Teknik Dokumentasi

Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis berupa arsip-arsip dan juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Hadari Nawawi, 1994 : Hal 133). Dalam hal ini peneliti akan mencari sumber-sumber lain seperti majalah, Koran, brosur, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas oleh peneliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto Teknik dokumentasi yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, notulen, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikuto.1989:188).

Dokumentasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan cara penelusuran literatur atau dokumen yang berkaitan dengan sejarah daearah Lampung di perpustakaan Universitas Lampung maupun perpustakaan daerah Lampung.


(27)

D. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh maka langkah peneliti selanjutnya adalah mengolah dan mengananlisis data untuk diinterpresentasikan dalam menjawab permasalahan penelitian yang telah diajukan. Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Hal ini dikarenakan data yang terkumpul bersifat data-data tertulis.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Teknik analisis data kualitatif menurut Muhammad Ali (1985 : 151) yaitu:

1. Penyusunan data

Penyusunan data ini merupakan usaha dari peneliti dalam memilih data yang sesuai dengan data yang akan diteliti dari data yang diperoleh.

2. Klasifikasi Data

Merupakan usaha dari peneliti untuk menggolongkan data berdasarkan jenisnya.

3. Pengolahan Data

Setelah data digolong-golongkan berdasarkan jenisnya kemudian peneliti mengolahnya kedalam suasana kalimat secara kronologis sehingga mudah dipahami.

4. Penyimpulan


(28)

penelitian ini adalah menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga akan memperoleh suatu kesimpulan yang jelas kebenarannya


(29)

5. Perang gerilya Pasukan Beruang Hitam bertujuan untuk mengacaukan pertahanan musuh dan menimbulkan keresahan kepada musuh

6. Semangat juang yang tinggi dan menggebu-gebu membuat pihak Belanda kewalahan dan banyak mengalami kerugian dan akhirnya bersedia mengakui kedaulatan Negara Republik Indonesia dan Lampung tetap menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia yang merdeka

7. Pasukan Beruang Hitam memiliki peran yang penting dalam menghambat pasukan Belanda yang ingin menguasai kembali wilayah Lampung

A. SARAN

Perjuangan Pasukan Beruang Hitam beserta rakyat-rakyat Lampung merupakan perjuangan yang berat dan penuh pengorbanan. Oleh sebab itu penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Guru sejarah hendaknya mampu menyajikan materi tentang sejarah daerah atau lokal khususnya peranan pasukan pembela tanah air baik dari militer maupun perjuangan yang dilakukan dari pihak rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia diberbagai daerah seluruh Indonesia

2. Kepada generasi muda penerus bangsa khususnya daerah Lampung untuk lebih giat mempelajari dan menggali sejarah daerah sehingga dapat mengisi kemerdekaan ini denagn baik dan dapat mewarisi sifat-sifat perjuangan, kepahlawanan dan cinta tanah air


(30)

3. Hendaknya kita dapat mengambil hikmahnya dari peristiwa peperangan dan perjuangan yang dilakukan oleh Pasukan Beruang Hitam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung dari ancaman Belanda yang ingin menjajah kembali negara kita khususnya Lampung.


(31)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Iskandar Syah, M.H ...

Sekretaris : Drs. Maskun, M.H ...

Penguji :Drs.Syaiful M,M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP.19600315 198503 1 003


(32)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ogan Lima, pada tanggal 06 Oktober 1990, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan bapak Sukiman,S.P dan ibu Rontitawati,S.Pd. Penulis mengawali pendidikan formalnya di Taman Kanak-Kanak (TK) Muslimin yang diselesaikan pada tahun 1995.

Tahun 2002 menyelesaikan studi di SD Negeri 1 Suka Menanti, Lampung Utara. Tahun 2002 di terima di SMP Negeri 3 Bukit Kemuning Lampung Utara yang diselesaikan pada tahun 2005. Tahun 2005 masuk SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Lampung Utara yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mengikuti Organisasi HIMAPIS, FOKMA, dan DPM.FKIP dan PSM. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Kampung Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Praktik Pengalaman Lapangan di MAN 1 Kibang Budi Jaya,Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat.


