commit to user
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengetahuan a. Pengertian
Pengetahuan knowledge adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang Notoatmodjo, 2007. Sikap seseorang terhadap suatu obyek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap obyek yang
bersangkutan Walgito, 2003. b. Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif
Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa tingkat pengetahuan dalam domain kognitif dibedakan dalam 6 tingkatan, yaitu tahu,
memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. 1 Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari bahan yang dipelajari. Ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
commit to user
7
2 Memahami Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan secara benar.
3 Aplikasi Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi yang sebenarnya. 4 Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada
kaitannya satu sama lain. 5 Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6 Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
menurut Soekanto 2002 adalah tingkatan pendidikan, informasi, budaya,
pengalaman, sosial ekonomi dan kepribadian. 1 Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perilaku positif yang meningkat.
commit to user
8
2 Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 3 Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan meliputi sikap dan kepercayaan
4 Pengalaman Sesuatu
yang pernah dialami
seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
5 Sosial ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
akan dapat menambah tingkat pengetahuan. 6 Kepribadian
Merupakan organisasi dari pengetahuan dan sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilakunya.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan Notoadmodjo 2007 menyatakan cara memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1 Cara Tradisional
Cara tradisional antara lain adalah cara coba-coba yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinan. Cara kekuasaan otoritas,
dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, maupun
otoritas ahli ilmu pengetahuan. Berdasarkan pengalaman, hal ini
commit to user
9
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu. Serta melalui jalan pikiran, manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan
2 Cara modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih populer lagi metodologi penelitian.
e. Cara pengukuran pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang anak Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket kuesioner yang menanyakan tentang isi materi diukur dari subyek penelitian responden Notoatmodjo, 2007. Pilihan
jawaban menggunakan skala Guttman yang menyatakan benar dan salah. Menurut Arikunto 2006 kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui
atau diukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat
pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu: 1 Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100
2 Tingkat pengetahuan cukup baik bila skor atau nilai 56-75 3 Tingkat pengetahuan kurang baik bila skor atau nilai 56
Pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang anak yang dibahas pada penelitian ini hanya pada urutan pertama dari enam tingkat
domain kognitif, yaitu pada ranah tahu know.
commit to user
10
2. Pola Asuh Engle
et al
1997 mengungkapkan
bahwa pola
asuh dimanifestasikan dalam 6 hal, yaitu : 1. Perhatian atau dukungan terhadap
wanita seperti pemberian waktu istirahat yang tepat atau peningkatan asupan makanan selama hamil, 2. Pemberian ASI dan makanan pendamping anak,
3. Rangsangan psikososial terhadap anak dan dukungan untuk perkembangan mereka, 4. Persiapan dan penyimpanan makanan, 5. Praktek
kebersianhygiene sanitasi lingkungan, dan 6. Perawatan keluarga dalam keadaan sakit meliputi praktek kesehatan di rumah dan pola pencarian
pelayanan kesehatan. Anas 2013 yang mengutip pernyataan Wagnel dan Funk
menyebutkan bahwa mengasuh itu meliputi menjaga serta memberi bimbingan
menuju pertumbuhan
kearah kedewasaan.
Sedangkan Soetjiningsih 2012 menyatakan pengasuhan merupakan kebutuhan dasar
anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Kebutuhan dasar asuh anak meliputi pangangizi yang merupakan kebutuhan terpenting, perawatan
kesehatan dasar imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayianak yang teratur, pengobatan saat sakit, dll, papanpemukiman yang layak, hygiene
perorangan, sanitasi lingkungan, sandang, kesegaran jasmani dan rekreasi. Pengasuhan anak juga meliputi cara memandikan, disiplin buang air,
disiplin makan, adat istiadat penyapihan, cara menggendong bayi, dan mengajar sopan santun. Pola pengasuhan merupakan cara orang tua
mendidik dan membesarkan anak dipengaruhi oleh banyak faktor,
commit to user
11
diantaranya adalah faktor budaya, agama, kebiasaan, dan kepercayaan, serta kepribadian orang tua orang tua sendiri atau orang yang mengasuh anak.