(33)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia Nnya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :

Papa dan mama ku tersayang, yang telah membesarkan, mendidik dan mendo akan ku dengan kasih sayangnya, selalu memberikan dukungan dan semangat. Mohon maaf jika selama ini telah banyak membuat mama dan papa kecewa bahkan meneteskan air mata. Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan menjadi anak yang membanggakan

Abang riski, ayuk dian dan adik bungsu ku yusril yang selalu memberikan semangat dan doa nya

among tersayang, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat karib ku

someone terkasih yang telah menjadi inspirasi,dan memberikan semangat yang tiada henti. Selalu menemani penulis saat pembuatan hingga skripsi ini selesai


(34)

MOTTO

Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku, tetapi jiwaku yang

dilindungi benteng Merah Putihakan tetap hidup, akan tetap menuntut bela,

siapa pun lawan yang aku hadapi. Jangan bimbang dalam menghadapi

macam-macam penderitaan, karena makin dekat cita-cita kita tercapai,

makin berat penderitaan yang harus kita alami.

(Jendral Sudirman)


(35)

SANWACANA

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan ridho Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul“Tinjauan Historis Usaha Pasukan Beruang Hitam Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di Lampung Tahun 1949”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan selaku pembimbing I terima kasih atas segala kasih sayang tulus, nasehat serta bimbingannya untuk membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


(36)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN RIWAYAT HIDUP... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... ...1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Tinjauan pustaka ... 9

B. Konsep Tinjauan Historis ... 9

C. Konsep Usaha... 12

D. Konsep Beruang Hitam... 12

E. Konsep Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia... 13


(37)

(Skripsi)

Oleh

Myristica Imanita

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(38)

G. Syarat Pokok Perang Gerilya...16

1.1 Bantuan Rakyat...17

1.2 Geografi Yang Memungkinkan Bergerilya...17

1.3 Waktu Yang Panjang...18

H. Kerangka Pikir ... 19

I. Paradigma ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ...21

A. Metode Yang Digunakan ... 22

B. Variabel Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data... 25

D. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

HASIL A.Riwayat Singkat Pasukan Beruang Hitam ... 31

B. Keadaan Lampung Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ... 36

C. Suasana Umum Di Lampung Menjelang Tahun 1949 ... 37

D. Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Di Lampung Tahun 1949 ... 40

D.1.1Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam di Pabrik Listrik Gedung Pakuaon (Lampung Selatan) ... 40

D.1.2 Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam di Gedong Air dan Kemiling ... ... 40

D.1.3 Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam di Sukadanaham... 44

D.1.4 Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam di Way Lima ... 45

D.1.5 Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam di Gunung Sugih dan Metro ... 48


(39)

PEMBAHASAN

A. Perang Gerilya Pasukan Beruang Hitam Dalam Mempertahankan

Kemerdekaan Republik Indonesia Di Lampung Tahun 1949 ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Simpulan ... .. 63

B. Saran ... . 64 DAFTAR PUSTAKA


(40)

Arikunto,Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis.Bina aksara. Bandung.

Cindy Adams. 1966. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Gunung Agung. Jakarta.

Depdikbud.1988.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka.Jakarta.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku I.Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku II.Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku III.Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq. 1981. Bukit Kemuning

Hugiono dan Poerwantara. 1992.Penghantar Ilmu Sejarah. Rineka Cipta. Jakarta. Koenjaraningrat.1983.Metode-Metode penelitian masyarakat.Garmedia.Jakarta. Masri Singarimbun.1981. Metodologi Penelitian Survey. LP3ES .Jakarta .

Mohammad Ali. 1985.Penentuan Arti Sejarah dan Pengaruhnya Dalam Metodologi Sejarah Indonesia. PN Bharatara Karya. Jakarta.


(41)

Nawawi,Hadari.1994.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada university Press.Yogyakarta.

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat.Prosedur dan Strategi. Angkasa.Bandung.

Nazir, Muhammad.1989.Metode Penelitian.ghalia Indonesia.Jakarta.

Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti Indayu. Jakarta.

Notosusanto,Nugroho.1964.Hakekat Sejarah dan Azas-Azas Metode Sejarah.Mega Bookstore.