Selain dari faktor tersebut pola pengasuhan sangat dipengaruhi oleh kepribadian orang tua, terutama pengetahuan, sikap dan tindakan. Pola
pengasuhan yang baik terhadap balita adalah diberikan dalam satu rumah, dengan satu orangtua yang berperan sebagai ibu, dalam satu keluarga yang
utuh terdiri dari ayah dan ibu, dan adanya keseimbangan dalam pendidikan anak dalam suasana damai dilandasi kasih sayang dan penerimaan Anas,
2013. a. Asuh Makan
Asuh makan adalah cara makan seseorang atau sekelompok orang dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap
pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan sosial. Untuk kebutuhan pangangizi, ibu menyiapkan diri sebelum anak lahir kedunia, sejak
sebelum hamilpranikah memperhatikan gizi sebelum hamil, menjaga dari perilaku merokok, minum alkohol, dan adiksi obat-obatan. Saat
masa prenatal dalam mengatur dietnya selama kehamilan, masa neonatal berupa pemberian ASI, menyiapkan makanan tambahan berupa makanan
padat yang lebih bervariasi bahannya atau makanan yang diperkaya, dan kasih sayang untuk anak Soetjiningsih, 2012.
Pengasuhan makanan anak fase 6 bulan pertama adalah pemenuhan kebutuhan anak oleh ibu dalam bentuk pemberian ASI atau
makanan pendampingpengganti ASI pada anak. Dinyatakan cukup bila
commit to user
12
diberi ASI semata sejak lahir sampai usia 4-6 bulan dengan frekuensi kapan saja anak minta dan dinyatakan kurang bila tak memenuhi kriteria
tersebut. Pengasuhan makanan anak pada fase 6 bulan kedua adalah pemenuhan kebutuhan makanan untuk bayi yang dilakukan ibu,
dinyatakan cukup bila anak diberikan ASI plus makanan lumat yang terdiri dari tepung-tepungan dicampur susu, dan atau nasi berupa bubur
atau nasi biasa bersama ikan, daging atau putih telur lainnya ditambah sayuran dalam bentuk kombinasi atau tunggal diberi dalam frekuensi
sama atau lebih 3 x per hari, dan kurang bila tidak memenuhi kriteria tersebut Anas, 2013.
Pada prinsipnya pemberian makanan kepada bayi bertujuan untuk mencukupi zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi. Menurut Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi 2004, jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus dikonsumsi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 kalori
dan 16 gram protein. Kandungan gizi Air Susu Ibu ASI adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-
ASI adalah 250 Kalori dan 6 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 kalori dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh
dari MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram protein Depkes RI, 2010.
Persatuan Ahli Gizi IndonesiaPersagi 1992 yang dikutip oleh Kristiadi, E. 2007, menyatakan berdasarkan karakteristiknya balita usia
1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari 1-3
commit to user
13
tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari 3-5 tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan
konsumen pasif, yaitu anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya.