R. Muhammad Ali. 1963. Penghantar Ilmu Sejarah Indonesia. Bharata. Jakarta. Sumadi Suryabrata. 1991.Metode Penelitian. Rajawali Press. Jakarta.

Simatupang.T.B. 1981. Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Sinar Harapan.

Susanto Tirtiprojo. 1966. Sejarah Revolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta.

Wawancara dengan bapak Ibnu Husin. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

W.J.S. Poerwadarminta.1985.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta. W.J.S. Poerwadarminta.1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta. Winarno Surachmad. 1982. Penghantar Penelitian Ilmiah, dasar Metodelogi dan


(42)

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku I. Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 337.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq. Halaman 18

Ibid.Halaman 19

Nasution A.H. 1984. Pokok-pokok Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa Lalu dan Yang Akan Datang. Angkasa. Bandung. Halaman 4

W.J.S. Poerwadarminta.1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 319.


(43)

Hugiono dan Poerwantara. 1992. Penghantar Ilmu Sejarah. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 9

R. Muhammad Ali. 1963. Penghantar Ilmu Sejarah Indonesia. Bharata. Jakarta. Halaman 5

Notosusanto,Nugroho.1964.Hakekat Sejarah dan Azas-Azas Metode Sejarah.Mega Bookstore. Halaman 17

Ibid. halaman 647

W.J.S. Poerwadarminta.1985.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 1136.

Ibid. Halaman 647

Wawancara dengan bapak Ibnu Husin. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Susanto Tirtiprojo. 1966. Sejarah Revolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta. Halaman 29

Ibid. halaman 32.

Depdikbud.1988. Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka.Jakarta.Halaman 488

Simatupang.T.B. 1981. Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Sinar Harapan. Halaman 91

W.J.S. Poerwadarminta.1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 319.


(44)

Ibid. halaman 37.

Ibid. halaman 41

Cindy Adams. 1966. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Gunung Agung. Jakarta. Halaman 371


(45)

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Fajar Agung.Jakarta.Halaman 32. Winarno Surachmad. 1982. Penghantar Penelitian Ilmiah, dasar Metodelogi dan

Teknik.Tarsito. Bandung. Halaman 121

Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti Indayu. Jakarta.Halaman 11.

Ibid.Halaman 18.

Nawawi,Hadari.1994.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada university Press.Yogyakarta.Halaman 216.

Sumadi Suryabrata. 1991.Metode Penelitian. Rajawali Press. Jakarta. Halaman 79 Masri Singarimbun.1981. Metodologi Penelitian Survey. LP3ES .Jakarta .Halaman

32

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat.Prosedur dan Strategi. Angkasa.Bandung.Halaman 211.

Subagyo,Joko.1997.Metode Penelitian.Jakarta.Halaman 109.

Koenjaraningrat.1983.Metode-Metode penelitian masyarakat.Garmedia.Jakarta. Halaman 133

Nawawi,Hadari. Log Cit.Halaman 113.

Nazir, Muhammad.1989.Metode Penelitian.ghalia Indonesia.Jakarta.Halaman 149. Arikunto,Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis.Bina

aksara. Bandung.Halaman 91.

Mohammad Ali. 1985.Penentuan Arti Sejarah dan Pengaruhnya Dalam Metodologi Sejarah Indonesia. PN Bharatara Karya. Jakarta. Halaman 1


(46)

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq. 1981. Bukit Kemuning. Halaman 18-19

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku III. Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 42.

Ibid.Halaman 50.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku I. Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 124.

Ibid.Halaman 326

Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq.Log Cit. Halaman 22 Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas .

Lampung Utara.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq.Op Cit. Halaman 26 Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas .

Lampung Utara.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.Log Cit. Halaman 48

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq.Op Cit. Halaman 50 Wawancara dengan bapak Ibnu Husin. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas .


(47)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah : 1.Nama : Myristica Imanita

2.NPM : 0813033036

3.Program Studi : Pendidikan Sejarah 4.Jurusan : Pendidikan IPS

5.Alamat : Perum Tridarma Lestari Blok C.No. 12 Haji Mena Lampung Selatan

Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “Tinjauan Historis Usaha Pasukan Beruang Hitam Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di Lampung Tahun 1949” bukan hasil penjiplakan dan di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis

Myristica Imanita NPM 0813033036


(1)

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku I. Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 337.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq. Halaman 18 Ibid.Halaman 19

Nasution A.H. 1984. Pokok-pokok Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa Lalu dan Yang Akan Datang. Angkasa. Bandung. Halaman 4

W.J.S. Poerwadarminta.1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 319.


(2)

REFERENSI

Hugiono dan Poerwantara. 1992. Penghantar Ilmu Sejarah. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 9

R. Muhammad Ali. 1963. Penghantar Ilmu Sejarah Indonesia. Bharata. Jakarta. Halaman 5

Notosusanto,Nugroho.1964.Hakekat Sejarah dan Azas-Azas Metode Sejarah.Mega Bookstore. Halaman 17

Ibid. halaman 647

W.J.S. Poerwadarminta.1985.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 1136.

Ibid. Halaman 647

Wawancara dengan bapak Ibnu Husin. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Susanto Tirtiprojo. 1966. Sejarah Revolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta. Halaman 29

Ibid. halaman 32.

Depdikbud.1988. Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka.Jakarta.Halaman 488

Simatupang.T.B. 1981. Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Sinar Harapan. Halaman 91

W.J.S. Poerwadarminta.1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 319.


(3)

Ibid. halaman 41

Cindy Adams. 1966. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Gunung Agung. Jakarta. Halaman 371


(4)

REFERENSI

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Fajar Agung.Jakarta.Halaman 32. Winarno Surachmad. 1982. Penghantar Penelitian Ilmiah, dasar Metodelogi dan

Teknik.Tarsito. Bandung. Halaman 121

Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti Indayu. Jakarta.Halaman 11.

Ibid.Halaman 18.

Nawawi,Hadari.1994.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada university Press.Yogyakarta.Halaman 216.

Sumadi Suryabrata. 1991.Metode Penelitian. Rajawali Press. Jakarta. Halaman 79 Masri Singarimbun.1981. Metodologi Penelitian Survey. LP3ES .Jakarta .Halaman

32

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat.Prosedur dan Strategi. Angkasa.Bandung.Halaman 211.

Subagyo,Joko.1997.Metode Penelitian.Jakarta.Halaman 109.

Koenjaraningrat.1983.Metode-Metode penelitian masyarakat.Garmedia.Jakarta. Halaman 133

Nawawi,Hadari. Log Cit.Halaman 113.

Nazir, Muhammad.1989.Metode Penelitian.ghalia Indonesia.Jakarta.Halaman 149. Arikunto,Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis.Bina

aksara. Bandung.Halaman 91.

Mohammad Ali. 1985.Penentuan Arti Sejarah dan Pengaruhnya Dalam Metodologi Sejarah Indonesia. PN Bharatara Karya. Jakarta. Halaman 1


(5)

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq. 1981. Bukit Kemuning. Halaman 18-19

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku III. Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 42.

Ibid.Halaman 50.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku I. Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 124.

Ibid.Halaman 326

Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas . Lampung Utara.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq.Log Cit. Halaman 22 Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas .

Lampung Utara.

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq.Op Cit. Halaman 26 Wawancara dengan bapak Safawi. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas .

Lampung Utara.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.Log Cit. Halaman 48

Dokumen Peninggalan Sejarah Perjuangan Abu Bakar Sidiq.Op Cit. Halaman 50 Wawancara dengan bapak Ibnu Husin. 10 Desember 2011 . Desa Ulak Rengas .


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah :

1.Nama : Myristica Imanita

2.NPM : 0813033036

3.Program Studi : Pendidikan Sejarah 4.Jurusan : Pendidikan IPS

5.Alamat : Perum Tridarma Lestari Blok C.No. 12 Haji Mena Lampung Selatan

Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “Tinjauan Historis Usaha Pasukan

Beruang Hitam Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di

Lampung Tahun 1949” bukan hasil penjiplakan dan di dalam skripsi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis

Myristica Imanita NPM 0813033036