Untuk menimbulkan selera makan anak balita, dibutuhkan kreatifitas ibu dalam penyajian makanan untuk balita agar makanan
terlihat menarik. Penyajian makanan yang akan diberikan kepada anak balita harus memperhatikan porsi dan frekuensi makan yang dianjurkan
dalam sehari. Waktu pemberian makanan dibagi menjadi tiga waktu makan yaitu pagi hari pada pukul 07.00-08.00, siang hari pada pukul
12.00-13.00, dan malam hari pada pukul 18.00-19.00. Pemberian makanan selingan yaitu antara dua waktu makan yaitu pukul 10.00-11.00
dan pukul 16.00-17.00 seperti tercantum dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Sajian makan anak
Umur Bentuk Makanan
Frekuensi 0-6 bulan
6-9 bulan 9-12 bulan
1-3 tahun 4-6 tahun
ASI eksklusif Makanan lumatlembek
Makanan lembek Makanan keluarga
1-1
12
piring nasipengganti 2-3 potong sedang lunak hewani
1-2 potong sedang lauk nabati ½ mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan 1 gelas susu
Makanan keluarga 1-3
piring nasipengganti 2-3 potong sedang lunak hewani
1-2 potong sedang lauk nabati 1-1½ mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan 1-2 gelas susu
Sesering mungkin, minimal 8 xhari
2 xhari, 2 sendok makan setiap kali makan
3 xhari ditambah 2 x makanan selingan
3 xhari ditambah 2 x makanan selingan
3 xhari ditambah 2 x makanan selingan
commit to user
14
Sumber : Depkes RI, 2010
Tujuan pemberian makanan balita adalah untuk mendapatkan zat gizi yang diperlukan dan digunakan oleh tubuh, untuk pertumbuhan dan
pengaturan faal tubuh, dimana zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari,
dan untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi pada balita Anas, 2013.
b. Asuh Diri Sulistijani 2001 mengatakan bahwa lingkungan yang sehat perlu
diupayakan dan dibiasakan tetapi tidak dilakukan dalam sekaligus, harus perlahan-lahan dan terus menerus. Lingkungan sehat terkait dengan
keadaan bersih, rapi dan teratur. Oleh karena itu, anak perlu dilatih untuk mengembangkan sifat-sifat sehat seperti berikut : 1. Mandi 2 kali sehari,
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, 3. Makan teratur 3 kali sehari, 4. Menyikat gigi sebelum tidur dan 5. Buang air kecil pada
tempatnyaWC. Anas 2013 menyatakan asuh diri meliputi perilaku ibu
memelihara kebersihan rumah, hygiene makanan, dan sanitasi lingkungan. Pemberian nutrisi tanpa memperhatikan kebersihan akan
meningkatkan risiko balita mengalami infeksi, seperti diare. Hasil penelitian Widodo 2005 mengungkapkan akibat rendahnya sanitasi dan
hygiene pada pemberian MP ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi
commit to user
15
oleh mikroba, sehingga meningkatkan risiko atau infeksi lain pada balita. Sumber infeksi lain adalah permainan dan lingkungan yang kotor.
c. Asuh Kesehatan Kesehatan adalah suatu keadaan sehat sepenuhnya dan tidak
hanya berarti ketiadaan penyakit atau kelemahan Behrman et al, 2013. Kesehatan merupakan salah satu aspek pola asuh yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita kearah yang lebih baik. Balita merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit. Hal ini
berkaitan dengan interaksi terhadap sarana dan prasarana yang ada di lingkungan rumah tangga dan lingkungan sekelilingnya. Jenis sakit yang
dialami, frekuensi sakit, lama sakit yang diderita sangat mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang balita. Status kesehatan anak dapat
ditempuh dengan cara memperhatikan keadaan gizi, kelengkapan imunisasinya, kebersihan diri anak, perumahan dan sanitasi lingkungan
dimana dia berada, upaya ibu dalam mencari pengobatan jika anak tersebut sakit serta stimulasi untuk anak Soetjiningsih, 2012.
Soetjiningsih 2012 mengemukakan bahwa perilaku ibu dalam menghadapi anak balita yang sakit dan pemantauan kesehatan terprogram
adalah pola pengasuhan kesehatan yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang. Balita yang mendapatkan imunisasi, lebih rendah mengalami
resiko penyakit. Anak balita yang dipantau status gizinya di Posyandu melalui kegitan penimbangan akan lebih mudah mendapatkan informasi
commit to user
16
akan adanya gangguan tumbuh kembang pada balita. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang
sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Oleh karena itu ibu perlu memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah
menderita suatu penyakit. 3. Tumbuh Kembang Anak
a. Pengertian Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa
yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik anatomi dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan
pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi hingga dewasa IDAI,
2002. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya,
seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan
dan strukturfungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi IDAI,
2002. Dengan demikian, aspek perkembangan ini bersifat kualitatif,
commit to user
17
yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompa
darah, kemampuan untuk bernapas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap,
duduk, berjalan,
bicara, memungut
benda-benda disekelilingnya, serta kematangan emosi dan sosial anak. Tahap
perkembangan awal akan menentukan tahap perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak akan dimulai dari
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa
perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan
intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lainnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak secara emosional dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan anak Behrman et al, 2013.
Hidayat 2009 menyatakan meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda namun keduanya saling
memengaruhi dan berjalan secara simultan bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan
perkembangan anak. b. Kebutuhan dasar anak
Tumbuh kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan
commit to user
18
faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas
kebutuhan dasar tertentu. Menurut Soetjiningsih 2012, kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh, asih, dan asah.
1 Asuh Kebutuhan Fisik-Biomedis a Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemenuhan
nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian
ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak umur enam bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau
makanan pendamping ASI. b Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan beberapa upaya misalnya imunisasi, kontrol ke
Puskesmas Posyandu secara berkala, diperiksakan segera bila sakit.
c Pakaian Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan
nyaman dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.
d Perumahan
commit to user
19
Memberikan anak tempat tinggal yang layak maka hal tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang
secara optimal. Mengupayakan mengatur rumah menjadi sehat, cukup ventilasi serta terjaga kebersihan dan kerapiannya.
e Higiene diri dan lingkungan Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti
sudah mengurangi risiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan memberikan
kesempatan anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.
f Kesegaran jasmani olah raga dan rekrasi Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih
kekuaatan otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu meningkatkan motorik anak, dan
aspek perkembangan lainnya. 2 Asih Kebutuhan emosi dan Kasih Sayang
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini mungkin. Bahkan, sejak anak berada dalam
kandungan, perlu diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, misalnya dengan mengajak berbicara atau mengelusnya.
Setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan dengan mendekapkan bayi ke dada ibu segera setelah lahir. Ikatan emosi dan kasih
sayang yang erat antara ibu dan bayi sangat penting, karena
commit to user
20
berguna untuk menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian
anak terhadap dunia luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi: kasih sayang orang tua, rasa aman, harga diri,
dukungandorongan, mandiri, rasa memiliki, dan kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman
3 Asah Kebutuhan Stimulasi Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar
anak, yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan
yang sangat
penting untuk
pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa
pranatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan
mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak
satu dengan lainnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi dari banyak faktor. Menurut Soejtiningsih 2012, faktor yang
commit to user
21
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
1 Faktor internal genetika Faktor genetis akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang. Faktor genetik meliputi: Perbedaan ras, etnis atau bangsa, Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang
Indonesia atau bangsa lain, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan Hidayat, 2009
2 Faktor eksternal lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan ini meliputi bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu mulai dari
konsepsi sampai akhir hayat. a Lingkungan pranatal
Lingkungan pranatal yang dapat berpengaruh antara lain : gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksinzat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio b Lingkungan postnatal
Lingkungan biologis, seperti rassuku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolism, dan hormon.
commit to user
22
Faktor fisik, seperti cuacamusim keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah struktur bangunan, vebtilasi,
cahaya dan kepadatan hunian, dan radiasi. Faktor psikososial, seperti stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, dan kualitas interaksi antara anak dan orang tua.
Faktor keluarga dan adat istiadat, pekerjaanpendapatan keluarga, pendidikan ayahibu, jumlah saudara, jenis kelamin
dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayahibu, adat istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, dan kehidupan
politik dalam masyarakat yang mempengaruhi priorotas kepentingan anak, anggaran, dll.
d. Ciri-ciri tumbuh kembang balita a Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
b Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum ia bisa berdiri.
commit to user
23
c Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda. d Perkembangan sesuai dengan pertumbuhan. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah anggota
tubuh. Perkembangan terjadi lebih dahulu gerak kasar misalnya tangan, kemudian berkembang ke bagian jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus . f Perkembangan
memiliki tahap
yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Kemenkes RI, 2010 e. Tahap-tahap tumbuh kembang
Dalam Soetjiningsih 2012 disebutkan, dari Hasil Rapat Kerja UUK Pediatri Sosial di Jakarta, Oktober 1986 didapatkan :
Tabel 2.2 Tahap-tahap tumbuh kembang anak
1. Masa Pranatal :
a. Masa mudigahembrio : konsepsi-8 minggu b. Masa janinfetus : 9 minggu-lahir
2. Masa Bayi : usia 0-1 tahun
a. Masa neonatal : 0-28 hari b. Masa pascaneonatal : 29 hari-1 tahun
3. Masa Pra-Sekolah : usia 1-6 tahun
4. Masa sekolah : usia 6-1820 tahun
1 Pertumbuhan janin intrauterin
commit to user
24
Pada masa janin 9-40 minggu pertumbuhan mulai berjalan cepat dam mulai berfungsinya organ-organ. Jenis
kelaminnya bisa dikenali pada akhir trimester I. Pertumbuhan yang pesat pada trimester III kehamilan adalah senagai akibat dari
bertambahnya jaringan
lemak subkutan
dan masa
otot Soetjiningsih, 2012.
Tabel 2.3 Pertumbuhan Janin
Umur minggu Berat gram
Panjang cm 8
12 16
20 28
32 36
1 14
100 500
1000 1500
3200 2,5
7,5 -
17 35
- 50
Soetjiningsih, 2012
2 Pertumbuhan setelah lahir a Berat badan
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama berkisar 700-1000 grambulan pada triwulan I, 500-600 grambulan
pada triwulan II, 350-450 grambulan pada triwulan III, dan 250-350
grambulan pada
triwulan IV. Dapat
pula menggunakan rumus yang dikutip dari Behrman 1992 untuk
memperkirakan berat badan anak sebagai berikut:
commit to user
25
Tabel 2.4 Perkiraan berat Badan dalam kilogram 1. Lahir
2. 3-12 bulan 3. 1-6 tahun
3,25 Kg Umur bulan + 9 : 2
Umur tahun x 2 + 8
b Tinggi badan Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm.
secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan: 1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir 6 tahun 1,5 x TB setahun
c Kepala Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan
besarnya lingkar kepala lebih dari lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, 1 tahun
47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Jadi pertambahan lingkar kepala pada 6 bulan pertama ini adalah 10 cm, atau
sekitar 50 dari pertambahan lingkar kepala dari lahir sampai dewasa terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan.
d Gigi Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1
tahun sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga jumlah
commit to user
26
seluruhnya sekitar 14-16 gigi, dan pada umur 2 ½ tahun sudah terdapat 20 gigi susu Soetjiningsih, 2012.
f. Perkembangan anak balita
Beberapa milestone pokok yang dalam perkembangan anak adalah:
1 4-6 minggu: tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
2 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap, menoleh kearah suara, dan memegang benda yang ditaruh ditangannya
3 20 minggu: meraih bola yang didekatkan kepadanya 4 26 minggu: dapat memindahkan benda dari satu tangan ketangan
yang lainnya, duduk dengan bantuan kedua tangannya kedepan, dan makan biscuit sendiri
5 9-10 bulan: menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
6 13 bulan: berjalan tanpa bantuan, dan mengucapkan kata-kata tunggal. Soetjiningsih, 2012
4. Penilaian Pertumbuhan Anak Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan
apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak. Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari
konsepi dampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Dalam permenkes RI nomor 155MenkesPerI2010 tentang
commit to user
27
penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS bagi balita, disebutkan bahwa KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antopometri berat badan menurut umur. Dengan KMS dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan anak Kemenkes RI,
2010.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN